Pagi ini Lea memutuskan untuk mendiamkan Mommy-nya. Dia akan merajuk perihal semalam, bisa-bisanya Mommy-nya itu tidak memberikan dia milk? Kan ujungnya dia harus menggunakan cara andalannya. Dan pagi ini dia langsung mencari Vincent, untungnya hari ini Vincent libur, jadi dia memilih untuk menghabiskan waktu berdua dan membiarkan Claudia.
Kini keduanya sedang berada di atas kursi santai kolam renang dengan Lea yang berada di atas dada bidang Daddy-nya. Mereka niatnya akan berenang, namun diurungkan karena ingin berjemur sebentar.
Lea menggunakan kacamata Vincent yang tentunya kebesaran diwajahnya yang mungil itu. Walaupun ada beberapa kata yang tidak dimengerti oleh Vincent, namun Vincent tetap berusaha untuk mencobanya hingga perlahan mulai mengerti.
"Daddy" Lea mendongak, menatap Vincent yang tengah memejamkan kedua matanya dan menikmati panasnya matahari pagi ini.
"Hemm?" jawab Vincent.
"Tapan tita belenan? Daddy lama! Baby tida tabal!" kesalnya dengan bibir yang manyun. Dia memposisikan tubuhnya menjadi duduk dengan kedua tangan yang terlipat didepan dadanya. Tak lupa dengan kacamata yang masih bertengger di hidungnya itu sesekali dia memperbaiki posisi kacamata karena sering luruh kebawah akibat kacamata yang berukuran besar itu.
"Baiklah, kita berenang, hm?" Vincent pun bangkit dan langsung menggendong anaknya.
Sementara disisi Claudia, nampak dia tengah kebingungan mencari suami dan anaknya. Kemanakah perginya dua orang itu? Claudia harus cepat menemukan putrinya. Kenapa? Karena dadanya terasa sangat penuh dan sakit. Tentunya harus dalam bantuan Lea karena hanya Lea lah yang dapat membantunya dengan cara menghisap tentunya. Sebenarnya dia bisa saja untuk pumping, tapi kali ini dia menginginkan Lea lah yang harus menghisapnya sebagai tanda rasa bersalah.
"Apa Nyonya mencari Tuan dan Nona muda?" tanya salah seorang pelayan ketika melihat majikannya itu celingak-celinguk mencari seseorang.
Claudia mengangguk "Apa kamu melihat mereka?".
Pelayan itu menundukkan kepalanya "Ada di kolam renang, Nyonya".
"Baiklah, saya kebelakang dulu. Tolong siapkan sarapannya ya" setelah mengucapkan itu Claudia langsung berlalu dari sana dan menuju area belakang mansion dimana kolam renang terletak.
Sesampainya disana dapat dilihat bahwa Vincent dan juga Lea tengah asik sendiri. Lea duduk di belakang leher Vincent sambil keduanya tangannya berpegangan pada kedua tangan Vincent yang terulur ke atas.
"Haha! Telu banet! Daddy, toba tepat lali ditit" seru Lea.
Vincent pun tanpa kata langsung menuruti keinginan anak semata wayangnya itu.
Claudia terkekeh pelan, dia berjalan mendekati mereka "Asik banget yang sedang berenang, hm?".
Kedua anak dan ayah itu kompak menoleh ke asal suara "Sayang? Sudah bangun? Sudah sarapan?" tanya Vincent. Raut wajah lelaki itu terlihat lembut, berbeda dengan bocah yang sedang dia dukung itu, bocah tersebut terlihat mendelik menatap Claudia dengan tajam.
Claudia tersenyum "Kalian sudah sarapan?" tanya Claudia balik.
"Sudah sayang, kamu sarapan saja baru setelah itu kembali ke sini dan ikutlah berenang" ucap Vincent.
"Terus, anak Mommy yang cantik ini sudah sarapan belum?" Claudia beralih pada anaknya.
Lea mendengar "Napain tana-tana?".
"Mommy kan cuman bertanya, apa tidak boleh?".
Lea memutar bola matanya malas sambil berdecak pelan "Ck! Mommy tuli apa dimana? Tadi Tan Daddy tudah bilan, tudah talapan. Telut tenapa tana ladi?!" ucapnya ketus.
"Princess, tidak boleh seperti itu. Tidak sopan!" Tegur Vincent. Sedangkan Claudia hanya terkekeh geli sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Baby mau Uyyu tidak?".
Ucapannya mampu membuat raut Lea yang awalnya kesal berubah menjadi kebingungan. Dia menatap Claudia dengan raut wajah kebingungan, seolah berkata 'Apa itu Uyyu?'.
"Uyyu tu pa?" tanya Lea yang langsung melupakan marahnya pada sang Mommy.
Claudia tersenyum tipis, sepertinya bocah nakal itu mulai melupakan marahnya "Ini, ini namanya Uyyu. Mulai sekarang Baby bilangnya Uyyu saja, tidak perlu Milk" ucap Claudia seraya menunjuk-nunjuk dua buah Melonnya itu.
Sejenak Lea terdiam dengan kepala yang memiring ke kiri, matanya yang bulat mengerjap lucu. Tak lama setelah itu dia mengangguk cepat.
"Mau! Mau! Baby mau...emm pa adi namana?".
Claudia terkekeh geli "Uyyu".
"Ahh, iya Uyyu! Baby mau! Talau beditu baby udahan belenanna!" dengan cepat dia merentangkan kedua tangannya meminta agar Claudia segera memeluk dirinya.
Claudia pun tak tinggal diam, dia langsung mengambil alih tubuh mungil anaknya itu dan langsung berjalan pelan ke dalam mansion.
"Kamu lanjutkan saja" ucapnya pada Vincent.
Sedangkan lelaki itu nampak masih memandang kedua permata hatinya dengan pandangan yang sulit untuk diartikan "Aku harap anak kita akan selalu baik-baik saja, Claudia..." gumamnya lirih.
Berpindah ke Claudia, setelah menggantikan Lea pakaian dia kembali turun kebawah untuk sarapan. Tentunya dengan Lea yang berada di gendongannya.
Dari tadi Claudia tak melunturkan senyumannya, anaknya benar-benar melupakan marahnya itu!. Dia bahkan sarapan dengan tenang karena anaknya nampak anteng dalam pangkuannya.
Lea yang dipangku menatap polos ke arah sumber kehidupannya itu "Mom".
"Hemm?" Claudia terus memakan sarapannya tanpa memandang anaknya.
Jari telunjuk Lea yang mungil itu terulur menoel-noel dada Claudia yang nampak lebih besar dari biasanya. Kedua matanya bahkan mengerjap polos.
"Tenapa ni betal mom? Biatana tida".
Seketika Claudia menghentikan kunyahannya dan langsung mendongak menatap anaknya yang nampak masih fokus memandang kedua dadanya yang memang membesar akibat penuh.
"Selesai Mommy sarapan, baby Uyyu ya?" tanya Claudia. Jujur. Dadanya saat ini terasa sangat menyakitkan, apalagi dengan jari mungilnya anaknya yang sedari tadi terus menoel-noel dadanya itu. Dan dapat dia rasakan jika dadanya perlahan mulai keluar ASI dengan sendirinya, mungkin akibat kepenuhan.
Setelah selesai sarapan, Claudia langsung membawa anaknya ke play room. Untungnya disana memang disediakan sebuah kasur lipat khusus untuk Lea, itu disediakan karena Lea biasanya tertidur disana.
"Uyyu ya?" ucap Claudia sambil menaikan T-shirt yang dia gunakan. Setelahnya mulai mengeluarkan satu buah Melonnya. Dapat dia lihat jika bra yang dia kenakan terlihat basah akibat ASI nya yang terus-menerus keluar.
Lea yang melihat itu sedikit kebingungan [Kenapa sampai tumpah ya? Ga kayak biasanya] Monolongnya dalam hati.
Melihat itu Claudia mengerutkan keningnya "Kenapa?".
Lea perlahan menggeleng, dia mengikuti arah jatuhnya satu tetes ASI ke atas kasur itu "Tenapa tampai tumpah Mom?" dia menelan salivanya karena sudah sangat ingin, namun dia harus bertanya dulu kenapa bisa sampai tumpah begitu.
"Karena Baby tidak menghisapnya" jawab Claudia sekenanya.
"Tapi tenapa? Biatana Juda tida beditu".
Terlampau gemas Claudia langsung menyumpal mulut anaknya itu dengan nipple nya "ASI Mommy sedang lancar sayang, sudah. Diam hm?" Claudia mengelus-elus kepala anaknya.
Plop.
"Kenapa dilepas?" tanya Claudia yang sudah merasa sedikit lega karena dadanya mulai terasa tidak penuh dan sakitnya perlahan sedikit menghilang.
Lea menggeleng cepat "Tida mau! Tutunya pedat! Tida mau!".
Claudia mengerutkan keningnya "Pedas?" sejenak dia terdiam.
Sedetik kemudian Claudia melototkan kedua matanya sambil menepuk jidatnya "Ya Tuhan! Mommy lupa!" pekiknya.
Dia lupa bahwa dia masih menyusui anaknya, jadilah dia memakan makanan pedas tadi. Padahal dia tahu sendiri jika apapun yang dia makan akan tetap Lea rasakan pada ASI miliknya.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments