Hari yang begitu tenang dan damai. Setiap orang yang menjalani hari-harinya selalu berbeda-beda. Ada yang baik, ada juga yang buruk.
Pagi yang indah ini, Claudia dan Vincent sudah disuguhi dengan pemandangan yang sangat luar binasa. Wajah cantik dan imut milik Lea menjadi pemandangan yang tidak akan pernah membuat keduanya bosan. Setiap pahatan wajah Lea yang begitu sempurna. Bola matanya biru, sebiru laut. Rambutnya coklat panjang, bulu mata lentik, hidung mancung, alis sedikit tebal, serta bibirnya yang berbentuk hati dengan warna merah merona.
"Dia sangatlah cantik" ujar Vincent.
Claudia tersenyum "Anak siapa dulu? Anak aku".
Vincent mendelik "Anak aku juga dong. Ahh, tidak! Anak kita!".
Claudia hanya diam dan terus memandang wajah tidur putrinya itu "Vincent".
"Hm?".
"Apa kamu akan kecewa denganku?" Claudia menoleh menatapnya.
Vincent mengerut "Kecewa untuk apa, sayang?" balasnya menatap Claudia.
Claudia kembali menatap Lea "Karena aku tidak akan pernah bisa untuk mengandung lagi" lirihnya.
"Aku hanya mampu memberikan, Lea untukmu. Aku tak bisa memberikan seorang anak laki-laki yang akan mewarisi perusahaan mu".
Mendengar itu Vincent hanya terkekeh "Apa kau pikir ini seperti yang ada di film-film dan novel-novel?".
Tangan Vincent terulur mengelus pipi Claudia "Dengar sayang, kau dan putri kita sudah lebih dari cukup untukku. Aku tidak membutuhkan penerus seorang lelaki, begitu juga dengan keluargaku. Eleanor Zoey Draper akan menjadi penerus tunggal dalam keluarga Draper, sayang. Hanya dia seorang! Tidak akan ada yang lain. Dia adalah princess dan permata bagi keluarga Draper. Kau tahu sendiri jika Papa dan Mama tidak mempermasalahkan hal ini. Keberadaan putri kita sudah lebih dari cukup" ucapnya panjang lebar.
Claudia tersenyum haru, menatap Vincent dengan kedua mata yang sudah dibanjiri dengan air mata "Terimakasih, Vincent. Terimakasih! Aku begitu beruntung bisa masuk dalam keluarga Draper".
Vincent tersenyum "Aku lebih beruntung bisa memiliki dirimu dan putri kita".
Claudia kembali menatap Lea "Vincent, aku sangatlah takut. Bagaimana jika operasi putri kita nanti tidak akan berhasil? Aku tidak siap untuk menghadapi kenyataan yang sangat menyakitkan itu. Aku tidak ingin jika har-...".
"Susstt. Tenang sayang. Putri kita adalah anak yang kuat! Dia pasti bisa! Dia tidak akan meninggalkan kita, sayang" potong Vincent dengan cepat.
Claudia diam memandang Lea. Pandangannya lurus ke Lea. Entah apa yang dia pikirkan.
Perlahan Lea menggeliat, mulai membuka matanya pelan-pelan.
Claudia tersenyum lebar "Morning, sayang".
Lea masih mengerjapkan matanya, mencoba memperjelas penglihatannya "Molnin, Daddy! Mommy!" ujarnya tersenyum lebar.
"Daddy tida telja?".
Vincent tersenyum "Tidak, princess. Hari ini weekend. Apa princess ingin pergi ke suatu tempat?".
Lea nampak berpikir. Gayanya satu jari telunjuk menyentuh dagunya dengan mata yang memandang ke arah langit-langit kamar. Hal itu tentu membuat Vincent dan Claudia sama-sama terkekeh gemas.
"Hemmm. Temana ya?" dia lalu memandang Claudia "Badutna temana Mom?".
"Kenapa tanya Mommy?".
"Bagaimana jika kita shopping?" tanya Vincent.
Wajah Lea lesu, dengan kepala menunduk dia berkata "Tida Utah deh, Dad. Baby inin dimantion Taja".
Kedua orangtuanya mengerut bingung "Kenapa?".
Lea menatap Daddy-nya dengan tatapan berbinar "Daddy beli Taja pitta dan matan dimantion".
Vincent mengernyit, mencoba mengerti dengan ucapan putrinya itu. Sedangkan Claudia hanya terkekeh geli.
"Dia ingin Pizza, tapi makan disini saja" jelas Claudia.
Vincent mengangguk paham "Oke baiklah. Daddy akan membelinya. Princess dan Mommy tunggu disini oke?".
Lea beringsut dari tidurnya, lalu terduduk dengan boneka kesayangannya yang masih senantiasa dia peluk "Tiap bott!" ujarnya sambil terhormat.
Vincent dan Claudia hanya bisa terkekeh geli.
***
Setelah menikmati Pizza itu, kini keluarga kecil itu tengah berenang, kecuali sang nyonya rumah yang ternyata sedang ada tamu bulanan. Jadilah dia tak bisa ikut berenang.
Lea menggunakan baju renang bergambar Barbie dengan rambut yang Cepol. Sedangkan sang Daddy, hanya menggunakan celana renang selutut dan membiarkan tubuh kekar bagian atasnya terekspos. Tentunya dengan berbagai tatto yang terpampang jelas dalam tubuhnya yang kekar berotot itu.
Lea yang berada di gendongannya Daddy-nya pun menatap polos ke arah tatto itu [Gue pura-pura polos aja deh! Wkwk].
"Ini apa, Daddy? Apa ini didambal tepelti mendambal dibutu dambal?" tanyanya polos. Jari mungilnya menyentuh tatto yang bergambarkan ular yang melingkar disebuah pedang berduri.
Vincent mengerut tak mengerti [Artinya apa sih? Sepertinya aku harus memperbanyak waktuku dengan putriku ini agar aku dapat mengerti dengan segala ucapannya] batinnya.
Dia menoleh memandang Claudia meminta bantuan. Claudia pun yang duduk ditepi kolam terkekeh geli sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Katanya, itu apa? Apa itu digambar seperti menggambar dibuku gambar?" jelasnya.
[Apa dia gak ngerti dengan apa yang gue bilang? Ya mau bagaimana lagi? Orang gue cadel begini. Kan masih bocil! Nanti deh gue belajar ngomong yang benar dan jahat, eh maksudnya baik] batin Lea.
Vincen mengangguk paham. Dia lalu memandang anaknya "Ini namanya Tatto, sayang. Ini digambarkan menggunakan jarum dan tinta".
Lea pun bergidik ngeri "Ihh! Apa itu tida tatit?".
"Tentu tidak, Daddy kan kuat" ujarnya sombong.
Claudia hanya memutar bola matanya malas. Sedangkan Lea masih mengerjap polos "Belalti Baby Juda boleh untut beltato Tan? Nanti ditaat baby tudah betal, baby atan beltato. Ditini" tunjuknya pada bagian telinga belakang.
Claudia sontak melotot "No, baby! No! Mommy tidak mengizinkannya!".
Vincent hanya mengerut kebingungan. Jujur. Dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang putrinya itu katakan.
"Tenapa?".
Claudia mendelik, dia menatap Vincent dengan kesal "Vincent! Kenapa kau diam saja?! Kau ingin dia bertato sepertimu juga?!".
Vincent pun melotot "Jadi yang dia katakan itu?".
"Ck! Bukan!!".
"Princess, bertatto itu tidak baik".
"Lalu tenapa Daddy beltato?".
"Karena Daddy laki-laki".
[Eleh! Bilang aja jika memang gue tidak dibolehin. Bukan itukan alasannya? Lagian gue juga gak mau kali untuk tatto segala! Gak ada faedahnya kali!].
"Ohh".
"Daddy, ajalin baby belenan don" pintanya.
Vincent semakin dibuat bingung "Belenan don? Belenan itu apa?".
Tukk!.
Claudia yang sudah kepalang gemas pun menjitak kepala sang suami "Gemes!".
"Sakit, sayang!".
"Kamu sih! Maka dari itu waktumu dengan putri kita diperbanyak agar kau dapat mengerti dengan apa yang akan dia katakan nanti!" ucap Claudia dengan kesal.
"Katanya ajarin berenang" lanjutnya.
"Ohh oke, aku mengerti" dia pun menatap putrinya yang nampak sibuk sendiri dengan kegiatannya. Dimana anak itu sedang sibuk bermain air dengan cara menepuk-nepuk nya.
"Haha! Pan! Pan! Telu banet! Haha! Piuw! Piuw! Haha!".
"Telann! Telan! Telan atu!" serunya.
"Mommy don't tnow Daddy detin home, as te patih sow youl ananana!" nyanyinya.
Kepalanya bergoyang-goyang beriringan dengan lagu yang dia nyanyikan [Nyanyi lagu apa ya?].
"Ohh menapa, tau tindaltan atu tepelti iinii, taat atu matih belhalap! Tinta ini matih beltahan untut telamanaaa. Huooo...hooo".
"Baby! Lagu apa itu?! Belajar dari mana hah?!" sergah Claudia.
Lea menelan salivanya dengan paksa [Lupa gue kalau ada mereka].
"Hehe, maaf Mom".
Vincent hanya terkekeh geli "Coba princess nyanyi lagu lain. Daddy ingin mendengarnya".
Lea pun tersenyum lebar "Ote! Tundu tebental".
"Ekhemm..Aban jalan pulannn atu jalan dibelai!".
Sontak Claudia kembali melotot "Baby! Belajar dari mana itu hah! Itu tidak baik ya!".
Vincent hanya diam, ya dikarenakan dia tidak mengerti. Wkwkw.
"Hehe Dali tittot mom. Banat tetali yang beldoyan denan ladu itu. Telu loh mom....Aban jalan Pulan atu jalan dibelai".
"Baby!".
"Haha!".
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
✓🥀 forever
kurang ngerti akuh🤣🤔
2024-07-09
5
Narimah Ahmad
lucu , ada ada aja tinkah lakunya 🤭
2024-05-11
0
Erna Ladi Yanti
🤣🤣🤣🤣🤣 keren thor
2024-05-02
1