Setiap manusia percaya bahwa pagi di mulai ketika sang surya keluar dari persembunyiannya, menggeser bulan dengan cahaya terang melonggarkan kegelapan malam. Namun, pagi seorang gadis yang baru saja terbangun karena dering alarm mendengungkan telinga memberinya sedikit keterkejutan.
Jika manusia normal pada umumnya akan mengawali hari dengan minum air putih atau membersihkan diri setelah beberapa jam terbaring di kasur, akan tetapi pagi Natala tidak seperti itu.
Mata hitamnya dibuat tak percaya dengan keadaan di mana ada barang-barang Shylla di ruang tamu dan gadis itu tampak menangis di depan Alvar sembari memohon.
Natala berjalan maju, dia ingin mendengar jelas apa yang sedang terjadi pada dua orang kekasih romantis di rumah ini.
"Alvar aku minta maaf kalau aku salah. Tapi jangan kayak gini, aku nggak mau keluar dari rumah. Aku mau di sini aja," rengek Shylla memeluk Alvar.
"Nggak bisa, Shyll." Alvar melepaskan pelukan Shylla kasar untuk kesekian kalinya.
"Ada istri aku di sini, kamu nggak boleh tinggal di rumah. Karena kata orang, nggak bisa dia ratu hidup dalam satu atap yang sama."
Natala membulatkan matanya tak percaya seakan yang dia dengar barusan adalah mimpi semata. Alvar yang semulanya siap untuk bertarung dengan dunia demi menjaga dan melindungi Shylla namun sekarang dengan jelas dan suara lantang lelaki itu tidak menginginkan kehadiran Shylla di rumahnya.
"Ayo, Shyll. Aku antar kamu. Kamu nggak bisa tinggal di sini. Kamu buat istri aku sakit hati."
Deg
Natala semakin dibuat tidak percaya. Semua perilaku dan perkataan Alvar seakan sangat tidak nyata. Seperti ilusi, apakah Natala berada di dalam mimpi? Sejak kapan Alvar menganggapnya sebagai istri? Apa sekarang Natala sedang tidak sadarkan diri?
Alvar membawa koper Shylla dan menarik tangan gadis itu yang jika Natala lihat itu sedikit kasar. Terbukti dari lirihan Shylla saat lelaki itu membawanya keluar dari rumah.
Natala masih memakai piyama belum berganti baju tapi dia sudah melihat hal tak terduga pagi ini.
Pak Alvar:
Natala, saya izin mengantar Shylla pulang ke rumahnya dan setelah itu saya akan ke kantor
Saya harap, kamu tidak marah yaa
Maafkan saya sudah lancang membawa kekasih saya ke rumah. Saya tahu saya menyakiti kamu dan saya minta maaf untuk itu
Natala nyaris saja menjatuhkan ponselnya ke lantai setelah membaca pesan dari Alvar. Dia melemas. Apa maksud dari ini semua? Apakah Natala sampai sekarang belum bangun dari tidurnya?
Natala mencubit tubuhnya sendiri beberapa kali untuk memastikan apakah dia bermimpi atau ini semua memang benar-benar terjadi.
"Kok sakit ya," ucap Natala setelah sekian cubitannya itu terasa sakit.
"Tapi masa sih ini bukan mimpi? Ya kali Pak Alvar kayak gitu? Nggak salah?"
Natala jadi seperti orang gila berbicara sendiri melihat keanehan Alvar pagi ini.
"Terserahlah. Palingan ini juga cuma drama doang dari Pak Alvar. Gue yakin dia sudah nyiapin hal yang enggak-enggak yang buat gue kaget."
Natala berbalik badan dia menuju meja makan, duduk di kursinya. Menuangkan segelas air dan meminumnya.
"Apa jangan-jangan, ini rencana Pak Alvar? Dia pasti sengaja mau jebak gue dengan nuduh gue ke orang-orang jadi orang yang sudah kasar dan ngusir Shylla dari rumah? Fiks, gue yakin banget. Pasti rencana Pak Alvar kayak gini, dia mau gue malu lagi di hadapan orang banyak untuk kesekian kali."
Natala mengambil roti tawar mengolesinya dengan selai. Gadis itu memasukkan roti itu ke mulut.
"Saya nggak bakal biarin rencana Bapak berhasil kali ini," ucap Natala penuh tekad.
Sekali lagi harus Natala tegaskan bahwa Alvar salah jika ingin balas dendam pada Natala.
...***...
Natala berkeliling di rumah Alvar. Masuk ke ruangan yang ada di rumah besar itu satu persatu, memeriksa keberadaan kamera pengawas atau yang biasa disebut dengan cctv.
"Ada banyak juga ya cctv nya. Pak Alvar mau mata-matai siapa? Orang yang ada di rumah juga cuma gue sama dia. Sama ceweknya deng, tapi ceweknya baru diusir."
"Gila ya Pak Alvar, segitunya buat ngawasin gue doang sampai cctv di pasang di mana-mana. Dia takut kali ya gue sleding."
Mata Natala terfokus pada cctv ruang tamu tempat di mana Alvar menarik tangan Shylla membawa gadis itu keluar dari rumah.
"Gue retas lo."
Natala pergi ke satu persatu tempat di ruangan Alvar sampai akhirnya dia menemukan ruangan di mana ada rekaman kamera pengawas.
