Dua tahun sudah Lea menempati tubuh bayi itu. Selama dua tahun ini banyak sekali hal yang dia dapat. Mulai dari kasih sayang orang tua yang paling dia rindukan untuk mendapatkannya, serta apapun keinginannya selalu terwujud. Dalam kehidupan keduanya kali ini, dia benar-benar diperlakukan layaknya seorang princess di keluarga Draper. Namun sayang, dia sangatlah nakal dan ada saja tingkah absurd nya. Walau begitu, dia begitu pintar. Secara di kehidupan pertamanya dia berumur enam belas tahun, sedangkan yang sekarang adalah dua tahun. Dimana hanya tubuh yang berumur dua tahun, tapi jiwanya berumur delapan belas tahun. Di kehidupan ini, Lea memilih untuk bersikap layaknya anak-anak. Dia telah melupakan kehidupan pertamanya, akan memiliki fokus dengan kehidupannya yang sekarang ini.
Dalam sebuah kamar bernuansa abu-abu seorang anak berumur dua tahun baru saja terbangun dari tidurnya. Dia mengubah posisinya menjadi duduk seraya mengucek matanya dengan tangan sebelah kanannya, sedangkan yang kiri tengah memeluk boneka beruang kesayangannya.
"Hoamm...tudah padi telnata" ucapnya dengan suara cadel khasnya.
Anak itu bergerak turun dan berjalan keluar kamarnya. Dia akan mencari sang Mommy untuk meminta sumber kehidupannya yang sudah merupakan rutin setiap dia bangun pagi.
Kakinya yang kecil dan berlemak itu berlari menuju sebuah lift khusus untuk anak-anak. Dalam lift itu, dia membuka celananya menyisakan diapers yang terbungkus celana dalam gambar Barbie. Pakaian bagian atasnya juga dia lepas dan menyisakan kaos tanpa lengan.
Sesampainya dilantai bawah, dia mulai berlari dengan diapers yang sudah penuh dan bergerak kekanan dan kekiri.
"Anat tutin meonn...meonn" nyanyinya.
Dia terhenti ketika melihat sesuatu yang ada di halaman belakang rumahnya. Matanya memandang berbinar kearah sana.
"Wahh! Apaan itu?" tersenyum lebar dan berlari kesana meninggalkan bonekanya dilantai.
"Wahh! Buna! Tantit tetali!" Lea mencabut bunga itu dengan penuh binar.
Merasa tak puas, dia terus mencabutnya sampai botak tak tersisa. Setelah puas, dia berjalan ke arah taman bunga dan melakukan hal yang seperti pertama dia lakukan, yaitu mencabut-cabut serta merusak bunga itu sambil tertawa senang.
Asal ditahu saja, bunga-bunga yang dia rusak adalah bunga-bunga import dari luar negeri. Tentunya harganya bisa membeli satu buah mobil Porsche. Terlebih lagi, bunga-bunga itu adalah bunga-bunga kesayangan Nyonya Draper. Ibunda dari Vincent. Lena Draper.
Mereka semalam menginap di mansion Draper atas dasar permintaan sang Nyonya mansion ini. Katanya mereka kangen dengan cucu satu-satunya itu.
Kepala Lea bergoyang kekanan dan kekiri sambil bernyanyi lagu kesukaannya yang entah dia dengar darimana.
"Anat tutin meonn...meonn".
Setelah puas bermain, dia pun berdiri dari duduknya "Tudah! Tetalan Mali tita main te dalam!" serunya berlari masuk ke dalam mansion tanpa perduli dengan kondisi tubuhnya yang sudah penuh tanah dan lumpur.
Senyum Lea mengembang ketika melihat sang Mommy yang tengah sibuk memasak bersama Grandmanya. Dia berjalan mengendap-endap sembari terkikik.
"Xixixi. Tadetin ah!".
Ketika akan bersiap untuk berteriak, Mommy-nya sudah lebih dulu mengeluarkan suara sambil berkacak pinggang.
"Baby! Ya Tuhan! Anak ini!" kaget Claudia. Sudah tidak perlu heran, dia sudah terbiasa dengan tingkah nakal anaknya itu. Dia bahkan pernah membuat ikan mahal kesayangan Grandpa nya harus mati.
