Setelah pertemuan dengan kedua orang tua nya, Vinaya jadi merasa lebih tenang langkah nya pun terasa lebih ringan. Kerinduan nya yang membuncah sudah sedikit terobati meski mungkin ke depan nya ia akan kembali dilanda kerinduan yang sama mengingat kini ia tak bisa setiap saat bertemu dengan kedua orang tua.
Namun meski begitu ia sudah berjanji untuk tidak lagi bersedih. Dengan semangat Vinaya mengangkat koper yang ukuran nya cukup besar,bagi orang lain apalagi seorang wanita,koper sebesar itu tidak akan sanggup diangkat seorang diri,tapi berbeda dengan Vinaya. Gadis itu mengangkat koper seakan koper itu hanyalah seonggok kapas.
Melihat perubahan raut wajah Vinaya yang demikian membuat Winda semakin khawatir. Wanita itu takut jika mental Vinaya sedikit terganggu.
"Hai,bi kenapa bengong pagi-pagi begini ? hati-hati loh bi,entar ayam tetangga pada datang minta makan loh" gurau Vinaya lalu duduk di sisi wanita itu
"Kamu .... baik-baik saja ?" Tanya Winda ragu
"Aku sudah baik-baik saja kok bi,bibi tenang saja ya,oh iya nanti aku sarapan di halte saja ya, biasanya di sana suka ada yang jual lontong sayur kalau pagi-pagi " Ucap Vinaya
"Aduh,bibi minta maaf ya Vin,bibi lupa memberi tahu mu " Lirih Winda
"Soal apa bi ?"
"Kalau kamu tidak bisa pergi pagi ini...." Belum sempat Winda menyelesaikan ucapan nya,Vinaya sudah terlebih dulu menyela
"Teman bibi tak jadi menerima ku kerja ?" Tanya nya
"Bukan ih ! Bukan itu ,bibi belum selesai ngomong kok main potong saja " Gemas Winda
"Hehehe....maaf,lalu apa dong ?"
"Teman bibi sudah menyuruh supir nya buat jemput kamu ke sini,katanya dia takut kamu nyasar,bibi bilang jika ini perjalanan pertama kamu ke Jakarta" Jelas Winda
"Ya ampun,teman bibi baik banget sih ,jadi enak dong aku,gak keluar ongkos,he..." Vinaya nampak nyengir memamerkan deretan giginya yang putih dan tertata rapih
"Itu sih belum seberapa,kalau kamu sudah mengenalnya pasti kamu bisa merasakan kebaikan nya,Lusi tuh orangnya tidak pandang bulu,siapapun dan apapun status orang lain dia akan memperlakukan nya dengan sama,asalkan tidak mencari masalah saja dengan nya,jika ada sedikit saja yang mengusiknya maka dia tidak akan kasih ampun " Papar Winda
"Wah,kalau begitu aku harus hati-hati dong,harus bener-bener jaga sikap "Lirih Vania
" Tapi kamu tenang saja selama kamu tidak menyinggung nya,kamu pasti aman " Lanjut Winda
"Jadi,ini aku gak jadi pergi ke halte gitu ?" Tanya Vania lagi memastikan
"Iya,sudah yuk kita sarapan !" Ajak Winda menarik lengan Vinaya ke arah ruang makan
"Om Toni kapan pulang nya bi ?" Tanya Vinaya di sela-sela makan nya
"Paling semingguan lagi. Kenapa ? Kangen ya?" Goda Winda
"Idih,bibi apaan sih,gak lah. Cuman aku kasihan saja sama bibi,setiap hari sendirian terus di rumah. Terus Elis apa dia udah nelpon bibi lagi?"
"Sudah satu bulan gak ada nelpon tuh anak ,padahal biasanya setiap hari libur pasti dia hubungi bibi,tapi kok sekarang enggak ya,apa iya gak dikasih izin "Jawab wanita itu mengusap ujung mata nya yang berair. Terlihat sekali sorot kerinduan pada wanita paruh baya itu
"Mungkin Elis sedang sibuk bi,kita kan tahu betul kegiatan di pondok seperti apa ,ya...meski aku pun tak tau persis sih " Cengir Vinaya
"Iya, mudah-mudahan saja ya,dia lagi sibuk " lirih Winda berusaha tegar namun tak dapat membohongi diri sendiri jika dirinya tengah mengkhawatirkan putri semata wayang nya itu
Hingga kemudian ekspresi nya kembali berubah ceria. " semangat ya,semoga mendapat jodoh yang terbaik di kota !" Ucap Winda sambil tersenyum
"Idih,bibi ! Aku kan ke kota mau kerja,bukan mau masuk biro jodoh. Kenapa ngasih semangat nya seperti itu " Vinaya mencebik kan bibir nya
"Hehehe....ya,siapa tau kan nanti di kota kamu tidak sengaja bertemu pria yang benar-benar tulus sama kamu,bibi hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak-anak bibi " Winda mengelus rambut panjang Vinaya
"Ya udah,iya aminin saja lah semoga saja ada ya, yang seperti itu " Gadis itu merasa terharu dengan ucapan Winda
"Tolong jaga bibi Winda!" Pinta Vinaya membatin pada kuntilanak yang selalu mengintip di jendela dapur
Kuntilanak itu pun mengangguk saja sambil kedua tangannya menyisir rambut panjang kusut nya.
Singkat cerita Vinaya sudah dalam perjalanan menuju ke kota. Dalam hati ia merasa bersyukur karena selalu dikelilingi orang baik,bahkan diawal perjuangan nya merantau ke kota pun dia sudah diberi kemudahan.
"Gak apa-apa jadi art,yang penting halal,majikan nya pun baik semoga saja tidak ada art lain yang merasa tersaingi dan bikin drama seperti di sinetron-sinetron " Gumam Vinaya membatin
"Ibu....ayah...doakan selalu putri mu ini " Vinaya memejamkan kedua matanya yang sudah kembali berkaca-kaca
Gadis itu masih tak percaya jika kini ia harus berjuang seorang diri dalam menjalani kehidupan. Vinaya menghela nafas panjang,lalu menghembuskan nya perlahan.
Satu jam lebih berada diperjalanan membuat nya mengantuk," Pak,saya mau tidur gak apa-apa kan ?" Tanya Vinaya pada supir di depan
"Silahkan atuh non. Nona mau tidur , jumpalitan,atau kayang pun bebas ,tidak perlu minta izin " Jawab sang supir
"Ah,bapak ada-ada saja ,ya mana bisa dong pak kayang sama jumpalitan di dalam mobil nanti yang ada malah mobilnya yang ikutan kayang " Ucap Vinaya bercanda
"Hehehe ...nona bisa saja "
"Pak,jangan panggil nona lah,aku kan cuman calon pembantu,udah kaya supir sama majikan saja pake manggil nya nona segala " pinta Vinaya yang nampak nya tak nyaman dengan panggilan tersebut
"Pembantu ?" Sang supir berkerut hingga menimbulkan garis-garis tak sejajar berderet di kening nya
"Iya,pembantu masa calon menantu. Yang benar saja " Vinaya terkekeh
"Memang benar calon menantu kan ,tadi nyonya yang bilang kok " batin supir itu sambil sesekali melirik pada kaca kecil di atas nya. Pria paruh baya bernama Wawan itu merasa bingung dengan pengakuan gadis cantik yang dijemput nya
Memang benar,tadi Lusi mengatakan pada supir nya untuk menjemput calon menantunya. Lusi sudah percaya diri saja dan yakin dengan Vinaya. Apalagi mendengar kisah pilu dan kepribadian nya dari Winda membuat nya tak sabar ingin bertemu dengan Vinaya.
Tiga jam setengah,mobil yang dikendarai Wawan akhirnya berhenti di halaman depan sebuah rumah yang cukup besar dan mewah. Vinaya yang tidur pun terbangun setelah dibangunkan sang supir.
"Eh,maaf pak ! Saya kebablasan tidur " Lirih nya tak enak hati
"Gak apa-apa non "
"Eh,udah sampai ya. Wuaah....rumah nya besar banget bisa gempor aku bersihin rumah ini sendirian,bersihin dari subuh kelarnya tengah malem ini mah " gumam Vinaya
Pak Wawan yang tak sengaja mendengar gumaman nya pun sontak terbahak, hal itu membuat Vinaya menoleh.
"Hehehe....gak apa-apa non,non nya lucu. Mari " Pak Wawan pun membuka kan pintu untuk Vinaya
"Ih,si bapak pake dibukain segala,jadi ngerepotin kan " Vinaya tak enak hati
"Gak apa-apa non,sudah tugas saya. Mari non,sudah ditunggu nyonya di dalam ! "
"Eh....ya sudah. Makasih ya pak " Ucap Vinaya begitu melihat koper nya sudah dibawa pak Wawan
"Sama-sama non " Balas pak Wawan." Gustiiiii....ini teh isi nya apaan ya,kok berat benget,apa kopernya yang berat,tapi tadi saya lihat non Vinaya enteng banget bawanya " lirih pak Wawan dalam hati
Begitu memasuki rumah,Vinaya langsung disambut dengan hangat oleh Lusi. Setelah dipersilahkan duduk Lusi meminta art nya membuatkan minuman untuk Vinaya.
"Terima kasih nyonya,karena nyonya sudah menerima saya bekerja di sini" Ucap Vinaya tulus
"Iya, sama-sama. Kamu selama di sini jangan sungkan-sungkan ya,kalau mau apa-apa katakan saja,semoga betah" Ucap Lusi membuat Vinaya menatap Lusi dengan mata berkaca-kaca
"Ya Allah,nambah lagi satu orang baik di hidup aku ,aku janji akan bekerja sebaik mungkin di sini ,tak akan aku mengecewakan orang-orang yang sudah baik padaku " batin Vinaya terharu ,namun kemudian fokusnya teralihkan pada sekelebatan bayangan putih yang melintas begitu saja ,ia tahu itu bukan lah manusia ,jika manusia pasti Lusi juga akan menoleh
"Sebaiknya aku memang tidak usah buru-buru,takutnya tidak sesuai ekspektasi. Dari wajahnya sih emang kelihatan baik,meski kata Winda gadis ini memang gadis baik ,tapi apa salahnya kan kalau aku tes drive dulu. Kalau hasilnya memuaskan baru deh distempel calon mantu " Batin Lusi
Semalam ia dan suami nya memang berdiskusi mengenai Vinaya untuk tidak langsung mengutarakan keinginan mereka ,takut jika apa yang di katakan Winda tidak sesuai dengan kenyataan. Dan untuk sementara mereka membiarkan Vinaya untuk menjadi art selama masa penilaian.
Sementara itu dalam hati Vinaya,"Gak heran sih,kalau di rumah semewah ini juga banyak hantunya ,orang banyak patung-patung dan lukisan manusia di sini" Masalah nya bukan hanya sekelebatan tadi saja yang terlihat dimatanya , sosok-sosok lain pun mulai menampakkan diri nya.
"Hadeuh....mau kenalan nih ceritanya "
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Heri Wibowo
seperti beli mobil saja ya Nyonya pakai test drive
2024-09-20
0
Ratna Susianingsih
hai namaku ..kunkun boleh aku kenalan ..wkwkwwkk.. semangat thor
2024-03-01
1