Tes Drive

Setelah pertemuan dengan kedua orang tua nya, Vinaya jadi merasa lebih tenang langkah nya pun terasa lebih ringan. Kerinduan nya yang membuncah sudah sedikit terobati meski mungkin ke depan nya ia akan kembali dilanda kerinduan yang sama mengingat kini ia tak bisa setiap saat bertemu dengan kedua orang tua.

Namun meski begitu ia sudah berjanji untuk tidak lagi bersedih. Dengan semangat Vinaya mengangkat koper yang ukuran nya cukup besar,bagi orang lain apalagi seorang wanita,koper sebesar itu tidak akan sanggup diangkat seorang diri,tapi berbeda dengan Vinaya. Gadis itu mengangkat koper seakan koper itu hanyalah seonggok kapas.

Melihat perubahan raut wajah Vinaya yang demikian membuat Winda semakin khawatir. Wanita itu takut jika mental Vinaya sedikit terganggu.

"Hai,bi kenapa bengong pagi-pagi begini ? hati-hati loh bi,entar ayam tetangga pada datang minta makan loh" gurau Vinaya lalu duduk di sisi wanita itu

"Kamu .... baik-baik saja ?" Tanya Winda ragu

"Aku sudah baik-baik saja kok bi,bibi tenang saja ya,oh iya nanti aku sarapan di halte saja ya, biasanya di sana suka ada yang jual lontong sayur kalau pagi-pagi " Ucap Vinaya

"Aduh,bibi minta maaf ya Vin,bibi lupa memberi tahu mu " Lirih Winda

"Soal apa bi ?"

"Kalau kamu tidak bisa pergi pagi ini...." Belum sempat Winda menyelesaikan ucapan nya,Vinaya sudah terlebih dulu menyela

"Teman bibi tak jadi menerima ku kerja ?" Tanya nya

"Bukan ih ! Bukan itu ,bibi belum selesai ngomong kok main potong saja " Gemas Winda

"Hehehe....maaf,lalu apa dong ?"

"Teman bibi sudah menyuruh supir nya buat jemput kamu ke sini,katanya dia takut kamu nyasar,bibi bilang jika ini perjalanan pertama kamu ke Jakarta" Jelas Winda

"Ya ampun,teman bibi baik banget sih ,jadi enak dong aku,gak keluar ongkos,he..." Vinaya nampak nyengir memamerkan deretan giginya yang putih dan tertata rapih

"Itu sih belum seberapa,kalau kamu sudah mengenalnya pasti kamu bisa merasakan kebaikan nya,Lusi tuh orangnya tidak pandang bulu,siapapun dan apapun status orang lain dia akan memperlakukan nya dengan sama,asalkan tidak mencari masalah saja dengan nya,jika ada sedikit saja yang mengusiknya maka dia tidak akan kasih ampun " Papar Winda

"Wah,kalau begitu aku harus hati-hati dong,harus bener-bener jaga sikap "Lirih Vania

" Tapi kamu tenang saja selama kamu tidak menyinggung nya,kamu pasti aman " Lanjut Winda

"Jadi,ini aku gak jadi pergi ke halte gitu ?" Tanya Vania lagi memastikan

"Iya,sudah yuk kita sarapan !" Ajak Winda menarik lengan Vinaya ke arah ruang makan

"Om Toni kapan pulang nya bi ?" Tanya Vinaya di sela-sela makan nya

"Paling semingguan lagi. Kenapa ? Kangen ya?" Goda Winda

"Idih,bibi apaan sih,gak lah. Cuman aku kasihan saja sama bibi,setiap hari sendirian terus di rumah. Terus Elis apa dia udah nelpon bibi lagi?"