Sang anak hanya terkikik "Xixixi. Baby mau milt, Mommy".
Claudia menghela nafas panjang, mengangkat tubuh anaknya "Mam, aku bawa dia mandi dulu" pamitnya pada Lena, ibunda Vincent.
***
Lea menunggu Mommy nya dengan tubuh yang masih naked. Dia tidur di atas kasur sambil menendang dan memukul udara.
"Anat tutin meonn...meonn".
Ahh, sepertinya lagu itu sudah benar-benar menjadi favoritnya.
"Tenapa Mommy lama ya? Baby tudah aus, Penen milt!" ucapnya.
"Anat tutin meonn...meonn".
"Kenapa sih baby? Suka sekali dengan lagu itu, hm?" kekeh Claudia yang sudah berganti pakaian dan duduk disamping Lea sambil mulai memakaikan anaknya pakaian.
Lea mengangguk "Humm! Ladu itu baby tyta tetali! Toba mommy Nani".
Claudia tersenyum "How to?".
"Mommy ituti baby ya?".
Claudia hanya mengangguk sembari sesekali terkekeh geli. Sungguh ekspresi anaknya benar-benar menggemaskan!.
"Ekhem...ekhemm...ote. Tatu dua tes...tes...ekhem...Anat tutin meonn...meonn! Ditu mommy. Tetalan dililan Mommy".
"Anak kucing meong...meong".
Lea tertawa sambil bertepuk tangan senang "Hole! Beditu Mommy! Baby tuta tama laduna! Hihi!".
Claudia tersenyum, lalu menggendong anaknya setelah selesai memakaikannya pakaian "Baiklah, kita sarap-...".
"No! Baby mau milt dulu!" protesnya dengan cepat.
Claudia sontak terkekeh sambil menggeleng "Ahh, Mommy lupa" dia lalu membuka tiga kancing kemejanya dan mengeluarkan setengah melon New Zealand itu.
Lea dengan cepat langsung melahap sumber kehidupannya itu. Mulutnya yang seperti bebek terus bergerak maju mundur seirama dengan hisapannya.
[Gue gak pernah bosen sama ni Asi! Haha! Sepertinya gue bakal susah untuk berhenti! Bomat lah!] batinnya sambil menatap wajah cantik Mommy nya.
Satu tangannya terangkat mengelus pipi sang Mommy. Claudia hanya tersenyum melihat itu. Sudah kebiasaan, jika bukan pipi yang dielus, pasti melon satunya yang nganggur lah yang dielus. Atau jarinya yang dia masukan ke dalam lubang hidung maupun mulut.
"Mwommy twantwit!" ucapnya disela-sela hisapannya.
Claudia terkekeh "Mommy siapa dulu?".
Plop...
"Mommy baby!. Mommy Tlaudia Violin Dlapel. Mommy dali Eleanol Zoey Dlapel!" dia lalu kembali melahap nipple Mommy nya itu.
Sedangkan Claudia hanya tersenyum. Dia sangatlah menyayangi anaknya ini. Dia bisa gila jika anaknya pergi meninggalkannya. Sayangnya Claudia sudah tak akan pernah bisa untuk mengandung. Rahimnya telah diangkat setelah melahirkan putrinya ini. Itulah mengapa jika Vincent dan Claudia mengatakan jika mereka mendapatkan Lea dengan susah payah. Mereka bahkan harus bolak balik ke dokter untuk konsultasi dan terapi agar Claudia mengandung. Claudia sendiri tak masalah jika rahimnya diangkat, setidaknya dia sudah memiliki seorang anak yang selama ini dia tunggu dan nantikan. Jadi, itulah alasannya kenapa Lea menjadi kesayangan dikeluarga Draper.
Claudia yatim piatu. Orang tuanya meninggal akibat kecelakaan, dan dia sendiri merupakan anak tunggal. Sedangkan Vincent masih lengkap. Dia juga memiliki seorang adik perempuan yang merupakan CEO sama seperti dirinya.
Adik perempuannya itu memegang perusahaan milik Tuan William, ayah mereka. Sedangkan Vincent memegang perusahaan milik mendiang kakeknya beserta perusahaan yang dia bangun sendiri.
Cindy Draper, adik perempuan Vincent Draper. Mereka hanya dua kakak adik saja. Dan Cindy sendiri belum menikah. Dia adalah tipe wanita yang tidak butuh laki-laki. Independen!.
