Bruk!
Sreeet!
Oliver mencengkeram erat rambut Aron. Rasanya ia ingin langsung menghabisi anak yang sudah susah payah itu ia besarkan tapi malah mencoba kabur darinya. Oliver sudah menduga, ada yang tidak beres dengan Big Stone. Tapi dia tidak menyangka bahwa mereka merencanakan pelarian secara bersama-sama. Oliver semakin geram ketika perawat yang ia rekrut yang bernama Eloisa adalah palsu.
Hal itu ia baru ketahui saat Eloisa yang asli mengirimkan surat eletronik yang menyatakan bahwa dia tidak jadi ikut dalam perekrutan tenaga medis di Pelea De lobos. Merasa kecolongan, Oliver melihat kembali data Eloisa dan benar saja semuanya palsu.
" Brengsek! Kau sungguh membuatku hilang kesabaran, beraninya kau mau kabur dari orang yang sudah menghidupi mu hah!"
Braak!
Cuur
Oliver menghempaskan tangannya sehingga kepala Aron membentur sebuah kursi. Darah segar mengucur dari pelipis sebelah kanan Aron. Tidak ada kata yang ia ucapkan, rintihan sakit pun tidak. Aron hanya diam menatap tajam ke arah Oliver.
Belenggu yang ada di lehernya membuat Aron tidak bisa melakukan apapun. Memang terkesan lemah, tapi apa mau di kata, kalung itu memanglah pengendali yang sangat kuat. Satu-satunya cara untuk lepas dari kalung itu adalah mendapatkan remote nya atau membukanya dengan kunci yang berupa sebuah sandi. Tapi semua itu hanya Oliver yang tahu.
" Bawa dia ke tempatnya. Jangan beri di makan. Cukup air saja! Sialan, brengsek, gara-gara bajingan ini aku kehilangan banyak uang."
Sraaak
Tap! Tap! Tap!
Aron dibawa kembali ke tempatnya dengan cara diseret, sebuah kurungan yang telah lama menjadi kamarnya jika ia berada dalam masa hukuman.
" Grethe, aku harap kamu benar-benar selamat. Meskipun aku tidak bisa keluar bersamamu, paling tidak kamu tidak harus berada di tempat yang menjijikan ini."
Aron tidak pernah menyesali apa yang ia lakukan malam ini. Sebenarnya dia tahu bahwa dirinya tidak akan bisa pergi dengan mudah. Dia menyetujui ajakan Big Stone karena ingin mengeluarkan Grethe.
Melihat Grethe yang melakukan penyamaran, ia tahu bahwa Grethe sedang melakukan sesuatu. Entah penyelidikan ataupun apa. Maka dari itu, sebelum Oliver menyadari kebohongan Grethe, Ia harus mengeluarkan wanita itu sesegera mungkin. Jika terlambat, bisa-bisa nyawa Grethe tidak akan bisa selamat.
" Hosh ... Hosh ... Hosh ... Sroooot."
Air mata Grethe masih terus saja keluar ditengah-tengah usaha mereka berlari. Grethe tidak ingin apa yang dilakukan Aron sia-sia. Maka dari itu dia harus terus berlari sekuat tenaga keluar dari daerah itu.
" Sedikit lagi Grethe. Kita akan sampai di sebuah jalan," ucap Big Stone. Ada sebuah rasa sesal dari pria besar itu ketika meninggalkan Aron. Tapi ini tidak boleh jadi sia-sia. Memang benar dia sedikit egois karena berusaha untuk lolos sendiri sekarang, namun dia jelas tidak punya pilihan lain.
Sebab pagar dari besi menjulang tinggu tepat di depan mereka. Ini merupakan sebuah tanda bahwa mereka sampai di batas terluar Pelea De Lobos.
" Setelah melewati ini, mak akita benar-benar bebas Grethe."
" Kau benar Big, kita akan benar-benar bebas. Dan aku akan kembali membawa Aron keluar."
Big Stone langung menoleh ke arah Wanita yang baru beberapa jam dikenalnya itu. Sorot mata yang tajam menunjukkan sebuah kesungguhan dna tekad yang kuat.
" Baik, aku harap kamu bisa melakukan itu. Ini bukan ucapan basa-basi semata. Tapi aku sungguh berharap anak itu bisa keluar dari sana."
Pembicaraan mereka langsung dihentikan, mengingat bahwa saat ini keadaan belumlah aman bagi mereka. Sebelum keluar dari pagar itu, maka mereka masih dikawasan Pelea De Lobos. Jadi, mereka berdua harus segera melewati pagar tinggi tersebut.
Namun, ternyata itu tidak semudah yang mereka pikirkan. Pagar besi itu ternyata memiliki hal lain yang bisa mengancam nyawa.
" Dasar pria bangsat, rupanya dia melumuri pagar ini dengan tanaman beracun."
" Lalu Big, apa kau punya cara?"
Keduanya terdiam, sudah sampau sejauh ini maka tidak mungkin bagi mereka akan mundur.
" Cari benda apapun untuk menyingkirkan tanaman ini. Setahu ku, tanaman ini beracun jika kita bersinggungan dengan porsi yang banyak. Tapi jika sedikit maka efek racunnya juga tidak akan sampai bisa membunuh kita."
Grethe mengerti, ia lalu mengeluarkan pisau yang ia simpan di balik bajunya lalu dengan pisau tersebut, Grethe mulia menyingkirkan tanaman rambat dari pagar yang akan mereka lalui.
" Sebenarnya siapa pria ini, mengapa dia seperti mengerti banyak hal," batin Grethe. Jika dilihat secara seksama Big stone bukan seperti petarung pada umumnya. Dia memiliki pengetahuan yang lumayan luas.
" Nah ini lumayan, aku akan membantumu naik Grethe."
Heeek
Hup
Buk buk
Keduanya berhasil melewati pagar. Mereka lalu berlari lagi sejauh mungkin dari tempat itu. Sebuah cahaya senter membentuk sandi morse. Grethe tersenyum kecil, rupanya jemputan disiapkan untuknya.
" Apa kau mengenal mereka?" tanya Big stone. Ia juga melihat cahaya yang berkedip-kedip itu.
" Ya, mereka adalah rekanku. Aku memberitahu rencana pelarian kita kepada mereka. Dan mereka datang untuk menjemput ku. Jangan khawatir, mereka benar-benar rekanku."
Grethe tahu bahwa Big Stone belum percaya. Tapi sepertinya pria itu tidak ada pilihan lain selain ikut bersama Grethe. Sebenarnya ini juga merupakan hal baik untuk AIE, karena melalui Big Stone akan bantam informasi yang di dapat.
🥊🥊🥊
" Syukurlah kau berhasil lolos Grethe!"
Sebuah pelukan dari Marcus mendarat untuk Grethe. Marcus benar-benar bersyukur, bukan hanya sekedar lips service karena ia memang khawatir terhadap keselamatan anggotanya itu.
" Maafkan saya ketua, saya sedikit mengacaukan rencana. Saya yakin pria itu akan lebih menjaga ketat tempatnya," sesal Grethe. Ia tahu bahwa dirinya melakukan kesalahan.
" Tidak ... Tidak apa, semua tetap akan berjalan sebagaimana mestinya. Aah pria yang datang bersamamu, apakah aku bisa mengajukan pertanyaan?"
Grethe mengangguk, tadi dia sudah bicara kepada Big Stone. Big setuju jika ada yang ingin mendapatkan informasi darinya.
Ya, sekarang mereka sudah sampai di markas AIE. Dan Big Stone juga berada di sana. Setelah dipikir-pikir, tempat itu merupakan tempat teraman bagi Big untuk saat ini.
Grethe menghela nafasnya dengan berat. Ia memang bersyukur bisa kembali dengan selamat, tapi hatinya masih mengganjal. Grethe kepikiran dengan Aron.
" Dia pasti sedang mendapatkan siksaan. Meskipun lukanya akan sembuh besok tapi itu malah akan membuatnya semakin susah. Aku harap kau bisa menyembunyikan keistimewaanmu itu Aron. Aku tidak tahu bagaimana jika Oliver tahu. Tunggulah sebentar lagi, aku akan mencari cara untuk melepaskan kalung mu itu."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
paling tidak Grethe sama Big Stone uda lolos yah,,,
2024-03-07
1
marie_shitie💤💤
ditunggu kelanjutannya
2024-03-06
1
Kholis Majid
lanjutt seruuu...
2024-03-06
1