16. Menjadi Dingin

Linka bersiap-siap ingin bertolak ke Indonesia menggunakan pesawat komersial. Padahal Edgar sudah menawarkan padanya untuk naik jet pribadi milik mereka sendiri untuk kenyamanan perjalanan Linka.

Ia menunggu gadis itu turun dari lantai dua. Wajahnya mengeras tiap kali pikiran Linka tidak sejalan dengan dirinya. Pelayan Gea hanya bisa mengawasi Linka dan Edgar sebelum keduanya meninggalkan mansion itu.

"Dasar keras kepala...! Kenapa juga dia harus ribet melakukan check-in tiket pesawat padahal jika dia naik pesawat jet sendiri, dia tidak perlu memikirkan proses penerbangan," gumam Edgar yang ingin mengantar Linka ke bandara saat ini.

Tidak lama kemudian, Linka sudah turun dengan mantel warna merah marun dengan lingkar leher berwarna putih yang merupakan rancangannya sendiri.

Edgar sempat terpana melihat kecantikan kakak iparnya itu namun ia buru-buru membuang wajahnya karena takut mendapat omelan Linka.

"Kamu sudah siap...?" tanya Edgar begitu melihat Linka melewatinya begitu saja.

"Dasar wanita...! Selalu saja berbuat seenak hati mereka." Mengikuti langkah Linka menuju mobil sambil menggerutu.

Keduanya naik ke mobil secara bersamaan. Namun ketika mobil hitam itu hendak bergerak, tiba-tiba ada mobil lain yang masuk dari luar yang langsung menghalangi mobil Linka.

"Siapa?" tanya Linka melihat tamu yang baru datang.

Saat pintu mobil dibuka dan turunlah seorang pria berusia matang dengan wajah datar menatap nanar ke arah mobil Linka.

'Aslannn....?" gumam Linka hampir tak percaya.

"Kakak...?!" Edgar turun dengan cepat menghampiri Aslan namun Aslan mengangkat satu tangannya mencegah Edgar memeluknya.

"Berhenti...! aku tidak mau dipeluk," cegah Aslan membuat Edgar bingung.

Linka hanya berdiri mematung menatap tak percaya atas kehadiran suaminya yang tiba-tiba yang dia kira sudah meninggal. Aslan menghampiri Linka bukan untuk memeluk istrinya itu melainkan menyemprot istrinya dengan kalimat yang cukup menyakitkan terdengar oleh Linka.

"Apakah kamu tidak sabar menunggu kepulanganku hingga terang-terangan mengkhianati kepercayaanku dengan nekat berjalan berdua saja dengan adikku?" sarkas Aslan namun Linka tidak mengerti apa yang diucapkan sang suami.

"Alhamdulillah. Kamu masih hidup, Aslan. Aku yakin kalau kamu masih hidup, terimakasih ya Allah," ucap Linka dengan senyum terbaiknya. Ia hendak mencium punggung tangan sang suami namun Aslan menjauhkan tangannya dari jangkauan Linka.

"Kamu mau pergi dengan adikku? akhirnya kalian bernostalgia setelah lama tidak bertemu bukan? Apakah punya rencana untuk menikah setelah memastikan aku tiada? Nyinyir Aslan membuat Edgar ingin menghajar mulut kakaknya yang datang-datang menyemprot mereka berdua.

"Ayo kita masuk dulu, Aslan. Kita bisa ngobrol di dalam," ajak Linka tetap santun walaupun hatinya terluka karena suaminya secara tidak sadar mempermalukan dirinya di depan para pelayan yang melihat mereka namun pura-pura menuli, termasuk Vani.

Aslan tersenyum smirk. Ia menatap keduanya dengan tatapan penuh tuduhan yang tidak jauh dengan ranjang.

"Apa yang kalian tunggu? Bukankah kalian mau pergi...? Ayo silahkan pergi dan bersenang-senanglah! Lagi pula kalian berdua bukan orang asing. Kalian punya memori yang tak terlupakan, bukan?" sindir Aslan membangkitkan amarah Edgar yang ingin menghajar kakaknya itu, namun ia menahan diri demi Linka.

"Jika aku tahu kalau Linka adalah bagian dari keluarga tuan Alfiansyah, maka aku akan melamar dirinya sebelum pernikahanmu itu terjadi. Aku menyesal mengabaikan permintaanmu saat itu. Dan satu hal lagi, kau salah kalau menilai Linka begitu murahnya seperti ja**Ng di luar sana.

Terimakasih sudah kembali dengan sehat setelah membuat kami semua tersiksa disini mencari keberadaanmu. Linka. Apakah kamu ingin kembali ke Indonesia? atau meneruskan hubunganmu dengan pria pencemburu ini?" tanya Edgar melihat Linka yang terlihat diam tanpa menyangga tuduhan keji suaminya pada dirinya.

Tanpa ingin menjawab pertanyaan Edgar, Linka memilih masuk ke dalam rumahnya agar tidak ada konflik tercipta antara mereka bertiga yang bertambah parah.

