Perkara ikan

Waktu berganti waktu, hari berganti hari, dan Minggu pun berganti Minggu. Kini sudah sebulan berlalu semenjak operasi Lea terjadi. Anak itu sudah mulai terlihat sehat walaupun tidak sesehat anak-anak yang lain.

Hidup memang kadang kiding, pasti tetap saja ada masalah yang datang silih berganti. Seperti saat ini, Vincent dan Claudia dibuat waspada akan masalah yang kemarin. Dimana Mauren datang dan hampir membawa Lea, namun karena banyaknya bodyguard jadilah dia gagal membawa Lea. Tentu hal itu semakin membuat keduanya semakin waspada, berjaga-jaga jika Mauren datang lagi.

Saat ini mereka tengah duduk bersama di ruang tamu dalam mansion Vincent. Disana ada Vincent, Claudia, William, Lena, Dan Felix. Hanya saja Felix berdiri disamping kanan Vincent dengan beberapa bodyguard yang berdiri berjejer di ruang tamu itu.

"Bagaimana pa? Apa papa menemukan alamat wanita itu?" tanya Vincent.

William nampak menggeleng kecil "Sepertinya sekarang ini dia bukanlah orang sembarangan. Kekuasaannya cukup kuat, Vin".

Vincent menghela nafas kasarnya, lalu menoleh pada Felix "Apa kau menemukan informasi baru?".

Felix menundukkan kepalanya hormat "Belum, Tuan. Saya rasa, apa yang dikatakan oleh Tuan besar memang benar adanya. Nona Mauren bahkan dapat menutupi identitas dan alamatnya dengan rapat" jelasnya.

"Sial! Bagaimana bisa?!".

"Menurut informasi yang saya temukan, Nona Mauren sengaja menghilang hanya untuk membangun usahanya. Dan untuk masalah gangguan kejiwaannya, sepertinya beliau sudah bebas dari sakit itu" jelas Felix lagi.

"Tapi bagaimana bisa dia masih mengincar anak saya?!".

"Untuk masalah itu masih saya selidiki, Tuan".

Vincent memijat pelipisnya "Sial! Dasar wanita gila!".

Cindy yang sedari tadi diam pun akhirnya membuka suaranya "Kak, aku memiliki satu informasi".

Vincent dan yang lainnya sontak menoleh padanya dengan tatapan yang sama-sama bertanya.

"Aku rasa, Kak Mauren memang benar-benar menginginkan Baby untuk menjadi anaknya, sekalipun hanya anak angkat. Dia juga mungkin tengah merencanakan sesuatu, aku harap kakak jangan sampai kecolongan" ujar Cindy menjelaskan. Dapat dia lihat jika dikedua manik elang sang kakak terdapat kobaran amarah disana. Bisa dipastikan jika sang kakak tengah dalam balutan amarahnya.

"Brengsek! Aku tidak akan membiarkan dia merebut putriku dariku! Sial!" Vincent lalu berdiri dan kembali menatap Felix "Kau ikut denganku!" titahnya. Lalu keduanya pun pergi meninggalkan yang lainnya.

Kini Cindy beralih pada Claudia yang duduk dengan gelisah "Kak, jangan sampai kalian kecolongan. Kakak tahu kan jika Baby masih kecil? Dia masih terlalu polos untuk hal ini. Bisa saja Mauren menghasut Baby dengan segala cara, karena biar bagaimanapun Baby akan tetap ikut selagi itu adalah kesenangannya" tuturnya yang mampu membuat Claudia semakin gelisah. Jujur saja saat ini dia tengah dilanda dengan rasa ketakutan yang begitu besar.

Lena yang melihat itu duduk tepat di samping menantu kesayangannya itu sambil mengelus punggung menantunya.

"Tenang, Clau. Calm. Do not be afraid. Remember, your husband's power is very large and influential. Begitupun Papa William, jangan lupakan kekuasaan keluarga ini, Claudi" ujarnya berusaha menenangkan sang menantu.

Claudia hanya diam dengan kedua tangannya yang terkepal "Keparat! Aku sendiri yang akan membunuh wanita gila itu!" ucapnya penuh tekat.

Sebenarnya mereka yang ada disana cukup kaget dengan reaksi yang Claudia perlihatkan. Pasalnya Claudia dikenal sebagai wanita yang berhati lemah lembut. Tapi kali ini berbeda, sepertinya ada sesuatu dalam diri wanita itu yang memang dia sembunyikan.

