Pertama kuliah

Vinaya menghela nafas saat pocong itu meminta tolong padanya. Jika biasanya gadis itu akan bersikap tak acuh ,kali ini berbeda. Hatinya terasa tergerak untuk membantu pocong tersebut. Entah lah,semenjak mengetahui jika dirinya merupakan titisan Ratu Dahiyang Larasayu, membuat dirinya percaya diri dengan kemampuan nya.

"Sebentar,aku selesai kan dulu pekerjaan ku" lirih Vinaya pelan

"Kenapa non?" Tanya art yang tak sengaja mendengar gumaman Vinaya

"Euh...gak bi,bukan apa-apa" Ucap Vinaya sedikit terkejut

Beberapa saat setelah Vinaya menyelesaikan cuci piring nya,gadis itu mengajak pocong tersebut ke kamar nya ,agar ia bisa menginterogasi pocong itu dengan lebih leluasa.

"Jadi,apa yang harus aku bantu ?" Tanya Vinaya duduk di tepi ranjang sementara pocong itu berdiri tak jauh dari pintu

"Aku mau nonton konser dangdut " Cetus pocong itu membuat Vinaya tercengang mendengar nya

"Hah ...! Nonton konser dangdut?"

"Kan bisa om pocong pergi sendiri ke konser dangdut,kenapa minta tolong pada ku ?" Tanya Vinaya tak habis fikir

"Masalahnya saya tidak tahu jalan,saya suka kesasar tiap keluar dari perumahan ini,terakhir saya kesasar saat saya ikut kunti penunggu pohon nangka " Ujar pocong itu

"Lah,ada ya hantu kesasar " Gumam nya

"Om pocong ingat gak kapan om pocong meninggal ?" Tanya Vinaya

"Ingat ,saya meninggal karena ketabrak odong-odong,kepala saya kena aspal ,pas di kubur ternyata mereka lupa melepas tali pocong nya ,jadilah saya pocong gentayangan " Tutur pocong itu

"Dan om pocong gentayangan karena belum kesampaian nonton konser dangdut? Begitu ?" Tebak Vinaya

"Iya,saat itu saya sudah janjian bersama teman saya buat nonton konsernya Inul Daratista,eh baru saja keluar dari rumah udah ditabrak aja sama odong-odong,gak jadi deh nonton konsernya " Lirih pocong itu lalu merubah posisi jadi duduk dan menekuk kedua kaki nya

"Terus,aku harus gimana ?" Tanya Vinaya bingung

"Ya,...bantu saya buat bisa nonton konser nya Inul Daratista lah,minimal nonton pas Inul Daratista manggung saja " Jawab si pocong tanpa beban

"Ya Allah....random banget sih nih pocong. Baru kali ini aku nemu pocong minta nonton konser dangdut"Lirih Vinaya seraya menepuk kening nya

"Jadi, bagaimana ? Mau kan bantuin saya nonton dangdutan " Tanya pocong itu

"Haaaah....ok,nanti aku cari-cari info dulu kapan dan dimana Inul Daratista manggung " Kata Vinaya setelah menghela nafas

Beberapa saat kemudian matahari sudah tenggelam. Herlambang baru saja pulang dari kantor sementara Lusi segera menyambut kedatangan suami nya dengan senyuman nya.

Vinaya yang melihat interaksi pasangan suami istri tersebut hanya tersenyum. Dalam hati ia begitu mengagumi kedua sosok itu. Meski usia sudah tak lagi muda tapi mereka masih terlihat begitu harmonis.

"Seandainya ibu dan ayah masih ada,mungkin pemandangan seperti ini akan menjadi hal yang sangat indah setiap hari " Gumam nya membatin

"Hai Vinaya,gimana kabarmu hari ini ?" Sapa Herlambang

"Alhamdulillah,baik ....pah " Lidah nya terasa begitu berat saat hendak mengucapkan kata papa ,ia masih belum terbiasa

"Syukurlah kalau begitu. Oh iya,papa sudah daftarkan kamu ke universitas terbaik di kota ini,dan lusa kamu sudah bisa masuk ,tapi mungkin nanti kamu akan lebih sibuk sebab harus mengejar beberapa pelajaran yang tertinggal" Ucap Herlambang

Tak ada kata-kata yang mampu keluar dari mulut Vinaya,gadis itu merasa sangat berterima kasih pada pasangan suami istri itu. Kedua mata nya berkaca-kaca.