"Sudah satu bulan gak ada nelpon tuh anak ,padahal biasanya setiap hari libur pasti dia hubungi bibi,tapi kok sekarang enggak ya,apa iya gak dikasih izin "Jawab wanita itu mengusap ujung mata nya yang berair. Terlihat sekali sorot kerinduan pada wanita paruh baya itu

"Mungkin Elis sedang sibuk bi,kita kan tahu betul kegiatan di pondok seperti apa ,ya...meski aku pun tak tau persis sih " Cengir Vinaya

"Iya, mudah-mudahan saja ya,dia lagi sibuk " lirih Winda berusaha tegar namun tak dapat membohongi diri sendiri jika dirinya tengah mengkhawatirkan putri semata wayang nya itu

Hingga kemudian ekspresi nya kembali berubah ceria. " semangat ya,semoga mendapat jodoh yang terbaik di kota !" Ucap Winda sambil tersenyum

"Idih,bibi ! Aku kan ke kota mau kerja,bukan mau masuk biro jodoh. Kenapa ngasih semangat nya seperti itu " Vinaya mencebik kan bibir nya

"Hehehe....ya,siapa tau kan nanti di kota kamu tidak sengaja bertemu pria yang benar-benar tulus sama kamu,bibi hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak-anak bibi " Winda mengelus rambut panjang Vinaya

"Ya udah,iya aminin saja lah semoga saja ada ya, yang seperti itu " Gadis itu merasa terharu dengan ucapan Winda

"Tolong jaga bibi Winda!" Pinta Vinaya membatin pada kuntilanak yang selalu mengintip di jendela dapur

Kuntilanak itu pun mengangguk saja sambil kedua tangannya menyisir rambut panjang kusut nya.

Singkat cerita Vinaya sudah dalam perjalanan menuju ke kota. Dalam hati ia merasa bersyukur karena selalu dikelilingi orang baik,bahkan diawal perjuangan nya merantau ke kota pun dia sudah diberi kemudahan.

"Gak apa-apa jadi art,yang penting halal,majikan nya pun baik semoga saja tidak ada art lain yang merasa tersaingi dan bikin drama seperti di sinetron-sinetron " Gumam Vinaya membatin

"Ibu....ayah...doakan selalu putri mu ini " Vinaya memejamkan kedua matanya yang sudah kembali berkaca-kaca

Gadis itu masih tak percaya jika kini ia harus berjuang seorang diri dalam menjalani kehidupan. Vinaya menghela nafas panjang,lalu menghembuskan nya perlahan.

Satu jam lebih berada diperjalanan membuat nya mengantuk," Pak,saya mau tidur gak apa-apa kan ?" Tanya Vinaya pada supir di depan

"Silahkan atuh non. Nona mau tidur , jumpalitan,atau kayang pun bebas ,tidak perlu minta izin " Jawab sang supir

"Ah,bapak ada-ada saja ,ya mana bisa dong pak kayang sama jumpalitan di dalam mobil nanti yang ada malah mobilnya yang ikutan kayang " Ucap Vinaya bercanda

"Hehehe ...nona bisa saja "

"Pak,jangan panggil nona lah,aku kan cuman calon pembantu,udah kaya supir sama majikan saja pake manggil nya nona segala " pinta Vinaya yang nampak nya tak nyaman dengan panggilan tersebut

"Pembantu ?" Sang supir berkerut hingga menimbulkan garis-garis tak sejajar berderet di kening nya

"Iya,pembantu masa calon menantu. Yang benar saja " Vinaya terkekeh

"Memang benar calon menantu kan ,tadi nyonya yang bilang kok " batin supir itu sambil sesekali melirik pada kaca kecil di atas nya. Pria paruh baya bernama Wawan itu merasa bingung dengan pengakuan gadis cantik yang dijemput nya

Memang benar,tadi Lusi mengatakan pada supir nya untuk menjemput calon menantunya. Lusi sudah percaya diri saja dan yakin dengan Vinaya. Apalagi mendengar kisah pilu dan kepribadian nya dari Winda membuat nya tak sabar ingin bertemu dengan Vinaya.

Tiga jam setengah,mobil yang dikendarai Wawan akhirnya berhenti di halaman depan sebuah rumah yang cukup besar dan mewah. Vinaya yang tidur pun terbangun setelah dibangunkan sang supir.

"Eh,maaf pak ! Saya kebablasan tidur " Lirih nya tak enak hati

"Gak apa-apa non "

"Eh,udah sampai ya. Wuaah....rumah nya besar banget bisa gempor aku bersihin rumah ini sendirian,bersihin dari subuh kelarnya tengah malem ini mah " gumam Vinaya

Pak Wawan yang tak sengaja mendengar gumaman nya pun sontak terbahak, hal itu membuat Vinaya menoleh.

"Hehehe....gak apa-apa non,non nya lucu. Mari " Pak Wawan pun membuka kan pintu untuk Vinaya

"Ih,si bapak pake dibukain segala,jadi ngerepotin kan " Vinaya tak enak hati

"Gak apa-apa non,sudah tugas saya. Mari non,sudah ditunggu nyonya di dalam ! "

"Eh....ya sudah. Makasih ya pak " Ucap Vinaya begitu melihat koper nya sudah dibawa pak Wawan

"Sama-sama non " Balas pak Wawan." Gustiiiii....ini teh isi nya apaan ya,kok berat benget,apa kopernya yang berat,tapi tadi saya lihat non Vinaya enteng banget bawanya " lirih pak Wawan dalam hati

Begitu memasuki rumah,Vinaya langsung disambut dengan hangat oleh Lusi. Setelah dipersilahkan duduk Lusi meminta art nya membuatkan minuman untuk Vinaya.

"Terima kasih nyonya,karena nyonya sudah menerima saya bekerja di sini" Ucap Vinaya tulus

"Iya, sama-sama. Kamu selama di sini jangan sungkan-sungkan ya,kalau mau apa-apa katakan saja,semoga betah" Ucap Lusi membuat Vinaya menatap Lusi dengan mata berkaca-kaca

"Ya Allah,nambah lagi satu orang baik di hidup aku ,aku janji akan bekerja sebaik mungkin di sini ,tak akan aku mengecewakan orang-orang yang sudah baik padaku " batin Vinaya terharu ,namun kemudian fokusnya teralihkan pada sekelebatan bayangan putih yang melintas begitu saja ,ia tahu itu bukan lah manusia ,jika manusia pasti Lusi juga akan menoleh

"Sebaiknya aku memang tidak usah buru-buru,takutnya tidak sesuai ekspektasi. Dari wajahnya sih emang kelihatan baik,meski kata Winda gadis ini memang gadis baik ,tapi apa salahnya kan kalau aku tes drive dulu. Kalau hasilnya memuaskan baru deh distempel calon mantu " Batin Lusi

Semalam ia dan suami nya memang berdiskusi mengenai Vinaya untuk tidak langsung mengutarakan keinginan mereka ,takut jika apa yang di katakan Winda tidak sesuai dengan kenyataan. Dan untuk sementara mereka membiarkan Vinaya untuk menjadi art selama masa penilaian.

Sementara itu dalam hati Vinaya,"Gak heran sih,kalau di rumah semewah ini juga banyak hantunya ,orang banyak patung-patung dan lukisan manusia di sini" Masalah nya bukan hanya sekelebatan tadi saja yang terlihat dimatanya , sosok-sosok lain pun mulai menampakkan diri nya.

"Hadeuh....mau kenalan nih ceritanya "