"Do not like that, Claudi. Jikalau kamu ingin membunuhnya, itu harus ada alasan yang tepat, seperti Baby yang dia celakai atau apapun itu. Jika dia tidak berbuat apapun, maka serahkan semuanya pada pihak yang berwajib" ujar Lena menjelaskan. Dia berharap agar Claudia bisa mengerti dan tidak gegabah.

Ketika Claudia ingin berucap, terdengar sebuah benturan dan pekikan seseorang.

Pukk!.

"Aduh!" ujar orang itu seraya mengelus keningnya.

Sontak semuanya menoleh ke asal suara. Disana mereka melihat Vincent yang tengah menggendong sang permata keluarga yang sibuk memukul kepala sang Daddy.

"Daddy! No!" pekik anak itu.

"Shh Iya-iya maaf sayang" ujar Vincent yang masih mengelus keningnya.

Claudia yang melihat itu memutuskan untuk menghampiri suami dan anaknya "Kenapa sih ini?".

Lea sontak menoleh "Tadi Daddy tubit-tubit mulut Baby, Mommyyy" rengeknya mengadu.

"Eitss! Jangan salah paham dulu sayang, dia itu tadi berucap sesuatu yang kasar" belum juga Claudia mengeluarkan acara mengomelinya, Vincent sudah lebih dulu membuka suara sebelum diamuk oleh yang mulia ratu istri.

Claudia mengerut "Memangnya apa yang dia katakan?".

"Dengar ya semua" ujar Vincent. Dia pun beralih pada anaknya "Tadi Baby bilang apa? Coba ulangi".

"Yan mana Daddy?" tanya anak itu polos.

"Semuanya".

Lea hanya mengangguk paham sambil ber-oh-ria saja. Dia lalu merentangkan kedua tangannya ke arah Claudia "Mommy dendonn".

Claudia tanpa kata langsung menggendong anak nakalnya itu "Jadi apa yang Baby katakan tadi?".

"Banat Mommy" jawab anak itu.

"Banyak?".

"Hum".

"Memangnya apa semua? Boleh Mommy tahu?".

"Tepalat, blentet, tial, tulan ajal...emm apa ladi ya" ujar anak itu sambil menghitung di jari-jari mungilnya.

Mereka semua sontak terkejut akan penuturan anak itu. Sudah seperti menghitung uang saja itu anak.

"Ihhh mulutnyaaa, dengar dari mana itu hmm?" tanya Claudia greget. Sungguh tangannya sudah sangat gatal untuk mencomot bibir mungil nan seksi itu.

"Tadi tan Daddy tama Mommy tendili yan bilan" jawab Lea dengan polos.

Sontak Claudia menghela nafas lelahnya "Lain kali, jika kalian melihatnya tolong berikan kode pada saya! Mengerti?!" tidak, bukan Claudia yang berbicara melainkan Vincent. Lelaki itu dengan angkuh memberikan peringatan pada seluruh bodyguard maupun pelayan yang bekerja dalam mansion ini.

"Loh?! Hiks! Lulu mana?!" Lea pun tersadar dan kembali mencari boneka kesayangannya itu. Tadi dia turun hanya untuk mencari boneka kesayangannya yang entah ada dimana.

"Hiks...Lulu mana?!" ucapnya panik.

Cindy hanya menggeleng "Dasar bocah! Itu yang ada dibawah meja apa?! Lilin?!" ujar Cindy greget.

"Cindy" Tegur Lena.

"Habisnya, aku gemas, mam. Lagian kakak kok bisa sih punya anak semenggemaskan ini?!" ucapnya beralih pada sang kakak.

Vincent mengedikan bahunya "Mana kakak tahu. Kan gen keluarga Draper memanglah tidak pernah gagal, Cindy".

"Xixi Lulu tenapa tembuni ditini tih? Tan Baby tali-tali!" ujar anak itu yang langsung mengalihkan atensi mereka mengarah padanya. Posisinya saat ini dia duduk di lantai sambil berceloteh dengan boneka kesayangannya itu. Dirinya seakan lupa akan sekitarnya dan tidak memperdulikan yang lainnya.

