Maaf di bab kemarin mungkin ada kesalahan teknis hingga sebagian isi cerita hilang,tapi aku sudah revisi kok ,bisa dibaca ulang biar nyambung ke cerita selanjutnya ya.
Ok kita sambung ceritanya...
"NON VINAYA !"
Art itu langsung sigap menolong Vinaya.
"Haduh non,nona gak apa-apa?" Tanya nya panik
"Uhuukk...aku gak apa-apa bi,cuman terkejut saja " Jawab nya sambil terbatuk-batuk
"Memang nya non kenapa ,kok bisa tiba-tiba kecebur gitu ?" Tanya art sambil memberikan handuk dan menyelimuti tubuh Vinaya yang basah kuyup
"Biasa lah,ada poc....eh maksudnya biasa lah bi,tadi aku kepeleset,iya...kepeleset " Ralat nya ketika hampir keceplosan
"Ya ampun non,lain kali hati-hati "
"Iya bi,makasih ya kalau gitu aku ke kamar dulu deh mau mandi sekalian " Pamit nya yang diangguki bibi art
Jam sudah menunjukan angka lima saat Lusi dan Herlambang pulang. Keduanya segera memasuki kamar untuk segera membersihkan diri. Setelah selesai,Lusi menghampiri kamar putra nya untuk memastikan kondisi nya. Wanita itu sangat kefikiran dengan kondisi putra nya saat ia tinggalkan tadi. Jika saja tidak ada masalah mendesak ia mungkin tak akan pergi dan hanya akan di rumah saja untuk menemani putra nya yang sedang sakit.
Tok tok tok
"Keenan " Panggil nya
"I...iya mah, buka saja...pintunya gak dikunci " jawab Keenan dengan suara lemas tapi masih bisa terdengar oleh Lusi
Mendengar suara putra nya membuat perasaan Lusi semakin tak enak. Tanpa membuang waktu,wanita paruh baya itu segera masuk.
"Astaghfirullah....Keenan !" Seru Lusi
Ia terkejut melihat Keenan yang sedang meringkuk sambil menahan rasa sakit di perut nya. Tubuh pria itu sampai bergetar menahan tangisan nya. Hanya isakan kecil yang terdengar.
"Kita ke rumah sakit " Ucap Lusi seraya beranjak hendak meminta bantuan. Herlambang yang saat itu baru keluar dari kamar nya melihat wajah istri nya yang panik. Ia lalu menghampiri nya
"Kenapa ? Seperti nya panik gitu ?" Tanyanya
"Keenan pah,Keenan ...." Lusi menceritakan kondisi putra nya
"Ya Allah,memang nya separah itu ? Bukan nya kata dokter dia gak apa-apa?" Tanya Herlambang tak kalah panik
"Entahlah,mama juga gak ngerti. Ayo pah telpon ambulan atau kita bawa saja Keenan ke rumah sakit " Ucap Lusi
Saat itu Vinaya yang hendak mengajak mereka makan malam pun mendengarkan percakapan pasangan suami istri itu.
"Memang nya kenapa lagi dengan pak....eh,bang Keenan ?" Tanya Vinaya
Gadis itu jadi kesulitan sendiri dengan panggilan nya pada Keenan. Di kampus ia memanggil pak,pada Keenan sendiri ia memanggilnya tuan,dan dihadapan Lusi dan Herlambang ia memanggil Abang.
"Sakit nya makin parah " lirih Lusi
"Boleh aku melihat nya ?" Tanya Vinaya
"Tentu saja. Kamu temani dulu Keenan,mama mau siapin mobil dulu. Yuk pah " Jika malam menjelang pak Wawan pulang ke rumah nya , jadi jika mereka hendak bepergian di malam hari mereka mengendarai mobil sendiri
Setelah mendapatkan persetujuan Lusi,Vinaya pun memasuki kamar Keenan dengan jantung berdebar. Bagaimana tidak, itu adalah kali pertama nya memasuki kamar seorang pria ,apalagi pria yang sudah matang seperti Keenan.
Aroma maskulin langsung tercium di indera penciuman saat gadis itu memasuki kamar tersebut.
"Maahh ....sakiiittt ..." Keenan yang saat itu memejamkan mata mengira jika yang masuk adalah Lusi
Vinaya yang sebelumnya sudah menyaksikan kekonyolan pria itu pun tak kaget lagi. Ia hanya menggelengkan kepala melihat nya. Ya,Vinaya menganggap rengekan dan tangisan Keenan adalah sesuatu yang konyol.
Saat itu Vinaya kembali melihat aura hitam pada tubuh Keenan. Merasa benar-benar ada yang tak beres terhadap pria itu ,Vinaya berjalan ke arah kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, gadis itu mengambil air wudhu. Setelah selesai,Vinaya keluar dengan wajah yang nampak basah. Gadis itu kemudian berjalan ke arah nakas yang di atas nya terdapat air minum.
Dengan membawa air minum tersebut,Vinaya duduk membelakangi Keenan,ia lalu membacakan beberapa ayat suci Al-Qur'an. Suara merdu dari bacaan tersebut membuat Keenan menghentikan tangisannya. Ia membuka mata dan terkejut saat melihat Vinaya yang tengah melantunkan bacaan tersebut.
"Ngapain dia di sini ? Mana mama ?" batin nya
Selang beberapa menit , Vinaya telah selesai. Gadis itu kemudian beranjak dari duduk nya.
"Ini, minumlah. Kalau sakit tuh banyakin berdoa dan meminta pertolongan Allah,bukan nya malah nangis " Ucap nya sedikit mencibir
"Siapa yang nangis sih,jangan ngarang ya !" Keenan mengelak
"Iya deh yang gak nangis. Ya udah ini minum dulu,lagian makan kok sembarangan sih, jadinya gini kan " Saat membaca ayat-ayat tadi,Vinaya jadi mengetahui apa penyebab sakit di perut Keenan
"Siapa yang makan sembarangan sih ,sok tau banget " Gerutu Keenan tak terima namun tangan nya menerima gelas air minum dari Vinaya
"Udah,jangan ngedumel ! Ayo minum !" Ucap Vinaya tak sabar
"Iya,iya. Nih aku minum " Karena malas berdebat pria itu meminum habis air tersebut
"Bismilah dulu,main tenggak aja " gemas Vinaya
"Iya,maaf lupa. Lagian udah abis kok air nya " ucap Keenan santai ,pria itu meletakkan gelas kosong di nakas
Tak lama kemudian Lusi dan Herlambang datang.
"Ayo ,kita ke rumah sakit ! " Ucap Lusi
"Enggak ah mah,udah agak enakan kok gak sesakit tadi " Tolak Keenan
"Masa sih ?" Lusi nampak tak percaya
"Iya mah, beneran" Yakin Keenan
"Tapi kok iya ya,gak sakit banget kaya tadi" Lanjutnya pelan
"Jadinya gimana ,jadi gak ke rumah sakit nya ?" Tanya Herlambang
"Enggak pah " Jawab Keenan
"Yakin ?" Tanya Herlambang lagi
"Iya,pah ! Yakin " Tegas Keenan
"Ya sudah kalau begitu ,papa masukin lagi mobil nya nih ke garasi " Herlambang pun berlalu,sementara Lusi mengajak Vinaya untuk makan malam
"Lah,aku gak diajak ?" Gumam Keenan pelan
Akhirnya Keenan pun mengikuti langkah kedua wanita berbeda usia yang sudah berjalan lebih dulu.
"kamu beneran udah enakan perut nya ?" Tanya Lusi lagi ketika melihat Keenan berjalan menuju meja makan
"Iya,mah. Buktinya aku sekarang ada di sini "Jawab Keenan lagi
Beberapa saat kemudian mereka pun menyantap makan malam mereka dengan diselingi obrolan ringan antara Lusi dan Vinaya.
"Kenapa setelah minum air darinya perut aku langsung enakan ya,apa dia dukun yang bisa jampi-jampi ke air terus diminumkan ?" Batin Keenan sambil memperhatikan Vinaya
Vinaya jadi salah tingkah saat mengetahui jika dirinya diperhatikan,sementara Lusi dan Herlambang saling lirik dengan mengulum senyum.
Makan malam telah selesai,Lusi dan Herlambang berada di ruang santai. Mereka berbincang seputar pekerjaan sambil nonton tv. Tak lupa beberapa cemilan menemani mereka.
Vinaya yang saat itu berada di kamar nya kembali dibuat terkejut dengan kemuncukam sosok pocong yang langsung menanyai nya.
"Jadi kapan kamu ajak aku nonton konser dangdut Inul Daratista?"
"Astaghfirullah.... bisa gak sih gak ngagetin ! " Ketus gadis itu
"Ayo ajak aku dangdutan ! Kapan ajak aku nonton Inul Daratista...." Ucap pocong itu
"Om pocong ! Gak ada dialog lain apa ,bosen aku dengar nya " Keluh gadis itu seraya mengusap dadanya
"Mau nonton Inul Daratista pokok nya "
"Sabar dong ,aku lagi nyari tau kapan Inul Daratista manggung. Nanti juga aku kasih tau kalau udah waktunya" Lanjut nya
"Tapi aku mau nonton konser dangdut yang ada Inul Daratista nya " ucap pocong itu lagi
"Iiihhh.....jadi pocong gak sabaran banget sih ! Sabar napa !" Gadis itu merasa gemas
Di balik pintu Keenan mengerutkan kening nya. Pria itu hendak mengucapkan terima kasih karena kini perut nya sudah benar-benar tidak sakit lagi. Akan tetapi ia yang hendak mengetuk pintu kamar gadis itu pun mengurungkan nya saat mendengar suara Vinaya.
"Dia ngomong sama siapa ? " Gumam nya lirih
"Lagi nelpon kali " lanjut nya
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Ratna Susianingsih
dia ngomong sama teman dunia lain wong di indigo...ya iya pocong tuh ga sabaran banget ..atuh dongkap wae ka rumah Inul suruh joget...wkwkw pocong gaul tuh... lanjut thor...
2024-03-13
2