Pura-pura

Tubuh Yudi gemetaran melihat Vinaya yang kerasukan. Gadis itu terlihat sangat menyeramkan dibanding dengan yang kesurupan lain nya.

Vinaya kemudian merangkak dengan cepat menghampiri sang ustadz yang tengah merapal kan doa-doa. Pria paruh baya itu segera mengibas kan tangan nya yang memegang tasbih membuat Vinaya terpental beberapa meter ke belakang.

"VINAYA ! " Teriak Keenan ,Yudi ,dan Martin berbarengan

"Pengganggu....! Perusak....! Kalian harus merasakan akibatnya....! " Teriak Vinaya dengan suara yang sudah berubah

"Vinaya " Gumam Keenan

Tubuh Vinaya kemudian bergerak kesana kemari hingga kemudian tubuh nya seperti kaku.

Vinaya mendelik,kini kedua iris mata nya berubah menjadi kuning. Kedua lengan gadis itu direntangkan nya lebar-lebar lalu ditangkupkan nya kedua telapak tangan nya di depan dada.

Sesaat kemudian, makhluk yang merasuki tubuh nya terpental keluar. Seketika kedua iris mata nya kembali ke warna semula. Keenan yang melihat perubahan mata nya pun terkesima dibuatnya.

Ketika itu,salah satu yang kerasukan tubuh nya melayang ke udara. Semua yang menyaksikan nampak memekik histeris. Vinaya merapal kan doa-doa,dengan tanpa diketahui orang lain Vinaya menggerakkan perlahan tangan nya kemudian diarahkan pada tubuh yang melayang tersebut.

Ustadz yang saat itu tengah kesusahan pun melirik pada Vinaya. Ustadz itu tersenyum saat tahu gadis itu juga tengah berusaha,sama seperti dirinya.

Teriakan dan jeritan mereka yang tengah kerasukan menggema di ruang olahraga. Mereka yang hanya menyaksikan,hanya bisa menatap penuh kengerian. Keenan,Yudi ,Martin ,dan semua yang di sana menganggap Vinaya masih kesurupan. Tak ada yang tahu jika gadis itu sedang melawan pemimpin makhluk-makhluk tak kasat mata.

Dalam diam nya,Vinaya terus mengerahkan kemampuan nya untuk bernegosiasi. Agak alot karena sosok itu nampak marah sekali. Gadis itu menghela nafasnya setelah mengetahui apa penyebab kesurupan massal itu.

Makhluk-makhluk itu merasa marah ketika tempat tinggalnya diganggu dan dirusak. Tanah kosong di belakang kampus yang banyak ditumbuhi pohon mangga rencana nya akan dibuat menjadi ruangan laboratorium yang baru. Karena ruangan laboratorium sebelum nya sudah berganti dengan ruangan komputer. Pohon-pohon itu ditebang habis hingga membuat semua penghuni nya marah karena tak lagi memiliki tempat tinggal.

"Jadi,kalian marah karena hal itu? Baiklah jika aku berikan kalian tempat tinggal baru apa kalian akan melepaskan mereka ?" Tawar Vinaya

"Memang nya kau mau memberikan kami tempat tinggal baru di mana ?" Tanya kuntilanak merah yang merupakan ketua dari makhluk-makhluk halus itu

"Akan aku pikirkan tempat yang cocok untuk kalian ,tapi untuk sekarang aku minta kau dan teman-teman mu jangan lagi mengganggu kami. Aku janji akan secepatnya mencarikan tempat tinggal baru " Ucap Vinaya

Gadis itu berbicara lewat batin,orang yang melihat nya akan mengira jika Vinaya tengah melamun. Itu sebab nya semua orang mengira jika Vinaya masih kesurupan.

"Aku pegang janji mu ,tapi jika kau mengingkari janji mu,maka jangan salahkan aku jika aku akan membuat teror setiap waktu " Pada akhirnya kuntilanak merah itu menyetujui tawaran Vinaya

Selang beberapa menit semua yang kesurupan nampak tenang. Ustadz dan beberapa orang yang terlibat pun menghela nafas lega. Kemudian para korban kesurupan massal di tandu satu persatu untuk dibawa ke klinik yang tak jauh dari kampus karena kondisi mereka yang pingsan.