"Lulu, Baby mau telita. Temalin, ada aunty tantit yan datan. Tatana dia mau bawa Baby. Telut Baby bilan, baby mau pitil-pitil dulu" ucapannya itu jelas didengar oleh seluruh anggota keluarganya. Termasuk Vincent dan Claudia.

"Eits, no sayang, no. Baby tidak boleh ikut bersama dia. Nanti Baby tidak bisa bertemu dengan Mommy, Daddy dan lainnya lagi" ucap Claudia berusaha setenang mungkin. Walaupun dirinya sangat panik ketika mendengar penuturan sang anak.

Kepala Lea miring ke kiri, mata bulatnya mengerjap polos "Memana tenapa, Mom? Apa aunty itu jahat?".

Dengan semangat Claudia mengangguk "Hemm, dia sangatlah jahat, sayang. Jadi Baby tidak boleh dekat dengannya oke?".

"Ote Mommy!" dia lalu memandang Grandpa-nya itu "Dlandpa?" panggilnya.

William pun menoleh "Kenapa Princess? Princess mau minta sesuatu? Mau apa hm? Pesawat? Helikopter? Hotel? Restoran? Mansion? Mob-...".

"Papa berisik! Dipikir cucunya mau apa?!" ujar Lena mendelik. Suaminya ini benar-benar berlebihan. Jika sudah menyangkut sang cucu, pasti saja semua ditawarkan. Mau itu tanah lah, mansion lah, mobil lah atau apapun yang berbau kemewahan.

"Papa sih! Bukannya ditawarkan mainan, lah ini?" tambah Cindy.

"Loh memangnya kenapa? Papa kan ingin membahagiakan cucu satu-satunya papa?" jawab William tanpa dosa.

"Lagian uang Papa banyak kok. Apa sih yang tidak bisa papa beli?" lanjutnya dengan narsis.

Lena yang sudah greget pun mencubit pinggang sang suami "Rasakan ini!".

"Eh-ehh? Iya-iya ampun!" pekiknya yang langsung mengundang tawa dari cucu kesayangannya.

"Hihi! Dlandpa lutu! Hihi".

"Mommy, Mommy. Dlandpa lutu hihi. Tatian tapi tena tubit".

"Princess kenapa ketawa sih?" ucap William dengan dramatisnya.

Cindy yang melihat itu langsung bergidik geli "Idih! Dramatis sekali si bapak tua!".

William sontak melotot ke arah Cindy. Cindy pun hanya bisa menyengir kuda.

"Dlandpa".

"Hemm? Kenapa princess? Ma-...".

"Mau itan yan ada di mantion Dlandpa, tapi didolen. Baby mau matan" pinta anak itu dengan polos. Tanpa dia ketahui, ikan yang dia minta itu adalah salah satu ikan koleksi milik William.

Yang lain sontak melongo, sedangkan William hanya melorotkan kedua pundaknya "Ares, selamat tinggal" gumamnya pelan.

"Haha! Kasihan! Haha! Memang ya, hanya Baby seorang yang dapat menentang tentang perikanan koleksi milik Tuan William! Haha!" ejek Cindy.

"Aunty tenapa tetawa? Apa ada yan lutu?".

"Princess, Grandpa akan meminta anak buah Grandpa untuk membawa ikan itu kemari oke?".

"Yey! Telimatatih Dlandpa! Tayan Dlandpa!".

William hanya tersenyum masam. Untuk kesekian kalinya nya ikan kepunyaannya yang menjadi korban dari sang cucu. Tapi tak mengapa, demi dan untuk cucu seorang! Wkwk.

Semua pelayan maupun bodyguard disana hanya bisa melongo tak percaya. Pasalnya William sangat melarang keras bagi siapapun yang ingin mendekati aquarium miliknya. Namun, dengan mudahnya Nona muda mereka meminta salah satu ikan koleksi William untuk digoreng? Dan dengan mudahnya William menurutinya tanpa ada drama? Sungguh luar binasa memang kekuasaan Lea dalam keluarga ini.

To be continued...

(Hai! Seperti biasa ya! Like dan komen hehe. Timakacih udah baca! Dadah!).

Terpopuler

Comments

Erna Ladi Yanti

Erna Ladi Yanti

next thor

2024-05-02

0

Ritasilviya

Ritasilviya

di tungggu lanjutanyaaaaaa

2024-04-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!