Vinaya nampak kewalahan sebab tak hanya satu atau dua orang yang datang meminta uang padanya ,tetapi sampai puluhan orang. Mereka berdesakan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Vinaya yang tak memiliki uang berlebih pun bingung,karena uang nya pasti tidak akan cukup untuk mereka.
Lari,adalah jalan ninja terbaik nya saat ini. Karena dilihat dari raut wajah mereka,sama sekali tak terlihat empati sama sekali terhadap dirinya yang mulai kehabisan oksigen.
"Bisa mati konyol aku kalau begini" Batin nya
"Tapi,bagaimana caranya kabur dari mereka " Lirih nya ,tubuh nya di tarik ke sana kemari hingga pada saat mereka menarik tas ditangan nya,Vinaya pun berusaha menarik kembali dan mempertahankan tas tersebut
Saat itu terdengar suara sirine entah darimana asal nya. Sontak saja orang-orang itu pun membubarkan diri dan lari untuk menyelamatkan diri.
Vinaya merasa lega saat ini,ia bahkan sampai menarik nafas panjang.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Topan yang rupanya pemuda itu yang membunyikan suara sirine tadi
"Iya,tidak apa-apa. Makasih berkat kamu aku jadi selamat " Ucap Vinaya sambil memeluk tas milik Lusi
"Tidak usah berterima kasih , harus nya aku yang berterima kasih padamu. Ayo aku antar kau sampai depan. Lain kali jangan masuk daerah sini lagi,tempat ini berbahaya,apalagi kamu datang sendirian begini ,bisa habis barang-barang mu dijarah mereka " ucap Topan di sela-sela langkah kaki nya
"Aku juga tidak akan datang ke tempat ini jika kau tidak mengambil tas ini " Cetus Vinaya
"Iya,maaf untuk itu " Topan nampak menggaruk kepalanya yang tak gatal
"Ok,terima kasih sekali lagi " Ucap Vinaya setelah mereka keluar dari kawasan kumuh tadi
Topan menatap nanar punggung gadis yang memberikan nya uang. Padahal bisa saja gadis itu melaporkan nya pada polisi tapi ternyata tidak. Topan sangat bersyukur karena Vinaya tidak benar-benar melaporkan nya ke polisi.
Sementara itu,Lusi tengah kebingungan. Ia kehilangan dompet ,ponsel yang ada di dalam tas yang juga hilang,ia juga kehilangan Vinaya. Raut khawatir nampak jelas di mata nya. Wajah nya sudah memerah dengan jantung yang berdebar hebat saat sudah satu jam lebih ia berada di pos keamanan.
"Pak,ini gimana ? Kenapa kalian diam saja ,tolong dong cari menantu ku ! Dia baru di jakarta , saya takut dia kesasar " Ucap Lusi pada satpam di sana
"Iya ibu. Ibu tenang ya,teman saya sedang mencari lewat cctv biar kita bisa tahu bagaimana tindakan yang akan kita ambil nanti " Ucap sang satpam menenangkan
"Tenang ...tenang ....mana bisa saya tenang pak " Sentak Lusi
"Ya Allah....mana hp juga gak ada " Lirih nya kesal
Pada saat itu,Vinaya baru saja datang. Gadis itu segera menghampiri supir yang berada tak jauh dari tempat diparkir nya mobil.
"Pak,ibu mana ?" Tanya Vinaya
"Non Vinaya ! Alhamdulillah,nyonya panik banget pas tau non gak ada. Nyonya ada di pos satpam " Ujar pak Wawan merasa lega ,pria itu lalu mengantar Vinaya menuju pos keamanan
"Mah " Lirih Vinaya saat dirinya sampai
Saat itu kebetulan Lusi memang sedang melihat ke arah Vinaya.
"Vinaya ! Alhamdulillah....kamu kemana saja sih ,mama khawatir banget ,takut kamu kenapa-kenapa" Lusi segera memeluk Vinaya sibuk mengusap kepala gadis itu
"Aku baik-baik,saja kok ,aku hanya ngambil kembali tas mama yang diambil orang " Jawab Vinaya dengan suara bergetar
Gadis itu merasa terharu, dirinya yang bukan siapa-siapa tapi wanita yang memeluk nya seakan memang takut jika dirinya kenapa-kenapa.
"Ya Allah, padahal gak apa-apa hilang juga,kalau nanti terjadi sesuatu pada mu bagaimana? Lain kali gak usah kamu kejar ya,biarkan saja " Ucap Lusi lalu melepas pelukan nya
"Tapi ,kamu gak apa-apa kan?" Tanya Lusi sambil memeriksa tubuh Vinaya
"Aku gak apa-apa" Jawab Vinaya yakin
Singkat cerita
Lusi dan Vinaya telah kembali ke rumah. Bertepatan dengan itu Keenan juga datang dengan wajah suram.
