Chap 6

Surya mengendarai mobilnya menuju kantor tidak sengaja ia melihat Amel berdiri di halte bus. Surya menghentikan mobilnya dan menyapa Amel.

"Hai Mel! Bareng yuk" kata Surya sembari membuka kaca mobilnya.

"Tidak usah pak terimakasih" kata Amel tidak enak. Ia tahu kalau Surya adalah pacar bos nya yaitu Ara.

"Ayolah" kata Surya lagi.

Akhirnya Amel menuruti karena mobil di belakang Surya sudah membunyikan klakson tidak sabar tanda terganggu.

Amel duduk di samping Surya yang mengemudi. Pagi ini jalanan cukup padat, bus juga penuh Amel sampai harus menunggu lama di halte.

"Kenapa tidak naik taksi online saja Mel?" tanya Surya.

"Sedang ingin naik bus saja pak ganti suasana"

Surya tersenyum, ia memutar kendaraannya ke arah yang berbeda dari biasanya. ia berniat mengantarkan Amel ke kantor milik Ara.

"Pak saya turun disini saja nanti saya pesan ojek, inikan sudah dekat dari kantor"

"Sekalian saja Mel"

Amel merasa tidak enak ia takut jika Ara akan salah paham pada dirinya. Semua bisa runyam nanti apa lagi Ara orangnya gampang moody kadang baik kadang bete. Apa lagi ia dengan mudah memecat orang kalau sedang kambuh marahnya. Amel tidak ingin kehilangan pekerjaan masih ada keluarga yang harus ia tanggung.

Mobil Surya tiba di depan lobi kantor Ara. Benar saja yang di takutkan Amel kalau ternyata ia berpapasan dengan Ara dan Aleta.

Ara menatap terkejut ke arah Surya dan Amel yang baru turun dari mobil Surya. Begitu juga Aleta yang sedikit heran kenapa Surya sampai bisa mengantar Amel.

"Pagi bu Ara, bu Leta" sapa Amel.

Ara berjalan mendekati Surya dengan tatapan yang memancarkan rasa tidak suka. Surya saja tidak pernah mengantar Ara ke kantor atau menjemput Ara. Ini malah asistennya diantarkan oleh Surya.

"Kak Surya?" Ara menunggu penjelasan.

"Oh ini Ara tadi saya tidak sengaja melihat Amel di halte jadi sekalian saja, yasudah ya saya pergi dulu takut kesiangan" jawab Surya sembari memasuki mobilnya.

Ara menatap tajam ke arah Amel ia langsung berjalan memasuki kantornya tanpa memandang Amel yabg berdiri canggung dan merasa tidak enak.

Seharian ini Ara uring-uringan tidak jelas karena cemburu pada Amel. Di meeting semua di marahi olehnya termasuk Aleta.

"Ara cukup kalau kau punya masalah pribadi jangan di bawa ke pekerjaan oke?!" tegur Aleta kesal.

"Sorry Ta aku cuma...cuma..."

"Cuma apa? Cemburu?"

"Sabar ya" kata Aleta, ia sendiri juga terkejut kenapa Surya sampai meluangkan waktu mengantar Amel ke kantor. Kalau ia jadi Ara yang mengejar cinta Surya selama lima tahun tidak berbalas dan ia melihat kejadian seperti tadi pagi itu pasti dirinya juga langsung down.

****

Reno terlihat di kantor papinya ia sedang berdiskusi dengan sang papi tentang tender baru yang di menangkan oleh perusahaan.

"Oke lusa kau harus pergi ke luar negeri Ren, urusi tender ini papi tidak mungkin meminta orang lain, papa tidak percaya selain kau yang mengurusnya"

"Oke pi nanti biar Reno yang pergi"

Reno menelpon asistennya untuk mengurus reservasi hotel dan kendaraan selama ia di luar negeri. Reno akan pergi paling tidak selama satu minggu ia harus berpindah dua negara sekaligus.

"Anda memilih stay dimana pak? Singapura atau di U.K.E?" tanya asisten Reno.

"Singapura saja"

"Baik kalau begitu akan segera saya urus"

Ponsel Reno berbunyi ada panggilan telepon dari Ara.

"Ren makan siang yuk?"

Bagi Reno itu bukan ajakan melainkan perintah dari tuan putri Arania.

"Oke di tempat biasa ya?" kata Reno.

Telepon di matikan Reno bergegas meninggalkan kantor. Ia mengendarai mobilnya menuju salah satu restoran langganannya dan Ara.

Setibanya Reno di restoran itu Ara sudah duduk manis menunggunya bahkan sudah memesankan makanan untuk Reno.

"Hei ada apa lagi ini tuan putri?" Reno menyentil kening Ara dengan gemas.

"Ren hentikan!" Ara cemberut.

Ara dan Reno menikmati makan siang tidak ada yang bicara sebelum makanan habis.

"Oke katakan ada apa?"

"Ren kalau kau tidak memiliki perasaan pada seseorang mungkinkah kau meluangkan waktu untuk mengantarnya berangkat ke kantor? Padahal kau sendiri sedang sibuk sekali"

"Hmmm jadi Surya mengantar siapa?" Reno sudah bisa menebak meski Ara mencoba berbelit-belit.

Ara menghela napas berat ia menyesap minuman di gelasnya. Matanya menerawang mengingat kejadian tadi pagi yang membuatnya terkejut. Bagi sebagian orang mungkin itu hal sepele tapi tidak bagi Ara yang selama lima tahun berjuang mendapatkan cinta Surya.

"Kalau kau lelah tinggalkan dia dan berpaling-lah pada cinta lain Ara, jangan buang waktu mu untuk mengejar orang yang tidak pernah menginginkan mu!" kata Reno setengah emosi. Ia tidak terima ara selalu saja tersakiti dengan perasaan bodohnya itu. Mau menyalahkan Surya tapi cinta tidak bisa di paksakan. Memang Ara sendiri yang bebal susah di nasehati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!