11. Hanya Jebakan

Linka tiba di Belanda tepat pukul 12 malam. Perbedaan waktu Jakarta 3 jam lebih cepat daripada Amsterdam. Sang sopir yang menjemputnya tidak begitu banyak tanya kepada nyonya barunya ini karena Linka masih memikirkan suaminya.

Ia sendiri tidak tahu urusan penting apa hingga ditinggal oleh suaminya saat dia belum paham dengan rumah yang akan ia tempati dengan suaminya.

"Apakah kehidupannya selalu disibukkan dengan bisnis? Itukah sebabnya dia tidak ingin menikah agar tidak terikat waktu dengan seorang istri yang pasti akan mengaturnya begini dan begitu.

Apakah aku harus mempertebal kesabaranku dan mencoba memahami dirinya lebih dalam?" tanya Linka sambil menatap ke luar jendela hingga ia sedikitpun tidak menikmati keindahan kota Amsterdam itu.

Baja hitam itu terus melaju. Tidak terasa mobil itu memasuki pekarangan yang sangat luas. Linka turun dari mobilnya saat sang sopir membuka pintu mobil.

Deretan pelayan yang menyambutnya sambil mencuri pandang pada Linka yang menatap wajah mereka satu persatu.

"Selamat malam nona...! Selamat datang...!" sambut mereka saat Linka melihat keadaan sekitarnya.

Linka tidak begitu berlebihan memuji istana suaminya untuknya. Ia justru bersalaman dengan semua pelayan wanita dan menyapa mereka satu persatu.

"Perkenalkan nama kalian saat aku menyalami kalian. Dengan begitu kita bisa saling interaksi," ucap Linka terlihat ramah.

Walaupun ada diantara pelayan yang suka dengan kelembutan Linka saat melihat cara Linka memperlakukan mereka layaknya keluarga bukan pelayan, namun ada saja pelayan yang tidak begitu suka dengannya bahkan sangat membenci Linka. Dia adalah Vani.

Vani yang sedari dulu cinta mati pada tuan Aslan namun sedikitpun tuan Aslan tidak memperdulikan wanita itu. Sepuluh tahun menanti lelaki itu untuk mencintainya namun hingga akhirnya ia juga tua bersama dengan tuan Aslan karena usianya juga menginjak 40 tahun.

"Nona. Mari ikut saya ke kamar nona...!" ucap pelayan Gea yang merupakan orang Indonesia.

Karena Gea menggunakan bahasa Indonesia, membuat Linka merasa masih berada di Jakarta. Linka mengangguk senang mengikuti langkah Gea.

Gea membuka pintu kamar utama itu. Kamar yang sangat luas dengan tempat tidur yang cukup lebar bisa ditiduri lima orang dewasa.

"Nona. Kamar gantinya di sini dan kamar mandinya di sebelah kiri. Ada dua pintu yang ada di dalam kamar mandi. Yang satunya mengarah langsung ke kamar ganti," ucap Gea memperkenalkan dua ruangan yang ada di dalam kamar utama itu.

"Terimakasih mbak Gea. Ini sangat keren," puji Linka terlihat puas karena desain interior kamar ini sesuai dengan seleranya. Sepertinya tuan Aslan sudah mempelajari selera gadis cantik ini sebelumnya.

Entah siapa yang menjadi orang yang telah memberikan informasi tentang Linka pada tuan Aslan.

"Kamar ini baru direnovasi. Kata tuan harus ada sentuhan warna lembut karena dia akan membawa istrinya tinggal di sini. Semoga kehadiran nona Linka bisa membuat tuan betah tinggal di sini karena tuan hampir tidak pernah menetap di sini.

Aku senang sekali ketika ia menjatuhkan pilihannya pada wanita Indonesia sama seperti almarhum ayahnya tuan Vanderbilt yang senang memilih wanita Indonesia," ujar Gea yang sudah berusia 55 tahun itu.

"Apakah ibu sudah lama bekerja di sini? Di Indonesia dari kota mana?" tanya Linka yang tidak terlihat Gea seperti orang Jawa.

"Aku berasal dari Palembang," ucap Gea.

"Kalau begitu saya permisi dulu nona. Apakah nona sudah makan malam?" tanya Gea sebelum menutup pintu kamarnya Linka.

"Sudah mbak Gea. Aku ingin istirahat sekarang. Badanku sangat lelah," ucap Linka.

"Baik nona. Silahkan istirahat. Kalau butuh sesuatu, bicara saja melalui interkom ini," ucap pelayan Gea memberitahu letak interkom dekat dengan pintu kamar.

Linka menghempaskan tubuhnya sebentar sebelum membersihkan dirinya. Ia memejamkan matanya dan membayangkan lagi ciuman suaminya.

"Mengapa hatiku biasa saja saat dia menciumiku? Padahal ini adalah ciuman pertamaku. Bukankah ciuman pertama itu sangat berkesan bagi pasangan halal? Kenapa aku tidak merasakan itu?" gumam Linka yang merasa hampa dalam hubungannya dengan suaminya.

Tok ...tok ..tok ...

"Ada apa lagi dengan mbak Gea?" Linka beringsut bangun segera membuka pintu itu yang belum ia kunci.

Pintu dibuka oleh Linka. Di depannya berdiri seorang pria tampan yang awalnya ingin menyapa Linka malah ia tersentak begitu melihat wajah cantik Linka yang selama ini menghiasi mimpinya.

"Kau....?!" sentak pria tampan itu yang tidak lain adalah Edgar.

Pria yang waktu itu merekam Linka yang sedang menangis tersedu-sedu di pemakaman kedua orangtuanya seperti anak kecil tanpa rasa malu dengan beberapa penziarah lainnya saat itu.

Entah mengapa jantung Linka bergetar hebat seperti sudah mengenal Edgar sebelumnya tapi di mana? Itu yang sedang dipikirkan Linka.

"Maaf. Tuan ini siapa ya ..?" tanya Linka segera keluar dari kamarnya agar tidak terjadi fitnah.

"Aku Edgar. Adik kandungnya suamimu. Berati kamu adalah kakak iparku. Di mana kakakku..?" tanya Edgar berusaha mengalihkan perhatiannya karena jantungnya tidak baik-baik saja saat ini.

Ada semburat kekecewaan diwajahnya karena selama ini ia mencari informasi tentang Linka dan justru ia bertemu dengan wanita pujaannya yang sekarang berstatus istri kakaknya.

"Sebelum tiba di Amsterdam, kakakmu sempat turun di salah satu wilayah untuk mengurus sesuatu yang sangat krusial katanya dan aku tidak tahu urusan apa," ucap Linka yang tetap menjaga pandangannya pada Edgar.

"Astaga...! Jangan-jangan ada yang menjebak kakakku hingga ia tega meninggalkan istrinya di hari pernikahan mereka. Aku harus menghubungi kakak sebelum ia dibunuh oleh kelompok gangster itu," batin Edgar sangat kuatir dengan keselamatan kakaknya.

"Terimakasih kakak ipar. Aku permisi dulu. Oh iya. Selamat atas pernikahanmu. Semoga samawa...! Jika ada telepon dari kakakku. Tolong bilang padanya kalau aku mencarinya. Selamat istirahat kakak ipar..!" ucap Edgar berlalu pergi dengan wajah gusar.

"Iya." Linka hanya mengangguk. Ia sedang memikirkan lagi wajah Edgar yang tidak asing baginya. Sepertinya mereka pernah dekat tapi di mana mereka pernah bertemu.

"Edgar. Nama itu. Nama itu yang sering aku sebut. Apakah dia teman masa kecilku? Yah Tuhan. Benar. Dia teman masa kecilku. Dia punya tanda lahir di lengannya. Kami berpisah saat usiaku masih lima tahun. Jadi, ....? Ya Allah.

Bukankah Edgar anaknya om Indra? Kenapa saat paman menyebutkan nama belakang Aslan aku tidak memperhatikannya. Sebentar...! Apakah nama belakang Aslan adalah namanya paman Indra?" gumam Linka segera mengambil tasnya untuk melihat lagi buku nikahnya.

Ketika membuka buku itu, ada nama Indrawan. Namanya tuan Frederick Vanderbilt di ganti menjadi Indrawan Vanderbilt setelah memeluk Islam.

Sementara itu, Edgar menghubungi Aslan yang saat ini sedang dijebak oleh musuh-musuhnya yang kompak untuk membunuhnya. Justru anak buahnya Aslan yang tidak kuat menahan siksaan musuh dan mulai menjebak Aslan dengan menjual nama adik kandungnya.

Dan sialnya Aslan tidak menghubungi Edgar terlebih dahulu sebelum datang ke tempat yang sudah diberitahu anak buahnya itu.

"Ke mana mereka semua? Mengapa di sini sangat sepi?" tanya tuan Aslan sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut gedung tua yang tak terurus jauh dari pemukiman warga.

Tuan Aslan tetap waspada dengan menggenggam pistol di tangannya sambil sesekali membidik ke arah lain walaupun tidak menarik pelatuk pistolnya.

"Edgarrrrr....! Edgarrrr....!" pekik Aslan memanggil nama adiknya agar Edgar mengetahui dirinya telah hadir di tempat itu untuk menyelamatkannya.

"Hmmm...! Hmmm ....!" gumam seseorang di dalam gudang sana dengan mulut dilakban dan seluruh wajah dan tubuhnya ditutup dengan wadah plastik hitam yang dipergunakan untuk mengisi sampah. Dibawah kakinya diikat rakitan bom.

"Edgar....!" Tuan Aslan menghampiri anak buahnya itu yang dikira Adiknya.

Dorr...dorr.....

Tuan Aslan cepat berkelit dari tembakan musuh yang tiba-tiba muncul secara bersamaan dari segala arah membuatnya syok namun bukan tuan Aslan namanya jika ia gentar menghadapi para musuh yang sedari dulu menginginkan kematiannya.

"Terimakasih tuan Aslan. Akhirnya kita bertemu dalam keadaan seperti ini. Nasibmu akan berakhir bersama dengan adik kesayanganmu itu," ucap ketua gangster itu yang merupakan musuh besar tuan Aslan.

Terpopuler

Comments

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

mudah mudahan tuan aslan selamat ya

2024-04-05

2

Ani Ani

Ani Ani

Rupa Rupa nyadigebak

2024-03-11

2

Mey-mey89

Mey-mey89

...

2024-03-09

2

lihat semua
Episodes
1 1. Syok
2 2. Tawaran
3 3. Siasat Licik
4 4. Tidak Menyangka
5 5. Karma Pertama
6 6. Terpaksa Menerima
7 7. Mari Kita Menikah
8 8. Kecemasan
9 9. Ancaman Linka
10 10. Belum Siap
11 11. Hanya Jebakan
12 12. Kecelakaan
13 13. Janji
14 14. RAHASIA
15 15. Kisah Edgar
16 16. Menjadi Dingin
17 17. Apakah Kamu Yakin?
18 18. Perceraian
19 19. Jadi Gunjingan
20 20. Penjelasan
21 21. Boleh Aku Memelukmu..?
22 22. Sakit
23 23. Bersabar
24 24. Tangan Ketiga
25 25. Penculikan
26 26. Pengakuan
27 27. Good Bye Masa Lalu
28 28. Perkelahian
29 29. Ingin Kembali
30 30. Permohonan
31 31. Kedengkian
32 32. Menunda Bulan Madu
33 33. Makin Keki
34 34. Tak Sesuai Ekspetasi
35 35. Pertukaran
36 36. Positif
37 37. Curiga
38 38. Lagi Ingin Dimanja
39 39. Tidak Mau Mengakui
40 40. Tidak Ingin Ditinggal
41 41. Kenyataan Sebenarnya
42 42. Membisu
43 43. Ternyata Benar
44 44. Sandiwara
45 45. Mencoba Lagi
46 46. Waspada
47 47. Melakukannya Diam-diam
48 48. Tertusuk
49 49. Menyangkalnya
50 50. Tak Akan Kubiarkan
51 51. Tetap Selidiki
52 52. Terciduk
53 53. Memohon Maaf
54 54. Hukuman
55 55. Terpaksa
56 56. Amarah
57 57. Tersentak
58 58. Diperingatkan
59 59. Dipecat
60 60. Kedengkian
61 61. Putus Hubungan
62 62. Melamarmu
63 63. Happy
64 64. Kabar Baik
65 65. Anugerah Terindah
66 66. Tiga Bulan Kemudian
67 67. Ada racunnya
68 68. Diamankan...!
69 69. Ketegangan
70 70. Meninggal
71 71. Penyesalan Tiara
72 72. Badai Pasti Berlalu
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Syok
2
2. Tawaran
3
3. Siasat Licik
4
4. Tidak Menyangka
5
5. Karma Pertama
6
6. Terpaksa Menerima
7
7. Mari Kita Menikah
8
8. Kecemasan
9
9. Ancaman Linka
10
10. Belum Siap
11
11. Hanya Jebakan
12
12. Kecelakaan
13
13. Janji
14
14. RAHASIA
15
15. Kisah Edgar
16
16. Menjadi Dingin
17
17. Apakah Kamu Yakin?
18
18. Perceraian
19
19. Jadi Gunjingan
20
20. Penjelasan
21
21. Boleh Aku Memelukmu..?
22
22. Sakit
23
23. Bersabar
24
24. Tangan Ketiga
25
25. Penculikan
26
26. Pengakuan
27
27. Good Bye Masa Lalu
28
28. Perkelahian
29
29. Ingin Kembali
30
30. Permohonan
31
31. Kedengkian
32
32. Menunda Bulan Madu
33
33. Makin Keki
34
34. Tak Sesuai Ekspetasi
35
35. Pertukaran
36
36. Positif
37
37. Curiga
38
38. Lagi Ingin Dimanja
39
39. Tidak Mau Mengakui
40
40. Tidak Ingin Ditinggal
41
41. Kenyataan Sebenarnya
42
42. Membisu
43
43. Ternyata Benar
44
44. Sandiwara
45
45. Mencoba Lagi
46
46. Waspada
47
47. Melakukannya Diam-diam
48
48. Tertusuk
49
49. Menyangkalnya
50
50. Tak Akan Kubiarkan
51
51. Tetap Selidiki
52
52. Terciduk
53
53. Memohon Maaf
54
54. Hukuman
55
55. Terpaksa
56
56. Amarah
57
57. Tersentak
58
58. Diperingatkan
59
59. Dipecat
60
60. Kedengkian
61
61. Putus Hubungan
62
62. Melamarmu
63
63. Happy
64
64. Kabar Baik
65
65. Anugerah Terindah
66
66. Tiga Bulan Kemudian
67
67. Ada racunnya
68
68. Diamankan...!
69
69. Ketegangan
70
70. Meninggal
71
71. Penyesalan Tiara
72
72. Badai Pasti Berlalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!