Chap 4

Ara duduk di ruang kerjanya ia sedang berdiskusi dengan Aleta sahabat sekaligus partnernya sebagai desainer dan juga Mela asisten Ara. Keduanya join dalam satu label. Ara nampak sedikit tidak bergairah siang itu.

"Kenapa? Surya lagi?" tanya Aleta.

Ara mengangguk ia tidak tahu harus dengan cara apa lagi merebut hati Surya. Sejauh ini belum ada pria yang bisa membuat Ara jatuh cinta seperti Surya. Ara menangis, tertawa, bahagia, sedih di buatnya. Surya tidak pernah menyatakan cintanya tidak seperti Ara yang begitu berani menembak Surya lebih dulu meski jawabannya menggantung tidak jelas.

"Kenapa sih harus Surya terus? Apa tidak bisa kau ganti dengan yang lain?" tanya Leta gemas.

"Memangnya barang bisa di ganti seenaknya?! Ini tuh cinta Leta!" kata Ara tak kalah gemas. Mela sampai tertawa geli berada di tengah obrolan itu.

"Menurutku Reno lebih baik dari Surya"

"Apa?! Reno?!" Ara tertawa terbahak tidak pernah ia membayangkan akan jatuh cinta pada Reno. Sejauh ini perasaan Ara terhadap Reno hanya sebatas sahabat tidak lebih. pasti begitu pula sebaliknya perasaan Reno padanya juga hanya sekedar teman. Itu menurut Ara.

Tapi yang sesungguhnya Ara tidak pernah tahu perasaan Reno tidak pernah bertanya dan juga tidak begitu peduli. Yang ia tahu Reno selalu ada untuknya kapanpun Ara membutuhkan nya. Ara tahu kebiasaan buruk Reno, minum, rokok, party dan para wanita cantik yang mengelilinginya. Jadi tidak pernah terbayangkan jika ia akan jatuh cinta pada pria itu.

***

Surya duduk di luar rumah minimalisnya, ia menikmati secangkir kopi dan camilan sembari memainkan ponselnya. ia membuka galeri di ponselnya melihat foto seorang gadis yang diam-diam ia simpan.

Surya tersenyum menatap foto itu gadis polos itu, gadis yang sudah lama mengganggu pikirannya tapi ia tidak bernyali untuk mengungkapkan perasaannya.

Jemari Surya menggeser foto berikutnya terpampang wajah gadis metropolitan nan cantik dan glamor. Senyumnya terlihat cerah memancarkan aura percaya diri tentu saja gadis itu adalah Arania Audita Budiman. Putri konglomerat pemilik perusahaan tempat Surya bekerja. Tidak ada perasaan cinta untuk Ara meski Surya tahu gadis itu mengejar dirinya sejak di bangku kuliah. Perbedaan diantara mereka yang membuat Surya menjaga jarak dari Ara. Ia tahu diri jika dirinya tidak akan pernah selevel dengan keluarga Budiman.

Surya menutup galeri di ponselnya, ia melangkah memasuki rumah untuk beristirahat besok ia harus berangkat kerja lebih awal karena ada meeting dadakan sebelum pemeriksaan audit di kantor.

***

Reno tergeletak di atas ranjangnya setelah ia terlalu banyak minum wine di pesta ulang tahun temannya. Kebetulan malam itu Ara masih terjaga ia menelpon Reno untuk sekedar bercerita tentang masalah percintaannya dengan Surya.

"Halo Ren, sudah tidur belum?" tanya Ara di telepon.

"Hmmm" Reno hanya bergumam malas antara sadar dan tidak sadar.

"Ren? Kau mabuk lagi?"

"Tidak Ara sayang aku hanya minum sedikit tadi"

"Aku besok ke rumah ya, kau istirahat lah sudah malam" kata Reno dengan suara yang di seret.

"Yasudah, Ren ..."

"Hmmm"

"Kurangi minum dan party, jaga kesehatan" kata Ara peduli dan terdengar tulus.

"Iya baik nona Arania"

Telepon di matikan Reno tersenyum ia meraih fotonya dengan Ara yang ada di atas meja. Reno mengamati foto berbingkai emas itu. disana Ara terlihat sangat cantik ia tertawa lepas sekali. Tawa yang akhir-akhir ini tidak bisa lagi di lihat Reno karena Surya. Hampir setiap hari gadis itu bersedih karena satu orang. Reno bahkan tak habis pikir sampai kapan Ara akan terus mengejar Surya pria yang terang-terangan menolak Ara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!