"Terima kasih,maaf sudah merepotkan " Lirih Vinaya tulus

"Tak usah berterima kasih. Kami ikhlas melakukan nya,kami sudah anggap kamu seperti putri kami sendiri. Oh iya,nanti mama kenalkan kamu pada Nisya. Nisya ini putri kami , adiknya Keenan. Nisya juga seumuran dengan mu" Ucap Lusi dengan menatap lembut Vinaya

"Lalu Nisya nya kemana ,kok aku tidak pernah melihat nya ?" Tanya Vinaya

"Dia kuliah di jepang " Jawab Lusi

"Oh "

"Ya sudah,sekarang kamu istirahat saja ,besok kita cari perlengkapan buat kuliah kamu " Ucap Lusi lagi

"Iya "Vinaya menurut meski dalam hati ia merasa tidak enak, menurutnya Lusi dan Herlambang sangat berlebihan pada nya

Keesokan harinya

Seperti yang dikatakan Lusi semalam jika hari ini ia akan pergi mengantar Vinaya mencari perlengkapan untuk kuliah , seperti tas , buku-buku, pakaian dan sepatu. Bukan Vinaya nama nya jika tidak menolak,gadis itu terus menolak saat Lusi menunjukan pakaian atau yang lain nya. Tapi Lusi tidak ingin ada penolakan,ia tetap memaksa meski Vinaya terus menolak. Hingga akhirnya Vinaya pasrah saja saat kini barang belanjaan nya sudah banyak.

"Kita makan dulu yuk !" Ajak Lusi lalu membawa Vinaya ke sebuah restoran yang masih berada di mall tersebut

"Mau makan apa ?" Tanya Lusi perhatian

"Apa saja deh mah,tapi yang banyak porsi nya " Ucap Vinaya meringis

"Yang banyak porsinya,apa ya " gumam Lusi seraya memperhatikan buku menu

"Ini saja gimana? " Lusi menunjuk pada salah satu makanan di buku menu ,Vinaya pun mengangguk saja

Lusi lalu memesankan makanan tersebut pada pelayan yang setia menunggu dari tadi. Saat sedang menunggu pesanan makanan tiba-tiba Vinaya melihat sosok anak kecil menghampiri meja nya. Sosok itu hendak mengambil sesuatu dari dalam tas Lusi.

Plak'

Vinaya menggeplak tangan anak itu sambil melotot dan menggeleng pelan.

"Kenapa Vin ?" Tanya Lusi

"Eh,...gak kok gak kenapa-kenapa" Jawab Vinaya meringis,kemudian menoleh pada sosok anak kecil tadi yang pergi sambil menangis

"Hihihi.....dasar tuyul cengeng ! Baru dipelototi begitu udah mewek ,gimana kalau aku masukin botol coba " Batin Vinaya sambil terus memperhatikan kemana tuyul itu pergi

"Huhuhuu.....bapak....kakak itu bisa lihat aku ....aku di marahin , huhuhuu....." Adu nya pada seorang pria paruh baya yang duduk tak jauh dari meja Vinaya dan Lusi

"Lah,ngadu dia " Batin Vinaya lagi

Pria itu menoleh pada Vinaya. Gadis itu pun menatap balik pria itu sambil tersenyum. Namun senyuman tersebut terlihat mengejek dimata pria itu. Pria itu segera membuang muka dan pergi dari tempat nya. Vinaya hanya terus memperhatikan pria itu hingga keluar dari restoran sambil menggendong tuyul peliharaan nya di punggung.

Pesanan akhirnya jadi,Vinaya segera melahap makanan nya begitu lahap, begitu pula dengan Lusi. Keduanya pun makan sambil diselingi obrolan ringan dan candaan receh. Semakin hari kedekatan Vinaya dan Lusi semakin erat. Bahkan Vinaya pun semakin merasa nyaman dan tak secanggung biasanya. Gadis itu pun sudah mulai terbiasa dengan panggilan papa mama pada Lusi dan Herlambang.

Hari ini,merupakan hari pertama bagi Vinaya masuk universitas. Ia begitu nervous begitu memasuki area perkampusan.

"Nanti pulang nya di jemput pak Wawan ya,soalnya mama hari ini sibuk banyak kerjaan ,gak apa-apa kan ?" Ucap Lusi saat mengantar Vinaya ke kampus

"Iya,mah. Gak apa-apa kok " jawab Vinaya

Vinaya melambaikan tangan nya saat mobil yang dikendarai Lusi menjauhi universitas.

"Huuuufftthhh.....semangat Vinaya " Ucap nya menyemangati diri sendiri

Banyak pasang mata melihat dan memperhatikan Vinaya. Mereka terkagum-kagum melihat kecantikan nya yang dinilai sangat natural. Kulit nya yang putih,berwajah cantik,di tunjang dengan penampilan yang menarik menjadikan penampilan Vinaya terlihat sangat paripurna.

"Hei,siapa itu ? Mahasiswi baru kah ?"

"Cantik banget ya...."

"Ya ampun....cantik sekali ...siapa dia ...."

Begitu kira-kira, ucapan dari para mahasiswa dan mahasiswi di sana. Tapi tak semua orang merasa senang dan penasaran terhadap Vinaya. Ada sebagian mahasiswi yang menatap sinis saat Vinaya berjalan melewati mereka.

Vinaya sendiri hanya bisa terus menebar senyuman nya saat berjalan. Hingga langkah nya terhenti di depan sebuah ruangan. Dengan perlahan Vinaya mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Permisi ...." Ucap Vinaya lirih

"Masuk !"

