Sebenarnya Marcus juga menaruh kekhawatiran. Hati kecilnya meminta ia untuk membantu Grethe. Tapi pikiran rasionalnya memilih tetap pada rencana. Sehingga, ia tidak akan memproses pean dari Grethe itu. Tapi, meskipun begitu, marcus tetap melakukan hal lain.
" 3 orang pergilah di bagian terluar Pelea De Lobos untuk menjemput Grethe. Kita mungkin tidak bisa membantunya dari dalam, tapi paling tidak kita bisa menjemputnya dan membawanya kembali kemari."
" Baik Ketua!"
Tanpa ditunjuk siapa yag ahrus pergi, mereka lebih dulu menawarkan diri. Grethe merupakan anggota termuda di tim mereka, dan mereka sudah sangat menyayangi Grethe layaknya saudara perempuan mereka.
" Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh anak itu, mengapa dia tiba-tiba ingin keluar dari sana lebih cepat? Apakah ada sesuatu yang terjadi? Aku tidak bisa mengira-ngira. Dia selalu memiliki sesuatu yang tidak bisa dipikirkan oleh orang lain."
Markus mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Meskipun telah bekerja bersama dengan Grethe dengan waktu yang tidak sebentar, tapi dia sendiri belum bisa membaca pikiran dari anak itu. Mungkin hal tersebutlah yang dikatakan spesial.
Oleh Marcus, Grethe sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Tapi saat ini, rencananya lebih penting dari apapun. Karena kali ini dia yakin bahwa, ia bisa menghancurkan Pelea De Lobos.
Malam mulai menjelang, Grethe keluar juga dari kamarnya dan menuju arena pertarungan yang sudah sangat ramai dipenuhi oleh penonton. Malam ini adalah malam yang ditunggu oleh semua orang tanpa terkecuali. Beruntung grethe memang diperbolehkan untuk menonton, tidak seperti malam sebelumnya.
Entahlah, kali ini Oliver bahkan memerintahkan semua pelayannya untuk menyaksikan pertarungan antara Big Stone dan Aron. Ada sesuatu yang ingin ia buktikan, bahwa Big Stone sebenarnya bukan orang yang mudah dikalahkan.
" Selamat malam hadirin sekalian. Sekarang, waktunya Anda semua menentukan, siapa yang akan menang malam ini."
" Cih, dasar tikus!"
Aron mencibir Oliver yang terlihat begitu bersemangat untuk mengeruk uang dari para penonton. Mata yang diliputi keserakahan itu semakin membuat Aron muak. Hasrat ingin mencungkilnya semakin menggebu.
" Kalau bukan karena benda laknat ini, pasti sudah ku habisi bajingan itu."
Aron membuang nafasnya kasar. Dia harus fokus dengan rencananya malam ini. Ia melihat ake arah dimana Grethe duduk, sebuah isyarat kedipan mata dilakukan oleh mereka sebagai tanda bahwa mereka siap untuk malam ini.
Pun dengan Big Stone yang sekarang ini berdiri berhadapan dengan Aron. Salah satu sudut bibir pria besar itu terangkat.
" Satu ... dua ... tiga ... Mulai!"
Teng ... Teng .. Teng ...
Sebuah lonceng dibunyikan sebagai tanda pertandingan dimulai. Dibarengi dengan sorakan para penonton yang menyerukan nama Aron. Ya, Aron mendominasi malam ini. hampir separuh lebih dari penonton mempertaruhkan uang mereka untuk kemenangan Aron.
" Cih, mereka semua memilih Aron malam ini. Dasar bedebah!" geram Oliver. Ia menjadi malas untuk menyaksikan pertarungan yang ada di depannya. Terlebih beberapa kali Big Stone tersungkur saat terkena serangan dari Aron.
" Apakah Tuan akan kembali ke kamar?"
" Ya Teren, pertarungan ini membosankan. Apalagi sudah ketahuan siapa yang akan menang. Aku malas."
Teren hanya menundukkan kepalanya. Oliver seumur-umur baru kali ini meninggalkan arena. Dan baru kali ini juga pria itu terlihat bosan terhadap sesuatu yang ia ciptakan.
" Semoga malam Anda menyenangkan Tuan," ucap Teren sambil mengantarkan Oliver menuju kamarnya.
Di bawah, kedua orang yang sedang berpura-pura bertarung itu tersenyum lebar ketika melihat Oliver dan Teren tidak ada di tempat.
" Jadi, apakah akan kita mulai sekarang?" tanya Aron.
" Ya, kita mulai pestanya. Se ka rang!!"
