Bab 03: Ingin menikah

Natala terdiam sepanjang perjalanan pulang. Ketika langit berubah warna menjadi oranye disitu Natala bergelut dengan pikirannya sendiri. Pekerjaan di kantor sudah selesai tapi otak Natala belum selesai untuk memikirkan setiap masalah yang ada. Tawaran dari Alvar beberapa hari lalu belum mendapat jawaban dari Natala bahkan sampai sekarang.

Setiap hari gadis itu melihat Alvar ada di kantor tapi setiap hari juga rasanya Natala ingin pergi dari dunia sesegera mungkin. Segala hal tentang Alvar membuat Natala menjadi takut. Maksud Natala mereka baru saja bertemu bahkan belum saling mengenal dengan baik tapi mengapa Alvar sudah sangat lancang ingin menikah dengannya? Sedangan Arsen sampai sekarang saja belum bisa menjalin hubungan lebih dari sekedar teman pada Natala.

Natala sampai ke rumahnya setelah sopir taksi itu menurunkannya. Dia masuk ke dalam dan langsung disambut oleh wajah pucat seorang wanita dengan rambut terikat tersenyum ke arahnya.

"Ibu, kenapa keluar?" Natala menghampiri ibunya duduk di sebelah wanita itu.

"Kamu pulang cepat, tumben," ucap Ibunya.

"Kebetulan lagi nggak banyak kerjaan, Bu, makanya bisa pulang cepat." Natala menaruh tasnya di paku. Gadis dengan kemeja putih dan rok hitam sepaha itu menuangkan air ke gelas untuk dia minum.

"Ibu sudah makan?" tanya Natala berdiri dari duduknya.

"Belum, Nak. Ibu capek banget jadi nggak sempat masak. Nggak papa, kan?"

"Ya nggak papa, Bu. Nata aja yang masak." Natala berjalan ke arah dapur. Dengan pakaian yang belum diganti Natala memakai celemek dan mulai memasak.

Sedangkan Ibunya mencoba untuk berdiri dan menghampiri putrinya. Wanita itu berdiri di ambang pintu dengan menumpu tangannya di pintu. Dia tersenyum melihat anak gadisnya yang sekarang ini sudah sangat dewasa.

Dia hanya memiliki Natala seorang, suaminya sudah tiada sejak lima tahun lalu dan sekarang dia tinggal bersama Natala. Dia tidak pernah takut jikalau Natala meninggalkannya, itu berarti Natala sudah mendapatkan pasangan dan hidup yang lebih baik. Tapi dia sangat takut kalau dia yang meninggalkan Natala lebih dulu. Tubuhnya yang sudah renta dan sakit-sakitan membuatnya selalu berpikir bahwa umurnya tidak akan lama lagi. Namun anaknya itu belum mendapat pasangan sampai sekarang.

"Ibu kok disitu. Ini makanannya sudah siap. Yuk makan sama Nata." Natala menaruh semangkok sayur di meja dan membawa Ibunya untuk duduk di kursi meja makan.

"Ibu makan duluan ya, Nata mau mandi dulu," ucap Natala pergi dari sana.

Gadis itu masuk ke kamar menutup pintu. Dia berdiri di balik pintu dan menghela napas berat. Belakangan ini kepalanya sangat berisik. Kondisi kesehatan Ibunya yang kian memburuk menambah keributan di kepala Natala.

"Gue harus gimana ya supaya Ibu bisa sembuh?" Natala menjambak sebagian rambutnya, menatap diri sendiri lewat pantulan cermin.

Natala memang menjabat sebagai manager dan tentu saja Natala memiliki cukup banyak uang. Dia mengorbankan seluruh uangnya untuk pengobatan ibunya yang terkena kanker ovarium stadium empat. Hidup Natala dia serahkan semuanya untuk ibunya setelah ayahnya tiada. Natala sendirian. Dia tidak punya siapa-siapa selain Ibu. Tapi belakangan ini Ibunya sering sekali membicarakan tentang kematian dan perpisahan.

Pak Alvar:

Sudah empat hari Natala, mengapa kamu tidak kunjung menjawab tawaran saya?

Apakah kamu tidak mau menikah dengan saya?

Di tengah kebingungan Natala akan hidupnya, pesan dari Alvar menambah beban Natala. Dia tidak tahu harus bagaimana memberi respon yang baik pada atasannya itu. Terkadang Natala ingin memaki lelaki itu karena sudah mengganggu hidupnya.

"Ah sudahlah. Pusing kepala gue. Mending gue mandi." Natala mengambil handuk putih yang tergantung. Dia masuk ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri.

Di sini Alvar tak melepas ponselnya dari genggaman. Dia membiarkan ponselnya menyala dan memperlihatkan roomchat antara dia dan Natala. Pesan darinya belum Natala balas sampai sekarang.

"Bisa-bisanya dia buat saya menunggunya. Padahal sejak dulu, perempuan yang menunggu saya tidak pernah saya yang menunggunya."

"Menurut saya apakah Bapak tidak berlebihan menawarkan hal itu pada Natala? Posisinya Bapak dan Natala baru saja mengenal." Sekretaris Alvar memberikan tanggapannya.

Alvar berbalik badan. Di kamar yang luas dia bersama sekretarisnya sama-sama menunggu jawaban dari Natala.

"Saya sudah lama mengenal Natala, dia saja yang baru mengenal saya," balas Alvar.

"Tapi Pak, apa menurut Bapak Natala mau menikah dengan Bapak?" tanya sekretarisnya sekali lagi. Pertanyaan yang sama tapi Alvar tidak pernah menjawab.

"Ya. Saya yakin dia akan mau menikah dengan saya."

Dan kali ini Alvar menjawab pertanyaan sekretarisnya dengan penuh keyakinan.

...***...

Malam hari di mana langit gelap menghiasi, bulan dan bintang menemani memberikan cahaya untuk menerangi makhluk yang hidup di bumi.

Natala duduk di kursi kamarnya, memandangi langit malam yang menakjubkan lewat jendela kamar. Gadis dengan kaos putih bergambar kucing dan celana pendek selutut mengalihkan seluruh atensi pada keindahan langit. Hingga suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.

"Masuk Bu!" seru Natala.

Ibu masuk ke kamar putrinya. Dia tersenyum, Natala menggeser kursi satu lagi agar Ibunya bisa duduk di sana.

"Kenapa, Nak? Kok kamu bengong?" tanya Ibunya.

"Nggak papa, cuma langitnya indah aja. Nata suka."

Wanita tua itu tersenyum, dia menggenggam tangan putrinya, mengelusnya perlahan melunturkan keributan di kepala Natala perlahan.

"Kamu nggak berniat untuk punya pasangan, Nat?"

"Kan Ibu mulai lagi. Kenapa Ibu selalu nanyain hal itu?"

"Nata, kamu sudah dewasa dan sudah sepatutnya kamu itu punya pasangan, Nak. Kamu nggak bisa hidup sendiri," jawab Ibunya.

"Nata nggak sendiri, Ibu. Nata punya Ibu."

"Ibu nggak selamanya sama kamu, Nat. Ibu juga punya batas umur."

"Ibu akan selamanya sama Nata. Dan cuma itu yang Nata mau tau." Nata melepaskan tangan Ibunya dari tangannya.

"Nata, kamu pernah nanya sama Ibu kan keinginan Ibu itu apa?"

Natala menoleh ke Ibunya. "Apa?"

"Melihat kamu menikah, Nak. Umur Ibu mungkin nggak akan lama lagi, tapi Ibu takut. Ibu nggak takut akan kematian tapi Ibu takut saat Ibu mati kamu masih sendiri. Ibu takut kamu nggak punya pendamping. Ibu nggak bisa ngelihat anak Ibu hidup sendirian di dunia ini. Ibu mau Nata nikah. Ibu mau, Nata bahagia saat Ibu udah nggak ada."

"Terserah sama siapa, yang penting dia yang terbaik. Orang yang akan bahagian putri Ibu. Ibu nggak peduli mau pekerjaannya apa dan berapa penghasilannya, Ibu cuma mau kamu nggak sendiri, Nat. Ibu nggak bisa lihat Nata sendiri, kalau bisa ketika Ibu pergi nanti kamu nangisnya nggak sendirian, kamu punya pundak untuk bersandar dan berbagi kesedihan pasca kehilangan Ibu."

Nata tak kuasa untuk menahan tangisnya. Dia masuk ke pelukan sang Ibu. Nata tidak suka topik ini. Dia benci segala hal mengenai kematian dan perpisahan. Nata benci. Tapi yang dikatakan Ibunya adalah sebuah kebenaran. Manusia tidak abadi. Semuanya punya batas waktu termasuk Ibu.

Natala merenungi perkataan Ibunya selama beberapa jam. Bahkan ketika jarum jam menunjukkan tengah malam Natala belum bisa tertidur juga. Dia mengambil ponsel menekan beberapa digit nomor dan meletakkan ponsel itu ke telinga. Berharap orang yang dia tuju akan menjawab panggilannya.

Orang yang Natala telepon tersenyum di kamarnya. Dia menjawab panggilan Natala dengan senyum lebar di wajah.

"Saya mau menikah dengan Bapak. Terserah bagaimana dan kapan tapi kalau bisa, saya ingin secepatnya."

"Mengapa kamu terburu-buru? Apa kamu sudah tidak tahan untuk hidup bersama saya?" balas Alvar di kamarnya.

"Tidak. Saya punya alasan meminta waktu yang cepat."

"Apa itu?"

"Rahasia, Pak. Tidak semua orang boleh tahu."

Alvar terkekeh kecil hingga terdengar di telinga Natala. "Nyatanya saya tahu banyak rahasia kamu, Natala."

Natala mengerutkan keningnya. Kenapa semakin lama atasannya ini semakin misterius.

"Karena Ibumu yang sekarat, bukan?"

Natala terkejut bukan main mendengar itu.

Alvar kembali terkekeh karena dia tidak mendapat respon apa-apa dari Natala. Sudah dipastikan gadis itu sangat terkejut sekarang.

"Sudah saya katakan, Natala. Saya tahu banyak rahasia kamu. Dan kamu akan semakin terkejut ketika tahu bahwa saya mengetahui rahasia terbesar hidupmu."

Alvar mematikan panggilannya sepihak. Dia tersenyum puas di kamarnya. Langkah pertama selesai.

Episodes
1 Bab 01: Kedatangan CEO
2 Bab 02: Tawaran pernikahan
3 Bab 03: Ingin menikah
4 Bab 04: Pengumuman penting
5 Bab 05: Pernikahan dan patah hati
6 Bab 06: Hari pertama setelah menikah
7 Bab 07: Dosa masa lalu
8 Bab 08: Selamat datang di neraka, Natala
9 Bab 09: Malam menyakitkan
10 Bab 10: Sakit hati
11 Bab 11: Ini semua karenamu, Natala
12 Bab 12: Pemberontakan Natala
13 Bab 13: Perubahan Alvar
14 Bab 14: Terburu-buru
15 Bab 15: Bunga mawar pemicu rasa
16 Bab 16: Makan malam pertama
17 Bab 17: Hari pertama bekerja
18 Bab 18: Bertemu dengan Shylla
19 Bab 19: Emosi Arsen dan ancaman Alvar
20 Bab 20: Hadiah pertama Alvar
21 Bab 21: Natala jatuh hati
22 Bab 22: Jengukan Shylla
23 Bab 23: Malam itu
24 Bab 24: Semuanya hanya rencana
25 Bab 25: Ketidakpercayaan Natala
26 Bab 26: Pengakuan cinta
27 Balas dendam Alvar
28 Bab 28: Tentang Alvar dan Ibunya
29 Bab 29: Cuma pembantu
30 Bab 30: Fitnah Alvar
31 Bab 31: Keberhasilan rencana Alvar
32 Bab 32: Amukan Natala
33 Bab 33: Penjelasan dan kebenaran
34 Bab 34: Penjara
35 Bab 35: Lie
36 Bab 36: Usulan
37 Bab 37: Kesalahan Masa Lalu
38 bab 38: Alvar bahagia
39 Bab 39: Karma
40 Bab 40: Memaki dan mengemis
41 Bab 41: Kembali ke Alvar
42 Bab 42: Teori baru
43 Bab 43: Tuhan tolong Natala
44 Bab 44: Bunga matahari
45 Bab 45: Saya suaminya
46 Bab 46: Lift penghubung cinta
47 Bab 47: Benci untuk selamanya
48 Bab 48: Saya dengan dia dan Bapak dengannya
49 Bab 49: Gaun merah Natala
50 Bab 50: Surat cerai
51 Bab 51: Bimbang dengan perceraian
52 Bab 52: Ini semua salahmu
53 Bab 53: Si misterius
54 Bab 54: Pengusiran
55 Bab 55: Kesedihan Shylla
56 Bab 56: Meminta untuk kembali
57 Bab 57: Membujuk Ibu Natala
58 Bab 58: Kelicikan Alvar
59 Bab 59: Makian untuk Alvar
60 Bab 60: Kilas balik mengenai Hana
61 Bab 61: Kebenaran Keenan
62 Bab 62: Ini semua gila
63 Bab 63: Surat cerai dan sedikit petunjuk
64 Bab 64: Pengakuan menuju kebenaran
65 Bab 65: Wajah si Pelaku
66 Bab 66: Hukuman untuk penjahat
67 Bab 67: Kejadian sebenarnya
68 Bab 68: Akhir dari seseorang
69 Bab 69: Kehilangan cinta
70 Bab 70: Kembali menggapai 'malam itu'
71 Bab 71: Hamil?
72 Bab 72: Sakit Shylla
73 Bab 73: Hubungan yang selesai
74 Bab 74: Terima kasih untuk semuanya
75 Bab 75: Akhir kisah
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 01: Kedatangan CEO
2
Bab 02: Tawaran pernikahan
3
Bab 03: Ingin menikah
4
Bab 04: Pengumuman penting
5
Bab 05: Pernikahan dan patah hati
6
Bab 06: Hari pertama setelah menikah
7
Bab 07: Dosa masa lalu
8
Bab 08: Selamat datang di neraka, Natala
9
Bab 09: Malam menyakitkan
10
Bab 10: Sakit hati
11
Bab 11: Ini semua karenamu, Natala
12
Bab 12: Pemberontakan Natala
13
Bab 13: Perubahan Alvar
14
Bab 14: Terburu-buru
15
Bab 15: Bunga mawar pemicu rasa
16
Bab 16: Makan malam pertama
17
Bab 17: Hari pertama bekerja
18
Bab 18: Bertemu dengan Shylla
19
Bab 19: Emosi Arsen dan ancaman Alvar
20
Bab 20: Hadiah pertama Alvar
21
Bab 21: Natala jatuh hati
22
Bab 22: Jengukan Shylla
23
Bab 23: Malam itu
24
Bab 24: Semuanya hanya rencana
25
Bab 25: Ketidakpercayaan Natala
26
Bab 26: Pengakuan cinta
27
Balas dendam Alvar
28
Bab 28: Tentang Alvar dan Ibunya
29
Bab 29: Cuma pembantu
30
Bab 30: Fitnah Alvar
31
Bab 31: Keberhasilan rencana Alvar
32
Bab 32: Amukan Natala
33
Bab 33: Penjelasan dan kebenaran
34
Bab 34: Penjara
35
Bab 35: Lie
36
Bab 36: Usulan
37
Bab 37: Kesalahan Masa Lalu
38
bab 38: Alvar bahagia
39
Bab 39: Karma
40
Bab 40: Memaki dan mengemis
41
Bab 41: Kembali ke Alvar
42
Bab 42: Teori baru
43
Bab 43: Tuhan tolong Natala
44
Bab 44: Bunga matahari
45
Bab 45: Saya suaminya
46
Bab 46: Lift penghubung cinta
47
Bab 47: Benci untuk selamanya
48
Bab 48: Saya dengan dia dan Bapak dengannya
49
Bab 49: Gaun merah Natala
50
Bab 50: Surat cerai
51
Bab 51: Bimbang dengan perceraian
52
Bab 52: Ini semua salahmu
53
Bab 53: Si misterius
54
Bab 54: Pengusiran
55
Bab 55: Kesedihan Shylla
56
Bab 56: Meminta untuk kembali
57
Bab 57: Membujuk Ibu Natala
58
Bab 58: Kelicikan Alvar
59
Bab 59: Makian untuk Alvar
60
Bab 60: Kilas balik mengenai Hana
61
Bab 61: Kebenaran Keenan
62
Bab 62: Ini semua gila
63
Bab 63: Surat cerai dan sedikit petunjuk
64
Bab 64: Pengakuan menuju kebenaran
65
Bab 65: Wajah si Pelaku
66
Bab 66: Hukuman untuk penjahat
67
Bab 67: Kejadian sebenarnya
68
Bab 68: Akhir dari seseorang
69
Bab 69: Kehilangan cinta
70
Bab 70: Kembali menggapai 'malam itu'
71
Bab 71: Hamil?
72
Bab 72: Sakit Shylla
73
Bab 73: Hubungan yang selesai
74
Bab 74: Terima kasih untuk semuanya
75
Bab 75: Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!