Bab 17: Hari pertama bekerja

Natala bangun lebih pagi hari ini. Dia bersiap-siap mengingat hari ini adalah hari di mana dia akan bekerja lagi seperti biasa. Natala mempersiapkan dirinya ekstra. Mulai dari penampilan sampai aura yang harus dia pancarkan.

Natala menggerai rambutnya, mencantok surai hitam itu agar bergelombang. Natala mengenakan jas cokelatnya senada dengan celana cokelat miliknya.

"Sudah siap, Natala?" Alvar mengetuk pintu kamar Natala.

"Sebentar lagi, Pak!" seru Natala.

Natala mengambil tasnya, dia memasukkan ponsel ke tas dan membuka pintu kamarnya segera.

"Sudah siap, Pak." Natala keluar dengan senyuman di hadapan Alvar dan lagi-lagi tanpa sadar Alvar terpesona.

"Kita pergi bareng, Pak?" tanya Natala.

"Emang kamu nggak mau kalau sama saya?" balas Alvar bertanya.

"Bukan gitu, Pak. Maksud saya, apa Bapak nggak aneh kalau pergi sama saya?"

"Buat apa saya aneh? Kan saya bersama istri saya."

Natala tertegun mendengar itu. Belum sempat gadis itu merespon, tangan Alvar bergerak mencapai tangannya membawa Natala keluar dari rumah besar itu bersamaan dengan langkah kaki Alvar.

"Ini beneran kita pergi bareng, Pak?" tanya Natala saat Alvar hendak membuka pintu mobil untuknya.

Alvar menoleh ke Natala, dia menarik ujung bibirnya. "Iya, Natala Mika Sherina. Kita pergi bersama."

"Pak, saya takut," cicit Natala.

"Takut untuk apa?"

"Apa yang harus saya jawab di sana kalau karyawan yang lain lihat kita pergi bareng, Pak? Secara saya pernah dipecat nggak baik-baik sama Bapak," jawab Natala.

Alvar menghela napas, dia juga sadar kesalahan yang dia lakukan saat itu sangat fatal. Sulit untuk membuat karyawannya menaruh citra baik lagi pada Natala setelah kejadian itu.

Alvar meraih tangan Natala perlahan, dengan memberi sedikit elusan, Alvar berkata, "Natala, untuk hari itu saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Saya berjanji akan mengembalikan nama baik kamu seperti semula. Memang tidak akan cepat, tapi saya akan melakukannya perlahan."

Natala menatap iris hitam Alvar. Mencoba untuk mencari celah kebohongan di sana, tapi Natala malah tidak bisa menemukannya.

"Natala, kamu harus ingat sekarang kamu adalah Nyonya Darmendhra. Jangan pernah takut pada siapapun. Jangan biarkan orang lain bisa mengendalikan kamu."

"Kalau orang lain itu Bapak gimana?"

"Maksudnya?"

Alvar mengerutkan kening tak mengerti maksud dari balasan Natala atas ucapannya.

"Maksud saya, kalau orang yang mencoba untuk mengendalikan saya itu Bapak. Saya harus bagaimana?"

Alvar menelan salivanya payah. Seketika dia bisu, kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Natala. Apa aktingnya sangat buruk sampai-sampai Natala bertanya seperti itu?

"Kalau saya yang mencoba untuk mengendalikan kamu, kamu lawan saya."

"Serius?"

"Iya, Natala."

Pembicaraan mereka berakhir di sana. Dilanjutkan dengan Alvar membawa mobil putihnya menuju ke kantor. Alvar memarkirkan mobil mewah itu, keluar lebih dulu kemudian berlari kecil agar tidak keduluan Natala untuk membuka pintu mobil.

"Lain kali tunggu saya, Natala. Biarkan saya yang membukakan pintu untuk kamu," tutur Alvar mengulurkan tangannya membantu Natala keluar dari mobil.

"Maaf, Pak," balas Natala.

Natala dan Alvar melangkah bersama masuk ke kantor besar milik keluarga Alvar. Langkah Natala sedikit lebih lambat dari Alvar hingga dia berjalan di belakang Alvar.

Saat perawakan Natala terlihat oleh kedua bola mata, banyak karyawan di sana mulai berasumsi yang tidak-tidak. Mereka tidak bisa berpikir positif akan kehadiran Natala di kantor setelah hampir dua minggu dia tidak ada di kantor karena dipecat secara tidak terhormat oleh Alvar selaku suaminya sendiri.

Alvar dan Natala tiba di ruang tengah. Di tempat para karyawan mengerjakan pekerjaan mereka.