Lusi meminta Vinaya untuk masuk kamar sementara dirinya akan berbicara dengan putra nya.
"Mama fikir kamu gak bakal pulang lagi " Ucap Lusi sibuk menyeruput teh yang baru saja disajikan art nya
"Pulang lah,masa tidak " Jawab Keenan singkat
"Kenapa ? Datang-datang muka nya asem begitu ? Masih belum ketemu juga ?" Tanya Lusi dengan nada mengejek
"Mah,kasih aku kesempatan sekali lagi ya,aku yakin aku akan bisa menemukan Karina " Pinta Keenan memelas
"Mama heran ,apa sih yang perempuan itu berikan padamu, sampai-sampai kamu kaya cinta mati sama dia ?" Lusi sampai menggelengkan kepala heran karena nya ,padahal setau nya Karina itu hanya berpura-pura mencintai putra nya
Keenan nampak mendengus sebal.
Lusi pernah mengatakan pada putra nya mengenai bagaimana Karina ,tapi seolah dibutakan oleh cinta, Keenan sama sekali tidak menggubris ucapan ibu nya. Ia tidak pernah percaya dengan apa yang dikatakan ibunya. Semakin Lusi gencar mengatakan nya maka semakin benci pula Keenan pada ibu nya. Bahkan tak hanya pada ibunya,pada adik perempuan nya saja ia sampai membenci nya ketika adiknya itu mengatakan hal yang sama seperti ibunya. Itu lah sebab nya ia tak pernah tinggal satu atap bersama kedua orangtua nya.
"Baiklah ,mama kasih kamu kesempatan terakhir. Jika sampai dua bulan kamu tidak menemukan nya ,maka kamu harus setuju menikah dengan Vinaya,tak ada alasan lagi "Ucapan Lusi sangat tegas
Keenan menghela nafas,lalu mengiyakan ucapan mama nya.
"Ya sudah " Ucap Keenan lalu beranjak dan pergi begitu saja
"Anak itu, bener-bener deh " Lusi Menyentuh kepalanya yang terasa sakit
"Semoga saja perempuan itu tak akan pernah kembali" Gumam nya pelan
Vinaya yang baru selesai mandi dan berganti pakaian nampak keluar dari kamar nya. Gadis itu melihat Keenan yang berjalan ke luar. Ingin ia menyapa ,namun mengingat jika pria itu bersikap dingin padanya ,Vinaya pun mengurungkan niat nya.
"Jangan deh,nanti yang ada dia malah mikir yang bukan-bukan tentang aku lagi. Nanti dikira nya aku ngebet sama dia " lirih Vinaya seraya berlalu ke arah dapur
Hembusan angin tiba-tiba menggoyangkan tirai tipis yang ada di dapur. Beberapa art yang sedang menyiapkan makanan untuk makan malam nanti pun merasa merinding dibuat nya.
"Angin nya bikin merinding ya,tuh lihat bulu-bulu halus ditangan ku sampai berdiri begini " ucap salah satu art
"Iya,kamu benar " Sahut teman nya
Vinaya yang ikut bergabung pun merasakan hal yang sama. Bulu kuduk nya terasa merinding,beberapa kali gadis itu mengusap tengkuk nya.
"Mbak,aku bantu ya " Ucap Vinaya
"Gak usah non,ini kan pekerjaan kami "
"Iya,non nanti nyonya marah " Kedua art itu nampak segan saat Vinaya meminta untuk membantu pekerjaan mereka ,sebab Lusi sudah mengumumkan pada semua art nya jika Vinaya tidak boleh bekerja di rumah itu
"Memang nya aku ngapain ,aku cuma bantu kok. Aku merasa bosan jika harus diam saja. Please....ijinin aku bantuin ya ,cuci piring saja aku janji gak ngelakuin yang lain " Ucap Vinaya kekeh ingin membantu
Kedua art itu saling lirik.
"Gimana ?" bisik nya
"Nanti aku yang tanggung jawab deh kalau kalian kena marah " Ucap Vinaya yang masih ingin membantu
"Ya,sudah deh. Gak apa-apa tapi beneran ya non cuman cuci piring jangan ngelakuin yang lain " Ucap art itu pada akhir nya mengizinkan Vinaya membantu mencuci piring
"Asiik....makasih ya " Vinaya dengan senang hati melakukan pekerjaan itu
"Eh,kok kamu berdiri di sini sih,sana geseran dikit om,aku mau cuci piring nih " Bisik Vinaya pelan pada sosok pocong yang berdiri di depan wastafel
"Kenapa non ?" tanya art
"Enggak apa-apa bi" bohong nya
"Om pocong punya telinga gak?" Bisik Vinaya lagi ,pocong itu nampak mengangguk
"Ya kalau punya segera minggir jangan halangi aku dong" ucap Vinaya lagi
"Tolong aku ....." ucap pocong itu lirih
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments