7 - Tiring Night

Pertama kali Vyora merawat bayi yang sedang sakit. Jujur ia sama sekali tak memiliki pengalaman dalam hal semacam ini. Apalagi ketika ia menyadari bahwa tak ada siapapun di rumah. Semua pelayan telah pulang ke rumah mereka masing-masing.

Di tengah kepanikan Vyora, tiba-tiba sebuah nama terlintas di pikirannya. Ethan, kekasih Mina yang ia kenal baik merupakan mahasiswa kedokteran yang mungkin bisa membantunya. Segera Vyora menekan beberapa tombol di ponselnya dan menelpon pria itu.

Tak beberapa lama telepon pun tersambung, “Hallo, Ethan? Sorry banget gue ganggu malem-malem.”

“Santai aja, ada apa Vy?”

“Cara nurunin demam bayi gimana ya, Than? Ini anak gue nangis terus badannya panas banget,” jelas Vyora yang terdengar panik.

Namun ucapan Vyora membuat Ethan mengangkat sebelah alisnya, “Anak lo?” beonya dari seberang sana.

Vyora berdecak. Ini bukan saatnya ia menjelaskan semuanya kepada Ethan. Waktunya tak akan cukup jika ia harus menjelaskan sekarang juga, “Iya, nanti aja gue jelasin. Jadi ini sekarang gue harus apa???”

“Oke-oke lo kirim alamat lo deh biar gue periksa. Sementara lo kompres dulu badannya biar agak turun panasnya nanti sampai sana biar gue yang ngurus.”

“Oke.”

Panggilan pun terputus, Vyora segera mengirimkan alamatnya kepada Ethan. Selanjutnya ia mengambil se baskom air dan handuk kecil lalu mengompres kening Giselle dengan lembut. Tangisan bayi yang tak kunjung berhenti membuat Vyora semakin panik.

Berulang kali Vyora menepuk-nepuk Giselle agar bayi itu tenang namun usahanya sama sekali tak berhasil. Ia semakin panik karena tak tau lagi harus melakukan apa. Untungnya tak lama, telepon dari Ethan membuat secercah harapan Vyora muncul.

“Halo Than, lo dah sampe mana?” tanya Vyora setelah panggilan itu tersambung.

“Ini gue udah di depan rumah lo tapi penjaga nya nih nggak ngebolehin gue masuk. Lo tolong kesini dong biar gue di bolehin masuk.”

Vyora mendesah kesal. Memang dasar semua pengawal itu sifatnya sama seperti Arga dan ia benci hal itu. Ia pun segera turun untuk menjemput Ethan. Terjadi cekcok sebentar antara Vyora dengan pengawal itu namun pada akhirnya pengawal itu tetap kalah dan menuruti perintah Vyora untuk membukakan pintu bagi Ethan.

Vyora segera membawa masuk Ethan ke dalam kamar untuk menemui Giselle yang masih menangis di atas kasur. Dengan gerak cepat Ethan langsung melakukan prosedur pemeriksaan pada bayi itu. Ia mulai dengan mengukur suhu tubuh Giselle, kemudian menghitung detak jantung dan melakukan prosedur pemeriksaan lainnya.

Setelah pemeriksaan selesai, Ethan mendekati Vyora, “Vy kayaknya anak lo keracunan deh.”

Spontan Vyora membelalakkan matanya. Mulutnya ternganga karena begitu shock mendengar diagnosa Ethan, “Keracunan apa Than? Gue nggak ngasih aneh-aneh ke anak gue,” tanyanya.

“Coba liat susu formula nya anak lo.”

“Di dapur sih bentar gue ambilin.”

Wanita itu segera turun menuju dapur untuk mengambil kotak susu formula Giselle yang baru ia buka tadi sore dan kembali ke dalam kamar untuk memperlihatkannya pada Ethan.

Beberapa saat setelah Ethan mengecek susu formula itu, ia pun menganggukkan kepala, “Bener. Ini susu nya udah kadaluarsa Vy. Menurut gue anak lo keracunan susu ini deh makanya demam, jadi ini dibuang aja mending.”

Vyora sangat shock mendengarnya. Ia tak pernah membelikan anak sambungnya susu sembarangan. Ia biasanya selalu mengecek tanggal kadaluarsa susu yang diberikan pada Giselle. Namun bodohnya Vyora, ia lupa mengecek susu formula yang baru dibelikan pelayan sore tadi karena ingin cepat-cepat mengerjakan tugasnya.

“Gue bodoh banget ya,” ucap Vyora dengan tangis yang tak dapat lagi ia bendung.

Melihat kesedihan temannya, Ethan pun menepuk pundak wanita itu untuk menenangkannya, “Ssttt… jangan nyalahin diri lo Vy. Gue yakin lo udah berusaha dengan baik cuma karena emang lo baru pertama kali ngurus bayi jadi pasti berat buat lo.”

Vyora tak merespon. Ia duduk di sofa dekat meja rias, diikuti oleh Ethan yang juga duduk di sebelahnya. Pria itu menatap Vyora dengan serius, “Sekarang lo jelasin ke gue Vy. Sebenarnya ada apa? Lo ada masalah?”

“Susah buat gue jelasin Than.”

“It’s okay, pelan-pelan aja gue dengerin, atau lo mau gue panggilin Mina biar lebih tenang?”

Degan cepat Vyora menggeleng. Ia tak ingin semakin menyusahkan teman-temannya, “Nggak perlu Than. Mina pasti juga lagi ngerjain tugasnya jadi nggak usahlah.”

“Ya udah kalau gitu. Sekarang coba lo cerita ke gue.”

Vyora menarik napas dan mulai menceritakan semua masalahnya kepada Ethan. Mulai dari kematian kakaknya hingga berakhir pada pernikahannya dengan Arga. Respon Ethan setelah mendengarkan cerita Vyora sama seperti Mina dan Caroline yang menanyakan tentang hubungan nya dengan Maxime.

Ethan merupakan teman se tongkrongan Maxime sekaligus orang yang mendekatkan Vyora dan Maxime. Jadi wajar jika pria itu menanyakan tentang kelanjutan hubungan mereka. Ia merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi antara Vyora dan Maxime.

Namun hingga saat ini Vyora pun masih tak memiliki jawaban untuk menjawab pertanyaan itu. Hatinya masih belum tau arah tujuannya saat ini, ia benar-benar stres dengan semuanya.

“It’s okey, lo pikirin dulu pelan-pelan enaknya gimana. Gue juga nggak bakal bilang ke Max untuk saat ini biar lo sendiri yang nyelesaiin. Dan buat anak lo ini, gue udah ngeresepin obat dan udah nyuruh temen gue buat nganter ke sini. Kemungkinan sepuluh menitan lagi lah sampai,” jelas Ethan. “Tapi sorry Vy gue harus balik ke rumah sakit lagi gapapa kan? Ada pasien baru yang masuk.”

Vyora sampai lupa jika temannya itu sedang magang di rumah sakit dan ia malah menyuruh Ethan untuk datang, “Gue yang sorry karena udah ganggu lo. Makasih juga ya Than,” ucapnya.

“It’s okey Vy. Ya udah gue balik ya,” pamitnya merangkul Vyora sebentar.

Wanita itu pun mengangguk, “Lo hati-hati.”

...-+++-...

Setelah kepergian Ethan, tak lama kemudian seorang pria datang membawa obat seperti kata Ethan. Vyora pun segera mengambil obat itu dan meminumkan nya pada Giselle lalu menimang bayi itu agar lebih tenang.

Butuh waktu lama sampai Giselle benar-benar tertidur. Vyora cukup terkejut ketika melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dengan gerakan yang serba cepat ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Namun baru beberapa saat Vyora bisa tenang mengerjakan tugasnya, Giselle kembali terbangun dan merengek sehingga membuat Vyora kembali beranjak untuk menenangkan bayi itu. Cukup lama ia berkutat pada bayi itu hingga akhirnya bayi mungil itu tenang. Namun penderitaan Vyora tak berhenti sampai di situ, siklus itu terus terulang sehingga membuat pengerjaan Vyora tak kunjung selesai hingga pagi datang.

Terlihat kantung mata yang menghiasi mata Vyora karena tak tidur sama sekali. Ia pun sudah pasrah dengan pengerjaan tugas yang masih 70%. Ia sudah menyerah dan akan mengumpulkan seadanya saja. Ia kembali beralih pada bayi yang masih terlelap itu untuk mengecek suhunya. Ia bernapas lega kala mengetahui suhu tubuh anaknya sudah kembali normal.

“Lain kali kalau mau sakit bilang ya nak biar onty nggak panik kayak kemarin.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!