Legenda Petarung 02: Pakaian Gladiator?

Kehidupan Aron di tempat itu berjalan seperti yang diinginkan Oliver Shamus. Ya pria itu merasa sudah berhasil menjadikan Aron sebagai petarung di tempat miliknya.

Pelea De Lobos, tempat itu menjadi tempat paling terkenal di negara S. Banyak orang yang penasaran akan kemampuan seorang Aron Wengler. Mereka berbondong-bondong datang, dari yang ingin ikut bertaruh sampai yang membawa orang untuk melawan Aron.

Hasil mengagumkan selalu di dapat oleh Aron. Dia memenangkan setiap pertandingan. Meskipun harus mendapat banyak luka serta darah bercucuran, ia berusaha untuk menang.

" Anjing yang baik, teruslah mengikuti apa yang aku inginkan."

" Baik Tuan."

Begitulah hidup Aron. Layaknya anjing yang selalu setia dengan setiap perintah dari sang majikan, Aron juga memberikan semua hidupnya kepada Oliver Samus. Walaupun dia tahu bahwa dia hanya dimanfaatkan, tapi itu bukanlah masalah besar untuknya. Bisa hidup baik di tempat itu merupakan hal yang cukup. Aron tidak memiliki keinginan apapun dalam hidupnya.

Akan tetapi semua itu berubah saat seorang wanita datang ke tempat itu. Eloisa Antonio atau yang memiliki nama asli Grethe Kayleigh, datang ke Palea De Lobos sebagai seorang perawat. Dan semuanya berubah ketika Aron bertemu dengan Grethe.

Wanita itu memiliki mata yang cantik. Aron seperti menemukan kehidupan lain dari pancaran mata Grethe.

Waktu itu adalah 4 bulan yang lalu. Grethe sebagai Eloisa mengikuti perekrutan tenaga medis yang diadakan oleh Oliver. Dia datang dengan begitu berani, dan entah bagaimana Ia meyakinkan Oliver, akhirnya Eloisa diterima.

Hal pertama yang dilakukan Eloisa adalah merawat luka Aron. Saat itu Aron terluka parah karena dihajar habis-habisan oleh Oliver. Penyebabnya karena dia tidak mau mengalah, padahal Oliver sudah menerima uang yang begitu banyak dari seseorang yang menginginkan orang yang dibawanya menang.

" Aku akan menjahit luka mu, ada beberapa sayatan yang harus segera ditutup. Jika tidak ini akan menjadi infeksi."

" Ya, terimakasih."

Aron hanya menjawab dengan singkat, dia tidak tahu bagaimana harus berkomunikasi dengan orang lain.

" Tapi, sepertinya aku tidak bisa memberimu anestesi total, dan hanya bisa memberi secara lokal. Kamu akan merasa sakit saat proses pengobatan," jelas Eloisa.

" Lakukan saja seperti itu. Dia yang memberimu perlengkapan itu kan? Itu memang hal yang disengaja olehnya."

Wanita itu mengangguk paham, dia lalu melakukan apa yang menjadi tugasnya tersebut. Luka sayatan terdapat di bagian belakang tubuh Aron. Bukan hanya satui, tapi ada setidaknya 4 sayatan. Di bagian dada dan perut juga terlihat luka lebam yang sudah membiru. Grethe memperkirakan luka itu pasti sudah lumayan lama.

" Ini sudah terlambat, tapi beruntung tidak ada infeksi. Minumlah obat ini, aku akan mendatangimu besok untuk mengganti perbannya."

Aron tidak bereaksi, dia hanya diam dan masih duduk di tepi tempat tidur. Eloisa a.k.a Grethe membuang nafasnya kasar. Tempat gelap, lembab dan tidak ada ventilasi itu sangat tidak cocok untuk pasien sepert Aron.

" Tidak kusangka ini lebih buruk dari laporan yang diberikan. Oliver Shamus, pria itu sungguh biadab, menjadikan nyawa orang sebagai ajang permainan."

Grethe bergumam lirih, sebelum keluar dia menoleh ke belakang. Pria yang baru saja dia obati itu tidak menunjukkan reaksi apapun. Ia sedikit khawatir, mengingat lukanya seharusnya pria itu sudah mendapat penanganan medis yang lebih baik di rumah sakit.

Kraaang

Sebuah pintu berbentuk jeruji ditutup dengan cepat setelah Grethe keluar. Dia lalu diantar menuju ke kamarnya. hari ini dia menandatangi kontrak untuk bekerja di Pelea De Lobos, tempat yang tidak terdapat oleh peta namun sungguh sangat terkenal di kalangan kelas atas.

" Selamat beristirahat Nona Eloisa, makan malam akan kami antarkan nanti."

" Baik, terimakasih."

Grethe memeriksa semua suduyt kamat. Ia meletakkan barang-barangnya di sebel;ah tempat tidur. Dia tidak boleh salah perkiraan, semua gerak gerik di tempat itu diawasi. Oleh karena itu Grethe tidak boleh berlaku sembarang, terutama melepas wig dan juga kontak lensa yang ia pakai saat memasuki wilayah tersebut.

Setelah memindai seluruh ruangan, Grethe hanya bisa menggerutu kesal. Di dalam kamar tersebut rupanya dipasang kamera pengawas, hanya bagian kamar mandi saja yang tidak ada kamera sialan itu, begitulah Grethe menyebut kamera pengawas.

" Berarti aku harus senantiasa memakai wig dan kontak lensa ku, waah ini tidak bagus. Paling tidak kontak lensa harus ku lepas sebelum tidur. Aah iya, pria itu, setelah ku ingat-ingat pria itu tidak kesakitan sedikit pun saat aku menjahit lukanya nya. Dia seakan tidak emosi. Aku jadi penasaran mengapa dia bisa mendapatkan luka sebanyak itu. padahal dia katanya adalah satu-satunya petarung yang tidak terkalahkan."

Grethe membaringkan tubuhnya, dia harus beristirahat malam ini karena besok misi yang sebenarnya akan ia mulai. Rasa kantuk yang mulai menyerang karena perjalanan jauh itu membuat Grethe tertidur pulas hanya dalam hitungan menit.

" Ugghhh,"

Suara lenguhan kesakitan terdengar di ruangan gelap nan lembab. Ya, itu adalah suara yang keluar dari bibir Aron. Malam ini dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, anestesi yang diberikan sudah mulai habis efeknya karena dosisnya yang kecil. Maka dari itu saat ini Aron sungguh merasa kesakitan yang luar biasa.Semua lukanya terasa panas seakan membakar tubuhnya.

" Eughhh, ini sangat sakit. Ini paling sakit. Rasanya aku ingin mati saja."

Aron mencercau sambil mengingat bantal untuk menahan rasa sakit yang tidak terkira. Keringat mengucur deras dari pori-pori tubuhnya sehingga membuat baju yang ia kenakan basah.

Rasa lelah menahan sakit membuat Aron tertidur tanpa sadar. Dia tertidur ditengah rasa sakit yang mendera.

" Bunuh! bunuh! bunuh!

" Bunuh dia! Habisi dia!"

" Iblis! Iblis! Bunuh!"

Suara riuh teriakan terdengar di segala penjuru. Aaron membuka matanya dan begitu sangat terkejut ketika dia berdiri di tengah-tengah sebuah arena. Jika dia tidak salah mengira itu adalah arena para gladiator bertarung.

" Ini ... apa, mengapa aku di sini? Aku tadi bukannya masih tidur di kamar? Apakah aku bermimpi?"

Banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya. Ia mencoba memejamkan matanya, berharap saat membukanya kembali ia akan berada di atas kasur. Tapi rupanya tidak, ia masih berada di tengah Arena. Suara sorakan itu pun juga masih menggema.

" Mengapa di dalam mimpi pun aku juga harus bertarung," gerutu Aron. Ia merasa sedikit kesal. pasalnya ia berharap mendapatkan mimpi yang lebih indah dari pada apa yang saat ini sedang ia saksikan.

Aron mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ia kemudian mengamati dirinya sendiri saat ini. Sebuah pakaian yang begitu asing sedang ia kenakan. Baju sepanjang lengan tapi memanjang ke bawah, lalu di pinggang diikat sebuah sabuk. Setelah itu lapisan kedua seperti baju zirah yang panjangnya sepaha, namun terlihat seperti rok di bagian pinggang ke paha. Ia menggunakan sandal bertali, dimana talinya dililitkan hingga keb betis. Ditangan kanannya memegang pedang dan di tangan kirinya memegang sebuah perisai. Aron juga menggunakan penutup kepala sepeti helem.

" Ini, aku tahu pakaian ini. Ini adalah pakaian seorang gladiator!"

TBC

Terpopuler

Comments

Dew666

Dew666

Paling sedih kl liat org saling di adu😭

2024-05-30

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

beneran di arena atau hanya mimpi yah itu si Aron🤔🤔🤔

2024-03-03

0

GiZaNy

GiZaNy

ayeeyyy karya baru lagi nihhh... alamat cerita Dokter Fawwas dan Acara dah mau End yaa 😁

2024-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Legenda Petarung 01: Gagal Melarikan Diri
2 Legenda Petarung 02: Pakaian Gladiator?
3 Legenda Petarung 03: Mimpi Seperti Nyata
4 Legenda Petarung 04: Apa Aku Bisa Keluar?
5 Legenda 05: Hidup Iblis!
6 Legenda 06: Oliver Panik
7 Legenda 07: Rasanya Menyenangkan
8 Legenda 08: Sebuah Tawaran
9 Legenda 09: Aron vs Big Stone
10 Legenda 10: Rencana Keluar
11 Legenda 11: Pelarian!
12 Legenda 12: Tekad Grethe
13 Legenda 13: Tamu Tak Diundang
14 Legenda 14: Dua Pilihan
15 Legenda 15: Oliver Kalan Kabut
16 Legenda 16: Mengapa Melakukan itu?
17 Legenda 17: Aron Wangler Menjadi Aron Walter
18 Legenda 18: Hidupmu Milikmu, Bukan Milik Siapapun
19 Legenda 19: AL343010
20 Legenda 20: Selamat Datang Aron Perseus
21 Legenda 21: Tigre Asesino Subterráneo
22 Legenda 22: Gran Turneo de Lucha
23 Legenda 23: Tidak Disangka
24 Legenda 24: Semua Kerena Aron
25 Legenda 25: Kekejaman Oliver
26 Legenda 26: Mimpi dan Nyata
27 Legenda Petarung 27: Titik Terang
28 Legenda Petarung 28: Menemukan Putra Kita
29 Legenda Petarung 29: Amarah Aron Meluap
30 Legenda Petarung 30: Tekad Aron
31 Legenda Petarung 31: Oliver Tahu
32 Legenda Petarung 32: Itu ... Oliver?
33 Legenda Petarung 33: Teknik Terlarang
34 Legenda Petarung 34: Ada Konspirasi
35 Legenda Petarung 35: Fakta yang Terungkap
36 Legenda Petarung 36: Buka Mata Nyawa Terancam
37 Legenda Petarung 37: Aron Khawatir
38 Legenda Petarung 38: Kau yang Menyedihkan
39 Legenda Petarung 39: Serang!
40 Legenda Petarung 40: Berhasil
41 Legenda Petarung 41: Ingin Membalas
42 Legenda Petarung 42: Rencana Oliver
43 Legenda Petarung 43: Tanding Final
44 Legenda Petarung 44: Berakhir
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Legenda Petarung 01: Gagal Melarikan Diri
2
Legenda Petarung 02: Pakaian Gladiator?
3
Legenda Petarung 03: Mimpi Seperti Nyata
4
Legenda Petarung 04: Apa Aku Bisa Keluar?
5
Legenda 05: Hidup Iblis!
6
Legenda 06: Oliver Panik
7
Legenda 07: Rasanya Menyenangkan
8
Legenda 08: Sebuah Tawaran
9
Legenda 09: Aron vs Big Stone
10
Legenda 10: Rencana Keluar
11
Legenda 11: Pelarian!
12
Legenda 12: Tekad Grethe
13
Legenda 13: Tamu Tak Diundang
14
Legenda 14: Dua Pilihan
15
Legenda 15: Oliver Kalan Kabut
16
Legenda 16: Mengapa Melakukan itu?
17
Legenda 17: Aron Wangler Menjadi Aron Walter
18
Legenda 18: Hidupmu Milikmu, Bukan Milik Siapapun
19
Legenda 19: AL343010
20
Legenda 20: Selamat Datang Aron Perseus
21
Legenda 21: Tigre Asesino Subterráneo
22
Legenda 22: Gran Turneo de Lucha
23
Legenda 23: Tidak Disangka
24
Legenda 24: Semua Kerena Aron
25
Legenda 25: Kekejaman Oliver
26
Legenda 26: Mimpi dan Nyata
27
Legenda Petarung 27: Titik Terang
28
Legenda Petarung 28: Menemukan Putra Kita
29
Legenda Petarung 29: Amarah Aron Meluap
30
Legenda Petarung 30: Tekad Aron
31
Legenda Petarung 31: Oliver Tahu
32
Legenda Petarung 32: Itu ... Oliver?
33
Legenda Petarung 33: Teknik Terlarang
34
Legenda Petarung 34: Ada Konspirasi
35
Legenda Petarung 35: Fakta yang Terungkap
36
Legenda Petarung 36: Buka Mata Nyawa Terancam
37
Legenda Petarung 37: Aron Khawatir
38
Legenda Petarung 38: Kau yang Menyedihkan
39
Legenda Petarung 39: Serang!
40
Legenda Petarung 40: Berhasil
41
Legenda Petarung 41: Ingin Membalas
42
Legenda Petarung 42: Rencana Oliver
43
Legenda Petarung 43: Tanding Final
44
Legenda Petarung 44: Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!