Natala memeriksa video rekaman itu. Semuanya bagus, tidak ada yang salah. Natala bergerak cepat untuk mengambil video saat Alvar membawa Shylla keluar dari rumahnya.
"Dapet."
Natala tersenyum penuh kemenangan. "Kalau seandainya Pak Alvar bakal nuduh gue yang sudah ngusir ceweknya, gue tinggal tunjukin video ini dan boom. Pak Alvar yang malu, hahaha."
Natala keluar dari ruangan itu dengan penuh kegembiraan. Dia sudah merasa siap untuk bertarung bersama Alvar.
"Kita bakal impas Pak Alvar," gumam Natala menatap pintu utama rumahnya.
Natala sudah siap menyambut kepulangan Alvar dengan drama yang sudah lelaki itu rancang. Natala tidak sabar ingin mengalahkan Alvar secara telak.
"Loh?"
Senyum merekah di wajah Natala mendadak hilang saat dia menemukan Alvar pulang sendirian tanpa membawa orang untuk menuduh Natala. Bahkan lelaki itu pulang seolah tak terjadi apa-apa di rumah pagi tadi.
"Kenapa kamu ngeliatin saya kayak gitu, Natala? Apa hari ini saya terlalu tampan?"
"Dih. Apaan sih?!"
Alvar terkekeh kecil. Dia mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya. Sebuah kotak yang Natala bisa pastikan adalah kotak perhiasan.
"Pasti buat ceweknya," gumam Natala sekecil mungkin agar Alvar tak mendengar.
Isi dari kotak perhiasan itu adalah sebuah kalung. Tanpa aba-aba Alvar memakaikan kalung berliontin ruby merah itu ke leher Natala.
Natala diam tak berkutik melihat aksi Alvar. Gadis itu melebarkan matanya sambil sesekali mengerjap karena masih kelewat terkejut atas apa yang Alvar lakukan padanya.
"Cantik, kan? Saya beli ini buat kamu."
"Hah?"
"Maaf ya saya pulang terlambat, Natala. Saya lama karena memilih kalung untuk istri saya." Alvar tersenyum di depan Natala. Senyuman yang kali ini Natala lihat adalah senyuman tulus bukan senyuman dengan penuh maksud terselubung.
"Cantik kamu, Natala."
Alvar berjalan melewati Natala setelah dia memuji gadis itu. Natala terdiam di tempatnya masih tidak mengerti atas apa yang Alvar lakukan di hari ini.
Natala membalikkan badan berharap bahwa Alvar akan memarahinya atau menuduhnya yang tidak-tidak seperti biasa.
"Bapak kenapa?" Natala bertanya dengan suara lantang.
"Saya tidak apa-apa, Natala."
Alvar membuka pintu kamarnya, masuk ke dalam membiarkan Natala dengan sejuta kebingungan berdiri di luar sambil menatap penuh kecurigaan pintu kamar Alvar.
...***...
"Kamu sudah masak, Natala?" Alvar keluar dari kamarnya berjalan menuju meja makan di mana sudah ada Natala di sana.
"Kamu hanya masak satu menu?" tanya Alvar saat dia melihat hanya ada satu piring tersaji di sana dan itu untuk Natala karena gadis itu sudah memakannya.
"Kenapa? Bapak nggak suka? Salah sendiri ngusir pacarnya jadi nggak ada yang ngurusin," ketus Natala.
"Baiklah kalau kamu tidak mau masak tidak apa-apa. Saya bisa pesan makanan di online, zaman sudah maju sekarang jadi tidak masalah."
"Bapak nggak marah?"
"Buat apa saya marah?"
"Karena saya nggak masak, Pak."
"Saya tahu kamu pasti lelah berada di rumah dan jenuh juga jadi saya tidak masalah kalau kamu tidak masak hari ini."
Alvar mengajak tangannya bergerak di atas layar ponsel dan memesan makanan untuk ia makan nantinya.
"Bapak sakit ya?" Natala berdiri mendekati Alvar. Dia mendongakkan kepala untuk menaruh tangannya di jidat Alvar memastikan bahwa suhu tubuh lelaki di hadapannya memang benar-benar normal.
"Saya baik-baik saja Natala."
"Tapi kok aneh?"
"Aneh? Maksud kamu?"
"Bapak berubah. Nggak kayak biasanya. Padahal kemarin aja Bapak marah sama saya kayak orang gila, nampar saya, ngancam saya dan bilang kalau nggak akan hidup saya bahagia. Tapi kenapa sekarang Bapak kayak gini? Emang ada orang balas dendam kayak gini?"
Natala menjelaskan panjang lebar mengeluarkan semua kebingungannya atas sikap Alvar.
"Saya tidak berubah, Natala. Hanya saja, saya ingin menjadi lebih baik saja. Karena memang benar, kamu adalah istri saya. Saya rasa saya sudah keterlaluan pada kamu dan saya ingin menebusnya."
Alvar menyentuh pundak Natala. "Natala, mulai sekarang kamu tidak akan merasakan sakit lagi karena saya. Saya akan berubah," ucap Alvar.
"Hubungan saya dengan Shylla sudah berakhir sekarang kamu hanya akan menjadi satu-satunya ratu di hidup saya ini."
Alvar memasukkan Natala ke dalam dekapannya. Memeluk gadis yang lebih pendek darinya dengan penuh kehangatan dan kelembutan.
"Kita mulai semuanya dari awal, Natala."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Aniw_rawrrr
gak percaya gue teh
2024-07-09
2