Pukul 16:30 di kampus
Lusi benar-benar melakukan apa yang Vinaya minta. Para petugas kepolisian dibantu tim SAR memeriksa tempat yang dimaksud Vinaya. Keenan merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan gadis itu,pasalnya ia sudah cukup lama menjadi dosen di sana,dan tak pernah menemukan keanehan apapun. Memang di awal masuknya ia di universitas itu dua tahun yang lalu,telah terjadi kehilangan seorang mahasiswi. Desas desus yang ia dengar mahasiswi itu hilang entah kemana ,ada yang mengatakan pergi bersama pria ada pula yang mengatakan pindah dan semacam nya ,namun satu pun berita tersebut tak ada yang benar karena sampai saat ini keberadaan mahasiswi itu masih dipertanyakan. Namun ia sama sekali tak menyangka jika hilangnya mahasiswi itu karena telah menjadi korban pemerkosaan dan juga pembunuhan seperti yang dikatakan Vinaya.
Vinaya bersama beberapa anggota kepolisian sudah berada di ruangan perpustakaan. Gadis itu menunjuk pada lantai paling pojok yang nampak berbeda dari lantai lain nya. Lantai tersebut tidak menggunakan keramik padahal bagian lain memakai keramik.
"Kamu jangan bercanda deh,jangan aneh-aneh. Iya kalau bener,kalau enggak ada apa-apa kan kasihan mereka,berasa di prank "Ucap Keenan pada Vinaya
Gadis itu diam saja, sementara Lusi harap-harap cemas,ia pun sama merasa tak percaya dengan penuturan Vinaya,namun ia juga penasaran.
Beberapa saat kemudian proses penggalian pun segera dilakukan. Vinaya menoleh pada sosok wanita korban pemerkosaan dan pembunuhan. Sosok wanita itu nampak tersenyum pada Vinaya.
Baru sekitar sepuluh menitan penggalian,salah satu anggota tim SAR menemukan tulang belulang. Mereka semua terkejut hingga penggalian pun kembali dilakukan dengan hati-hati.
Lusi dan Keenan saling berpandangan,keduanya shock karena ternyata apa yang dikatakan Vinaya memanglah benar. Tak lama kemudian proses penggalian pun selesai dilakukan. Tim SAR memasukan seluruh tulang belulang itu ke dalam kantung jenazah. Tak hanya tulang yang ditemukan,sebuah ponsel android juga ditemukan. Namun karena sudah terlalu lama tertimbun ponsel tersebut pun mati,entah karena kehabisan daya atau karena rusak. Setelah itu polisi membawa penemuan nya itu ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi. Tempat itu pun dipasangi garis polisi untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Terima kasih " Ucap wanita itu tersenyum manis pada Vinaya
"Iya, sama-sama. Semoga setelah ini kamu bisa pergi dengan tenang " ucap Vinaya dengan berlinang air mata
Setelah itu wanita bernama Suciati itu pun menghilang seiring berpendar nya cahaya putih yang menyelimutinya.
"Di sini rupanya,kamu " Ucap Lusi yang baru saja datang
"Mah " lirih Vinaya seraya menghapus air mata nya
"Mama benar-benar tidak menyangka jika di kampus ini telah terjadi hal yang mengerikan. Semoga pelaku nya segera ditangkap. Rasanya tak rela jika pelakunya bisa lolos begitu saja " Ucap Lusi menahan emosi di hati nya
"Iya,semoga saja polisi bisa langsung menangkap nya" balas Vinaya
"Sekarang kita harus ke kantor polisi " Ajak Lusi yang diangguki Vinaya
Saat hendak beranjak gadis itu mengedarkan pandangan nya , seakan tahu apa yang dicari nya Lusi pun berkata," Keenan sudah berangkat duluan ke kantor polisi untuk memberikan keterangan nya " Ucap nya yang langsung diangguki Vinaya
Berangkat lah keduanya ke kantor polisi. Di sana mereka memberikan keterangan nya masing-masing,namun Vinaya tak mengatakan jika dirinya yang diberi penglihatan peristiwa itu. Gadis itu memberikan keterangan yang lebih masuk akal dan beruntung nya petugas polisi percaya saja dengan keterangan nya. Setelah selesai mereka pun memutuskan untuk pulang. Vinaya menolak saat Lusi mengajak nya ke restoran,gadis itu ingin makan di rumah saja. Sementara Keenan seperti biasa,pria itu tak pulang ke rumah orangtuanya melainkan ke rumah nya yang terletak di pinggiran kota.
"Kok,bisa ya tuh anak tahu di perpustakaan ada korban pembunuhan,aku aja yang udah lama di kampus gak nemuin apa-apa. Tapi memang iya sih banyak yang ngeluh kalau di perpustakaan horor,apa jangan-jangan hantu nya minta tolong padanya kaya di novel-novel gitu. Tapi ah,mana mungkin iya sih ,gak masuk akal banget,di dunia nyata mana ada yang begitu " Gumam Keenan di sepanjang perjalanan
Pria itu menghentikan laju mobil nya ketika melihat rumah makan. Saat itu perut nya memang keroncongan.
"Rame banget,pasti makanan nya enak-enak makanya bisa rame begini " Batin nya ketika ia memarkirkan kendaraan nya
Saat pria itu memasuki rumah makan tersebut,kondisi di sana memang sangat ramai sampai-sampai pembeli pun berdesakan mengantri.
