Linka terlihat tetap tenang setelah mendengar kabar buruk tentang suaminya. Satu-satunya yang ia lakukan adalah berzikir dan berdoa agar suaminya ditemukan dalam keadaan selamat.
Edgar mengerahkan anak buahnya yang sudah terlatih mencari orang hilang dengan menggunakan anjing pelacak. Setiap wilayah pesisir pantai mereka telusuri hingga memasuki hari ke tiga.
Edgar memutuskan untuk pulang dan tetap meminta anak buahnya untuk mencari. Ia harus menemui Linka untuk melihat keadaan gadis itu yang mungkin saja saat ini sedang terpuruk karena kehilangan suaminya saat mereka sedang menikmati bulan madu.
Setibanya di kediaman Aslan, Edgar menanyakan keberadaan Linka pada pelayan Gea.
"Di mana kakak ipar?" tanya Edgar sambil memindai ke setiap sudut ruangan namun Linka tidak ada.
"Nyonya belum keluar dari kamarnya semenjak mendengar kabar tentang tuan Aslan, tuan Edgar," sahut pelayan Gea.
"Baiklah. Aku akan ke kamarnya sendiri." Edgar menaiki anak tangga dengan cepat menuju kamar Linka.
Ketika ingin mengetuk pintu kamar Linka, Edgar mendengar suara Linka yang sedang membaca Alquran. Suaranya terdengar merdu dan lirih. Edgar menunggu sesaat untuk menikmati suara indah itu.
"Kak. Seharusnya kau menikmati kebahagiaanmu mendapatkan bidadari itu. Kenapa kamu malah menghilang?" sendu Edgar duduk di depan pintu kamar Linka menunggu gadis itu menyelesaikan bacaannya.
"Apakah hanya satu wanita itu saja yang ada di dunia ini? Wanita yang menjadi idamanku. Tapi, kenapa aku merasa pernah dekat dengannya. Astaga. Sampai saat ini aku belum tahu nama kakak ipar. Nanti aku akan menanyakan namanya," gumam Edgar bersama dengan menghilangnya suara Linka.
"Sepertinya kakak ipar sudah selesai." Edgar segera mengetuk pintu itu dengan cepat. Linka yang awalnya ingin membuka mukenanya terpaksa menundanya.
Ketika pintu dibuka, keduanya sama-sama terpana. Hati keduanya merasa sangat girang satu sama lain saat bertemu kembali. Namun sesaat kemudian Linka mampu mengusai dirinya mengingat statusnya sebagai istri Aslan.
"Astaghfirullah halaziiim," ucap Linka diikuti membaca ta'auz untuk mengusir setan dalam dirinya.
Edgar yang terpana dengan cahaya wajah Linka yang mengenakan mukena putih membuatnya sangat adem menatap wajah Linka yang makin cantik dan bersinar.
"Ada apa Edgar? Apakah suamiku sudah ditemukan?" tanya Linka buru-buru.
"Maaf kakak ipar. Sampai saat ini tim kami masih melakukan pencarian. Mohon doanya saja dan saya harap kakak ipar mau bersabar," ucap Edgar.
"Aku harap semuanya baik-baik saja karena aku yakin Aslan adalah pria yang tangguh," ucap Linka melangkah keluar agar tidak mengundang setan untuk menggoda mereka berdua.
"Nona Linka. apakah nona mau makan malam sekarang?" tanya pelayan Gea.
Deggggg....
Edgar terperanjat mendengar nama itu yang tidak asing bagi dirinya. Ia kembali menatap wajah Linka dengan intens saat Linka bicara dengan pelayan Gea.
"Aku akan makan malam dengan adik ipar di meja makan. Tolong siapkan makan malam untuk kami mbak Gea...!" ucap Linka tersenyum pelit pada pelayan Gea.
"Baik nona. Saya akan menunggu nona dan tuan Edgar dibawah," ucap pelayan Gea pamit dari keduanya.
"Apakah benar namamu Linka?" tanya Edgar memastikan nama kakak iparnya yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain terutama wanita.
"Iya."
"Hazley Linka Faransyah?" tegas Edgar lagi.
"Hmm..!" Linka mengangguk membuat Edgar terhuyung ke belakang merasa kecurigaannya benar.
"Aku tahu kita pernah saling mengenal Edgar. Tapi hubungan kita hanya bagian masa lalu. Masa kakak-kakak yang belum mengenal dosa dan saat itu kita terlihat sangat akrab. Tapi, semuanya sudah berubah karena aku adalah kakak iparmu," batin Linka terlihat melamun. Begitu juga dengan Edgar.
"Ayo kita turun makan malam, kakak ipar...!" ajak Edgar membuyarkan lamunan Linka.
"Bukan kita. Kamu sendiri. Kita makan malam sendiri-sendiri. Aku makan di kamarku dan kamu di meja makan," ucap Linka memberi batasan pada Edgar.
"Bagaimana mungkin kita makan malam terpisah. Bukankah kita adalah keluarga? kenapa tidak makan malam bersama saja. Tadi katanya mau makan malam bersama ku di meja makan," protes Edgar.
"Itu kalau ada suamiku di rumah. Sementara kita hanya saudara ipar. Saudara ipar itu layaknya setan dan perlu di hindari jika tidak ingin tergoda. Maafkan saya Edgar...! Assalamualaikum," tegas Linka lalu masuk kembali ke kamarnya.
Walaupun sebenarnya Linka ingin mengetahui apa sebenarnya yang terjadi pada suaminya hingga kecelakaan maut itu terjadi.
Edgar hanya termangu di depan pintu kamarnya Linka sambil mengusap tengkuknya yang tampak tegang.
"Sungguh langka wanita seperti ini." Edgar menghembuskan nafasnya kasar lalu turun ke lantai bawah karena makan malamnya sudah disiapkan oleh para pelayan untuknya.
Linka memejamkan matanya. Merenungi apa maksud dari ujian pertama yang menimpa dirinya diawal pernikahan mereka.
"Ya Allah. Apakah pernikahan ini adalah pernikahan paksa yang aku lalui dan aku tidak ikhlas menerimanya? Itukah sebabnya aku diuji oleh-Mu? Ya Allah. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus pulang kembali ke negaraku?
Jika aku menunggu Aslan di sini, aku bisa gila karena tidak ada yang bisa aku lakukan," gumam Linka merasa serba salah dengan keputusannya saat ini.
Satu-satunya cara mendapatkan keputusan yang tepat adalah dengan melakukan sholat istikharah. Namun sebelumnya, pelayan Gea sudah mengantarkan makan malam untuknya dan Linka membuka mukenanya lalu menikmati makan malam itu ditemani pelayan Gea.
"Apakah Edgar sudah makan mbak Gea?" tanya Linka.
"Sudah nona."
"Apakah dia biasa menginap di sini?"
"Kalau ada tuan Aslan saja, tuan Edgar baru menginap di sini."
"Baiklah. Berarti dia akan pulang setelah makan malam?"
"Dia tinggal di apartemennya tidak jauh dengan rumah ini. Tuan Aslan tidak ingin berjauhan dengan adiknya," imbuh pelayan Gea sambil menunggu Linka makan malam sampai habis.
Jika diajak ngobrol, Linka menghabiskan makanannya, tapi kalau makan sendiri Linka selalu menyisakannya. Itu yang pelayan Gea perhatikan cara Linka makan.
Jika Linka berusaha keras menolak kehadiran Edgar dalam hatinya namun tidak dengan Edgar yang sedang melamunkan wajah Linka yang terbalut mukena putih. Wajah cantik Linka sudah terbingkai dalam benaknya dan sulit untuk ia usik.
Menjelang tidurnya, ia terus mengingat masa lalu di mana saat itu ia sudah berusia sepuluh tahun dan Linka lima tahun. Mereka berpisah saat kelurga Edgar pindah ke Belanda karena kakeknya meminta ayahnya Edgar meneruskan bisnis keluarga mereka.
"Kami sudah dijodohkan dari kecil. Saat itu kak Aslan sudah berusia 15 tahun. Berarti kak Aslan sudah mengenali wajah Linka saat mereka bertemu pertama kali dan aku tidak mau menemaninya makan malam saat itu karena aku tidak tahu kalau Linka adalah keponakannya paman Alfiansyah.
Dasar bodohhh...!" pekik Edgar dan lagi-lagi menyesali waktu karena harusnya ia bisa bertemu dengan Linka dan mereka akan merajut cinta sebelum semuanya terlanjur seperti saat ini.
"Apakah kak Edgar akan kembali lagi ke sini?" tanya Linka kecil dengan mimik genit.
"Tentu saja. Aku akan menjemputmu sebagai pengantinku," ucap Edgar kecil saat itu.
"Janji...?" Linka menunjukkan jari kelingkingnya.
"Janji...!" Edgar menautkan kelingking mereka lalu tersenyum.
Edgar membayangkan kembali saat mereka berpisah karena dulu mereka tinggal berdekatan. Linka berlari mengikuti mobil yang dinaiki Edgar dan keluarganya.
"Kak Edgarrrr....! jangan tinggalkan Linka....! Linka akan setia menanti," ucap Linka kecil sambil meraung karena kehilangan teman masa kecilnya saat itu.
"Edgar...!" lagi-lagi Linka bermimpi tentang Edgar di tengah masa kegamangan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
ini sebenarnya zg tokoh utama cowoknya so Aslan / Edgar sih... maklum blm ngeh 😅😅
2024-03-15
7
Ani Ani
Lawan semasa kecil nya
2024-03-11
2
Mey-mey89
,,,
2024-03-09
1