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Heri Wibowo

Heri Wibowo

seperti beli mobil saja ya Nyonya pakai test drive

2024-09-20

0

Ratna Susianingsih

Ratna Susianingsih

hai namaku ..kunkun boleh aku kenalan ..wkwkwwkk.. semangat thor

2024-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 Vinaya
2 Terhasut
3 Terusir
4 Bertemu ayah dan ibu
5 Tes Drive
6 Tangisan Aris
7 Bertemu Keenan
8 Membawa tas
9 Minta duit
10 Minta tolong
11 Pertama kuliah
12 Preman kampus
13 Perpustakaan kampus
14 Sakit perut
15 Terkejut
16 Pocong tak sabaran
17 Kesurupan massal
18 Pura-pura
19 Ke studio televisi
20 Cantik sih,...tapi horor
21 Pocong linglung
22 Sepakat
23 Mengerjai April
24 Fitnah
25 Rencana Vinaya
26 Menikah
27 Rumah Keenan
28 Gedung terbengkalai
29 Bertemu pak Rahmat
30 Bertemu lagi
31 Merasa tak asing
32 Memasak bersama
33 Menyesal
34 Gabungan tiga hantu
35 Vinaya baper
36 Dikira kesurupan
37 Meminta tolong
38 Perasaan tidak enak Keenan
39 Selamat
40 Tak sadar merindu
41 Hampir celaka
42 Bertemu Aminah (bibi Inah)
43 Bernegosiasi
44 Kedatangan Karina
45 Membantu Chaca
46 Kabar dari Triwul
47 Sebuah rencana
48 Acara kampus
49 Salah sasaran
50 Hati yang panas
51 Sosok buruk rupa
52 Melihat
53 Model internasional
54 Ancaman Karina
55 Satu kamar
56 Kemarahan Karina
57 Tamu
58 Bertemu Fadli
59 Keenan diculik
60 Mencari Keenan
61 Menyelamatkan Keenan
62 Hutan terlarang
63 Selamat
64 Penyesalan Fadli
65 April bunuh diri
66 Menemani April
67 Cemburu
68 Mangsa baru Karina
69 Adik Keenan
70 Kejahilannya Vinaya
71 Pergi ke mall
72 Keenan yang sudah tahu
73 Malam panjang +21
74 Nenek sihir datang lagi
75 Hidup lebih baik
76 Yang tak terduga di kafe
77 Ingin membantu
78 Salah obat
79 Janji Vinaya
80 Terasa ingin goyang pargoy
81 Hanya mimpi
82 Terpesona
83 Ternyata kakak payah
84 Kebakaran di villa
85 Menjenguk Lania
86 Menunggu
87 Menyesakkan dada
88 Kepanikan Keenan
89 Vinaya hamil ?
90 Terasa dekat
91 Cantika bertemu mama
92 Meminta bantuan Vinaya
93 Will you marry me ?
94 Keanehan
95 Alam ghaib
96 Mencari Keenan
97 Mencari Keenan lagi
98 Berhasil ?
99 Ketakutan April
100 Memberi pelajaran
101 Mencari Farah
102 Kondisi Farah
103 Mencari Farah part 2
104 Menolong Farah
105 Ungkapan cinta
106 Rencana pindah
107 Kenyataan pahit
108 Salah tingkah
109 Sumpah April
110 Merajuk
111 Mimpi Vinaya
112 Hati yang hancur
113 Mengetahui fakta
114 Menjadi santriwati
115 Ritual segera dimulai
116 Tertangkap nya Keenan
117 Memulai hidup baru
118 Peristirahatan terakhir
119 Rencana licik Lusi
120 Tuyul bingung
121 Terharu dan sedih
122 Tuyul Jhonson
123 Sekali tembak langsung tiga
124 Martin kecelakaan
125 Salah faham
126 Percobaan pembunuhan
127 Lania sadar dari koma
128 April ngidam
129 Bertemu
130 Menjenguk Martin (April)
131 Teror di komplek
132 Saranghaeyo
133 Semangat Martin
134 Kenangan masa lalu
135 Nyangkut
136 Melihat kuyang
137 Matanya ....
138 Necan
139 Bumil tidak ada lawan
140 Peringatan kakek tua
141 Bukan meragukan
142 Rumah Marisa
143 Membebaskan Riza
144 Kekhawatiran Keenan
145 Keributan
146 Menghakimi