***
Jam tidur siang, Claudia dan Lea sudah didalam kamar dengan Lea yang sedang menyusu kepada sang Mommy. Sedangkan sang Mommy sudah tertidur tanpa wanita itu sadari.
Lea yang mendapatkan kesempatan memiliki untuk kabur dan bermain di taman belakang. Kebetulan sekali diluar sedang hujan.
"Wahh! Tedan ujan! Baby mau mandi!" ucapnya antusias.
Dia melihat para pelayan sedang sibuk membersihkan dapur dan meja makan. Dengan mengendap-endap dia keluar dari sana dan langsung berteriak-teriak kesenangan sambil berlompat-lompat.
"Yey! MANDI UJAN!".
"Leo, tini! Tejal baby!" ucapnya pada seekor anjing milik Aunty nya. Siapa lagi jika bukan Cindy?.
Seolah mengerti, anjing itu mulai mengejar Lea. Keduanya kejar-kejaran dibawah guyuran hujan deras.
"Yey! Tejal! Haha! Telu banet!".
Sementara disisi lain, Cindy tengah sibuk mencari anjingnya yang tiba-tiba keluar dari dalam kamarnya.
"Kemana sih anjing itu? Leo! Come here Leo!" teriaknya memanggil anjing nya.
Samar-samar dia mendengar suara dari arah halaman belakang. Tanpa pikir panjang dia langsung berjalan ke sana.
Dan betapa terkejutnya dirinya melihat ponakan kesayangannya sedang main hujan-hujanan sambil berlari kesana-kemari tak tentu arah.
"BABY! KEMARI! NANTI KAMU SAKIT! LEO! COME HERE!" teriaknya panik. Pasalnya Lea memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Selain memiliki penyakit jantung, Lea juga tidak bisa makan makanan sembarangan, serta alergi susu formula.
Lea melihat ke arah Cindy dan hanya menjulurkan lidahnya "Wle! Tida mau! Baby mau mandi! Wle!".
"Haha! Tejal Leo! Tejal! Haha! Telu!" lanjutnya berlari-larian dengan anjing yang terus mengejarnya.
Cindy menghela nafas kasar "Anak nakal!".
"KAK CLAUDIA! KAKAK! MAMI! COME HERE! LIHATLAH ANAK NAKAL INI! KAK CLAUDIA! MAMII!" Teriaknya dengan suara yang langsung mengisi seluruh isi mansion dengan suara cemprengnya.
Sontak kedua orang yang dipanggil langsung datang dengan tergesa-gesa.
"Ada apa?" tanya keduanya bersama.
Cindy hanya menunjuk menggunakan dagunya.
Claudia dan Lena membulatkan mata mereka, terkejut dengan apa yang dilihat.
"BABY! KEMARI! NANTI KAMU SAKIT SAYANG! CEPAT BERHENTI!" teriak Claudia memanggil sang anak.
"BABY! AYO SAYANG! NANTI KITA BELI MAINAN, TAPI BABY HARUS BERHENTI" teriak Lena membujuk cucunya.
"Tida mau! Wle!" Lea terus berlari tanpa memperdulikan ketiga orang itu.
Claudia yang sudah kepalang panik langsung berlari menyusul sang anak yang terus berlari kesana-kemari dengan bibir mungilnya yang sudah membiru. Bisa Claudia pastikan jika anak itu tengah menahan sakit.
"BABY BERHENTI ATAU MOMMY TIDAK AKAN MEMBERIMU MILK LAGI?!" Claudia terus mengejar anak itu.
Mendengar itu sontak Lea berhenti bersamaan dengan dada kirinya yang terasa begitu sakit. Tangan mungilnya meremas baju pada bagian dada kiri.
"Tatit..." lirihnya.
[Kambuh nih kayaknya] Batinnya.
"Baby!" Claudia mendekat dan langsung menggendong tubuh anaknya itu dengan perasaan yang paniknya sudah sangat kalang kabut.
Lea mulai menangis "Mo-mommy...tatit...HUAAA!....tatitt!".
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
ENDAH_SULIS
drpd aku pikir apa ini... sekarang aku udah mudeng...anak kucing meong meong 🤣
2024-05-05
1