Legenda 06: Oliver Panik

Aron kali ini tertidur sedikit lama dari biasa. Tapi ia merasa tidur seperti tidak tidur. Karena dalam tidurnya pun dia terus melakukan pertarungan. Bahkan seakan-akan dirinya hidup di dua waktu dan tempat yang berbeda secara bergantian.

Klang! Klang! Klang!

" Waktunya keluar. Tuan memintamu untuk makan malam bersama."

Aron mengerutkan keningnya, sudah lama Oliver tidak memintanya untuk makan bersama. Tepatnya setelah kejadian dia tidak mau menuruti Oliver untuk mengalah dalam sebuah pertarungan. Tapi Aron juga enggan bertanya, dia masuk ke kamar mandi terlebih dulu untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa saat Aron pun keluar, dia berjalan menuju tempat dimana Oliver sudah menunggunya. " Dimana wanita itu, dia tidak terlihat," gumam Aron lirih. Rupanya dia mencari keberadaan Grethe. Semenjak terkahir Grethe mengunjunginya, mereka belum bertemu lagi.

Cekleek

" Duduklah, aku sudah menyiapkan makanan yang kamu sukai. Makanlah sebelum pertarungan dimulai," ucap Oliver. Ia menghentikan sejenak tangannya yang sedang memotong steik.

Di meja makan yang memiliki ukuran lebar 1.5 meter dan panjang 5 meter itu memang tersaji banyak sekali makanan. Dan benar saja, semua itu adalah makanan yang disukai oleh Aron. Pemuda 26 tahun melihat kearah Oliver, tapi Oliver acuh. Ia terus memotong steik dan memasukkan potongannya ke dalam mulut.

Aron membuang nafasnya kasar. Ia yakin bahwa pasti ada udang di balik batu. Semua yang Oliver berikan saat ini pasti akan diminta bayarannya. Namun saat ini Aron acuh, dia akan memakan semua yang bisa ia makan di meja tersebut. Setelah terkurung selama 1 bulan dan tidak diberi makan yang layak, ini adalah kesempatannya untuk mengisi perut dan juga energinya. Persetan apa yang akan Oliver lakukan nanti, begitu lah isi kepala Aron.

Ting ting ting

Hening, hanya suara garpu dan pisau yang beradu dengan piring yang terdengar. Para pelayan juga hanya memilih diam, mereka jelas tidak berani untuk bersuara barang sekecil pun.

Tak!

Oliver meletakkan pisau dan garpunya, ia mengambil lap dan menyeka mulut. Itu menandakan bahwa dirinya sudah selesai makan. Seharusnya Aron juga harus berhenti, tapi dia tidak peduli kali ini. Rasa takut Aron terhadap Oliver seakan terkikis. Dia enggan mengikuti apa yang sudah ia lakukan dulu.

" Ekhem ... Sebentar lagi kau akan masuk ke arena. Segera bersiaplah!"

" Oh baiklah."

Aron menghentikan kegiatan makannya, tanpa bicara lagi dia langsung berdiri dan meninggalkan tempat itu. Aron sungguh enggan berlama-lama di tempat itu bersama dengan Oliver.

" Anak itu, sepertinya ada yang berubah dari dirinya? Apakah kau juga merasa seperti itu Teren?" tanya Oliver kepada asisten pribadinya sekaligus tangan kanannya.

Teren, pria berusia 50 tahun, berperawakan tinggi dan rambut putih sepenuhnya itu mengiyakan pertanyaan Tuannya. Ia tentu tahu bagaimana Aron dari awal hingga sekarang. ia juga sedikit terkejut kepda Aron mulai dari pemuda masuk ke ruang makan hingga pergi.

" Haah, sudahlah Ter. Biarkan saja dia, yang penting acara sebentar lagi berjalan lancar. Aku yakin dia sudah menyadari semua kesalahannya kemarin."

" Baik Tuan. Aah iya, ini sudah waktunya Tuan untuk ke arena. Acara pembuka sudah dimulai dai 15 menit yang lalu."

Oliver menarik sudut bibirnya ke atas, ini adalah hal yang begitu dinanti. Selama sebulan tidak ada hal yang menarik karena Aron tidak turun, maka malam ini suasana di arena pasti akan sangat menyenangkan dan berwarna.

Plok! Plok! Plok!

" Aron! Aron! Aron!

Riuh suara tepuk tangan dan sorakan dari para penonton yang didominasi oleh para kaum jetset dan tidak sedikit dari pejabat itu terlihat begitu antusias saat melihat Aron memasuki arena pertarungan. Sebuah arena yang berbentuk menyerupai colosseum tapi versi mininya itu terlihat terang meskipun malam hari.

Dari tadi memang Aron lah yang mereka tunggu, sudah selama sebulan mereka tidak bisa menyaksikan kehebatan Aron dalam menumbangkan para lawannya. Dan malam ini saat itu datang, bahkan mereka rela merogoh kocek yang lumayan dalam. Tapi sebenarnya bagi mereka itu termasuk uang yang sedikit.

" Ho ho ho, aku sungguh bahagia melihat para wajah lapar itu," ucap Oliver sambil tersenyum. Ia berada di tempat paling strategis di sana. tempat itu memang tempat khusus baginya yang bisa ia gunakan untuk mengawasi setiap jalannya pertarungan.

Ya, Oliver mendapatkan untung yang sangat banyak dalam kemunculan Aron kali ini. Sebenarnya ia memang menjual pemuda itu untuk meraup keuntungan yang menggunung. Satu orang dikenakan biaya 1-3 juta euro sebagai tiket untuk melihat Aron bertarung.

" Dasar para bedebah itu. Sungguh ini tidak ada bedanya dengan mimpiku. Mereka semua berteriak seperti orang gila. Persis seperti pecandu," ujar Aron geram. Ingin rasanya ia menusuk mata para ornag yang menatapnya seakan dirinya itu adalah mainan. Tapi jelas itu tidak bisa ia lakukan.

" Huh, dasar kalung sialan!"

Aron memasuki arena pertarungan, beberapa orang sudah siap untuk melawan dirinya. dari yang berwajah takut hingga yang benar-benar berhasrat untuk menghabisinya.

" Jika ada pedang sepeti yang ada di mimpi pasti akan lebih menyenangkan. Mereka akan lenyap dalam sekali tebas, tapi apa boleh buat, di sini tidak ada dan tidak boleh. Haaah, kalian maju lah bersamaan, agar semuanya segera selesai.

" Cuih, dasar sombong. mentang-mentang populer dia sungguh besar kepala."

Hiaaat!

Bugh!

Bugh!

Gedebugh!

Arghh!

Aron benar-benar dikeroyok, dia di serang dari berbagai sisi oleh 5 orang lawannya. Pukulan dan tendangan ia dapatkan secara bertubi-tubi.Dia juga jatuh beberapa kali.

" huuuuuu!!!"

Sorakan ketidakpuasan terdengar dari penonton. Ia memang sengaja melakukan itu. Ekspektasi penonton adalah Aron bisa mengalahkan para lawan dengan sekali serang, dan Aron tidak akan memenuhinya. Ia sengaja membuat dirinya sendiri kalah.

" Bedebah itu, apa yang dia lakukan?" geram Oliver. Air mukanya berubah, dari senyum kini menjadi sangat marah.

" Katakan kepadanya, jika tidak melakukan dengan benar maka aku tidak akan membiarkan dia hidup."

" Baik Tuan."

Oliver meminta Teren untuk menyampaikan apa yang tadi ia katakan. Ia sungguh panik, terlebih saat para penonton menatap tajam ke arahnya. Bukan seperti ini yang mereka mau.

" Aron, Tuan~"

" Cih, dasar bajingaan."

TBC

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

apa si Aron akan beneran menghabisi lawan" nya sekaligus,,,

2024-03-03

0

marie_shitie💤💤

marie_shitie💤💤

biarkan si Oliver kelimpungan dasar g PNY hati

2024-03-01

0

Kholis Majid

Kholis Majid

wuihhh.. seruuu

2024-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 Legenda Petarung 01: Gagal Melarikan Diri
2 Legenda Petarung 02: Pakaian Gladiator?
3 Legenda Petarung 03: Mimpi Seperti Nyata
4 Legenda Petarung 04: Apa Aku Bisa Keluar?
5 Legenda 05: Hidup Iblis!
6 Legenda 06: Oliver Panik
7 Legenda 07: Rasanya Menyenangkan
8 Legenda 08: Sebuah Tawaran
9 Legenda 09: Aron vs Big Stone
10 Legenda 10: Rencana Keluar
11 Legenda 11: Pelarian!
12 Legenda 12: Tekad Grethe
13 Legenda 13: Tamu Tak Diundang
14 Legenda 14: Dua Pilihan
15 Legenda 15: Oliver Kalan Kabut
16 Legenda 16: Mengapa Melakukan itu?
17 Legenda 17: Aron Wangler Menjadi Aron Walter
18 Legenda 18: Hidupmu Milikmu, Bukan Milik Siapapun
19 Legenda 19: AL343010
20 Legenda 20: Selamat Datang Aron Perseus
21 Legenda 21: Tigre Asesino Subterráneo
22 Legenda 22: Gran Turneo de Lucha
23 Legenda 23: Tidak Disangka
24 Legenda 24: Semua Kerena Aron
25 Legenda 25: Kekejaman Oliver
26 Legenda 26: Mimpi dan Nyata
27 Legenda Petarung 27: Titik Terang
28 Legenda Petarung 28: Menemukan Putra Kita
29 Legenda Petarung 29: Amarah Aron Meluap
30 Legenda Petarung 30: Tekad Aron
31 Legenda Petarung 31: Oliver Tahu
32 Legenda Petarung 32: Itu ... Oliver?
33 Legenda Petarung 33: Teknik Terlarang
34 Legenda Petarung 34: Ada Konspirasi
35 Legenda Petarung 35: Fakta yang Terungkap
36 Legenda Petarung 36: Buka Mata Nyawa Terancam
37 Legenda Petarung 37: Aron Khawatir
38 Legenda Petarung 38: Kau yang Menyedihkan
39 Legenda Petarung 39: Serang!
40 Legenda Petarung 40: Berhasil
41 Legenda Petarung 41: Ingin Membalas
42 Legenda Petarung 42: Rencana Oliver
43 Legenda Petarung 43: Tanding Final
44 Legenda Petarung 44: Berakhir
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Legenda Petarung 01: Gagal Melarikan Diri
2
Legenda Petarung 02: Pakaian Gladiator?
3
Legenda Petarung 03: Mimpi Seperti Nyata
4
Legenda Petarung 04: Apa Aku Bisa Keluar?
5
Legenda 05: Hidup Iblis!
6
Legenda 06: Oliver Panik
7
Legenda 07: Rasanya Menyenangkan
8
Legenda 08: Sebuah Tawaran
9
Legenda 09: Aron vs Big Stone
10
Legenda 10: Rencana Keluar
11
Legenda 11: Pelarian!
12
Legenda 12: Tekad Grethe
13
Legenda 13: Tamu Tak Diundang
14
Legenda 14: Dua Pilihan
15
Legenda 15: Oliver Kalan Kabut
16
Legenda 16: Mengapa Melakukan itu?
17
Legenda 17: Aron Wangler Menjadi Aron Walter
18
Legenda 18: Hidupmu Milikmu, Bukan Milik Siapapun
19
Legenda 19: AL343010
20
Legenda 20: Selamat Datang Aron Perseus
21
Legenda 21: Tigre Asesino Subterráneo
22
Legenda 22: Gran Turneo de Lucha
23
Legenda 23: Tidak Disangka
24
Legenda 24: Semua Kerena Aron
25
Legenda 25: Kekejaman Oliver
26
Legenda 26: Mimpi dan Nyata
27
Legenda Petarung 27: Titik Terang
28
Legenda Petarung 28: Menemukan Putra Kita
29
Legenda Petarung 29: Amarah Aron Meluap
30
Legenda Petarung 30: Tekad Aron
31
Legenda Petarung 31: Oliver Tahu
32
Legenda Petarung 32: Itu ... Oliver?
33
Legenda Petarung 33: Teknik Terlarang
34
Legenda Petarung 34: Ada Konspirasi
35
Legenda Petarung 35: Fakta yang Terungkap
36
Legenda Petarung 36: Buka Mata Nyawa Terancam
37
Legenda Petarung 37: Aron Khawatir
38
Legenda Petarung 38: Kau yang Menyedihkan
39
Legenda Petarung 39: Serang!
40
Legenda Petarung 40: Berhasil
41
Legenda Petarung 41: Ingin Membalas
42
Legenda Petarung 42: Rencana Oliver
43
Legenda Petarung 43: Tanding Final
44
Legenda Petarung 44: Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!