Tiba di kediaman Linka atau tuan Alfiansyah yang ada di Jakarta, keluarga ini menyambut kedatangan Linka dan tuan Aslan dengan antusias.
Sebenarnya Linka enggan untuk balik ke rumahnya sendiri dan memilih menetap di apartemennya karena dokter Dilan dan Tiara tinggal di tempat yang sama.
Namun karena tuan Aslan ingin mengembalikan Linka kepada walinya, maka Linka menghargai proses itu karena dia sendiri yang memintanya.
"Linka, Aslan. Kenapa datang tidak kabari Tante dulu, sayang?" sambut nyonya Widia penuh sandiwara.
"Maaf paman, Tante...! Saya datang ke sini hanya ingin memulangkan Linka," ucap tuan Aslan to the poin.
"Maksud kamu apa Aslan?" tuan Alfiansyah tidak ingin mengambil kesimpulan rumit dengan asumsi sendiri.
"Maksudnya. Saya sudah menceraikan Linka. Proses perceraian resminya akan di urus secepatnya," ucap tuan Aslan begitu frontal hingga tuan Alfiansyah memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Linka sigap mendekati pamannya.
"Paman. Apakah paman baik-baik saja? Minum dulu..!" Linka melirik pelayan yang segera mengambil air putih untuk tuan Alfiansyah.
"Apa yang terjadi Aslan? Mengapa tiba-tiba menceraikan Linka? Apakah Linka berbuat sesuatu yang menyakitimu?" tanya tuan Alfiansyah masih belum paham.
"Tidak ada cinta diantara kami selama empat bulan ini. Jadi, saya memutuskan untuk memulangkan Linka ke paman," ucap tuan Aslan.
Sesungguhnya, tuan Alfiansyah tidak tahu dengan kecelakaan yang menimpa tuan Aslan beberapa bulan yang lalu karena Linka tidak mau memberi kabar buruk itu selama Aslan belum ditemukan meninggal. Jika Linka gegabah memproklamirkan kematian suaminya, maka Tiara ataupun Tantenya akan senang melihatnya menderita.
Walaupun Linka sudah menghindari hal yang memilukan hatinya, namun Linka tidak menyangka suaminya akan lebih memperburuk keadaan dengan menceraikan dirinya.
Itu yang membuat Linka akan sulit keluar dari lingkaran setan yang setiap hari akan mengutuk dirinya seperti Tiara dan tantenya Widia.
"Hanya karena alasan tidak ada cinta kalian sepakat untuk bercerai?" geram tuan Alfiansyah pada pasangan ini.
"Maaf tuan Alfiansyah...! Kami sudah mencoba untuk saling membujuk hati kami untuk saling menerima dan memberi apa yang kami miliki termasuk prinsip namun tetap saja pikiran dan tindakan kami tidak sejalan.
Untuk itu aku harus memulangkan Linka. Semoga proses perceraiannya tidak di persulit. Untuk aliran dana perusahaan milik Linka, saya akan tetap membantu," ucap Aslan namun ditolak langsung oleh Linka.
"Aku tidak butuh bantuanmu. Aku bisa memulihkan kembali perusahaan peninggalan ayahku. Pamanku di sini hanya sebagai staf ku yang aku angkat menjadi CEO perusahaan ku.
Mulai sekarang, Aku sendiri yang akan mengambil alih perusahaanku jika memang dalam keadaan bangkrut," tegas Linka bersamaan dengan kepulangan dokter Dilan yang baru selesai tugasnya di rumah sakit.
Begitu juga dengan Tiara yang baru turun dari lantai dua. Dokter Dilan cukup syok saat mendengar pengakuan Linka.
"Apaaa...?!Jadi, perusahaan yang selama ini diakui Tiara dan ibunya adalah perusahaan milik Linka?" batin dokter Dilan sambil mendengar perdebatan Aslan dan Linka.
"Kenapa kamu keras kepala Linka? Apa hebatnya kamu mengelola perusahaan peninggalan ayahmu itu?" sindir nyonya Widya sinis namun ia tidak tahu ada menantunya yang berdiri di belakang mereka namun sedikit menjauh.
"Lebih baik aku sendiri yang membuat perusahaan ayahku bangkrut daripada kerja keras pamanku dinikmati oleh orang lain yang hanya bisa menghabiskannya dan mengaku-ngaku milik mereka," sindir balik Linka pada tantenya dan juga Tiara yang hanya melebarkan kelopak matanya.
"Sialan...! Kenapa wanita ini jadi seberani ini sekarang? Dulu dia seperti kucing penurut dan tidak terlalu mengharapkan perusahaan itu ada atau tidak karena dia asyik dengan bisnisnya sendiri," maki Tiara terlihat sangat gusar dengan Linka yang menghancurkan
rencananya untuk mengikat suaminya dengan kekayaan Linka yang saat ini semakin menjauh darinya.
"Tidak apa nak Linka. Jika kamu ingin mengelola sendiri perusahaanmu, paman akan mengembalikan hakmu itu. Paman tidak punya hak untuk mengatur mu," timpal tuan Alfiansyah.
"Tidak bisa seperti itu, papi..! Selama ini papi yang sudah mengembangkan perusahaan milik Linka. Dia hanya enak-enakan menikmati hasilnya. Harusnya perusahaan itu dibagi dua," ucap Tiara yang mulai ikut campur karena takut kehilangan perusahaan itu.
"Diam Tiara...! Kamu tidak berhak untuk ikut campur dalam urusan ini. Kembali ke kamarmu sekarang...!" bentak tuan Alfiansyah.
"Apa yang kamu katakan, Tiara? Apakah tidak cukup selama ini kamu dan ibumu menikmati kemewahan dari uang perusahaan dan merayu tuan Rendra untuk menjalin bisnis dengan paman. Dan pada akhirnya tuan Rendra menipu paman hingga perusahaan bangkrut," sarkas Linka membuat tuan Alfiansyah syok.
"Jadi yang memaksa tuan Rendra menjalin kerjasama dengan perusahaan kita itu adalah hasil bujukan kamu, Widia?" menatap wajah istrinya yang pucat.
"Kenapa kamu percaya dengan keponakan sialanmu ini? Apa buktinya kalau aku kenal dengan tuan Rendra. Hei Linka...! Jika kamu setress karena suamimu menceraikanmu, mengapa kamu malah melampiaskan kemarahanmu pada kami?" geram nyonya Widia hanya ingin mengalihkan pembicaraan mereka yang makin menegang.
"Tidak usah bawa-bawa urusan pribadiku. Jika Tante menginginkan bukti kedekatan Tante dengan tuan Rendra, aku punya bukti itu. Mau diperlihatkan sekarang, Tante? Jangan terlalu naif Karena sekarang semuanya bisa terbongkar Karena adanya ponsel yang bisa merekam semuanya.
Jadi, Tante tidak perlu berkelit. Aku akan kirim bukti itu ke paman supaya paman tidak dipermainkan terus sama Tante," cicit Linka makin menciptakan suasana tegang.
Aslan melihat kilatan kemarahan Linka yang ia kira adalah wanita lembut dan tak berdaya. Ternyata lebih menakutkan yang tidak bisa ia bayangkan sebelumnya.
"Sekarang kamu puas menghancurkan keluargaku, hah?!" bentak Tiara yang begitu sedih melihat papinya diam tak bergeming.
Serangan demi serangan hari ini membuat jantungnya tuan Alfiansyah seakan mau meledak. Dokter Dilan mundur perlahan meninggalkan ruangan itu untuk mencari udara segar di luar. Ia merasa sama sesaknya seperti yang dirasakan ayah mertuanya saat ini.
Ia tertawa getir sambil menggelengkan kepalanya karena tidak menyangka masuk dalam jebakan ibu mertuanya yang sok kaya ternyata hanya nebeng kaya pada Linka.
"Dasar bodoh kamu Dilan...! Padahal selangkah lagi kamu bisa mendapatkan apa yang Linka miliki menjadi milikmu, tapi kamu terlalu cepat tergiur dengan tawaran remeh temeh dari seorang nyonya Widia.
Lalu apa yang membuat mereka berdebat seperti itu? Kelihatannya Linka dan Aslan sedang mengalami masalah. Masalah apa? Ah, iya. Mereka tadi datang untuk bercerai. Kenapa mereka tiba-tiba mau bercerai?" batin dokter Dilan masih merasa misteri dengan perceraian Linka dan suaminya.
Di dalam sana, Aslan akhirnya pamit pada tuan Alfiansyah karena ia tidak begitu respek mendengar pertengkaran hebat keluarga istrinya karena misinya hanya menceraikan Linka. Namun yang membuat dia salut pada istrinya yaitu harga diri Linka yang tidak mau menerima bantuan darinya.
"Tuan. Ini sudah malam. Saya mau pulang ke rumah saya di Jakarta. Saya sudah janji dengan adik saya Elang. Saya tinggalkan Linka di sini," ucap Aslan namun Linka tidak suka itu.
"Saya akan kembali ke apartemen saya sendiri. Saya tidak bisa tinggal bercampur dengan orang lain yang seharusnya tidak menjadi benalu di rumahku ini," sindir Linka pada Tiara yang mengepalkan kedua tangannya sambil ngedumel di dalam hati.
Linka menyalami pamannya dan menarik dua kopernya menuju ke salah satu mobilnya di garasi itu.
Beberapa mobil kesayangan Linka yang tidak ia ijinkan siapapun yang memakainya walaupun itu pamannya sendiri. Jika Linka mengijinkan mobilnya dipakai pamannya, maka Tiara tidak akan tinggal diam untuk mengambil mobil itu dari ayahnya jika sudah keluar dari garasi mobil.
Kelicikan Tiara dan ibunya sudah dia pelajari selama tinggal dengan dua kutu kupret itu. Tuan Aslan dan Linka mengambil arah yang berbeda karena tempat tinggal mereka yang berbeda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Uba Muhammad Al-varo
si Aslan pintar nya kebelingger,masa kebenaran Linka sama Edgar nggak di selidiki dulu benar apa nggaknya,lah malah langsung ngambil keputusan sendiri.
2024-10-14
1
Juan Sastra
gitu toh thorr,, ini baru di mulai kisah yg sebenarnya
2024-06-08
1
Ani Ani
bermula hidup baru mu
2024-03-12
3