Pagi hari di kediaman Darmendhra berlangsung seperti biasa. Natala dan Alvar sarapan sebelum mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing hari ini.
Sama seperti kemarin, Natala juga yang membantu Alvar untuk memasangkan dasi. Ternyata, selama ini Alvar tidak bisa memasang dasi sendiri. Dia selalu meminta bantuan Shylla untuk memakaikan dasinya. Namun, karena sekarang Shylla sudah tidak ada di sini lagi, Natala yang menggantikan posisinya.
"Terima kasih, Natala," ucap Alvar.
"Natala!"
Alvar memanggil Natala sebelum dia pergi untuk bekerja.
"Saya nggak bermaksud untuk membuat kamu risih, tapi jika kamu mau, apakah kita bisa makan malam bersama untuk malam ini? Anggap saja, ini langkah awal untuk hubungan kita. Jika kamu merasa bahwa ini terlalu berlebihan, kamu bisa menolaknya."
Natala diam sejenak untuk berpikir haruskah dia menerima tawaran Alvar ini. Tapi, jika Natala lihat dari mata Alvar, sepertinya lelaki itu tidak berniat apa-apa untuk mengajaknya keluar.
"Saya mau, Pak," jawab Natala akhirnya.
Kapan lagi Natala akan mendapatkan kesempatan untuk makan malam di restoran mewah. Sudah cukup lama dia tidak memakan makanan restoran. Saat dia masih menjadi manager, dia sering makan bersama para rekannya sehabis gajian atau ketika mereka mendapatkan bonus. Namun sekarang sudah berbeda kondisinya. Apalagi Arsen mengabarinya tadi malam bahwa dia di traktir Alvar makan bersama yang lain di restoran karena berhasil melakukan kerjasama. Jadi, Natala tidak ingin kalah saing.
"Baiklah kalau kamu mau. Nanti kita pergi setelah saya pulang bekerja."
Alvar merogoh isi kantongnya. Mengeluarkan sebuah kartu untuk diberikan pada Natala.
"Itu kartu kredit saya. Kamu bisa berbelanja sepuasnya dengan itu."
Natala mengambil kartu Alvar cepat. Dengan mata berbinar, dia bertanya, "Ini serius bisa saya pakai, Pak?"
Alvar mengangguk.
"Makasih banyak, Pak!"
Natala spontan memeluk Alvar sejenak. Dia kegirangan mendapat kartu itu. Sudah satu minggu dia menjadi pengangguran, dan tidak memiliki pemasukan. Akhirnya kini dia bisa berbelanja lagi setelah sekian lama.
Natala yang kegirangan dengan kartu Alvar tidak menyadari perubahan Alvar padanya. Mungkin, Natala memeluk Alvar secara spontan dan tidak sadar tapi Alvar menerima pelukan itu dengan sadar.
Alvar tidak mengerti, kenapa perasaan seperti ini muncul lagi. Awalnya dia mengira dia bisa merasakan getaran jika bersama dengan Shylla seorang. Rupanya, kehadiran Natala pun bisa menimbulkan getaran di hati Alvar.
Alvar tidak ingin berpikir banyak, dia langsung saja keluar rumah. Mengendarai mobil silvernya bergegas menuju kantor. Sepanjang perjalanan pikiran Alvar terbang bebas. Sesekali dia mengangkat ujung bibirnya, seakan senang akan apa yang terjadi berikutnya.
...***...
Natala berbelanja ke pusat perbelanjaan selama hampir dua jam. Setelah kepergian Alvar dari rumah dia pun bergegas untuk pergi juga. Natala berkeliling di pusat perbelanjaan ini membeli apa yang dia mau dan dia suka. Namun, setiap Natala ingin mengambil barang dia selalu teringat bahwa kartu ini adalah milik Alvar. Bukan miliknya. Alhasil, Natala hanya membeli beberapa barang saja.
Gadis itu membeli dress, kemeja, tas dan juga sepatu. Hanya itu, dan setelah dirasa cukup Natala beranjak pergi dari sana. Pulang ke rumahnya. Karena ketika dia melihat jam tangan yang melingkar sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB. Yang artinya waktu untuk dia bersiap sudah semakin sedikit.
Natala juga sama seperti gadis pada umunya, waktunya lama jika ingin bersiap-siap.
Dringgg .... Dringgg
Natala menjawab panggilan masuk Alvar. Dia menghidupi speaker agar tak perlu menempelkan benda pipih itu ke telinga.
"Kenapa, Pak?" tanya Natala langsung.
"Natala, saya ingin bertanya. Kamu suka restoran yang seperti apa?"
"Terserah sih, Pak. Saya di mana saja juga mau. Yang penting makanannya enak. Bapak ngajak saya makan di pinggir jalan pun nggak papa. Asal nggak di tengah jalan aja," jawab Natala yang tanpa dia ketahui menciptakan segaris lengkungan di bibir Alvar.
"Berarti, untuk restoran ini terserah kepada saya?"
"Iya, Pak!"
"Baiklah."
Alvar mematikan panggilannya. Dia berbalik badan menoleh ke Keenan.
"Carikan restoran yang terbaik dengan kualitas terbaik dan juga rasa makanan yang terbaik. Sekarang! Bahkan kalau bisa, kamu membooking nya untuk saya dan istri saya."
"Baik, Pak!"
Keenan keluar dari ruangan Alvar segera melaksanakan perintah dari atasannya. Alvar berjalan menuju jendela ruangannya. Dia melihat pemandangan dari atas. Akan seru sekali ini, pikirnya.
...***...
Tangan mulus itu bergerak memoleskan bedak ke wajah. Dengan lembut dia memberi sedikit warna di pipi, kelopak mata dan juga bibir mungilnya diberi pewarna merah muda senada dengan warna dress yang ia kenakan sekarang.
Natala memberi semprotan parfum ke tubuhnya menyebarkan aroma itu saat dia membuka pintu kamar.
Alvar yang duduk di sofa lengkap dengan pakaiannya terdistraksi sehingga menoleh ke belakang memusatkan seluruh perhatiannya untuk memperhatikan Natala.
"Bapak cepat banget siapnya," ujar Natala mendekati lelaki itu.
Alvar memandangi Natala intens. Dari ujung kepala sampai ujung kaki gadis itu terlihat sempurna. Alvar tidak mengira bahwa pesona Natala bisa sekuat ini. Pesonanya menyamakan dengan pesona Shylla selama ini.
"Kamu cantik sekali."
Pujian Alvar membekukan Natala. Tatapan yang diberikan Alvar seakan ingin menjatuhkan tubuh Natala ke dalam dekapannya. Natala mendadak keringat dingin, tidak lucu kalau peluh keluar setelah wajahnya sudah terpoles dengan berbagai jenis makeup.
"Mau pergi sekarang?"
Natala mengangguk kaku. Alvar mengulurkan tangannya, dengan cepat Natala menerima uluran tangan Alvar. Mereka keluar bersama dari rumah dengan bergandengan tangan.
Alvar juga membukakan pintu mobil untuk Natala. Natala memandangi lelaki itu sejenak, sikap Alvar memang baik tapi Natala belum bisa sepenuhnya percaya pada lelaki di depannya itu.
Alvar mengendarai mobilnya dalam diam. Membiarkan suara deru mesin menjadi musik bagi dua orang di dalamnya. Mobil Alvar berhenti di depan sebuah restoran besar hasil pilihan Keenan.
Alvar keluar lebih dulu dari mobil, dia berlari kecil memutari mobilnya untuk lebih dulu sampai ke pintu mobil Natala sebelum gadis itu membukanya. Agar dia yang bisa lebih dulu membuka pintu mobil untuk Natala.
Natala dan Alvar masuk bersama ke restoran. Mereka duduk di ruangan yang sudah dipesan Keenan khusus untuk mereka berdua.
Makanan sudah terhidang bahkan sebelum mereka memesannya.
"Bapak tahu dari mana saya suka nasi goreng seafood?" tanya Natala keheranan melihat makanan yang terhidang di hadapannya.
"Taulah, apa yang saya nggak tahu tentang kamu, Natala. Mudah sekali mendapatkan informasi mengenai kamu," jawab Alvar.
"Bapak mata-matain saya?"
"Kurang lebih begitu," balas Alvar.
"Kurang ajar!"
"Kalau nggak gitu saya nggak akan tahu apa-apa tentang istri saya."
Natala kembali tertegun dengan ucapan Alvar. Entah mau berapa kali dia merasakan hawa aneh seperti ini hanya karena lelaki yang berstatus sebagai suaminya ini.
Mereka makan malam dengan tenang. Tidak mengeluarkan suara untuk membuka obrolan. Masih terlalu canggung untuk kedua orang itu memulai pembicaraan yang lebih panjang.
"Pak, saya boleh minta sesuatu sama Bapak nggak?"
Natala menjadi orang pertama yang memberanikan diri membuka suara.
"Apa itu?"
"Bapak janji bakal ngabulin?"
"Janji. Asal kamu mau berusaha untuk jatuh cinta sama saya. Dan dalam waktu satu minggu kamu harus siap tidur bersama saya," jelas Alvar.
"Saya mau."
"Apa permintaan kamu?"
"Saya mau balik bekerja dan saya mau Bapak membersihkan nama baik saya di depan seluruh dunia karyawan Bapak dan saya ingin kembali ke jabatan saya yang dulu," ujar Natala jelas.
"Saya setuju. Besok kamu sudah bisa bekerja dengan kehormatan seperti sebelumnya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments