Kantor badan intelegensi AIE yang berada di pusat kota M negara S itu saat ini sedang sedikit sibuk. Setelah mendapat informasi dari Grethe Kayleigh, mereka pun menyusun rencana untuk dapat mengepung Pelea De Lobos. Tempat yang memang sudah lama diawasi.
Bukan hanya digunakan sebagi tempat pertarungan, tapi di tempat itu juga digunakan sebagai transaksi perdagangan manusia. Sudah sangat lama AIE mengincar tempat milik Oliver itu.
Dulu, sekitar 10 tahun yang lalu AIE berhasil mengepung tempat itu. Akan tetapi informasi yang bocor membuat seisi Pelea De Lobos kosong. Bukan hanya itu, tepatnya 3 tahun yang lalu, nama Oliver sudah diajukan ke pengadilan, tapi lagi-lagi lolos. Sebenarnya AIE sudah kehabisan kuasa untuk menangani kasus ini. Namun sebagian anggota AIE masih terus menyelidikinya meskipun secara sembunyi-sembunyi.
" Jadi ketua, kapan kita akan bergerak?"
" Seminggu lagi, mari kita lakukan penyergapan pada saat itu. Aku juga tidak bisa membuat Grethe terlalu lama di sana. Meskipun itu adalah permintaan Grethe pribadi, tapi bagi seorang gadis di tempat seperti itu sendiri membuatku sangat tidak tenang."
Marcus Walter, ketua tim yang saat ini memimpin penyelidikan mengenai Oliver dan Pelea De Lobos ini sungguh sangat khawatir dengan Grethe. Dan ia akan melakukan penyergapan dari waktu yang sudah ditentukan.
" Siapkan senjata yang akan kita pakai. Ingat operasi ini adalah operasi rahasia. Tidak ada yang boleh tahu selain kita yang saat ini berkumpul di tempat ini."
" Baik Ketua Marcus!"
Semua anak buah Marcus langsung melaksanakan tugas yang sudah dibagikan oleh. Mereka begitu bersemangat untuk melakukan penyergapan ini. Kasus yang sudah lama ada tapi tidak selalu diselesaikan ini membuat semangat mereka terbakar untuk menyelesaikan.
Berbeda dengan apa yang saat ini dipikirkan oleh Marcus, dia tengah diam termangu sambil menopang dagunya dengan kedua tangan yang saling bertaut. Ingatannya kembali ke puluhan tahun silam. Kejadian itu masih menempel kuat dalam ingatannya, bahkan rasanya baru saja kemarin dia alami.
" Alma, aku akan menghancurkan pria itu. Aku bersumpah!"
Tes, air mata Marcus menetes membasahi pipinya. Alma, wanita yang begitu ia cintai itu pergi meninggalkan dia untuk selamanya. Waktu itu Marcus masih bekerja sebagai pegawai biasa, semenjak hamil, istrinya begitu suka makan kue. Maka dari itu sebelum pulang dia mampir dulu ke toko kue untuk membeli kue kesukaan Alma.
Namun, saat sampai ke rumah Marcus sangat terkejut mendapati rumahnya yang porak poranda. Ia berlari menuju ke kamar mencari sang istri. Dan keterkejutan Marcus semakin nyata saat melihat Alma terbaring lemah di lantai dengan bersimbah darah.
" Suamiku, anak kita ... mereka membawa anak kita."
Marcus hanya bisa mendekap erat tubuh Alma. Ia lalu membawa Alma ke rumah sakit, namun nahas, nyawa Alma tidak bisa diselamatkan. Pendarahan hebat karena melahirkan secara paksa membuat istrinya itu kehilangan nyawa.
🥊🥊🥊
Pelea De Lobos
Aron benar-benar tidak diberi makan dan juga tidak diobati. Dia dibiarkan tidur dalam kondisi luka dan lapar.
" Cih, dasar pria itu. Rupanya dia mau menyiksaku ya?"
Aron menggeliat di atas ranjang. Ia merenggangkan tubuhnya yang kaku karena tidur meringkuk semalaman. Seperti yang di duga, bahwa lukanya sembuh dengan sendirinya. Padahal semalam dia bahkan tidka bermimpi apapun.
" Apakah memang setelah malam itu lukaku sembuh secara ajaib. Uuueeeh, sekarang bukan soal luka. Tapi perutku yang lapar. Padahal nanti malam aku harus kembali ke tempat sialan itu. Bukan luka yang membuat aku mati, tapi kehabisan tenaga karena kelaparan yang nanti akan membunuhku. Dasar sialan!"
Aron terus mengomel. Dia makan terakhir adalah semalam sebelum bertarung. Dan itu pun hanya sedikit karena Oliver menyudahi makannya dengan cepat. Ini sudah lewat tengah hari, perutnya sungguh terasa sangat melilit.
Tak! Tak! Tak!
" Sttt, Aron ... "
Sebuah suara lirih memanggil dirinya. Aron melihat ke arah pintu. Dilihatnya seseorang yang dari kemarin ia cari.
" Apa yang kamu lakukan di sini?"
Grethe tidak menjawab pertanyaan Aron. Dia memilih langsung mengulurkan beberapa roti dan juga air minum kepada pria itu.
" Cepat makan, jangan sampai ketahuan. Jangan tanya bagaimana aku tahu," tukas Grethe cepat. Aron pun paham, dia langsung memakan roti-roti itu dengan cepat sambil minun.
Rupanya Grethe mendengar omongan para penjaga yang bercerita mengenai Aron yang sedang di hukum. Sebenarnya sudah dari pagi ia berusaha mencari cara untuk mendatangi Aron, tapi jam makan siang ini barulah dia bisa datang karena semua penjaga sedang makan siang. Mereka tidak khawatir tentang apapun karena tempat itu sangat aman dan tidak mudah bagi orang yang ada di situ akan lari.
" Sudah? Aku harus segera kembali."
" Tunggu, apakah tawaranmu masih berlaku? Tawaran yang mengatakan bahwa kamu bisa membawa aku pergi?"
Grethe terkejut saat mendengar pertanyaan Aron tapi dia kemudian tersenyum lebar.
" Ya, tentu saja. Tawaran itu selalu berlaku. Aku akan membawa mu pergi dari tempat ini."
Grethe mengatakan itu dengan keyakinan yang sangat mendalam. Setelah ia mengirimkan pesan ke markas AIE, orang yang di sana pasti sedang menyusun rencana untuk kemari. Saat itu tiba, ia akan membawa serta Aron meninggalkan tempat ini untuk selamanya.
Aron tertegun untuk sesaat. Ucapan Grethe yang begitu meyakinkan itu membuat dadanya bergemuruh. Ada secercah cahaya di tempatnya yang selama ini gelap gulita. Namun tidak lama ia tersadar bahwa sepertinya kemungkinan hal itu bisa terlaksana hanyalah kecil.
" Aku sungguh berterimakasih dengan tawaranmu itu Grethe, tapi sepertinya itu hanyalah akan jadi bagian dari mimpi indahku. Tempat ini adalah takdirku, sepertinya memang akan seperti itu. Terimakasih karena telah membuat diriku sedikit memiliki harapan. Dan mari bersiap untuk nanti malam. Paling tidak aku merasa dengan pertarungan itu."
Aron tersenyum lebar. Setelah ia mengingat kejadian semalam, ia benar-benar baru menikmati setiap pertarungan itu. Selama ini dia melakukan karena untuk bertahan hidup, tapi mulai hari ini ia akan menikmatinya. Ia akan merasakan indahnya dalam melayangkan pukulan dan tendangan akan lawan.
Berbanding lurus dengan Aron, para penonton juga sudah tidak sabar ingin melihat pertarungan yang akan di gelar manam ini. Oliver berjanji bahwa di akan memberikan yang terbaik. Salah satunya adalah lawan yang seimbang dengan Aron. Ya, dia baru saja mendapatkannya dari salah seorang penontonnya.
" Anda pasti akan banyak untung, Tuan Oliver. Orang yang saya berikan ini sangat kuat. Saya membesarkannya sendiri."
" Baik, jika memuaskan maka transaksi akan berjalan dengan lancar. Sata sangat mengatakannya apa yang sudah Anda janjikan itu."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
marie_shitie💤💤
apakah anak Marcus adalah si aron
2024-03-03
0
Sugiharti Rusli
kalo si Grethe sampai kabur membawa Aron berarti misi AIE belum berhasil juga yah kali ini,,,
2024-03-03
0