147 Pernikahan sederhana
148 Bertemu masa lalu yang tak kesampaian
149 Pelakor datang,Riza bertindak
150 Ngidam Vinaya
151 Satu Minggu lagi
152 Cara lain
153 Keputusan Yudi
154 Pertemuan dua keluarga
155 Jangan ya dek ya....!
156 Bertemu di kafe
157 Farah ....!
158 April hilang
159 Menyelamatkan April
160 April
161 Selamat
162 Yudi dan Farah
163 Saling mengungkap kan
164 Beda jurusan
165 Naga Bonar
166 Bertemu lagi
167 Kedatangan pak Saiful
168 Semoga berhasil
169 Meninggalnya pak Saiful
170 Peringatan Vinaya
171 Wanita berkerudung merah
172 Ular hijau
173 Kodam nya baby Arsha
174 Ulang tahun
175 Hantu mata bolong
176 Teror di rumah Yudi dan Farah
177 Tiga makhluk gaib
178 Arash bocah pendiam tapi usil
179 Pertemuan Vinaya dan kedua orangtuanya
180 Makhluk kerdil di depan warung
181 Dendam pak Samsu
182 Mengelabuhi
183 Terluka ,sakit,hancur berkeping-keping
184 Semuanya nangis jadi ketar ketir
185 Pertemuan tak sengaja
186 Timbal balik
187 Kuntilanak terkejut
188 Tak bisa terbang
189 Ingin nya dangdutan
190 Menyemangati diri
191 Ikhtiar pengobatan
192 Nyanyian Riza
193 Melepas rindu
194 Quality time
195 Kedatangan Satya
196 Flashback
197 Lamaran Satya
198 Perlawanan Kinanti
199 Melting
200 Anak malang
201 Membawa kabar
202 Menunggu
203 Terkejut
204 Arshy yang berani
205 Kondisi aneh Sulis
206 Di rumah Farah
207 Masih di rumah Farah
208 Sesuatu telah terjadi
209 Menjenguk Farah
210 Rencana si kembar
211 Sulis hilang
212 Kapok nyolong
213 Dalam bahaya
214 Kolaborasi Vinaya dan ustadz Ahmad
215 Perjalanan pulang
216 Suasana pagi yang hangat
217 Berakhir nya seorang Ki Joon Su
218 Mau jadi apa ?
219 Teman baru
220 Cemburu
221 Kunti pargoy
222 Kenangan Vinaya
223 Gagal menembus
224 Sebuah rencana
225 Memaksa
226 Ikut Alam
227 Kekhawatiran Arshy
228 Rasa penasaran Arshy
229 Suara wanita di toilet
230 Rasa penasaran Alam
231 Teringat Alam
232 Kerja kelompok
233 Ke rumah Alam
234 Kerinduan Vinaya
235 Kekecewaan Alam
236 Saat di kafe
237 Penyesalan Aryo
238 Usaha Triwul
239 Membuat semua iri
240 Ketakutan ibunya Alam
241 Herayanti
242 Ular hitam di kaki nenek Naira
243 Arshy mulai jujur
244 Arshy dalam bahaya
245 Arshy diculik
246 Dasar Arshy
247 Rencana Arshy
248 Mulai terungkap
249 Perasaan Alam
250 Kehilangan jejak
251 Rencana licik Fatma
252 Kabur
253 Kabur 2
254 Susan ingat masa lalunya
255 Aksi Susan
256 Alam menemui Aryo
257 Tak mudah menerima
258 Pulang
259 Mimpinya Arsha
260 Tasya yang konyol
261 Shock
262 Tasya jatuh
263 Bertemu klien
264 Gelar baru
265 Arshy pingsan
266 Kondisi Arshy
267 Menjenguk Arshy
268 Kedatangan Edward
269 Perhatian Alam
270 Bulan madu
271 Pasar malam
272 Menginginkan Arsha
273 Pernyataan Alam
274 Jadian
275 Kepergian Alam
276 Hari pertama di sekolah baru
277 Fitnah
278 Hukuman Aurell
279 Bersama Edward
280 Sepenggal kisah Mukti
281 Ulang tahun Tasya
282 Kedatangan papa Tasya
283 Membantu berkemas
284 Ada apa dengan Arash ?
285 Santet kiriman
286 Arhsy khawatir
287 Rumah baru Tasya
288 Arshy merajuk
289 Bantuan Vinaya dan Keenan
290 Rumah Belanda
291 Ada apa dengan Tasya
Episodes

