7. Mari Kita Menikah

Suara lembut Linka mampu menghipnotis tuan Aslan yang sangat lega saat mengetahui Linka adalah pasangannya bukan Tiara yang membosankan itu.

"Suaranya saja sudah semerdu ini. Apalagi bagian lain yang akan aku lalui bersama dengan wanita ini. Hanya wanita ini yang mampu menghancurkan tiran di hatiku." Senyum smirk itu terukir di bibir lembab tipis itu.

"Apa yang kamu inginkan tuan...?" tanya Linka gugup.

"Boleh kita bertemu sebelum kita menikah?" tanya tuan Aslan.

"Kita akan bertemu di hari pernikahan kita. Untuk saat ini aku tidak bisa. Maaf ...! Aku harus bekerja..!" Linka menutup teleponnya secara sepihak.

Lagi-lagi tuan Aslan dibuat mabuk bahkan gila oleh Linka." Tidak apa sayang. Empat hari lagi, waktu yang harus aku lewati untuk mempersiapkan diri saat aku memilikimu," bergumam sendirian di dalam kamarnya.

Linka mengatur nafasnya yang sempat tersendat karena baru kali ini tuan Aslan bicara dengannya. Tidak seperti di saat pertemuan pertama mereka saat makan malam sepekan yang lalu.

"Pernikahan ini hanya tujuan bisnis. Pamanku hanya memanfaatkan dia untuk memulihkan perusahaanku yang sedang kolaps . Mungkin saja dia juga berpikir hal yang sama denganku," gumam Linka lalu membuka lagi layar laptopnya yang sempat meredup.

Kini Linka lebih memilih berkutat dengan pekerjaannya daripada memikirkan kegagalan pernikahannya yang sudah berlalu.

Tidak lama kemudian terdengar suara keributan di depan ruang kerja Linka. Walaupun itu terdengar sayup-sayup olehnya namun cukup menganggu konsentrasinya saat bekerja.

"Ada apa di luar?" tanya Linka beralih membuka cctv yang terpasang di depan ruang kerjanya. Ia melihat salah satu gambar di dalam layar laptopnya.

Setiap ruangan yang ada di perusahaan itu sengaja di pasang cctv kecuali ruang privasi para staffnya agar terpantau langsung oleh Linka untuk mengawasi para staffnya yang tidak becus bekerja karena sering ngerumpi.

Linka benar-benar wanita yang tegas jika menyangkut dengan profesionalitas pada tim desainernya yang tergabung di perusahaannya.

Mata Linka melebar kala melihat siapa yang datang di perusahaannya saat ini.

"Dilan....?" keningnya berkerut sambil menahan amarahnya. Tidak ingin membuat sekertarisnya bersitegang dengan Dilan, Linka meminta sekertarisnya untuk membiarkan Dilan masuk ke ruang kerjanya.

"Aku harus bertemu dengan Linka," kekeh dokter Dilan.

"Untuk apa? Mau pamer padanya kamu dapat kutu kupret itu? Apa bagusnya istrimu itu dengan bosku yang sangat jauh perbedaannya dengan istrimu bak antara bumi dan langit.

Jika saja kamu tahu siapa sebenarnya nona Linka, maka kamu pasti akan menyesal telah salah memilih istri," semprot sekertaris Fatin.

"Aku...? menyesal...?" Tertawa jahat terdengar penuh ledekan pada sekertaris Fatin." Keputusanku untuk menikah dengan saudara sepupunya itu adalah keputusan yang tepat," timpal dokter Dilan yang mencari pembenaran sendiri.

"Kita lihat saja nanti kejutan selanjutnya untukmu karena nonaku adalah pemilik....-"

Drettttttt...

Fatin melihat ponselnya dan nama Linka tertera di layar ponselnya. Sekertaris Fatin segera mengangkat telepon dari Linka.

"Iya nona."

"Suruh tamu kita masuk, Fatin...!"

