Edgar tidak sabar untuk mendekati wanitanya yang sudah menyandang status janda itu. Ia ingin memiliki wanitanya sebelum ada pria lain yang lebih dulu merebut hati Linka.
"Boleh aku duduk di sini. Linka?" ijin Edgar masih santun pada Linka.
"Duduklah...! Ini bukan rumahku. Jadi, kamu bisa duduk di manapun," ucap Linka entah menolak atau mau menerima Edgar saat ini.
Walaupun Edgar seorang pria yang berwatak keras karena dididik menjadi seorang mafia oleh kakeknya, namun untuk satu orang Linka ia harus mengabaikan atributnya sebagai pria berwajah datar dan tidak tunduk pada siapapun. Pria angkuh ini hanya menginginkan Linka, wanita masalalunya.
"Linka. Aku bukan pria yang romantis dan penyabar. Aku tidak bisa menunda hal baik yang ingin aku lakukan segera mungkin. Mungkin ini terlalu cepat bagimu namun aku ingin katakan kalau aku ingin segera menikah denganmu secepatnya," ucap Edgar membuat Linka dan kedua temannya yang duduk di belakang mereka tersentak.
"Gila nih cowok...! Tapi aku suka pria seperti ini. Tidak perlu mempertimbangkan banyak hal. Jika sudah suka langsung dibungkus," batin Vie begitu kagum sikap gentleman seorang Edgar.
Linka menarik nafasnya karena ia sudah tahu ini bakal terjadi. Apalagi dia dan Edgar sudah saling kenal walaupun mereka saat itu masih kecil.
"Aku tidak tahu cara menjawab pertanyaanmu, Edgar. Aku butuh waktu untuk menelaah setiap peristiwa demi peristiwa yang terus mendera hidupku. Mentalku cukup tertekan namun aku tidak mau terlihat seperti pecundang oleh orang-orang yang tidak menyukaiku," ucap Linka terlihat tenang walaupun sebenarnya ia ingin meminjam bahu Edgar untuk menumpahkan rasa sedihnya. Tapi itu tidak mungkin.
"Siapa yang telah berani menyakitimu, sayang? Apakah aku perlu menghabisi mereka agar hidupmu tenang?" tanya Edgar terlihat garang seolah Linka sudah menjadi miliknya.
"Pergilah dari sini, Edgar....! Aku tidak mau jadi bahan gunjingan karena pekerjaanku terkait dengan banyak klien yang bisa saja mengenaliku di sini," usir Linka sambil memperhatikan pengunjung restoran disekitar mereka.
"Jika ingin kembali menjadi wanita terhormat, maka menikahlah denganku..! dengan begitu mereka tidak akan menyepelekan mu sebagai status janda," bujuk Edgar yang benar-benar ingin melindungi Linka dari orang-orang yang ingin menghancurkan hidupnya Linka.
"Selama ini hidupku baik-baik saja. Aku tidak butuh siapapun karena Tuhanku sangat baik padaku. Aku minta sekarang kamu pergi dari sini...! Tolong jaga reputasi ku..!" pinta Linka yang tahu Edgar pasti sangat keras kepala.
"Allah itu memang maha baik. Saking baiknya siti hawa diciptakan untuk nabi Adam biar tidak kesepian. Padahal nabi Adam berada di dalam surga. Tidak ada yang kurang untuknya. Tapi manusia butuh manusia lainnya untuk mengisi kekosongan jiwanya. Apa lagi manusia seperti kita.
Baiklah. Aku akan pergi, tapi aku tidak akan jauh darimu. Aku akan menunggumu sampai kamu siap menikah denganku. Jangan lama-lama memikirkannya...! Status janda itu tidak baik bagi gadis sepertimu. Aku tidak rela lelaki lain datang menggodamu.
Jika ketahuan olehku, akan ku patahkan leher mereka. Aku pergi dulu. Jangan terlalu lama duduk di sini..! Assalamualaikum." Edgar segera meninggalkan Linka yang hanya bisa mendesah jengah.
Sekertaris Fatin dan Vie mendekati lagi Linka yang sedang membuka ponselnya karena ada notifikasi pesan masuk. Siapa lagi kalau bukan Edgar.
"Aku terlalu mencintaimu, Linka. Jangan buat aku gila untuk terus mengunjungimu. Menikahlah denganku, Linka..! Setelah itu kamu akan aku jaga dengan segenap hati dan jiwaku," tulis chating Edgar pada Linka yang langsung menyimpan ponselnya di dalam tasnya.
"Nona Linka. Tadi itu siapa? Aku baru melihat wajah pria yang sangat tampan dan kharismatik seperti itu. Apakah dia pengagum rahasiamu?" tanya Vie membayangkan lagi wajah tampan Edgar membuat rahimnya menghangat bahkan rasanya bagian bawahnya sudah basah karena pikiran mesumnya.
"Dia adik kandungnya Aslan," jawab Linka sambil beranjak berdiri karena tahu kalau Edgar sedang mengawasi dirinya.
Wajah tegas bak dewa Yunani itu membuat para wanita nakal rela menyerahkan diri mereka untuk memberikan kenikmatan pada seorang Edgar.
Linka tidak berniat untuk mengunjungi perusahaannya. Ia ingin pulang ke apartemennya untuk menenangkan dirinya.
Yah, tidur adalah pilihan terbaiknya saat ini karena beberapa malam ini ia selalu terjaga sampai pagi karena menunggu sidang perceraiannya.
Edgar mengikuti mobil milik Linka yang dibawa oleh sekertaris Fatin. Ia harus memastikan sendiri Linka pulang ke apartemennya dengan aman.
...----------------...
Di mansion mewah milik Linka, terjadi perdebatan antara tuan Alfiansyah dan nyonya Widia. Dokter Dilan yang mendengar pertengkaran mertuanya memilih untuk keluar padahal dia baru saja pulang dari rumah sakit dan ingin istirahat.
"Kamu mau ke mana lagi, Dilan? Ini sudah malam," tanya Tiara tidak rela Dilan keluar malam-malam di saat dirinya sedang membutuhkan suaminya itu untuk menenangkan dirinya.
"Aku ingin cari angin segar karena di sini sangat sumpek," ucap dokter Dilan seraya mengganti piyama tidurnya.
"Kita bisa pindah ke kamar lain kalau kamu merasa terganggu dengan pertengkaran mami dan papi," rengek Tiara manja.
"Dengar anak manja...! Jangan mengira aku akan mempertahankan hubungan kita setelah semua kebohongan kalian sudah terkuak dengan sendirinya.
Bersiap-siaplah...! Aku juga akan menceraikan kamu setelah ini atau sebelum papimu itu menceraikan mamimu," ucap dokter Dilan meraih jaketnya karena kali ini dia akan naik motor gede yang merupakan hadiah dari Linka dua tahun yang lalu.
Tiara tidak bisa protes atau marah apa lagi mengemis cinta suaminya karena cinta Dilan hanya pada uangnya bukan hatinya.
Dokter Dilan mengeluarkan motor kesayangan itu dari garasi. Sebenarnya saat ulang tahunnya waktu itu, Dilan ingin sekali Linka memberinya mobil mewah keluaran eropa sama seperti milik Linka. Hanya saja Dilan tahu kalau Linka bukan putri kandungnya tuan Alfiansyah yang ia pikir pemilik perusahaan besar itu.
"Uhhhhhgggg....! Ini semua gara-gara Linka. Wanita pembawa sial itu yang menghancurkan semuanya. Tunggu saja kau Linka...!
Jika hidupku dan mamiku hancur, aku tidak akan membuatmu hidupmu tenang. Aku akan mempermalukan dirimu...!" menyeringai licik sambil membayangkan rencana apa yang pantas untuk menghukum Linka.
Di kamar nyonya Widia, tuan Alfiansyah keluar dari kamar itu dengan mengambil beberapa barang-barangnya. Malam itu, ia ingin tidur di perusahaan karena tidak betah melihat wajah istrinya.
"Aku sudah mengajukan gugatan perceraian kita ke pengadilan agama. Setelah kita bercerai, tinggalkan rumah ini secepatnya...! Karena aku akan mengembalikan kepada pemiliknya," ucap tuan Alfiansyah membuat nyonya Widia hanya bisa menangis.
Bukti perselingkuhannya dengan tuan Rendra sahabat suaminya itu telah berada ditangan tuan Alfiansyah. Berulang kali dirinya meminta maaf pada suaminya, namun tuan Alfiansyah sudah muak dengan kebohongan istrinya yang pintar bersandiwara.
Sementara itu, di unit apartemen Linka, gadis ini sedang mengoles krim malam pada wajahnya agar tetap terlihat kenyal dan segar. Setelah itu, ia ingin merebahkan tubuhnya sambil menonton Drakor kesukaannya.
Baru saja berjalan ke arah tempat tidurnya, tiba-tiba suara bel pintu berbunyi. Linka mengambil ponselnya untuk melihat monitor cctv yang terpasang di depan pintu utama itu.
"Astaghfirullah...! Mau apa dia kemari larut malam begini?" geram Linka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
jhon teyeng
sebegitunya vay
2024-03-30
2
Ani Ani
siapa ya yang gangu
2024-03-12
1
Mey-mey89
,,,
2024-03-10
1