Updated 291 Episodes

1
Vinaya
2
Terhasut
3
Terusir
4
Bertemu ayah dan ibu
5
Tes Drive
6
Tangisan Aris
7
Bertemu Keenan
8
Membawa tas
9
Minta duit
10
Minta tolong
11
Pertama kuliah
12
Preman kampus
13
Perpustakaan kampus
14
Sakit perut
15
Terkejut
16
Pocong tak sabaran
17
Kesurupan massal
18
Pura-pura
19
Ke studio televisi
20
Cantik sih,...tapi horor
21
Pocong linglung
22
Sepakat
23
Mengerjai April
24
Fitnah
25
Rencana Vinaya
26
Menikah
27
Rumah Keenan
28
Gedung terbengkalai
29
Bertemu pak Rahmat
30
Bertemu lagi
31
Merasa tak asing
32
Memasak bersama
33
Menyesal
34
Gabungan tiga hantu
35
Vinaya baper
36
Dikira kesurupan
37
Meminta tolong
38
Perasaan tidak enak Keenan
39
Selamat
40
Tak sadar merindu
41
Hampir celaka
42
Bertemu Aminah (bibi Inah)
43
Bernegosiasi
44
Kedatangan Karina
45
Membantu Chaca
46
Kabar dari Triwul
47
Sebuah rencana
48
Acara kampus
49
Salah sasaran
50
Hati yang panas
51
Sosok buruk rupa
52
Melihat
53
Model internasional
54
Ancaman Karina
55
Satu kamar
56
Kemarahan Karina
57
Tamu
58
Bertemu Fadli
59
Keenan diculik
60
Mencari Keenan
61
Menyelamatkan Keenan
62
Hutan terlarang
63
Selamat
64
Penyesalan Fadli
65
April bunuh diri
66
Menemani April
67
Cemburu
68
Mangsa baru Karina
69
Adik Keenan
70
Kejahilannya Vinaya
71
Pergi ke mall
72
Keenan yang sudah tahu
73
Malam panjang +21
74
Nenek sihir datang lagi
75
Hidup lebih baik
76
Yang tak terduga di kafe
77
Ingin membantu
78
Salah obat
79
Janji Vinaya
80
Terasa ingin goyang pargoy
81
Hanya mimpi
82
Terpesona
83
Ternyata kakak payah
84
Kebakaran di villa
85
Menjenguk Lania
86
Menunggu
87
Menyesakkan dada
88
Kepanikan Keenan
89
Vinaya hamil ?
90
Terasa dekat
91
Cantika bertemu mama
92
Meminta bantuan Vinaya
93
Will you marry me ?
94
Keanehan
95
Alam ghaib
96
Mencari Keenan
97
Mencari Keenan lagi
98
Berhasil ?
99
Ketakutan April
100
Memberi pelajaran
101
Mencari Farah
102
Kondisi Farah
103
Mencari Farah part 2
104
Menolong Farah
105
Ungkapan cinta
106
Rencana pindah
107
Kenyataan pahit
108
Salah tingkah
109
Sumpah April
110
Merajuk
111
Mimpi Vinaya
112
Hati yang hancur
113
Mengetahui fakta
114
Menjadi santriwati
115
Ritual segera dimulai
116
Tertangkap nya Keenan
117
Memulai hidup baru
118
Peristirahatan terakhir
119
Rencana licik Lusi
120
Tuyul bingung
121
Terharu dan sedih
122
Tuyul Jhonson
123
Sekali tembak langsung tiga
124
Martin kecelakaan
125
Salah faham
126
Percobaan pembunuhan
127
Lania sadar dari koma
128
April ngidam
129
Bertemu
130
Menjenguk Martin (April)
131
Teror di komplek
132
Saranghaeyo
133
Semangat Martin
134
Kenangan masa lalu
135
Nyangkut
136
Melihat kuyang
137
Matanya ....
138
Necan
139
Bumil tidak ada lawan
140
Peringatan kakek tua
141
Bukan meragukan
142
Rumah Marisa
143
Membebaskan Riza
144
Kekhawatiran Keenan
145
Keributan
146
Menghakimi
147
Pernikahan sederhana
148
Bertemu masa lalu yang tak kesampaian
149
Pelakor datang,Riza bertindak
150
Ngidam Vinaya
151
Satu Minggu lagi
152
Cara lain
153