"Tapi nona dia itu telah...-"

"Aku baik-baik saja. Jangan dibesar-besarkan masalahku...!" ucap Linka begitu tenang walaupun ia harus menekan amarahnya yang meletup didadanya kini..

"Baik nona." Sekertaris Fatin mengalah dan tak habis pikir dengan pikiran Linka yang masih mau menemui mantan kekasihnya itu yang sudah sangat jahat padanya.

"Silahkan masuk...! Anda ditunggu oleh nona Linka," ucap Fatin berusaha santun.

"Hmm! Ternyata Linka sangat mencintaiku," batin dokter Dilan begitu percaya diri sambil melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya Linka. Ia merasa memang dari sekertaris Fatin.

Linka duduk dengan tenang sambil membaca beberapa file yang ada di laptop miliknya. Dilan mengusap lehernya serasa sangat tegang karena sikap dingin Linka seakan membekukan sel-sel darahnya. Dokter Dilan berdehem agar Linka mau menatapnya. Ia akhirnya membuka suara lebih dulu.

"Apa kabar Linka...! Maaf, tadi pagi aku tidak melihatmu sarapan. Pelayan bilang kamu sudah berangkat. Itu sebabnya aku sengaja mampir ke sini lebih dulu sebelum ke rumah sakit.

Sebenarnya masa cutiku belum berakhir tapi aku ingin sekali bertemu denganmu untuk menjelaskan apa yang terjadi hari itu dan....-"

"Aku sudah memaafkanmu. Itu yang kamu inginkan dariku, bukan? Hingga kamu punya alasan untuk menemui ku disini," potong Linka agar drama tidak penting itu segera berlalu.

"Aku tahu kata maaf tidak cukup untuk menghapus luka yang telah aku gores karena....-" ucapan Dilan harus terhenti karena Linka selalu memotong ucapannya.

"Konspirasi yang sedang kalian bangun dan membuatnya seolah suatu kebetulan atau lebih tepatnya melakukannya karena dianggap sangat krusial. Siapa yang kamu ingin bodohi, Dilan? Semua manusia memiliki intuisi.

Dari intuisi itu Tuhan membimbing hambaNya agar bisa membaca situasi tanpa perlu mengetahui yang sebenarnya dari pelaku itu sendiri.

Jadi keluar dari sini. Waktuku cukup berharga untuk melayani pecundang sepertimu. Keluar....!" usir Linka yang tidak ingin membuat hatinya lebih dendam pada mantan tunangannya itu.

Dokter Dilan hanya termangu di tempatnya berdiri. Ia tidak lagi mengenal Linka yang lemah lembut bahkan selalu berpikir positif walaupun banyak pihak lain yang selalu menyakitinya.

"Linka. Suatu saat nanti kamu akan tahu mengapa aku menerima pernikahan ini. Aku pergi dulu. Jaga dirimu...! Aku yakin tuan Aslan pasti akan membahagiakan kamu. Kita hanya orang-orang terbuang yang perlu sedikit siasat untuk dilihat dunia.

Karena orang hanya menghargai dan tunduk pada kita jika kita kaya dan aku tidak mau terbelenggu oleh kemiskinan lagi," ucap dokter Dilan yang pada akhirnya Linka mengetahui motif dari skenario Tantenya Widia.

Dokter Dilan berjalan dengan gontai menuju pintu ruang kerjanya Linka. Saat sudah membuka pintu, Linka kembali memanggilnya.

"Tunggu sebentar Dilan...! Tolong kembalikan sertifikat kepemilikan unit apartemen yang kamu tempati saat ini karena itu adalah properti milikku. Aku bukan seorang dermawan. Semua ada harganya.

Dan satu lagi. Jangan mengira aku jatuh terpuruk karena gagal menikah denganmu. Kau tidak lebih hanya bagian kotoran dalam tubuhku yang harus aku keluarkan dan aku bersihkan. Dengan begitu tidak akan menimbulkan penyakit dalam tubuhku. Pasti kamu lebih mengerti apa yang aku maksud, dokter Dilan," sarkas Linka sebegitu menjijikkan Dilan bagi dirinya.

Wajah dokter Dilan tercengang dan sangat malu mendengar penghinaan Linka yang dilayangkan gadis itu padanya yang menganggapnya tidak lebih dari bagian kotoran tubuh.

"Jangan lupa tutup pintunya dengan rapat...!" Datar Linka yang tetap tenang walaupun hatinya saat ini seakan melepuh karena menekan amarahnya agar tidak terlihat lemah di depan Dilan.

Saat pintu ditutup rapat, Linka menjatuhkan cairan bening yang menumpuk di kelopak matanya. Bohong kalau ia sudah kuat dan terlihat baik-baik saja saat ini. Semuanya butuh waktu untuk menyembuhkan luka itu secara perlahan.

Linka yang sedang termenung di ruang kerjanya dikejutkan dengan suara ketukan pintu. Linka buru-buru menghapus air matanya agar tidak dilihat oleh sekertaris Fatin. Tidak lama Fatin muncul dengan satu kotak besar berwarna putih entah apa isinya.

"Nona Linka. Ada paket untukmu dan ini kartunya." Meletakkan kotak itu di atas meja tamu yang ada di dalam ruang kerjanya Linka. Linka bangkit berdiri menghampiri kotak itu dan mengambil kartu dari tangan sekertaris Fatin.

"Untukmu calon ibu anak-anakku...! Gaun pengantin indah untuk wanita tercantik yang pernah aku temui. Sampai jumpa di hari pernikahan kita...!

Datanglah dengan gaun indah ini sebagai calon istriku...! Aku tidak sabar untuk mengikatmu dalam untaian kata halal yaitu ijab qobul.

Terimakasih sudah memilih aku bagian dari sisa perjalanan waktu yang akan kita lalui bersama... Insya Allah," Ucapan syarat dengan makna itu menggetarkan sanubari Linka.

Linka membuka isi kotak itu karena penasaran dengan gaun pengantinnya yang langsung dikirim dari Paris. Gaun pengantin yang terlihat sangat cantik yang dirancang sendiri oleh desainer ternama di Paris itu dan itu adalah dosennya Linka sendiri saat dia mengambil kuliah di negara itu beberapa tahun yang lalu. Sekertaris Fatin takjub melihat gaun pengantin yang super cantik itu.

"Apakah pria itu seorang yang sangat romantis?" batin Linka yang sudah mendapatkan dua kejutan dari calon suaminya hari ini yang tidak lain adalah tuan Aslan.

Terpopuler

Comments

✮тιαɳα☘︎

✮тιαɳα☘︎

jgn² laki² ini bukn tuan aslan melainkn lelaki yg ada di makam,

2024-05-09

1

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

lebih baik di pilih karena dicintai linka trust me

2024-05-13

1

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

nah sprti itu tegas sama benalu... sakit memang krna dihianati tpi gak prlu ditangisi.. krna benalu sprti dilan tuh pntesnya dibuang ke laut buat pakan hiu tpi keknya bkal dilecehin dek sama si hiu krna hak enak kebnykn dosa 😜😜

