Chap 11

Reno duduk sendiri di club' ia menghabiskan minumannya sambil merokok. kepalanya benar-benar mau pecah rasanya bagaimana tidak, setelah kejadian di Singapura Reno tidak bisa melenyapkan Ara dari pikirannya. di tambah sekarang gadis itu marah besar padanya. tidak mau berbicara dan tidak mau bertemu Reno.

Reno menundukkan kepalnya di atas meja, menyandarkan keningnya.

"Maf pak sudah mau tutup sebaiknya bapak pulang" Reno sudah di usir oleh penjaga club' Karena sudah hampir tutup dan Reno tidak ada niat pergi dari sana.

Reno tidak bergeming, akhirnya penjaga itu meraih ponsel yang Reno genggam ia menekan kontak yang paling banyak ada di daftar panggilan telepon dan tentu saja itu adalah kontak telepon Ara.

Tidak berapa lama Ara tiba di club' dengan piama yang di lapisi sweater biru tebal. ia sudah hampir memejamkan matanya saat mendapat telepon dari nomor Reno tapi suara yang bicara adalah suara orang lain. Ara cemas ia bergegas pergi begitu tahu lokasi keberadaan Reno. biar semarah apapun ia pada Reno, pria itu adalah sahabat terbaiknya yang selalu ada di situasi apapun.

Ara memandangi Reno yang terlelap bersandar meja, perlahan ia memapah tubuh kekar Reno di bantu penjaga dan seorang pelayan pria menuju mobil Ara.

Reno tergeletak di kursi belakang mobil. ia mengigau menyebut nama para wanita yang pernah berkencan dengannya. lalu terakhir ia menyebut nama Ara berulangkali. Ara yang mengemudi hanya bisa diam membatin Reno.

Mobil tiba di pelataran rumah keluarga Hermanto. Ara dengan susah payang memapah tubuh Reno di bantu seorang sekuriti.

"Ara? Reno? kalian dari man selarut ini?" tanya mami.

"Aduh ini tolong mi Reno mabuk berat!" kata Ara.

"Aduh dasar anak ini! bandel sekali Reno!" omel mami sambil ikut membantu memapah Reno ke kamarnya.

Reno terlelap di ranjang nya ia tidak tahu dan tidak peduli siapa yang mengantarnya pulang.

"Oh ya Ara, mami dan papi mau bicara soal kau dan Reno sebenarnya ada masalah apa diantara kalian?"

Ara terdiam, ia malas jika harus mengingat kejadian malam panasnya bersama Reno dan Ara juga bingung mau mulai dari mana ceritanya.

"Besok saja ya mi, sekarang sudah larut"

"Yasudah, terimakasih ya Ara salam buat mama dan papa mu ya"

Ara mengangguk lalu bergegas pergi dari rumah keluarga Hermanto.

Paginya Reno terbangun dengan kepala yang terasa berat. ia duduk di tepi ranjang mencoba mengingat bagaimana cara ia bisa pulang ke rumah.

"Sudah bangun? ini minum susu hangat lalu mandi yang bersih setelah itu turun untuk sarapan" kata mami.

"Mi tadi malam..."

"Ara yang mengantar mu pulang Ren, ia susah payah memapah mu ke kamar ini, kau tahu ia bahkan hanya mengenakan piama dan sweater saja saat kemari mengantar mu"

Reno melongo mendengar penjelasan mami. ia menampar wajahnya sendiri mengetes kesadarannya.

"Mami serius?!"

"Untuk apa mami bohong? mami setuju kalau kau melamar Ara jadi istrimu dia baik sekali pada mu tapi mami cemas kau bisa menjadi suami yang baik untuknya atau tidak?!"

Reno menghela napas, ia menutup wajah tampannya dengan kedua telapak tangan.

"Ara ....aku bisa gila!"

Setelah mandi dan mengenakan stelan jasnya Reno turun ke lantai utama untuk sarapan. papi meliriknya dan berbisik kepada mami.

"Pi, mi tolong kalian berdua jangan membicarakan ku, aku ada disini" omel Reno kesal melihat papi dan mami bergibah di depannya.

"Ren sebaiknya kau ke rumah Ara ucapkan terimakasih padanya dan ini mami titip kue untuk Tante Budiman" kata Mami sambil menyodorkan sebuah bingkisan pada Reno.

Reno mengusap wajahnya, ia belum siap bertemu Ara. pasti gadis itu semakin kesal padanya.

"Mami saja yang ke rumah om Budiman" Reno meletakkan bingkisan yang di pegang nya lalu menyambar kunci mobil dan pergi ke kantor.

****

"Sepanik itu ternyata sama Reno? bukanya kau bilang tidak mau lagi melihat wajahnya?" sindir Aleta yang mendengar curahan hati Ara pagi itu di kantor.

Ara terdiam, ia memang tidak bisa membuang Reno begitu saja dari kehidupannya. kehadiran playboy itu sangat berarti bagi Ara.

"Sudahlah kalian baikan saja, jika Reno melamar mu terima saja"

"Tapi Leta aku tidak mencintai Reno!" kata Ara kekeh kalau yang ia cintai hanya Surya.

"Ara kau lupa Surya juga sudah bahagia dengan Mela? apa lagi yang mau kau harapkan? berharap mereka bercerai begitu?"

"Bercerai? memangnya..?!"

"Iya mereka sudah menikah dan Mela memberikan undangan itu ketika kau pergi ke Singapura.

Ara hancur untuk kesekian kalinya, ia tidak menyangka Surya semudah itu melupakan dirinya. rasanya di situasi seperti ini ia ingin menelpon Reno dan curhat pada pria itu seperti biasanya.

Terpopuler

Comments

Reni Anjarwani

Reni Anjarwani

doubel. up thorr

2024-03-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!