"Gimana ini,mau balik kanan nanggung udah masuk,mau lanjut pasti lama ngantri nya,mana perut udah lapar maksimal ini" Keluh nya
Akhirnya setelah beberapa kali pertimbangan ,pria itu memutuskan untuk ikut mengantri,pikirnya sudah tidak mungkin lagi dia mencari tempat makan lain ,belum tentu di tempat yang lain makanan nya akan enak. Padahal dirinya saja belum tahu makanan di sana enak atau tidak,tapi melihat begitu ramai nya tempat makan itu membuat nya yakin jika makanan di sana sangat enak.
Beberapa saat kemudian,makanan pesanan nya pun jadi ,ia mencari tempat untuk dirinya makan. Setelah mendapatkan tempat duduk ,barulah ia menyantap makanan nya.
"Hm...beneran enak. Gak sia-sia ngantri lama kalau makanan nya seenak ini " gumam nya sambil terus menyantap makanan nya
Tanpa sepengetahuan nya,di samping nya sudah berdiri sosok wanita berambut panjang dengan lidah dan taring yang sama panjang nya. Saking panjang nya sampai hampir menyentuh lantai.
Sosok itu kemudian menggulung lalu memasukan lidah nya ke dalam kuah makanan yang sedang dinikmati Keenan. Air liur sosok itu mengalir deras memenuhi mangkuk. Keenan terus-terusan memuji rasa makanan itu tanpa ia tahu apa yang menyebabkan makanan itu terasa sangat nikmat.
Keesokan harinya
Vinaya sudah bersiap untuk pergi ke kampus. Tadinya Lusi sudah melarang Vinaya untuk pergi ke kampus mengingat kemarin gadis itu sempat pingsan. Namun Vinaya menegaskan jika dirinya baik-baik saja. Lusi pun akhirnya membiarkan saja Vinaya berangkat.
"Sudahlah,jangan terlalu mengekang nya,kasihan dia. Jangan biarkan dia tak nyaman bersama kita. Ingat tujuan kita " Ucap Herlambang pada istri nya
"Iya,aku masih ingat. Hanya gadis itu yang bisa melepaskan belenggu wanita itu terhadap Keenan" Sahut Lusi
Sementara itu Keenan yang baru saja sampai di kampus terlihat sangat lesu. Wajah nya sedikit pucat dengan sebelah tangan memegangi perut nya.
"Kenapa dari semalam perut aku sakit banget sih ,udah minum obat juga " Keluh nya
"Pagi pak...." Sapa salah satu mahasiswi
"Pagi "Balas Keenan singkat
"Selamat pagi pak Keenan. Anda sedang sakit ? Wajah nya pucat sekali " Sapa rekan dosen nya yang juga baru sampai
"Iya,nih. Perut dari semalam gak enak banget " Jawab Keenan apa adanya
"Ya ampun ,kalau begitu kenapa gak istirahat saja ? Bapak sudah periksa ke dokter ?" Tanya nya lagi
"Belum,baru minum obat saja. Gak apa-apa lah nanti juga sembuh. Kalau masih terasa sakit mau tidak mau ya pergi ke dokter solusinya " Ucap Keenan
Di saat Keenan dan rekan nya tengah mengobrol ,Vinaya baru saja turun dari mobil. Gadis itu melihat Keenan yang sedang berjalan sambil berbincang ,namun tak melihat wajah Keenan yang pucat. Gadis itu pun hanya melihat cuek dan selanjutnya berjalan menuju ruang kelas nya.
"Hai, Vin baru datang ?" Sapa Martin
Ia dan teman-temannya sudah lebih dulu sampai. Melihat Vinaya yang keluar dari mobil membuat mereka buru-buru menghampiri nya.
"Eh,Martin. Iya nih " Jawab Vinaya singkat
"Eh,guys katanya di ruang perpustakaan kemarin ditemukan mayat,mirisnya udah berupa tulang belulang. Serem banget kan " Cetus Suryo
"Masa sih ?" Martin yang belum mengetahui kabar tersebut merasa tak percaya
"Iya, beneran. Kalau gak percaya lihat saja sana,ada garis polisi juga " Sambung Randy
"Masa iya sih,jadi penasaran. Kita lihat yuk !" Ajak Jacob
"Yuk Vin,ikut !" Ajak Martin
"Enggak ah,aku mah langsung ke kelas saja. Duluan ya " Vinaya pun melenggang pergi meninggalkan Martin cs
"Jiah....malah pergi " Lirih Martin
Sementara itu, Keenan yang merasa perut nya semakin sakit merebahkan dirinya di sofa ruangan nya. Vinaya yang saat itu kebetulan melewati ruangan nya,melihat pintu yang tak ditutup rapat. Muncul keisengan nya untuk menjahili dosen nya tersebut. Gadis itu masih merasa kesal karena tuduhan pria itu. Saat hendak mengetuk pintu ia mendengar suara rintihan juga isakan dari dalam.
Gadis itu mengerutkan kening. Dengan celingukan kesana kemari Vinaya memberanikan diri untuk masuk.
"Permisi.....maaf saya masuk ya " Ucap nya pelan
Baru saja Vinaya masuk,gadis itu sudah dibuat melongo.
"Huhuhuu.....mama.... sakiittt...."
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Sry Handayani
pasti suara si keenan ituuh
2024-10-26
0