Keputusan Yudi
154
Pertemuan dua keluarga
155
Jangan ya dek ya....!
156
Bertemu di kafe
157
Farah ....!
158
April hilang
159
Menyelamatkan April
160
April
161
Selamat
162
Yudi dan Farah
163
Saling mengungkap kan
164
Beda jurusan
165
Naga Bonar
166
Bertemu lagi
167
Kedatangan pak Saiful
168
Semoga berhasil
169
Meninggalnya pak Saiful
170
Peringatan Vinaya
171
Wanita berkerudung merah
172
Ular hijau
173
Kodam nya baby Arsha
174
Ulang tahun
175
Hantu mata bolong
176
Teror di rumah Yudi dan Farah
177
Tiga makhluk gaib
178
Arash bocah pendiam tapi usil
179
Pertemuan Vinaya dan kedua orangtuanya
180
Makhluk kerdil di depan warung
181
Dendam pak Samsu
182
Mengelabuhi
183
Terluka ,sakit,hancur berkeping-keping
184
Semuanya nangis jadi ketar ketir
185
Pertemuan tak sengaja
186
Timbal balik
187
Kuntilanak terkejut
188
Tak bisa terbang
189
Ingin nya dangdutan
190
Menyemangati diri
191
Ikhtiar pengobatan
192
Nyanyian Riza
193
Melepas rindu
194
Quality time
195
Kedatangan Satya
196
Flashback
197
Lamaran Satya
198
Perlawanan Kinanti
199
Melting
200
Anak malang
201
Membawa kabar
202
Menunggu
203
Terkejut
204
Arshy yang berani
205
Kondisi aneh Sulis
206
Di rumah Farah
207
Masih di rumah Farah
208
Sesuatu telah terjadi
209
Menjenguk Farah
210
Rencana si kembar
211
Sulis hilang
212
Kapok nyolong
213
Dalam bahaya
214
Kolaborasi Vinaya dan ustadz Ahmad
215
Perjalanan pulang
216
Suasana pagi yang hangat
217
Berakhir nya seorang Ki Joon Su
218
Mau jadi apa ?
219
Teman baru
220
Cemburu
221
Kunti pargoy
222
Kenangan Vinaya
223
Gagal menembus
224
Sebuah rencana
225
Memaksa
226
Ikut Alam
227
Kekhawatiran Arshy
228
Rasa penasaran Arshy
229
Suara wanita di toilet
230
Rasa penasaran Alam
231
Teringat Alam
232
Kerja kelompok
233
Ke rumah Alam
234
Kerinduan Vinaya
235
Kekecewaan Alam
236
Saat di kafe
237
Penyesalan Aryo
238
Usaha Triwul
239
Membuat semua iri
240
Ketakutan ibunya Alam
241
Herayanti
242
Ular hitam di kaki nenek Naira
243
Arshy mulai jujur
244
Arshy dalam bahaya
245
Arshy diculik
246
Dasar Arshy
247
Rencana Arshy
248
Mulai terungkap
249
Perasaan Alam
250
Kehilangan jejak
251
Rencana licik Fatma
252
Kabur
253
Kabur 2
254
Susan ingat masa lalunya
255
Aksi Susan
256
Alam menemui Aryo
257
Tak mudah menerima
258
Pulang
259
Mimpinya Arsha
260
Tasya yang konyol
261
Shock
262
Tasya jatuh
263
Bertemu klien
264
Gelar baru
265
Arshy pingsan
266
Kondisi Arshy
267
Menjenguk Arshy
268
Kedatangan Edward
269
Perhatian Alam
270
Bulan madu
271
Pasar malam
272
Menginginkan Arsha
273
Pernyataan Alam
274
Jadian
275
Kepergian Alam
276
Hari pertama di sekolah baru
277
Fitnah
278
Hukuman Aurell
279
Bersama Edward
280
Sepenggal kisah Mukti
281
Ulang tahun Tasya
282
Kedatangan papa Tasya
283
Membantu berkemas
284
Ada apa dengan Arash ?
285
Santet kiriman
286
Arhsy khawatir
287
Rumah baru Tasya
288
Arshy merajuk
289
Bantuan Vinaya dan Keenan
290
Rumah Belanda
291
Ada apa dengan Tasya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!