Bab 12: Pemberontakan Natala

Alvar keluar dari kamar bersamaan dengan Shylla di sebelahnya. Shylla menggenggam tangan Alvar, mereka berdua berjalan menuju meja makan. Di mana sudah ada Natala dengan wajah datar menyiapkan sarapan untuk mereka.

Natala mengangkat pandangannya bukan ke Alvar melainkan ke Shylla.

"Sudah baikan?" tanya Natala pada gadis lebih muda satu tahun darinya.

Shylla mengangguk jelas. Kemudian dia berjalan mendekati Natala berdiri di sebelah istri dari pacarnya.

"Kenapa bisa sampai pingsan?" tanya Natala.

"Maaf ya, Kak, kepala aku tiba-tiba pusing. Jadinya aku pingsan, padahal aku mau nelfon Alvar tapi sudah keburu pingsan duluan. Kakak dimarah sama Alvar ya?"

Shylla bertanya dengan wajah polosnya dan dengan nada yang di pendengaran Natala bukanlah nada meremehkan atau menjengkelkan. Namun tetap saja Natala tidak suka dengan pertanyaannya itu.

"Maafin Alvar ya, Kak. Dia orangnya memang sensitif banget, tapi aslinya baik kok. Aku minta maaf mewakili Alvar kalau dia kasar sama Kakak. Janji deh lain kali Alvar nggak akan kasar lagi sama Kakak."

Shylla memberikan Natala senyuman imut seperti senyum anak kecil. Gadis di sebelahnya ini nyatanya tidak seburuk yang pernah Natala pikirkan.

"Ada yang bisa aku bantu, Kak?" Shylla mengedarkan pandangannya berharap ada sesuatu yang bisa dia kerjakan.

"Kamu nggak boleh ngapa-ngapain, Shyll. Aku nggak mau kamu sakit lagi," balas Alvar.

"Aku nggak papa kok. Jangan bawel deh kamu." Shylla membalas dengan nada manjanya.

"Kak, sini aku bantu." Shylla mengambil gelas berisi teh untuk Alvar. Bahkan gadis itu juga menyajikan makanan untuk mereka bertiga.

Alvar terlihat tidak suka dengan sikap Shylla. Gadisnya itu terlalu baik untuk orang buruk seperti Natala, pikirnya.

"Enak. Makasih Kak Nata sudah masakin kita!"

Shylla berucap dengan penuh semangat. Yang tanpa Natala sadari itu menghangatkan hatinya bahkan memunculkan senyum di wajahnya. Setelah wajah itu habis diberi warna merah di bagian pipi oleh Alvar, kini wajah itu bisa tersenyum di pagi hari. Dan itu juga karena pacar dari suaminya sendiri.

Alvar melirik Natala tajam. Dia sangat tidak suka saat melihat senyum di wajah Natala barang sekecil pun. Dia menginginkan Natala tidak bisa tersenyum selama sisa hidupnya. Namun Alvar lupa kalau dia punya kekasih berhati malaikat.

"Aku pergi duluan ya." Alvar mencium kening Shylla sebelum keluar dari rumah dan pergi ke kantor bekerja seperti biasa.

Natala tidak masalah dengan itu. Dia tidak cemburu dan ya, dia baik-baik saja. Untuk apa dia marah pada seseorang yang tidak ia cintai. Biarkanlah Alvar menikmati cintanya dengan Shylla. Natala tidak akan pernah peduli dengan hal itu.

"Kakak mau ke kantor juga?" tanya Shylla saat Natala hendak masuk ke kamarnya.

"Nggak. Gue sudah dipecat sama pacar lo. Jadi pengangguran gue sekarang."

Natala menjawab ketus lalu menutup pintu kamar kasar. Gadis itu lebih memilih untuk menghabiskan waktu menonton film dibanding memikirkan apa yang akan terjadi pada Shylla di luar. Oh ayolah, dia tidak sebaik itu untuk peduli pada pacar Alvar. Meskipun Natala rasa dia sedikit lebih baik dari Alvar tapi tetap saja, Natala belum menyukainya.

Shylla sibuk di kamar Alvar hingga sang empu kembali dari pekerjaannya dan masuk ke rumahnya.

Alvar berharap hal yang pertama kali dia lihat adalah sosok kekasihnya yang cantik dan membuatnya jatuh hati, namun saat Alvar masuk ke rumah dia berhadapan dengan presensi Natala sedang membersihkan meja makan.

"Shylla di mana?" tanya Alvar.

"Di kamar," jawab Natala ketus tanpa memandang Alvar sedikitpun.

"Nata, ambilkan saya minum. Saya haus," suruh Alvar duduk di sofa mengendurkan sedikit dasi yang seakan mencekik lehernya.

"Suruh saja pacar Bapak. Jangan saya."

Alvar menoleh ke Natala. Ini pertama kali Natala menolak perintah Alvar setelah mereka menikah.

"Tapi saya menyuruh kamu, Natala. Bukan Shylla. Saya tidak ingin kesayangan saya itu kelelahan—"

"Terserah Pak. Tapi saya capek. Saya mau siap-siap untuk makan malam." Natala memotong ucapan Alvar menimbulkan rasa geram tak terbendung dari laki-laki berumur tiga puluh tahun.

"Berani sekali kamu, Natala." Alvar berdiri dari duduknya mengepalkan tangan menyalurkan kekesalan.

"Berani dong, Pak. Buat apa saya takut sama Bapak."

Natala masuk ke kamarnya tidak memperdulikan Alvar yang sedang memakinya di luar.

"Dasar perempuan tidak tahu diri!" sentak Alvar menatap pintu kamar Natala penuh amarah.

"Kamu sudah pulang? Aku kangen." Shylla keluar dari kamar, berlari kecil menghampiri Alvar.

Gadis itu memeluk kekasihnya erat, dan dia tersenyum saat tangan Alvar mengelus rambutnya.

"Kamu nggak papa?" Alvar bertanya sembari mengendurkan pelukan Shylla.

"Aku nggak papa, Sayang. Kamu jangan terlalu khawatir sama aku," jawab Shylla.

"Gimana caranya aku nggak khawatir sama kamu, kalau setiap detik di pikiran aku cuma ada kamu, Sayang."

Alvar kembali memeluk Shylla dan itu dilihat jelas oleh Natala. Saat mata Alvar menemukan kehadiran Natala berdiri di depan pintu kamarnya melihat mereka, Natala langsung menunjukkan wajah jijik seakan ingin muntah dengan kejadian yang dilihatnya.

Sontak hal itu membuat Alvar melepaskan pelukannya secara spontan sampai Shylla saja merasa terkejut.

"Kenapa?" tanya Shylla.

"Nggak papa. Aku ke kamar dulu, ya. Mau mandi." Alvar pergi melewati Shylla begitu saja.

Saat dia berjalan di depan Natala, dia mendengar Natala berkata, "Alay."

Ingin rasanya Alvar berhenti dan memberi gadis itu hukuman tapi sayangnya ada Shylla di sana. Jadi Alvar tidak bisa memberi Natala tamparan seperti biasa.

"Kakak berantem lagi sama Alvar?" tanya Shylla berjalan ke arah Natala.

"Gue nggak pernah akur sama pacar lo. Jadi setiap hari gue ribut sama dia," jawab Natala ketus.

Dia berjalan ke dapur, mulai menyiapkan makan malam. Namun, kini dia memasak untuknya seorang. Bukan untuk Alvar apalagi untuk Shylla. Jadi, begitu Alvar keluar kamar bersiap untuk makan malam dia menemukan Natala makan sendiri di meja makan dengan hanya satu piring dan satu menu tersedia di sana.

"Apa-apaan ini?" Alvar mendekati Natala yang duduk dengan santai menikmati makanannya.

"Saya lagi makan, Pak. Apa lagi." Natala menjawab kelewat santai, seakan amarah yang terlihat di mata Alvar bukan apa-apa.

"Kamu nggak masak?" tanya Alvar.

"Buat apa saya masak, males. Suruh saja pacar, Bapak. Ngapain nyuruh saya."

"Sudah saya katakan, Natala. Kamu akan menggantikan seluruh tugas dari asisten rumah tangga saya yang terdahulu."

"Kalau saya digaji sama mau, Pak. Tapi sayangnya Bapak nggak gaji saya sih. Sudah saya dipecat sepihak tanpa alasan yang jelas terus disuruh jadi pembantu tanpa dibayar, mana mau saya," balas Natala.

"Minimal kalau Bapak nggak bisa jadi suami yang baik jadi majikan yang baik lah. Mana ada orang yang kerja tapi nggak digaji," cetus Natala.

"Natala!"

Alvar nyaris saja mengangkat tangannya tapi ketika Natala berdiri tangan Alvar terhenti untuk menyentuh pipi gadis itu.

"Jika Bapak pikir, saya akan jadi perempuan yang menye-menye dan nangis di depan, Bapak, maka Bapak salah besar. Saya bukan tipikal perempuan yang bakal nangis cuma karena cowok bajingan kayak Bapak."

Natala mengikis jarak di antara mereka, menyisakan beberapa senti agar tubuhnya tidak menyentuh tubuh Alvar. Natala menyunggingkan bibirnya, dia menatap Alvar kelewat lantang.

"Bapak mau balas dendam sama saya? Silahkan, kalau Bapak bisa. Bapak masih sakit hati atas adek Bapak yang mati itu? Silahkan. Tapi, asal Bapak tahu ya saya akan selamanya memberontak. Saya nggak mau diperalat sama Bapak apalagi sampai jatuh dalam perangkap Bapak."

Natala memberi jeda, dia menatap lekat wajah Alvar. Wajah tampan lelaki itu ingin sekali Natala berikan sebuah warna merah seperti yang ada di wajahnya.

"Kata Bapak saya pembully yang nggak punya hati, kan? Saya tunjukkan sama Bapak gimana pembully itu. Asal Bapak tahu, jiwa pembully itu masih ada di saya."

Natala semakin maju untuk mencapai telinga Alvar dan membisikkan sesuatu di telinga lelaki itu.

"Pak Alvar, saya bukan seorang gadis yang mudah untuk ditipu. Bapak mau balas dendam sama pembully kayak saya? Silahkan, kalau Bapak bisa."

Natala tersenyum ke Alvar. Dia pergi meninggalkan lelaki itu. Namun langkahnya terhenti saat dia menemukan Shylla berdiri tidak jauh dari mereka.

"Lo masak sendiri ya? Gue capek. Mau nonton drakor dulu ketemu sama oppa-oppa ganteng. Lo buatin gih makan malam buat cowok lo, anggap aja simulasi jadi istri idaman."

Natala masuk ke kamarnya menutup pintu santai. Dia membiarkan Alvar di luar mengepalkan tangannya erat-erat, menyumpah serapahi Natala di dalam hidupnya.

"Saya hancurkan kesombongan kamu, Natala."

Episodes
1 Bab 01: Kedatangan CEO
2 Bab 02: Tawaran pernikahan
3 Bab 03: Ingin menikah
4 Bab 04: Pengumuman penting
5 Bab 05: Pernikahan dan patah hati
6 Bab 06: Hari pertama setelah menikah
7 Bab 07: Dosa masa lalu
8 Bab 08: Selamat datang di neraka, Natala
9 Bab 09: Malam menyakitkan
10 Bab 10: Sakit hati
11 Bab 11: Ini semua karenamu, Natala
12 Bab 12: Pemberontakan Natala
13 Bab 13: Perubahan Alvar
14 Bab 14: Terburu-buru
15 Bab 15: Bunga mawar pemicu rasa
16 Bab 16: Makan malam pertama
17 Bab 17: Hari pertama bekerja
18 Bab 18: Bertemu dengan Shylla
19 Bab 19: Emosi Arsen dan ancaman Alvar
20 Bab 20: Hadiah pertama Alvar
21 Bab 21: Natala jatuh hati
22 Bab 22: Jengukan Shylla
23 Bab 23: Malam itu
24 Bab 24: Semuanya hanya rencana
25 Bab 25: Ketidakpercayaan Natala
26 Bab 26: Pengakuan cinta
27 Balas dendam Alvar
28 Bab 28: Tentang Alvar dan Ibunya
29 Bab 29: Cuma pembantu
30 Bab 30: Fitnah Alvar
31 Bab 31: Keberhasilan rencana Alvar
32 Bab 32: Amukan Natala
33 Bab 33: Penjelasan dan kebenaran
34 Bab 34: Penjara
35 Bab 35: Lie
36 Bab 36: Usulan
37 Bab 37: Kesalahan Masa Lalu
38 bab 38: Alvar bahagia
39 Bab 39: Karma
40 Bab 40: Memaki dan mengemis
41 Bab 41: Kembali ke Alvar
42 Bab 42: Teori baru
43 Bab 43: Tuhan tolong Natala
44 Bab 44: Bunga matahari
45 Bab 45: Saya suaminya
46 Bab 46: Lift penghubung cinta
47 Bab 47: Benci untuk selamanya
48 Bab 48: Saya dengan dia dan Bapak dengannya
49 Bab 49: Gaun merah Natala
50 Bab 50: Surat cerai
51 Bab 51: Bimbang dengan perceraian
52 Bab 52: Ini semua salahmu
53 Bab 53: Si misterius
54 Bab 54: Pengusiran
55 Bab 55: Kesedihan Shylla
56 Bab 56: Meminta untuk kembali
57 Bab 57: Membujuk Ibu Natala
58 Bab 58: Kelicikan Alvar
59 Bab 59: Makian untuk Alvar
60 Bab 60: Kilas balik mengenai Hana
61 Bab 61: Kebenaran Keenan
62 Bab 62: Ini semua gila
63 Bab 63: Surat cerai dan sedikit petunjuk
64 Bab 64: Pengakuan menuju kebenaran
65 Bab 65: Wajah si Pelaku
66 Bab 66: Hukuman untuk penjahat
67 Bab 67: Kejadian sebenarnya
68 Bab 68: Akhir dari seseorang
69 Bab 69: Kehilangan cinta
70 Bab 70: Kembali menggapai 'malam itu'
71 Bab 71: Hamil?
72 Bab 72: Sakit Shylla
73 Bab 73: Hubungan yang selesai
74 Bab 74: Terima kasih untuk semuanya
75 Bab 75: Akhir kisah
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 01: Kedatangan CEO
2
Bab 02: Tawaran pernikahan
3
Bab 03: Ingin menikah
4
Bab 04: Pengumuman penting
5
Bab 05: Pernikahan dan patah hati
6
Bab 06: Hari pertama setelah menikah
7
Bab 07: Dosa masa lalu
8
Bab 08: Selamat datang di neraka, Natala
9
Bab 09: Malam menyakitkan
10
Bab 10: Sakit hati
11
Bab 11: Ini semua karenamu, Natala
12
Bab 12: Pemberontakan Natala
13
Bab 13: Perubahan Alvar
14
Bab 14: Terburu-buru
15
Bab 15: Bunga mawar pemicu rasa
16
Bab 16: Makan malam pertama
17
Bab 17: Hari pertama bekerja
18
Bab 18: Bertemu dengan Shylla
19
Bab 19: Emosi Arsen dan ancaman Alvar
20
Bab 20: Hadiah pertama Alvar
21
Bab 21: Natala jatuh hati
22
Bab 22: Jengukan Shylla
23
Bab 23: Malam itu
24
Bab 24: Semuanya hanya rencana
25
Bab 25: Ketidakpercayaan Natala
26
Bab 26: Pengakuan cinta
27
Balas dendam Alvar
28
Bab 28: Tentang Alvar dan Ibunya
29
Bab 29: Cuma pembantu
30
Bab 30: Fitnah Alvar
31
Bab 31: Keberhasilan rencana Alvar
32
Bab 32: Amukan Natala
33
Bab 33: Penjelasan dan kebenaran
34
Bab 34: Penjara
35
Bab 35: Lie
36
Bab 36: Usulan
37
Bab 37: Kesalahan Masa Lalu
38
bab 38: Alvar bahagia
39
Bab 39: Karma
40
Bab 40: Memaki dan mengemis
41
Bab 41: Kembali ke Alvar
42
Bab 42: Teori baru
43
Bab 43: Tuhan tolong Natala
44
Bab 44: Bunga matahari
45
Bab 45: Saya suaminya
46
Bab 46: Lift penghubung cinta
47
Bab 47: Benci untuk selamanya
48
Bab 48: Saya dengan dia dan Bapak dengannya
49
Bab 49: Gaun merah Natala
50
Bab 50: Surat cerai
51
Bab 51: Bimbang dengan perceraian
52
Bab 52: Ini semua salahmu
53
Bab 53: Si misterius
54
Bab 54: Pengusiran
55
Bab 55: Kesedihan Shylla
56
Bab 56: Meminta untuk kembali
57
Bab 57: Membujuk Ibu Natala
58
Bab 58: Kelicikan Alvar
59
Bab 59: Makian untuk Alvar
60
Bab 60: Kilas balik mengenai Hana
61
Bab 61: Kebenaran Keenan
62
Bab 62: Ini semua gila
63
Bab 63: Surat cerai dan sedikit petunjuk
64
Bab 64: Pengakuan menuju kebenaran
65
Bab 65: Wajah si Pelaku
66
Bab 66: Hukuman untuk penjahat
67
Bab 67: Kejadian sebenarnya
68
Bab 68: Akhir dari seseorang
69
Bab 69: Kehilangan cinta
70
Bab 70: Kembali menggapai 'malam itu'
71
Bab 71: Hamil?
72
Bab 72: Sakit Shylla
73
Bab 73: Hubungan yang selesai
74
Bab 74: Terima kasih untuk semuanya
75
Bab 75: Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!