Chap 19

Reno tiba di rumah sakit ia tampak tergesa menuju ruang IGD. Ara sudah di pindahkan ke ruang perawatan hanya saja ia belum bisa di temui.

"Ren dokter mau bicara dengan mu" kata Aleta yang masih terlihat cemas.

Reno bergegas menuju ruangan dokter yang menangani Ara. Dengan wajah pucat Reno mendengarkan setiap perkataan dokter tentang kondisi Ara dan calon bayi mereka.

Reno mengusap wajahnya, matanya berkaca-kaca. saat keluar dari ruangan dokter, mertua dan juga kedua orang tua Reno sudah menunggu.

"Bagaimana Ren apa kata dokter?" tanya tuan Budiman cemas.

"Iya Ren bagaimana kondisi Ara dan janin di kandungannya?" tanya mami Reno.

Reno hanya menggeleng pasrah,

"Ara akan segera pulih dalam beberapa hari" jawab Reno.

"Lalu kandungannya?" tanya tuan Budiman penuh harap.

Reno menangis memeluk ayah mertuanya. Semua langsung terdiam. Papi menepuk bahu Reno menenangkan anak lelakinya.

"Sabar Ren, yang penting sekarang kau harus mendampingi Ara ia pasti juga terguncang" kata papi.

Reno hanya diam, apa memberi izin pada Ara untuk memulai kesibukan adalah hal bodoh dan kesalahan fatal yang ia lakukan sebagai suami dan calon ayah.

Janin di kandungan Ara tidak bisa bertahan, dokter bilang karena ibunya terlalu stres dan lelah.

Reno berjalan gontai menuju kamar perawatan Ara. Dengan wajah sembab Ara menatap kedatangan Reno.

"Sayang semua akan baik-baik saja, aku ada disini" bisik Reno di telinga istrinya.

Ara terisak di pelukan Reno, ia menyesal tapi juga tidak bisa berkata-kata. Ara tahu bagaimana Reno sangat berharap memiliki keturunan dari Ara. Ia sangat senang saat keduanya menikah dan akan segera memiliki bayi. Reno bahkan tidak peduli Ara mencintainya atau tidak yang jelas ia senang akan menjadi seorang ayah.

****

Beberapa hari setelah kejadian yang menimpa dirinya, Ara sudah memulai kembali kegiatannya di kantor. Ia tidak bisa terus diam di rumah karena itu akan menyiksa pikiran dan mentalnya. Reno sudah tidak meributkan perihal pekerjaan Ara.

Diam-diam Reno kecewa tapi ia hanya bisa memendam perasaannya. Hari-hari terasa hambar ia lalui bersama Ara. Pertengkaran kecil mulai sering terjadi diantara keduanya.

Sesekali bahkan Reno menginap di rumah orang tuanya dan Ara juga di rumah keluarganya. Tak jarang Reno lembur pulang larut malam dan begitu pula Ara yang sering bepergian ke luar kota menemui klien nya.

Malam itu Reno menginap di rumah orang tuanya, ia duduk di ruang tengah mengobrol dengan papi dan mami. Wajah Reno nampak tidak seceria biasanya. Ia seperti sedang menghadapi masalah.

"Ren tidak baik kalau komunikasi di dalam rumah tangga itu terganggu, kau dan Ara harus mencari waktu untuk bicara" kata papi.

"Iya Ren jangan berlarut-larut dalam kesedihan, kau dan Ara masih bisa memulai kembali semuanya. Kalian masih bisa memiliki keturunan lagi" tambah mami.

Reno menghela napas, bagaimana mau memiliki keturunan lagi akhir-akhir ini bahkan keduanya jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

Saat ini saja Ara sedang pergi ke luar kota dan baru akan kembali besok siang. Itu juga kalau ia kembali ke rumah dan tidak ke kantor dulu.

"Ren?!" suara papi membuyarkan lamunan Reno.

"Iya pi nanti Reno coba bicara dengan Ara"

"Iya Ren, sayang lho rumah tangga kalian, mami lihat kalian itu serasi sekali jangan sampai terjadi hal buruk di pernikahan kalian ya" kata mami.

Reno mengangguk ia lalu berbaring di sofa menatap langit-langit rumah. Papi dan mami saling melihat lalu keduanya pergi ke kamar membiarkan Reno sibuk dengan pikirannya sendiri.

Terpopuler

Comments

Reni Anjarwani

Reni Anjarwani

doubel up

2024-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!