Mendengar kata masuk,Vinaya pun melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Jadi kamu mahasiswi baru itu ?" Tanya seorang pria sambil duduk di kursi nya ,sementara Vinaya hanya bisa melongo melihat siapa pria yang ia temui di ruangan itu

"Kamu ...."

Bersambung.....

Episodes
1 Vinaya
2 Terhasut
3 Terusir
4 Bertemu ayah dan ibu
5 Tes Drive
6 Tangisan Aris
7 Bertemu Keenan
8 Membawa tas
9 Minta duit
10 Minta tolong
11 Pertama kuliah
12 Preman kampus
13 Perpustakaan kampus
14 Sakit perut
15 Terkejut
16 Pocong tak sabaran
17 Kesurupan massal
18 Pura-pura
19 Ke studio televisi
20 Cantik sih,...tapi horor
21 Pocong linglung
22 Sepakat
23 Mengerjai April
24 Fitnah
25 Rencana Vinaya
26 Menikah
27 Rumah Keenan
28 Gedung terbengkalai
29 Bertemu pak Rahmat
30 Bertemu lagi
31 Merasa tak asing
32 Memasak bersama
33 Menyesal
34 Gabungan tiga hantu
35 Vinaya baper
36 Dikira kesurupan
37 Meminta tolong
38 Perasaan tidak enak Keenan
39 Selamat
40 Tak sadar merindu
41 Hampir celaka
42 Bertemu Aminah (bibi Inah)
43 Bernegosiasi
44 Kedatangan Karina
45 Membantu Chaca
46 Kabar dari Triwul
47 Sebuah rencana
48 Acara kampus
49 Salah sasaran
50 Hati yang panas
51 Sosok buruk rupa
52 Melihat
53 Model internasional
54 Ancaman Karina
55 Satu kamar
56 Kemarahan Karina
57 Tamu
58 Bertemu Fadli
59 Keenan diculik
60 Mencari Keenan
61 Menyelamatkan Keenan
62 Hutan terlarang
63 Selamat
64 Penyesalan Fadli
65 April bunuh diri
66 Menemani April
67 Cemburu
68 Mangsa baru Karina
69 Adik Keenan
70 Kejahilannya Vinaya
71 Pergi ke mall
72 Keenan yang sudah tahu
73 Malam panjang +21
74 Nenek sihir datang lagi
75 Hidup lebih baik
76 Yang tak terduga di kafe
77 Ingin membantu
78 Salah obat
79 Janji Vinaya
80 Terasa ingin goyang pargoy
81 Hanya mimpi
82 Terpesona
83 Ternyata kakak payah
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Vinaya
2
Terhasut
3
Terusir
4
Bertemu ayah dan ibu
5
Tes Drive
6
Tangisan Aris
7
Bertemu Keenan
8
Membawa tas
9
Minta duit
10
Minta tolong
11
Pertama kuliah
12
Preman kampus
13
Perpustakaan kampus
14
Sakit perut
15
Terkejut
16
Pocong tak sabaran
17
Kesurupan massal
18
Pura-pura
19
Ke studio televisi
20
Cantik sih,...tapi horor
21
Pocong linglung
22
Sepakat
23
Mengerjai April
24
Fitnah
25
Rencana Vinaya
26
Menikah
27
Rumah Keenan
28
Gedung terbengkalai
29
Bertemu pak Rahmat
30
Bertemu lagi
31
Merasa tak asing
32
Memasak bersama
33
Menyesal
34
Gabungan tiga hantu
35
Vinaya baper
36
Dikira kesurupan
37
Meminta tolong
38
Perasaan tidak enak Keenan
39
Selamat
40
Tak sadar merindu
41
Hampir celaka
42
Bertemu Aminah (bibi Inah)
43
Bernegosiasi
44
Kedatangan Karina
45
Membantu Chaca
46
Kabar dari Triwul
47
Sebuah rencana
48
Acara kampus
49
Salah sasaran
50
Hati yang panas
51
Sosok buruk rupa
52
Melihat
53
Model internasional
54
Ancaman Karina
55
Satu kamar
56
Kemarahan Karina
57
Tamu
58
Bertemu Fadli
59
Keenan diculik
60
Mencari Keenan
61
Menyelamatkan Keenan
62
Hutan terlarang
63
Selamat
64
Penyesalan Fadli
65
April bunuh diri
66
Menemani April
67
Cemburu
68
Mangsa baru Karina
69
Adik Keenan
70
Kejahilannya Vinaya
71
Pergi ke mall
72
Keenan yang sudah tahu
73
Malam panjang +21
74
Nenek sihir datang lagi
75
Hidup lebih baik
76
Yang tak terduga di kafe
77
Ingin membantu
78
Salah obat
79
Janji Vinaya
80
Terasa ingin goyang pargoy
81
Hanya mimpi
82
Terpesona
83
Ternyata kakak payah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!