8 - Arga's Arrival

Pagi hari di kediaman Byantara diwarnai oleh aksi detektif Vyora yang langsung mengintrogasi semua pelayan begitu ia membuka matanya. Ina dan enam pelayan yang lain masih berbaris di hadapannya sampai sekarang. Ketujuh pelayan itu sama sekali tak ada yang mau mengaku tentang susu formula basi yang membuat anaknya sakit.

Wanita itu memberikan tatapan dinginnya, “Jadi dari kalian nggak ada yang mau ngaku? Masa susu nya bisa dateng sendiri ke rumah? Beneran nggak ada yang bertugas beli susu itu?”

Ina sebagai kepala pelayan pun langsung mendekati Vyora dan mengelus lengan wanita itu untuk membuatnya tenangnya, “Nanti biar bibi yang cari tau ya bu."

Vyora tak bergeming dari tempatnya. Netra nya masih tertuju pada seseorang di antara barisan pelayan itu, “Nggak usah bi, makasih. Saya udah tau siapa pelakunya,” ungkapnya sebelum mendekati pelayan itu.

Firasat Vyora tak pernah salah. Ia selalu berhasil menjawab teka-teki yang berkaitan dengan sifat dan perbuatan orang. Kali ini pun ia langsung bisa mengetahui siapa pelaku yang berusaha ia cari.

“Kamu sudah berapa lama bekerja di sini?” tanyanya dingin pada wanita yang seusia kakaknya itu.

“Saya sudah bekerja dua tahun Bu,” jawab pelayan itu.

Yang membuat Vyora agak risih adalah karena wanita itu tetap menatapnya tajam meskipun sekarang statusnya, mereka adalah majikan dan bawahan. Bukan karena Vyora merasa superior sehingga dirinya ingin dihormati, tetapi ia merasa tidak biasa saja dengan sikap wanita itu.

Firasatnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang aneh dari wanita itu. Ia pun menekuk tangannya di depan dada, “Karena kamu sudah bekerja cukup lama di sini jadi saya harap kamu tau batasan kamu. Saya harap kamu tidak melakukan kesalahan untuk yang kedua kali.”

Setelah mengatakan isi pikirannya, Vyora langsung pergi meninggalkan pelayan itu untuk kembali ke kamarnya. Samar-samar ia mendengar komentar pelayan-pelayan itu terhadapnya.

“Emang ya kalau istri kedua itu sok.”

“Lagaknya udah kayak nyonya padahal cuma pengganti aja.”

“Iya beda banget sama Bu Meysa.”

Apakah Vyora sakit hati? Tentu saja, setiap menyangkutkan nama Meysa dengan dirinya, hatinya selalu sakit. Memangnya salah jika ia bersikap menjadi dirinya? Memangnya bagaimana sikap kakaknya di rumah ini hingga semua pelayan itu membandingkan nya dengan Meysa?

Namun sudahlah, lebih baik Vyora mengurus anaknya dibanding menyakiti hatinya dengan mendengar orang-orang munafik itu. Hari ini ia berencana tak masuk kuliah karena ia takut meninggalkan Giselle sendirian. Setelah kejadian semalam, ia semakin khawatir meninggalkan Giselle.

...-+++-...

Vyora membawa anaknya untuk berjemur di teras depan. Ia berniat menunggu kedua sahabatnya yang akan datang untuk mengambil pekerjaan nya yang belum usai. Ia pikir lebih baik ia mengumpulkan tugas yang belum selesai itu dibandingkan mendapat nilai 0 karena tak mengumpulkan sama sekali.

Selang beberapa menit kedua teman Vyora datang. Seperti biasa, ia harus berdebat terlebih dahulu dengan penjaga sebelum membawa tamunya masuk. Mereka bertiga akhirnya duduk di teras karena aktivitas Vyora dengan anaknya yang belum selesai. Dan bersyukur nya kedua sahabatnya itu mau mengerti.

“Untungnya anak lo gapapa ya, gue kaget banget semalem pas vc an ma Ethan. Kok lo nggak manggil gue sih,” protes Mina yang hanya ditanggapi oleh senyuman Vyora.

“Iya nih, padahal gue juga lagi free semalem,” timpal Caroline membuat semua mata tertuju padanya.

Vyora langsung memicingkan matanya, “Kok lo bisa free? Lo nggak ngerjain tugas Bu Dhea ya?? Lo PAKAI JOKI YA?” tanyanya dengan suara yang semakin meninggi.

Sedangkan wanita yang sedang dihakimi itu hanya mengeluarkan senyum pepsodent nya. Caroline mengangguk tanpa dosa, “Bukan joki sih lebih tepatnya meminta bantuan kepada abang gue yang semalem dateng ke apart gue haha.”

Kakak Caroline adalah seorang illustrator terkenal yang karyanya sudah mendunia. Vyora dan Mina hanya bisa menggelengkan kepalanya mendapatkan fakta menyedihkan itu. Mereka… juga ingin mempunyai kakak seperti kakak Caroline.

Mina tiba-tiba merangkul lengan Caroline, “Lin bilangin salam gue ke Bang Zayn ya. Bilangin temen lo yang selalu baik ke lo ini pengen ketemu sama dia.”

Vyora juga ikut menganggukkan kepalanya, “Iya bilangin nih gue sebagai temen yang selalu ada buat lo mau ketemu juga sama Bang Zayn.”

“Hei! Hei! Sadar wahai hamba terkutuk!” cibir Caroline menyentil dahi kedua temannya. “Kalian itu udah punya cowok!! Terus Ethan sama Max mau ditaroh mana coba?” ucapnya lalu menatap Vyora, “Lagian lo juga udah nikah Vyoraaa… milih suami sama Max aja lom bisa gimana nasib abang gue nanti??? Nggak-nggak pasti kalo ketemu abang kalian langsung caper.”

Kedua wanita itu berdecak, “Ayolah Lin, lo nggak kasihan apa liat tugas gue nggak selesai karena sibuk ngurusin anak gue? Ato nggak gue mau deh jadi asistennya,” ucap Vyora masih berusaha melobi sahabat nya.

“Emmm…” gumam Caroline dan berpikir.

Ketika Caroline masih memikirkan permohonan Vyora, tiba-tiba seorang pria kekar mendatangi mereka. Kedatangan pria yang berpakaian loreng itu membuat Caroline dan Mina membeku. Keduanya memandangi Arga tanpa berkedip. Sedangkan Vyora yang sudah berstatus sebagai istri Arga pun hanya mengernyitkan keningnya.

“Oh udah pulang ya,” ucap Vyora acuh dan kembali beralih pada kedua sahabatnya.

Namun respon Vyora membuat emosi suaminya meningkat. Pria itu langsung menariknya hingga membuatnya terperanjat dari duduknya. Tentu saja Vyora terkejut dengan perilaku suaminya, untung saja tangannya masih mendekap Giselle dengan kuat.

“Kalian sudah selesai kan? Kalo iya kalian bisa pergi. Saya ada urusan dengan istri saya,” tegas Arga yang membuat bulu kuduk Caroline dan Mina berdiri.

Kedua wanita itu pun dengan cepat berdiri dan berpamitan pada Vyora. Sedangkan Vyora hanya diam menatap suaminya tak suka. Apalagi ketika pria itu menariknya menuju kamar dengan kasar . Melihat tatapan pelayan yang seakan senang menontonnya mendapatkan perlakuan kasar dari Arga membuat Vyora semakin membenci suami barunya itu.

“Ada apa sih?!” tanya Vyora dengan nada yang tak bersahabat.

Pria itu mengeluarkan tatapan membunuhnya, “Kamu tanya ada apa?!”

Suara Arga yang begitu menggelegar mengagetkan Giselle hingga bayi itu menangis. Hal itu membuat Vyora menatapnya nyalang. Wanita itu segera menenangkan anaknya. Namun Arga seakan tak peduli, ia malah memanggil Ina untuk menjauhkan Giselle dan mengunci pintu kamar mereka. Menyisakan dua orang yang saling memberikan tatapan sengitnya.

“Sebenernya mas kenapa sih? Harus banget ya marah-marah gini?”

“Kamu tanya saya kenapa setelah kamu bawa masuk selingkuhan kamu ke rumah saya?!” sungut Arga seraya mencengkram lengan Vyora dengan kuat hingga wanita itu merintih.

Dengan sekuat tenaga Vyora berusaha melepaskan cengkeraman itu. Namun kekuatan Arga yang lebih besar membuat usahanya sia-sia. Ia pun hanya bisa menatap netra pria itu dengan tajam, “Sekarang kamu juga nuduh aku selingkuh? Are you crazy?”

Arga semakin mengeratkan cengkraman. Wajahnya semakin dekat dengan wanita itu, “Apa kamu bilang?! Katakan sekali lagi!”

“KAMU UDAH GILA MAS!”

Plak!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!