Melihat Linka yang tetap tegar tanpa terpancing ucapan suaminya, Edgar memilih pulang. Ia menghampiri mobilnya yang terparkir di halaman mansion mewah kakaknya.

"Levi. Tolong turunkan koperku...! Aku tidak jadi pulang ke Indonesia," pinta Linka pada sopir pribadinya.

"Baik nyonya."

Aslan berjalan menuju kamarnya dan tidak peduli dengan Linka yang hanya menarik nafas panjang menahan gemuruh di dadanya dengan air mata yang sudah penuh di kelopak matanya. Istighfar adalah kata ampuh untuk menenangkan hatinya.

Aslan masuk ke kamarnya. Linka mengembalikan fungsinya sebagai istri yang baik untuk Aslan. Ia ingin membantu Aslan untuk membuka mantel suaminya dan lagi-lagi Aslan menjauhinya.

"Aku bisa melakukan apapun sendiri dan jangan coba-coba memberi perhatianmu padaku karena kau tidak lebih seorang perempuan munafik," semprot Aslan tanpa perasaan dan Linka mengabaikan umpatan suaminya.

"Untuk apa aku harus marah? Toh, apa yang dituduhkan suamiku tidak beralasan dan tidak satupun yang bisa ia buktikan," batin Linka yang masih berpikir positif pada suaminya.

"Apakah kamu ingin makan sesuatu atau minum?" tanya Linka masih bersikap manis saat Aslan membuka kaos dalam yang melekat terakhir di tubuhnya dan hanya menyisakan boxer membuat Linka segera membalikkan tubuhnya karena malu.

"Tidak perlu. Aku tidak butuh apapun. Keluarlah dari kamarku! Aku mau istirahat," acuh Aslan merebahkan tubuhnya tanpa ingin mengenakan baju santai yang disiapkan Linka barusan di atas tempat tidurnya.

"Ini kamar kita bukan? kenapa aku harus keluar?" senyum Linka terlihat geli menanggapi ucapan suaminya.

"Aku tidak ingin tidur dengan wanita munafik sepertimu. Kamu bisa pindah ke kamar lain karena di rumah ini banyak kamarnya," tekan Aslan terlihat benar-benar sulit dijinakkan oleh kebaikan Linka padanya.

"Kenapa sekian lama kamu menghilang dan akhirnya pulang terus langsung marah...? Jangan bilang kamu cemburu pada Edgar, Aslan ..! Daripada kamu sibuk curiga pada kami berdua terutama aku, kenapa kamu tidak membuktikan saja sendiri atas kesucianku? apakah aku sudah ternoda ataukah masih tersegel sampai detik ini?" tantang Linka sedikit sinis.

Aslan tersentak mendengar tantangan istrinya, namun ia menyadari kalau dirinya tidak bisa melakukan kewajibannya sebagai suaminya Linka karena secara medis kejantanannya tidak lagi berfungsi.

"Jika tidak memikirkan diriku yang sudah hancur kejantanan ku, mungkin aku tidak perlu bersusah payah memarahimu karena aku akan segera menabrak mu untuk membuktikan apa yang aku pikirkan tentang kalian adalah salah.

Benarkah kamu masih gadis Linka? Bukankah adikku Edgar adalah cinta pertamamu? Walaupun itu hanya cinta konyol di masa kanak-kanak," batin Aslan tak berdaya dengan kondisi dirinya yang tidak bisa lagi mengandalkan kejantanannya untuk menjebol gawang istrinya.

"Kenapa diam? ayo kita lakukan? Bukankah kita belum melakukan bulan madu? Bukankah kamu sangat merindukanku, hmm?" ucap Linka sambil melepaskan mantelnya dan terlihat blus merah membentuk tubuh mungilnya.

Linka melemparkan mantelnya di atas sofa dan kini beralih membuka blus terusan itu namun Aslan buru-buru mencegahnya.

"Keluar....! Keluar dari kamarku...! Mulai detik ini kamu bukan lagi istriku. Keluarrrr....!" teriak Aslan dengan wajah kelam seakan Linka adalah makhluk menakutkan bagi dirinya.

Duarrrr....

Linka merapikan lagi blusnya. Hatinya begitu sakit mendengar ucapan Aslan yang sedang menjatuhkan talak padanya.

"Aslan...! Kau....?!" sentak Linka yang tidak bisa lagi tolerir dengan ucapan Aslan yang asal ceplos.

"Yah. Aku menceraikanmu, Linka! Apakah kamu mendengar perkataan ku, hah?! Masih tidak jelas dengan ucapanku? perlu aku mengulanginya lagi? Ataukah kamu butuh bukti dari ucapanku? Baiklah. Aku akan mengirim pengacaraku untuk mengurus perceraian kita," cecar Aslan membuat hati Linka tercabik perih.

"Aslan. Apa yang terjadi padamu? Apakah kepalamu eror saat terjadinya kecelakaan helikopter itu, hah?!" geram Linka.

Terpopuler

Comments

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

hufhh...alasan aslan aja kn itu spya linka pergi ...

2024-05-13

1

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

kasihan linka di talak tanpa penjelasan dari aslan

2024-04-08

3

Ani Ani

Ani Ani

APA akan terjadi

2024-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Syok
2 2. Tawaran
3 3. Siasat Licik
4 4. Tidak Menyangka
5 5. Karma Pertama
6 6. Terpaksa Menerima
7 7. Mari Kita Menikah
8 8. Kecemasan
9 9. Ancaman Linka
10 10. Belum Siap
11 11. Hanya Jebakan
12 12. Kecelakaan
13 13. Janji
14 14. RAHASIA
15 15. Kisah Edgar
16 16. Menjadi Dingin
17 17. Apakah Kamu Yakin?
18 18. Perceraian
19 19. Jadi Gunjingan
20 20. Penjelasan
21 21. Boleh Aku Memelukmu..?
22 22. Sakit
23 23. Bersabar
24 24. Tangan Ketiga
25 25. Penculikan
26 26. Pengakuan
27 27. Good Bye Masa Lalu
28 28. Perkelahian
29 29. Ingin Kembali
30 30. Permohonan
31 31. Kedengkian
32 32. Menunda Bulan Madu
33 33. Makin Keki
34 34. Tak Sesuai Ekspetasi
35 35. Pertukaran
36 36. Positif
37 37. Curiga
38 38. Lagi Ingin Dimanja
39 39. Tidak Mau Mengakui
40 40. Tidak Ingin Ditinggal
41 41. Kenyataan Sebenarnya
42 42. Membisu
43 43. Ternyata Benar
44 44. Sandiwara
45 45. Mencoba Lagi
46 46. Waspada
47 47. Melakukannya Diam-diam
48 48. Tertusuk
49 49. Menyangkalnya
50 50. Tak Akan Kubiarkan
51 51. Tetap Selidiki
52 52. Terciduk
53 53. Memohon Maaf
54 54. Hukuman
55 55. Terpaksa
56 56. Amarah
57 57. Tersentak
58 58. Diperingatkan
59 59. Dipecat
60 60. Kedengkian
61 61. Putus Hubungan
62 62. Melamarmu
63 63. Happy
64 64. Kabar Baik
65 65. Anugerah Terindah
66 66. Tiga Bulan Kemudian
67 67. Ada racunnya
68 68. Diamankan...!
69 69. Ketegangan
70 70. Meninggal
71 71. Penyesalan Tiara
72 72. Badai Pasti Berlalu
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Syok
2
2. Tawaran
3
3. Siasat Licik
4
4. Tidak Menyangka
5
5. Karma Pertama
6
6. Terpaksa Menerima
7
7. Mari Kita Menikah
8
8. Kecemasan
9
9. Ancaman Linka
10
10. Belum Siap
11
11. Hanya Jebakan
12
12. Kecelakaan
13
13. Janji
14
14. RAHASIA
15
15. Kisah Edgar
16
16. Menjadi Dingin
17
17. Apakah Kamu Yakin?
18
18. Perceraian
19
19. Jadi Gunjingan
20
20. Penjelasan
21
21. Boleh Aku Memelukmu..?
22
22. Sakit
23
23. Bersabar
24
24. Tangan Ketiga
25
25. Penculikan
26
26. Pengakuan
27
27. Good Bye Masa Lalu
28
28. Perkelahian
29
29. Ingin Kembali
30
30. Permohonan
31
31. Kedengkian
32
32. Menunda Bulan Madu
33
33. Makin Keki
34
34. Tak Sesuai Ekspetasi
35
35. Pertukaran
36
36. Positif
37
37. Curiga
38
38. Lagi Ingin Dimanja
39
39. Tidak Mau Mengakui
40
40. Tidak Ingin Ditinggal
41
41. Kenyataan Sebenarnya
42
42. Membisu
43
43. Ternyata Benar
44
44. Sandiwara
45
45. Mencoba Lagi
46
46. Waspada
47
47. Melakukannya Diam-diam
48
48. Tertusuk
49
49. Menyangkalnya
50
50. Tak Akan Kubiarkan
51
51. Tetap Selidiki
52
52. Terciduk
53
53. Memohon Maaf
54
54. Hukuman
55
55. Terpaksa
56
56. Amarah
57
57. Tersentak
58
58. Diperingatkan
59
59. Dipecat
60
60. Kedengkian
61
61. Putus Hubungan
62
62. Melamarmu
63
63. Happy
64
64. Kabar Baik
65
65. Anugerah Terindah
66
66. Tiga Bulan Kemudian
67
67. Ada racunnya
68
68. Diamankan...!
69
69. Ketegangan
70
70. Meninggal
71
71. Penyesalan Tiara
72
72. Badai Pasti Berlalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!