Pluuk ... pluk ... pluk ...
Bussss
Beberapa bola kecil dilemparkan ke arah penonton. Bola itu seketika mengeluarkan asap. Kepulan asap itu membuat pandangan para penonton terganggu. Rasa perih yang dirasa membuat mata mereka menjadi berair.
" Ayo pergi sekarang, jangan lupakan apa yang kuberikan padamu. Itu untuk mengacaukan para penjaga. Mengerti!"
" Ya, terimakasih pria besar sudah mengajakku keluar. Aku yakin kau bukan berniat menolongku, kau hanya ingin keluar dan kebetulan aku ikut."
" Kau cerdas anak muda."
Benar, memang seperti itulah keinginan Big Stone, dia memang ingin keluar dari tempat itu. Dan ada orang yang diajak kerja sama, tentu itu merupakan jekpot yang tidak terduga.
Dengan menggenggam tangan Grethe, Aron pergi berlari mengikuti Big Stone. Dia yang bebas berkeliaran sudah menguasai tempat itu. Big Stone membawa Aron dan Grethe melalui jalan samping yang paling mudah untuk mencapai pintu keluar dari Pelea De Lobos.
Pintu keluar yang dimaksud bukan pintu bangunan, melainkan pintu dimana benar-benar untuk meninggalkan kawasan Pelea De Lobos. Hanya saja memang tidak mudah karena jalan itu merupakan hutan padat dimana masih terdapat tumbuhan perdu berduri dan binatang berbisa lainnya.
Bugh! Bugh!
Dor!
Dor!
ketiganya harus berhadapan dengan beberapa penjaga yang ada di bagian terluar bangunan Pelea De Lobos. Aron terkejut saat Grethe memiliki kemampuan bertarung. Terlebih saat Grethe mengeluarkan pistol dan menggunakannya.
" Grethe, kau!"
" Maaf Aron, aku bukan perawat yang sesungguhnya. Aku memang masuk kemari untuk menjalankan misi. Akan ku jelaskan saat kita sudah sepenuhnya keluar. Saat ini lebih baik kita segera lari!"
para penjaga itu tumbang dengan cepat, Aron dan Big Stone jelas bukan tandingan mereka. Orang-orang yang sudah belasan tahun di tempat di arena pertarungan memiliki kemampuan yang luar biasa.
Tap! tap! tap!
Srak! Srak!
Langkah kaki ketiganya, saking bersautan. Dedaunan kering musim gugur itu seakan hancur menerima tekan dari 3 manusia yang sedang melintasinya.
Bruk!
" Aron!"
" Anak Muda!"
Aron tiba-tiba terjatuh. Grethe dan Big Stone terkejut. Mereka tidak menemukan luka di tubuh Aron. baik itu luka karena pertarungan atupun gigitan binatang. Tapi Aron terlihat kesakitan. Big Stone meminta Grethe untuk memeriksa Aron sekali lagi, tapi tidak ada apapun di tubuhnya.
" Kalian pergilah, Big Stone bawa Grethe keluar dari tempat ini dengan selamat."
" Aron!"
Big Stone berteriak keras, dia kesal karena Aron menyerah setelah sampai ditengah jalan. Dia memang ingin keluar, tapi bukan sendiri melainkan bersama-sama.
" Grethe, kau lihat kan kalungku. Dia menyala, itu bertanda Oliver sudah mengetahui pelarian kita. Dna Big Stone, aku tidak bisa keluar dengan mudah. Kalung ini adalah alat untuk mengendalikan ku. Kita bisa sejauh ini karena dia membiarkanku."
Big Stone sangat terkejut, ia membuka kerah baju Aron dan benar di sana ada sebuah kalung. Saat Aron mengatakan bahwa mereka anjing, dikira Big Stone itu hanyalah ungkapan saja. Tapi ketika melihat kalung itu membuat Big Stone paham sekarang.
" Bajingan! Haruskan kita kembali dan membaiknya."
" Tidak! Jangan! Kalian sudah sampai sejauh ini. Kalian harus keluar. Grethe pergilah!"
Tes!
Air mta Grethe luruh membasahi pipinya. Ia tidak menyangka bahwa ini terasa sia-sia. Cup, Grethe mencium bibir Aron sejenak.
" Aku akan menjemputmu. Jadi tunggulah sebentar Aron. Aku berjanji."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
oh jadi sebenarnya mereka b-3 yah kaburnya,,,
2024-03-07
1
GiZaNy
wahhh ngga sabar sama penyerangan kelompoknya Grethe...
2024-03-04
2