Markas AIE, seseorang masih sangat begitu kesal dan marah atas ulah rekannya yang menyerobot apa yang sudah ia lakukan selama ini. Sebenarnya bukan itu poin utamanya. Marcus, ia ingin menghancurkan kepala Oliver saat bertemu. Tapi semuanya menguap begitu saja sekarang gara-gara Huston.
Benar, orang yang sedang marah dan kesal itu adalah Marcus. Bukan tanpa alasan, AIE sebelumnya sudah tidak mau tahu mengenai Pelea De Lobos. Bahkan mereka melarang untuk menangani kasus itu, tapi tiba-tiba Tim Huston tanpa ada pembicaraan sebelumnya sudah mengobrak-abrik tempat itu.
" Tidak, ini sungguh tidak bisa dibiarkan!"
Marcus bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan miliknya. Dengan langkah besar ia menuju ke tempat sang rekan.
Brak!
Marcus membuka pintu ruangan Huston dengan sangat keras dan tentunya tanpa mengetuk maupun permisi lebih dulu. Tatapan nyalang Marcus tujukan kepada Huston. Dia juga tidak peduli bahwa saat ini ditempat itu sedang banyak orang.
Brak!
" Kau pasti mencuri informasi yang sudah tim kami lakukan bukan? Bagaimana orang yang sama sekali tidak peduli mengenai kasus ini tiba-tiba menjadi pahlawan kesiangan. Dan mana Oliver, orang yang seharusnya ada di sini setelah kau berhasil mengobrak-abrik tempatnya!"
Deg!
Glek!
Awalnya Huston ingin menjawab setiap ucapan Marcus. Tetapi ketika Marcus menanyakan keberadaan Oliver, lidahnya tiba-tiba kelu. Hal tersebut merupakan minus besar dari operasi penyergapan yang dia lakukan.
" Cih! dasar pencuri! Tidak punya mulut kah untuk menjawab. tapi syukurlah, paling tidak kau berhasil menyelamatkan nyawa, dan bukannya menghilangkannya. Ingat, sekarang aku akan melupakanmu, tapi jika kau melakukan ini padaku lagi, maka aku tidak akan pernah bisa mengampuni mu."
Tap! Tap! Tap!
Brak!
Huston sangat terkejut dengan setiap kata yang diucapkan Marcus. Bukan hanya dia, tapi anggota tim nya pun ikut terkejut.
" Dasar pria tua brengsek, beraninya dia mengancam ku! dia pikir siapa dia? Sudah tua bukannya pensiun tapi masih ingin sok bergaya menjadi seorang yang dipandang." Huston berteriak geram. Meskipun ia berhasil dalam misi kali ini, tapi memang masih banyak sekali minusnya. Dan itu terbukti saat ia mendapat teguran dari atasannya.
Anggota Tim Huston hanya terdiam, mereka tidak berani berkomentar. Mereka tahu bahwa Huston sangat sensitif mengenai hal yang berhubungan dengan Marcus. Ia selalu ingin lebih unggul dari Marcus. Dan mereka sebenarnya juga heran, mengapa tiba-tiba Huston memutuskan untuk mengambil kasus yang sama sekali belum pernah diinginkan sama sekali.
Tak!
" Haaah, ini sungguh sangat menjengkelkan. Tapi apa mau dikata, semua sudah terjadi. mungkin belum waktunya aku menghabisi pria itu. Alma, aku gagal lagi. Dia kembali bisa lolos. Maafkan aku sayang, aku pasti akan membalas apa yang sudah pria bajingan itu kepadamu dan anak kita."
Marcus memukul setir kemudinya, ia lalu menyalakan mobilnya dan memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Berlama-lama di kantor AIE membuatnya kesal karena ulah Huston.
Sepanjang perjalanan menuju ke rumah, Marcus melewati jalan yang biasanya ia lalui saat istrinya masih ada. Dia selalu melakukan itu sat suasana hatinya sedang tidak baik.
" Sekali lagi, andai ... andai kamu masih ada, andai anak kita masih bersama dengan ku maka hidupku akan jauh lebih berwarna."
Air mata Marcus luruh, ia tidak pernah bisa mengendalikannya jika sudah mengingat Alma. Bagaimana istrinya itu meninggal masih sangat membekas. Meskipun kamera pengawas yang ada di rumahnya di rusak, tapi Marcus berhasil mendapatkan wajah pelaku dari kemera pengawas milik tetangga dan juga lampu lalu lintas yang ada di sekitar rumah mereka.