Sementara Vinaya sendiri masih terdiam di tempatnya. Tak ada yang berani menghampiri nya,sampai kemudian ia merasa ada yang menepuk bahu nya. Gadis itu menoleh. Nampak sosok wanita berambut pendek tersenyum padanya.

"Siapa kamu ?" Tanya nya

"Aku Riza " Sahut nya sambil tersenyum

"Vinaya !" Ucap Yudi ,sosok Riza pun menghilang

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Martin yang juga menghampiri nya

"Aku gak apa-apa. Kalian sendiri gimana ?" Tanya gadis itu balik seraya menatap kedua nya

"Kita juga gak apa-apa kok " Jawab Martin mendahului Yudi

Sementara itu Keenan pergi bersama ustadz.

Keesokan harinya

Vinaya sudah mendapatkan akses untuk memasuki gedung studio dimana konser dangdut yang dibintangi Inul Daratista diselenggarakan.

"Yess...pas banget waktu nya ,besok kan hari libur " Gumam gadis itu

"Om pocong....!" Panggil Vinaya namun pocong itu tak nampak dimana pun ,ia bahkan sudah berkeliling rumah namun entah pergi kemana pocong itu,hingga gadis itu pun lelah mencari dan memilih duduk selonjoran di teras

"Kemana sih tuh pocong ,giliran dicari aja ,susah banget. Pas gak dicari suka nongol tiba-tiba" Gerutunya pelan

Dari arah belakang nampak Keenan berjalan kearah nya. Pria itu nampak kusut dan muram,ada kekesalan terpendam dalam hati nya. Tapi ia enggan menunjukan nya.

Pria itu langsung duduk di samping Vinaya. Lekas berucap.

"Sepertinya kita memang harus menikah saja "

Sontak saja Vinaya terkejut dan refleks menoleh.

"Apa bang ? Menikah ?" Tanya Vinaya

"Iya. Kesepakatan aku dan mama sudah berakhir,aku pun sudah nyerah " Ucap nya

"Maksudnya kesepakatan apa ?" kening gadis itu berkerut,ia sungguh tidak tahu apa-apa tentang kesepakatan antara Keenan dan Lusi,ia bahkan tak mengharap kan pernikahan itu ,sudah diterima di rumah itu saja sudah cukup baginya

"Emang mama gak ngasih tahu kamu ?" Tanya Keenan balik

"Mama Lusi gak ngomong apa-apa kok,malah kita tidak pernah membahas pernikahan sama sekali setelah waktu itu " Tutur Vinaya

"Benarkah ? Emang nya mama gak maksa-maksa kamu buat nikah sama aku ?"

"Enggak. Mama Lusi cuman mengutarakan keinginan nya supaya kita menikah,setelah itu beliau tak pernah membahas lagi karena aku yang minta " Terang Vinaya

"Kenapa ?" Kini giliran kening Keenan yang berkerut-kerut

"Karena aku tak pernah bermimpi ataupun berharap dengan pernikahan itu. Jujur aku sedang berusaha menata kembali hati aku. Setelah ditinggal kabur calon suami, suami meninggal tak lama setelah menikah ,ditinggal pula oleh kedua orangtua ku,membuat aku tak ingin memikirkan apapun selain menyembuhkan luka hati ku" Tutur Vinaya,namun Keenan dibuat salfok dengan kata 'suami' yang diucapkan gadis itu

"Tunggu deh,tadi aku gak salah denger kan, tadi kamu bilang ditinggal calon suami kabur ,terus kok bisa bilang ditinggal suami , maksudnya gimana ?"Tanya Keenan menatap dalam mata Vinaya ,pria itu benar-benar tak mengerti

"Huuuufftthhh....." Vinaya menghela nafas ,mengingat hal itu membuat hatinya kembali sakit

"Beberapa bulan yang lalu,hari pernikahan aku dilaksanakan. Seharusnya sekarang aku sudah hidup bahagia ,tapi ....semua itu hanya lah angan-angan ku saja. Kenyataan membuat ku sadar jika hidup tak selamanya berjalan dengan mulus " Vinaya menjeda ucapan nya untuk menghela nafas,Keenan nampak menyimak apa yang dituturkan gadis itu