Natala berdiri di sebelah Alvar. Dengan penampilan yang sudah siap akan semuanya, Natala melirik Alvar menunggu lelaki di sebelahnya mengucapkan hal yang seharusnya dia ucap sejak lama.

"Pagi semuanya," sapa Alvar.

"Pagi, Pak!" jawab beberapa karyawan.

"Seperti yang kalian lihat pagi ini, di sebelah saya ada Natala Mika Sherina. Dia akan menjadi manager di kantor ini sama seperti sebelumnya. Untuk yang waktu itu, saya ada sedikit permasalahan pribadi dengan istri saya dan saya sangat salah karena mencampurkan masalah pribadi itu dengan pekerjaannya. Saya sudah minta maaf kepada Natala dan hari ini dia akan kembali bekerja seperti biasa."

Alvar membawa tangannya menyentuh pundak kanan Natala agar tubuh gadis itu lebih dekat dengannya. Dan tentu saja itu menciptakan getaran tak bisa dimengerti oleh Natala.

"Ada pertanyaan?" tanya Alvar menatap satu persatu karyawannya.

"Pak." Salah seorang mengangkat tangan. "Nasib pekerjaan saya bagaimana, Pak? Setelah Bu Natala dipecat saya yang menggantikan posisinya sebagai manager. Apa saya yang akan dipecat?"

Sungguh terkejut Natala saat dia mendengar yang bertanya itu adalah Arsen. Ternyata selama ini Arsen sudah menjadi manager setelah dia dipecat. Hebat sekali Alvar.

"Kamu, akan menjadi wakil Natala. Tidak akan ada pemecatan lagi," jawab Alvar.

"Berarti, saya bekerja sesuai dengan instruksi dari Bu Natala?"

Alvar mengangguk.

"Baik, terima kasih, Pak."

"Sekarang Arsen, kamu bereskan barang-barang kamu dari ruangan itu. Ruangan itu milik Natala."

Arsen dengan cepat mengangguk. Dia mengambil barang-barangnya dari atas meja dan dari setiap sudut ruangan yang dia pakai selama hampir dua minggu menggantikan posisi Natala.

...***...

"Ar, gue minta maaf ya. Gue nggak tahu kalau ternyata lo yang diangkat jadi manager setelah gue di pecat. Kalau tahu gitu, gue nggak minta Pak Alvar untuk balikin gue jadi manager lagi," ucap Natala setelah dia bersama Arsen berduaan di dalam ruang manager.

"Nggak papa kok, Nat. Dari awal gue emang nggak pernah tertarik sama jabatan lo. Gue nerima juga karena takut dipecat sama Pak Alvar. Semenjak dia ada di sini, gue jadi nggak bebas. Syukur lo sudah balik lagi, jadi gue ada teman deh."

Arsen dan Natala duduk di sofa ruangan. Mereka menikmati dua cangkir kopi sambil sesekali berbincang mengenai pekerjaan dan rencana perusahaan untuk ke depan. Seperti biasa.

"Nat, gue mau nanya." Awalan dari kalimat Arsen mengalihkan seluruh atensi Natala. Seakan-akan yang akan ditanyakan Arsen padanya adalah hal terserius yang pernah Natala dengar.

"Hubungan lo sama Pak Alvar, sudah baik-baik saja? Kenapa gue lihat, kayak nggak ada jarak lagi antara kalian berdua?"

"Oh itu, sebenarnya gue juga nggak terlalu ngerti. Gue cuma ngikutin permainan Pak Alvar aja," jawab Natala.

"Maksud?"

"Gini, Ar. Pak Alvar yang awalnya kejam dan nggak pernah suka sama kehadiran gue, tiba-tiba dia mutusin ceweknya dan berusaha untuk deketin gue. Awalnya gue juga heran, tapi setelah gue rasa kalau ini bisa ngasih gue keuntungan kenapa nggak gue manfaatin aja? Buktinya dari ini semua, gue bisa dapatin lagi kerjaan gue."

"Lo nggak curiga sama Pak Alvar?" tanya Arsen.

"Kalau ditanya curiga ya pasti curigalah. Tapi gue nggak mau ambil pusing, selama belum ada kejadian yang ngerugiin gue, gue bakal ikutin permainan Pak Alvar. Gue mau dapat keuntungan sebanyak-banyaknya dari sikap dia yang tiba-tiba baik sama gue kayak gini."

"Nata." Arsen menyentuh tangan Natala di atas meja. "Kalau seandainya, Pak Alvar mulai nyakitin lo lagi, tolong kasih tahu gue ya. Gue bakal berusaha untuk jagain lo," ujar Arsen.

"Kenapa lo baik sama gue sih, Ar? Padahal Lo sudah jelas-jelas tahu apa alasan Pak Alvar bisa benci sama gue. Gue dulu pembully, Ar."

"Gue tahu, tapi itu kan masa lalu. Gue sudah yakin lo berubah. Dan gue juga yakin kalau lo sudah nyesal sama perbuatan lo dulu. Jadi it's okay, I still trust you."

"Thanks, Ar."

Tangan Arsen langsung lepas dari tangan Natala begitu suara ketukan terdengar.

"Masuk!" seru Natala meminta sang mengetuk untuk masuk ke ruangannya.

"Bu, dipanggil Pak Alvar ke ruangannya." Keenan yang menyampaikan informasi itu.

Tanpa berbasa-basi, Natala mengikuti Keenan membawanya ke ruangan Alvar. Di mana di ruangan itu ada Alvar yang berdiri membelakanginya sambil menatap pemandangan indah dari atas.

"Ada apa, Pak?"

Natala menghampiri Alvar. Segera Alvar menarik tangan Natala dengan kaca yang terbuka Alvar nyaris menjatuhkan tubuh Natala dari atas.

"Aaaaaaaa!"

Natala berteriak. Dadanya naik turun, dia berkeringat dingin saat tubuhnya tinggal sedikit lagi akan jatuh dari lantai 10 jika saja tangan Alvar tidak menahan tangannya.

"Takut Natala?" tanya Alvar.

"Ba-bapak mau apa?" Natala bertanya gelagapan.

"Saya tidak ingin apa-apa. Saya hanya ingin menguji, sejauh mana keberanian kamu." Alvar menarik tangan Natala kuat menabrakkan tubuh gadis itu ke tubuhnya.

"Percaya sama saya, Natala. Kamu tidak akan kenapa-napa." Alvar mengelus surai rambut Natala yang masih berusaha untuk menormalkan napas setelah dia nyaris saja kehilangan nyawa karena perbuatan gila Alvar.

"Saya tidak akan membiarkan kamu mati begitu saja, Natala."

...***...

Halo semuanya, maaf banget untuk keterlambatan update ini. Bukan apa-apa, tapi aku ada kegiatan di luar yang mengharuskan aku off hp untuk sementara. Mulai hari ini, aku akan berusaha untuk update normal lagi. Sorry untuk kalian yang udah nunggu lama.

🤗💜

Episodes
1 Bab 01: Kedatangan CEO
2 Bab 02: Tawaran pernikahan
3 Bab 03: Ingin menikah
4 Bab 04: Pengumuman penting
5 Bab 05: Pernikahan dan patah hati
6 Bab 06: Hari pertama setelah menikah
7 Bab 07: Dosa masa lalu
8 Bab 08: Selamat datang di neraka, Natala
9 Bab 09: Malam menyakitkan
10 Bab 10: Sakit hati
11 Bab 11: Ini semua karenamu, Natala
12 Bab 12: Pemberontakan Natala
13 Bab 13: Perubahan Alvar
14 Bab 14: Terburu-buru
15 Bab 15: Bunga mawar pemicu rasa
16 Bab 16: Makan malam pertama
17 Bab 17: Hari pertama bekerja
18 Bab 18: Bertemu dengan Shylla
19 Bab 19: Emosi Arsen dan ancaman Alvar
20 Bab 20: Hadiah pertama Alvar
21 Bab 21: Natala jatuh hati
22 Bab 22: Jengukan Shylla
23 Bab 23: Malam itu
24 Bab 24: Semuanya hanya rencana
25 Bab 25: Ketidakpercayaan Natala
26 Bab 26: Pengakuan cinta
27 Balas dendam Alvar
28 Bab 28: Tentang Alvar dan Ibunya
29 Bab 29: Cuma pembantu
30 Bab 30: Fitnah Alvar
31 Bab 31: Keberhasilan rencana Alvar
32 Bab 32: Amukan Natala
33 Bab 33: Penjelasan dan kebenaran
34 Bab 34: Penjara
35 Bab 35: Lie
36 Bab 36: Usulan
37 Bab 37: Kesalahan Masa Lalu
38 bab 38: Alvar bahagia
39 Bab 39: Karma
40 Bab 40: Memaki dan mengemis
41 Bab 41: Kembali ke Alvar
42 Bab 42: Teori baru
43 Bab 43: Tuhan tolong Natala
44 Bab 44: Bunga matahari
45 Bab 45: Saya suaminya
46 Bab 46: Lift penghubung cinta
47 Bab 47: Benci untuk selamanya
48 Bab 48: Saya dengan dia dan Bapak dengannya
49 Bab 49: Gaun merah Natala
50 Bab 50: Surat cerai
51 Bab 51: Bimbang dengan perceraian
52 Bab 52: Ini semua salahmu
53 Bab 53: Si misterius
54 Bab 54: Pengusiran
55 Bab 55: Kesedihan Shylla
56 Bab 56: Meminta untuk kembali
57 Bab 57: Membujuk Ibu Natala
58 Bab 58: Kelicikan Alvar
59 Bab 59: Makian untuk Alvar
60 Bab 60: Kilas balik mengenai Hana
61 Bab 61: Kebenaran Keenan
62 Bab 62: Ini semua gila
63 Bab 63: Surat cerai dan sedikit petunjuk
64 Bab 64: Pengakuan menuju kebenaran
65 Bab 65: Wajah si Pelaku
66 Bab 66: Hukuman untuk penjahat
67 Bab 67: Kejadian sebenarnya
68 Bab 68: Akhir dari seseorang
69 Bab 69: Kehilangan cinta
70 Bab 70: Kembali menggapai 'malam itu'
71 Bab 71: Hamil?
72 Bab 72: Sakit Shylla
73 Bab 73: Hubungan yang selesai
74 Bab 74: Terima kasih untuk semuanya
75 Bab 75: Akhir kisah
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 01: Kedatangan CEO
2
Bab 02: Tawaran pernikahan
3
Bab 03: Ingin menikah
4
Bab 04: Pengumuman penting
5
Bab 05: Pernikahan dan patah hati
6
Bab 06: Hari pertama setelah menikah
7
Bab 07: Dosa masa lalu
8
Bab 08: Selamat datang di neraka, Natala
9
Bab 09: Malam menyakitkan
10
Bab 10: Sakit hati
11
Bab 11: Ini semua karenamu, Natala
12
Bab 12: Pemberontakan Natala
13
Bab 13: Perubahan Alvar
14
Bab 14: Terburu-buru
15
Bab 15: Bunga mawar pemicu rasa
16
Bab 16: Makan malam pertama
17
Bab 17: Hari pertama bekerja
18
Bab 18: Bertemu dengan Shylla
19
Bab 19: Emosi Arsen dan ancaman Alvar
20
Bab 20: Hadiah pertama Alvar
21
Bab 21: Natala jatuh hati
22
Bab 22: Jengukan Shylla
23
Bab 23: Malam itu
24
Bab 24: Semuanya hanya rencana
25
Bab 25: Ketidakpercayaan Natala
26
Bab 26: Pengakuan cinta
27
Balas dendam Alvar
28
Bab 28: Tentang Alvar dan Ibunya
29
Bab 29: Cuma pembantu
30
Bab 30: Fitnah Alvar
31
Bab 31: Keberhasilan rencana Alvar
32
Bab 32: Amukan Natala
33
Bab 33: Penjelasan dan kebenaran
34
Bab 34: Penjara
35
Bab 35: Lie
36
Bab 36: Usulan
37
Bab 37: Kesalahan Masa Lalu
38
bab 38: Alvar bahagia
39
Bab 39: Karma
40
Bab 40: Memaki dan mengemis
41
Bab 41: Kembali ke Alvar
42
Bab 42: Teori baru
43
Bab 43: Tuhan tolong Natala
44
Bab 44: Bunga matahari
45
Bab 45: Saya suaminya
46
Bab 46: Lift penghubung cinta
47
Bab 47: Benci untuk selamanya
48
Bab 48: Saya dengan dia dan Bapak dengannya
49
Bab 49: Gaun merah Natala
50
Bab 50: Surat cerai
51
Bab 51: Bimbang dengan perceraian
52
Bab 52: Ini semua salahmu
53
Bab 53: Si misterius
54
Bab 54: Pengusiran
55
Bab 55: Kesedihan Shylla
56
Bab 56: Meminta untuk kembali
57
Bab 57: Membujuk Ibu Natala
58
Bab 58: Kelicikan Alvar
59
Bab 59: Makian untuk Alvar
60
Bab 60: Kilas balik mengenai Hana
61
Bab 61: Kebenaran Keenan
62
Bab 62: Ini semua gila
63
Bab 63: Surat cerai dan sedikit petunjuk
64
Bab 64: Pengakuan menuju kebenaran
65
Bab 65: Wajah si Pelaku
66
Bab 66: Hukuman untuk penjahat
67
Bab 67: Kejadian sebenarnya
68
Bab 68: Akhir dari seseorang
69
Bab 69: Kehilangan cinta
70
Bab 70: Kembali menggapai 'malam itu'
71
Bab 71: Hamil?
72
Bab 72: Sakit Shylla
73
Bab 73: Hubungan yang selesai
74
Bab 74: Terima kasih untuk semuanya
75
Bab 75: Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!