Oliver, pria itu yang telah membuat nyawa Alma meninggalkan raganya. Dimana ia tahu bahwa Oliver adalah temannya dulu. Dia tidak pernah tahu mengapa temannya itu bisa melakukan perbuatan yang buruk terhadap dirinya dan keluarganya. Dan setelah kejadian itu, Oliver hi,ang bak ditelan bumi. Sudah kemana-mana Marcus mencari tapi tidak juga ia temukan, hingga Palea De Lobos muncul. Di sana lah Marcus mengamati Oliver.
" Mengapa, mengapa kamu melakukan ini padaku dan Alma. Apa salahku, apa salah Alma, dan apa salah anak yang bahkan belum melihat dunia ini kepadamu!!! Argggh dasar pria bangsat, bedebah!"
Marcus tergugu, dia selalu mencoba mengira-ira apa alasan yang mendasari Oliver melakukan itu semua. Tapi tidak pernah sedikit pun ia bisa mengetahuinya.
🥊🥊🥊
Grethe mengerjapkan matanya ketika sinar matahari menelusup dari jendela. Ia bergegas untuk bangun, hari ini banyak yang akan dia lakukan. Maka dari itu ia segera masuk kamar mandi untuk mencuci muka dan berganti pakaian.
" Aduuh, aku lupa. Aku belum membelikan baju untuk Aron," gumam Grethe sambil menepuk keningnya sendiri. Semalam sudah terlalu malam untuk membawa Aron berbelanja.
" Pagi Grethe," sapa Aron saat Grethe keluar dari kamar. Aron sudah duduk di meja dapur sambil menyeduhkan teh camomile untuk diberikan kepada Grethe. " Minumlah, aku tidak tahu selera mu."
" Terimakasih Aron, ini sungguh pas," ucap Grethe tersenyum. Ia menyeruput teh buatan Aron dan itu benar-benar terasa pas di mulutnya.
" Aah Aron, aku akan membawamu untuk menemui Ketua Marcus. Kita akan meminta tolong untuk urusan identitasmu dan juga pendaftaran ke klub. Satu lagi, aku juga harus meminjam baju dia untukmu. Maafkan aku Aron, aku sungguh lupa menyiapkan baju untukmu," sesal Grethe. Ia merasa kurang memerhatikan Aron, padahal dia yang bersemangat membawa Aron melihat dunia luar.
" Eeeh, kamu tidak perlu minta maaf Grethe. Bisa di sini saja aku sudah berterimakasih. Seharusnya aku yang minta maaf karena sudah merepotkan mu."
Grethe menggeleng pelan, ia sudah berjanji dalam hati bahwa ia akan membantu Aron untuk menemukan kehidupan barunya. Meskipun masih berada di bidang yang sama, tapi Grethe ingin Aron dikenal dan dihormati. Dan bukannya hanya dijadikan tontonan tanpa dihargai.
" Baiklah kalua begitu, mari kita pergi ke rumah ketua. Sekalian aku akan mengenalkannya padamu, dia adalah orang tua yang baik. Kau pasti akan suka saat melihatnya Aron, karena aku pun merasakan itu."
Aron hanya mengangguk kecil. Ia menjadi penasaran dengan pria yang diceritakan oleh Grethe. Dari ekspresi Grethe, terlihat jelas bahwa ia menyukai dan juga menghormati pria yang bernama Marcus itu.
" Jika kamu menyukainya, aku rasa mungkin aku juga akan menyukainya Grethe," ucap Aron. Dia mungkin juga harus belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
" Aah tunggu sebentar." Grethe menahan Aron yang ingin keluar rumah. Wanita itu kemudian berlari masuk ke dalam kamar lagi.
" Nah, pakai ini. Kita harus menutupi ini. Aku yakin mereka masih mencari mu dan kamu juga harus memakai ini untuk sementara."
Grethe ternyata mengambilkan sebuah syal yang langsung ia lilitkan ke leher Aron. Grethe juga membawakan sebuah wig. Itu cukup sempurna menutupi penampilan asli Aron.
" Terimakasih Grethe."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
marie_shitie💤💤
aduh siapakah ini Hudson ap Marcus nih POV ny
2024-03-18
0
Sugiharti Rusli
kira" si Markus sama Aron terkoneksi ga yah sebenarnya,,,
2024-03-08
2