"Tepat di hari H pernikahan ku,calon suami aku pergi entah kemana. Sebenarnya sudah dari semalam dia tidak ada kabar dan ponsel nya pun tak aktif. Aku masih berfikir positif mungkin dia sengaja untuk tidak terlalu banyak berkomunikasi agar acara besok bisa lebih berkesan bagi kami. Itu pemikiran ku. Tapi nyatanya ,hingga waktu yang ditentukan tiba, dia tak kunjung datang hingga datanglah kabar tak mengenakan. Calon suami ku kabur. Sahabat aku yang menggantikan posisi nya karena tak ingin aku dan keluarga ku menanggung malu"

"Jadi, menikah lah kami,tapi beberapa saat setelah itu dia meninggal"Lirih Vinaya menahan sesak di dada

"Jadi kamu janda dong " Celetuk Keenan

"Ternyata kita sama ya" Sambung nya ,sambil terkekeh ,Vinaya pun menoleh

"Maksudnya?"

"Sama-sama ditinggal. Kekasih ku menghilang dan sampai sekarang belum ditemukan dimana rimba nya " Ucap Keenan dengan nada yang lebay

"Hilang ? Kenapa bisa hilang ?"

"Entahlah ,tidak ada tanda-tanda atau gelagat aneh darinya sebelum dia menghilang. Malah sebelumnya kita habis jalan bareng waktu itu,dia juga gak mengatakan apapun. Besoknya dia langsung tak ada kabar. Rumah nya pun kosong. Semua tetangga tak ada yang tahu kemana dia pergi" Keenan menjadi melow

"Ah iya. Tadi kamu bilang ada kesepakatan antara kamu dan mama Lusi,apa aku boleh tahu kesepakatan apa itu ?" Tanya Vinaya mengalihkan pembicaraan

Saat Keenan hendak berbicara,gadis itu kembali berbicara,"Tapi kalau aku gak boleh tahu juga gak apa-apa kok,aku gak terlalu kepo kok " Lanjut nya

"Boleh kok. Jadi kesepakatan nya jika dalan waktu dua bulan aku tak menemukan nya ,maka aku akan menikah dengan mu " Ucap Keenan

"Tapi kan sekarang belum dua bulan "

"Memang. Tapi aku sudah lelah mencari ke sana kemari sampai nyewa detektif pun tak ada hasil nya " Pria itu menghembuskan nafas nya

"Jadi beneran kita bakalan nikah ?" Lirih Vinaya

"Memang nya kamu tidak mengharapkan nya ? Di luar sana banyak loh yang mau dan rela ngantri buat nikah sama aku ,kok kamu enggak " Ucap Keenan tak percaya ,padahal sebelumnya pria itu mengira jika Vinaya sama dengan wanita-wanita lain yang mengharapkan nya

"Idih,kamu narsis juga ya ternyata " Vinaya memutar bola matanya

"Bukan narsis ,tapi emang kenyataan nya begitu kok " Ucap pria itu lagi

Kemudian keduanya terdiam dengan fikiran nya masing-masing. Keenan ingin mengutarakan sesuatu,namun ia takut menyinggung perasaan gadis di samping nya.

"Kalau ada yang ingin dibicarakan bicara saja,jangan ragu-ragu atau merasa gak enak" Cetus Vinaya membuat Keenan terkesiap

"Kok,kamu bisa tahu jika aku ingin membahas sesuatu?" Tanya nya

"Nebak aja. Jadi ada apa ?" Tanya Vinaya lagi

"Tapi sebelum nya aku minta maaf ya " Ucap nya gak enak hati

"Maaf untuk apa dulu ?" Tanya Vinaya

"Kita....kita mungkin memang akan menikah,tapi hanya pura-pura. Jujur sampai saat ini aku masih belum bisa melupakan nya,aku menikah dengan mu karena mama. Kita jalani saja hubungan kita seperti biasanya. Masalah tidur ,di rumah ku ada dua kamar,nanti kamu bisa tidur di kamar satu nya. Bagaimana ?"