2024-03-15

7

lihat semua
Episodes
1 1. Syok
2 2. Tawaran
3 3. Siasat Licik
4 4. Tidak Menyangka
5 5. Karma Pertama
6 6. Terpaksa Menerima
7 7. Mari Kita Menikah
8 8. Kecemasan
9 9. Ancaman Linka
10 10. Belum Siap
11 11. Hanya Jebakan
12 12. Kecelakaan
13 13. Janji
14 14. RAHASIA
15 15. Kisah Edgar
16 16. Menjadi Dingin
17 17. Apakah Kamu Yakin?
18 18. Perceraian
19 19. Jadi Gunjingan
20 20. Penjelasan
21 21. Boleh Aku Memelukmu..?
22 22. Sakit
23 23. Bersabar
24 24. Tangan Ketiga
25 25. Penculikan
26 26. Pengakuan
27 27. Good Bye Masa Lalu
28 28. Perkelahian
29 29. Ingin Kembali
30 30. Permohonan
31 31. Kedengkian
32 32. Menunda Bulan Madu
33 33. Makin Keki
34 34. Tak Sesuai Ekspetasi
35 35. Pertukaran
36 36. Positif
37 37. Curiga
38 38. Lagi Ingin Dimanja
39 39. Tidak Mau Mengakui
40 40. Tidak Ingin Ditinggal
41 41. Kenyataan Sebenarnya
42 42. Membisu
43 43. Ternyata Benar
44 44. Sandiwara
45 45. Mencoba Lagi
46 46. Waspada
47 47. Melakukannya Diam-diam
48 48. Tertusuk
49 49. Menyangkalnya
50 50. Tak Akan Kubiarkan
51 51. Tetap Selidiki
52 52. Terciduk
53 53. Memohon Maaf
54 54. Hukuman
55 55. Terpaksa
56 56. Amarah
57 57. Tersentak
58 58. Diperingatkan
59 59. Dipecat
60 60. Kedengkian
61 61. Putus Hubungan
62 62. Melamarmu
63 63. Happy
64 64. Kabar Baik
65 65. Anugerah Terindah
66 66. Tiga Bulan Kemudian
67 67. Ada racunnya
68 68. Diamankan...!
69 69. Ketegangan
70 70. Meninggal
71 71. Penyesalan Tiara
72 72. Badai Pasti Berlalu
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Syok
2
2. Tawaran
3
3. Siasat Licik
4
4. Tidak Menyangka
5
5. Karma Pertama
6
6. Terpaksa Menerima
7
7. Mari Kita Menikah
8
8. Kecemasan
9
9. Ancaman Linka
10
10. Belum Siap
11
11. Hanya Jebakan
12
12. Kecelakaan
13
13. Janji
14
14. RAHASIA
15
15. Kisah Edgar
16
16. Menjadi Dingin
17
17. Apakah Kamu Yakin?
18
18. Perceraian
19
19. Jadi Gunjingan
20
20. Penjelasan
21
21. Boleh Aku Memelukmu..?
22
22. Sakit
23
23. Bersabar
24
24. Tangan Ketiga
25
25. Penculikan
26
26. Pengakuan
27
27. Good Bye Masa Lalu
28
28. Perkelahian
29
29. Ingin Kembali
30
30. Permohonan
31
31. Kedengkian
32
32. Menunda Bulan Madu
33
33. Makin Keki
34
34. Tak Sesuai Ekspetasi
35
35. Pertukaran
36
36. Positif
37
37. Curiga
38
38. Lagi Ingin Dimanja
39
39. Tidak Mau Mengakui
40
40. Tidak Ingin Ditinggal
41
41. Kenyataan Sebenarnya
42
42. Membisu
43
43. Ternyata Benar
44
44. Sandiwara
45
45. Mencoba Lagi
46
46. Waspada
47
47. Melakukannya Diam-diam
48
48. Tertusuk
49
49. Menyangkalnya
50
50. Tak Akan Kubiarkan
51
51. Tetap Selidiki
52
52. Terciduk
53
53. Memohon Maaf
54
54. Hukuman
55
55. Terpaksa
56
56. Amarah
57
57. Tersentak
58
58. Diperingatkan
59
59. Dipecat
60
60. Kedengkian
61
61. Putus Hubungan
62
62. Melamarmu
63
63. Happy
64
64. Kabar Baik
65
65. Anugerah Terindah
66
66. Tiga Bulan Kemudian
67
67. Ada racunnya
68
68. Diamankan...!
69
69. Ketegangan
70
70. Meninggal
71
71. Penyesalan Tiara
72
72. Badai Pasti Berlalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!