Bab 18: Bertemu dengan Shylla

Natala pulang lebih dulu dibanding Alvar. Karena tadi pagi mereka pergi dengan waktu yang berbeda, jadi Natala pulang seorang diri dengan membawa mobil silver milik Alvar yang sekarang sudah menjadi miliknya.

Natala berkendara dengan santai, menatap fokus jalanan dan ketika tempat yang dituju sudah terlihat oleh mata Natala menghentikan pergerakan kendaraan beroda empat itu.

Natala keluar dari mobilnya masuk ke kafe langganan yang biasa Natala datangi jika dia ingin menghabiskan waktu seorang diri. Natala menikmati kopinya. Ah, rasanya sudah cukup lama tidak menikmati kopi dengan kesendirian ini.

"Shylla?"

Mata Natala menemukan presensi Shylla tak jauh dari tempat dia duduk. Gadis dengan rambut dikepang itu tampak duduk sendirian di dekat jendela sambil memandangi pemandangan lewat jendela kecil di sebelahnya.

"Ngapain dia di sini? Bukannya sudah putus dari Pak Alvar?" tanya Natala pada dirinya sendiri.

"Putus bukan berarti harus pindah juga, kan?" Natala menjawab pertanyaannya sendiri.

"Apa perlu gue samperin?" tanya Natala lagi pada dirinya.

"Tapi kalau gue samperin, gue mau ngomong apa?" Natala tampak berpikir sejenak.

"Apa kabar? Atau, ngapain lo masih di sini? Atau, apa alasan lo putus sama Pak Alvar?"

"Dih, gue kelihatan kepo banget kalau nanya kayak gitu." Natala menolak mentah-mentah opsi pertanyaan terakhir yang sempat keluar dari mulutnya.

Natala beranjak dari duduknya, dengan kopi yang masih ada setengah di gelas Natala memberanikan diri membuang rasa malu untuk bertemu dengan Shylla. Duduk berhadapan dengan mantan kekasih suaminya.

"Apa kabar, Shylla?" Natala duduk di depan Shylla dan langsung membuyarkan lamunan gadis yang sejak tadi menatap kosong jalanan lewat jendela.

"Kak Nata di sini?" Shylla tampak terkejut dengan kehadiran Natala yang tiba-tiba.

"Iya. Ini tempat langganan gue. Kalau lo sendiri, ngapain ke sini?"

"Nggak papa, Kak. Tadi aku lewat jadinya mampir." Shylla tersenyum menjawab pertanyaan Natala.

Jika Natala lihat dengan kedua bola matanya yang masih baik, Shylla itu sudah hampir mendekati sempurna. Wajahnya kecil, kulitnya putih dan rambut kecokelatan gadis itu dan jangan lupakan iris cokelat dan bibir mungil dari gadis itu. Patut Natala apresiasi, selera Alvar cukup bagus.

"Kakak ke sini sendirian apa sama Alvar?" tanya Shylla langsung.

"Sendiri."

Shylla mengangguk mendengar itu. "Kak, sekarang Alvar gimana sama Kakak? Dia sudah baik?"

"Baik. Baik banget malah. Sekarang dia sudah nggak kasar sama gue, bahkan dia juga sudah nyewa ART lagi supaya gue nggak bersih-bersih. Beberapa hari lalu Pak Alvar sama gue makan malam bareng juga. Hidup gue sekarang, sudah baik banget sih kalau sama Pak Alvar."

Natala mengira ucapannya itu akan membuat tangan Shylla terkepal dan wajahnya berubah merah karena rasa cemburu yang menggebu-gebu. Natala sudah bersiap jika saja Shylla akan menjambaknya atau memaki Natala yang tidak-tidak karena sudah merebut kekasihnya.

Namun itu semua hanya pikiran Natala saja. Jangankan marah atau memaki Natala, Shylla bahkan dengan santai merespon semua ucapan Natala dengan senyuman tanpa sedikitpun memperlihatkan kesedihan. Apalagi kecemburuan.

"Aku senang kalau Alvar sudah baik sama Kakak."

Deg

Natala tidak menyangka respon Shylla seperti itu.

"Selama ini aku takut, kalau seandainya aku nggak di rumah dia bakal kasar lagi sama Kak Nata. Ternyata nggak. Berarti yang dibilang sama Keenan itu benar kalau Alvar sama Kakak sudah saling dekat," ujar Shylla.

"Lo nggak cemburu?"

"Cemburu buat apa?"

"Lo sama Alvar sudah putus belum sih?!"

Natala tidak bisa menahan diri agar tidak bertanya. Karena menurutnya jika Shylla orang normal dia tidak akan senang jika mantan kekasihnya dekat dengan istrinya apalagi mereka putus belum lama ini.

"Aku, sudah putus sama Alvar. Tapi sampai sekarang aku masih berhubungan baik kok sama dia. Aku menghargai keputusan Alvar yang mau nikahin Kakak dan mulai hidup baru bareng sama Kakak. Menurut aku nggak masalah agar Alvar bahagia," balas Shylla.

"Serius sama sekali nggak marah?" tanya Natala lagi berusaha untuk meyakinkan diri bahwa setiap respon dari Shylla adalah kebenaran.

Shylla mengangguk yakin. "Iya, Kakak."

"Kok bisa nggak cemburu sih? Bukannya Alvar dari awal bucin banget sama lo, terus dia tiba-tiba mutusin lo dan dia dekat sama gue. Kalau lo orang normal seharusnya lo ngamuk."

Shylla terkekeh kecil mendengar ucapan Natala. Baginya Natala sedikit hiperbola.

"Kak, Nata, diputusin nggak harus ngamuk-ngamuk, kan? Aku sama Alvar putus baik-baik kok. Memang sih, aku sudah pacaran lama sama dia. Berapa ya? Lima tahun mungkin. Tapi kalau memang nggak jodoh aku harus apa? Nggak mungkin aku maksa takdir," jelas Shylla.

"Lo tahu nggak sih kalau Alvar mau nikahin gue?"

Shylla mengangguk. "Dan aku nggak masalah sama itu. Alvar bahkan juga jelasin ke aku apa alasan dia nikah sama Kakak. Awalnya aku juga marah banget sama Kakak karena aku pikir itu benar, tapi setelah aku lihat Kakak, ternyata Kakak itu beda ya. Aku malah jadi ragu kalau yang Alvar jelasin itu benar. Nah dari situ aku mulai berbeda pendapat sama dia dan sering debat. Mungkin itu alasan Alvar capek sama aku dan mutusin aku. Tapi it's okay, I'm not angry. Aku selalu berharap kalau Alvar bakal percaya sama aku."

"Dari mana Lo yakin kalau bukan gue pelakunya?"

"Feeling." Shylla memunculkan senyumnya yang paling indah. "Aku bisa lihat mana orang yang jahat dan mana orang yang nggak jahat. Entah kenapa saat ngeliat Kakak, hati aku langsung bilang kalau Kakak itu nggak sejahat yang diceritakan Alvar."

"Serius lo nggak sakit hati gue deket sama Alvar?"

"Kalau masalah sakit hati pasti sakit hati, Kak. Tapi ya mau gimana lagi, yang mutusin itu kan Alvar bukan aku. Kalau memang Alvar sudah nggak suka sama aku, aku nggak papa kok. Bagi aku, pernah ada di hidup Alvar dan jadi salah satu hal penting di hidup dia sudah lebih dari cukup buat aku," jawab Shylla.

Seandainya aja Pak Alvar nggak gila karena dendamnya, gue yakin dia beruntung banget dapatin Shylla, batin Natala.

Shylla berdiri dari duduknya. "Kak, aku mau pulang. Kak Nata mau pulang juga?"

"Nggak. Lo duluan aja," jawab Natala belum beranjak dari tempat dia duduk.

"Ya sudah aku duluan ya, Kak."

Shylla melambaikan tangan ke Natala keluar dari kafe meninggalkan Natala sendirian memandangi Shylla dari jendela kecil di sebelahnya tengah memberhentikan taksi.

"Sebenarnya, Shylla itu baik atau nggak sih?" tanya Natala begitu mobil taksi Shylla pergi dari arena kafe tersebut.

Episodes
1 Bab 01: Kedatangan CEO
2 Bab 02: Tawaran pernikahan
3 Bab 03: Ingin menikah
4 Bab 04: Pengumuman penting
5 Bab 05: Pernikahan dan patah hati
6 Bab 06: Hari pertama setelah menikah
7 Bab 07: Dosa masa lalu
8 Bab 08: Selamat datang di neraka, Natala
9 Bab 09: Malam menyakitkan
10 Bab 10: Sakit hati
11 Bab 11: Ini semua karenamu, Natala
12 Bab 12: Pemberontakan Natala
13 Bab 13: Perubahan Alvar
14 Bab 14: Terburu-buru
15 Bab 15: Bunga mawar pemicu rasa
16 Bab 16: Makan malam pertama
17 Bab 17: Hari pertama bekerja
18 Bab 18: Bertemu dengan Shylla
19 Bab 19: Emosi Arsen dan ancaman Alvar
20 Bab 20: Hadiah pertama Alvar
21 Bab 21: Natala jatuh hati
22 Bab 22: Jengukan Shylla
23 Bab 23: Malam itu
24 Bab 24: Semuanya hanya rencana
25 Bab 25: Ketidakpercayaan Natala
26 Bab 26: Pengakuan cinta
27 Balas dendam Alvar
28 Bab 28: Tentang Alvar dan Ibunya
29 Bab 29: Cuma pembantu
30 Bab 30: Fitnah Alvar
31 Bab 31: Keberhasilan rencana Alvar
32 Bab 32: Amukan Natala
33 Bab 33: Penjelasan dan kebenaran
34 Bab 34: Penjara
35 Bab 35: Lie
36 Bab 36: Usulan
37 Bab 37: Kesalahan Masa Lalu
38 bab 38: Alvar bahagia
39 Bab 39: Karma
40 Bab 40: Memaki dan mengemis
41 Bab 41: Kembali ke Alvar
42 Bab 42: Teori baru
43 Bab 43: Tuhan tolong Natala
44 Bab 44: Bunga matahari
45 Bab 45: Saya suaminya
46 Bab 46: Lift penghubung cinta
47 Bab 47: Benci untuk selamanya
48 Bab 48: Saya dengan dia dan Bapak dengannya
49 Bab 49: Gaun merah Natala
50 Bab 50: Surat cerai
51 Bab 51: Bimbang dengan perceraian
52 Bab 52: Ini semua salahmu
53 Bab 53: Si misterius
54 Bab 54: Pengusiran
55 Bab 55: Kesedihan Shylla
56 Bab 56: Meminta untuk kembali
57 Bab 57: Membujuk Ibu Natala
58 Bab 58: Kelicikan Alvar
59 Bab 59: Makian untuk Alvar
60 Bab 60: Kilas balik mengenai Hana
61 Bab 61: Kebenaran Keenan
62 Bab 62: Ini semua gila
63 Bab 63: Surat cerai dan sedikit petunjuk
64 Bab 64: Pengakuan menuju kebenaran
65 Bab 65: Wajah si Pelaku
66 Bab 66: Hukuman untuk penjahat
67 Bab 67: Kejadian sebenarnya
68 Bab 68: Akhir dari seseorang
69 Bab 69: Kehilangan cinta
70 Bab 70: Kembali menggapai 'malam itu'
71 Bab 71: Hamil?
72 Bab 72: Sakit Shylla
73 Bab 73: Hubungan yang selesai
74 Bab 74: Terima kasih untuk semuanya
75 Bab 75: Akhir kisah
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 01: Kedatangan CEO
2
Bab 02: Tawaran pernikahan
3
Bab 03: Ingin menikah
4
Bab 04: Pengumuman penting
5
Bab 05: Pernikahan dan patah hati
6
Bab 06: Hari pertama setelah menikah
7
Bab 07: Dosa masa lalu
8
Bab 08: Selamat datang di neraka, Natala
9
Bab 09: Malam menyakitkan
10
Bab 10: Sakit hati
11
Bab 11: Ini semua karenamu, Natala
12
Bab 12: Pemberontakan Natala
13
Bab 13: Perubahan Alvar
14
Bab 14: Terburu-buru
15
Bab 15: Bunga mawar pemicu rasa
16
Bab 16: Makan malam pertama
17
Bab 17: Hari pertama bekerja
18
Bab 18: Bertemu dengan Shylla
19
Bab 19: Emosi Arsen dan ancaman Alvar
20
Bab 20: Hadiah pertama Alvar
21
Bab 21: Natala jatuh hati
22
Bab 22: Jengukan Shylla
23
Bab 23: Malam itu
24
Bab 24: Semuanya hanya rencana
25
Bab 25: Ketidakpercayaan Natala
26
Bab 26: Pengakuan cinta
27
Balas dendam Alvar
28
Bab 28: Tentang Alvar dan Ibunya
29
Bab 29: Cuma pembantu
30
Bab 30: Fitnah Alvar
31
Bab 31: Keberhasilan rencana Alvar
32
Bab 32: Amukan Natala
33
Bab 33: Penjelasan dan kebenaran
34
Bab 34: Penjara
35
Bab 35: Lie
36
Bab 36: Usulan
37
Bab 37: Kesalahan Masa Lalu
38
bab 38: Alvar bahagia
39
Bab 39: Karma
40
Bab 40: Memaki dan mengemis
41
Bab 41: Kembali ke Alvar
42
Bab 42: Teori baru
43
Bab 43: Tuhan tolong Natala
44
Bab 44: Bunga matahari
45
Bab 45: Saya suaminya
46
Bab 46: Lift penghubung cinta
47
Bab 47: Benci untuk selamanya
48
Bab 48: Saya dengan dia dan Bapak dengannya
49
Bab 49: Gaun merah Natala
50
Bab 50: Surat cerai
51
Bab 51: Bimbang dengan perceraian
52
Bab 52: Ini semua salahmu
53
Bab 53: Si misterius
54
Bab 54: Pengusiran
55
Bab 55: Kesedihan Shylla
56
Bab 56: Meminta untuk kembali
57
Bab 57: Membujuk Ibu Natala
58
Bab 58: Kelicikan Alvar
59
Bab 59: Makian untuk Alvar
60
Bab 60: Kilas balik mengenai Hana
61
Bab 61: Kebenaran Keenan
62
Bab 62: Ini semua gila
63
Bab 63: Surat cerai dan sedikit petunjuk
64
Bab 64: Pengakuan menuju kebenaran
65
Bab 65: Wajah si Pelaku
66
Bab 66: Hukuman untuk penjahat
67
Bab 67: Kejadian sebenarnya
68
Bab 68: Akhir dari seseorang
69
Bab 69: Kehilangan cinta
70
Bab 70: Kembali menggapai 'malam itu'
71
Bab 71: Hamil?
72
Bab 72: Sakit Shylla
73
Bab 73: Hubungan yang selesai
74
Bab 74: Terima kasih untuk semuanya
75
Bab 75: Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!