4 - A Morning Day

“Dengarkan baik-baik, saya tidak suka dibandingkan dengan siapapun!”

Vyora terkekeh mendengarnya. Apa pria itu tak memiliki kaca? Apa Arga tak sadar bahwa pria itu yang selalu membandingkannya dengan Meysa bahkan menyuruhnya melakukan seperti yang kakaknya lakukan. Namun sekarang mengapa pria itu langsung marah ketika ia membandingkannya dengan Maxime yang jelas-jelas lebih baik darinya? Sungguh pria menyebalkan!

“Kenapa kamu ketawa?” tanya Arga tak suka.

Vyora menggeleng, “Nggak aku cuma mikir aja apa aku harus beliin mas kaca yang gede ya biar mas bisa ngaca? Mas… mas tau konsep give and take nggak? Seharusnya mas sadar kalau mas yang selalu bandingin aku sama Mbak Meysa jadi harusnya mas juga bisa nerima kalau aku bandingin sama Max.”

“Berani membalas ucapan saya kamu!”

Dengan yakin Vyora mengangguk, “Di kampus aku diajari buat speak up kalau aku yakin aku bener. Jadi nggak salah kan omongan aku?”

Arga hanya dapat menggelengkan kepalanya. Vyora, wanita itu benar-benar berbeda dengan Meysa. Jika Meysa yang berada di posisi Vyora saat ini pasti wanita itu akan langsung meminta maaf jika ia nasehati. Namun Vyora, wanita itu berani sekali mendebatnya sejak berstatus sebagai istrinya.

Tak ingin meneruskan perdebatan mereka, Arga segera mengambil ponselnya yang tertinggal dan kembali ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Meninggalkan Vyora yang menghembuskan napas lega melihat kepergiannya. Dengan cepat wanita itu memejamkan matanya dan berharap agar bisa tidur sebelum pria itu kembali. Sungguh muak jika harus berdebat sepanjang malam.

...-+++-...

Tring…tring…

Suara alarm akhirnya berhasil membangunkan Vyora setelah percobaan yang ketiga kali. Wanita itu menggeliat sebelum membuka matanya. Ia tak melihat siapapun di kamar, hanya ada dia seorang diri. Entah kemana perginya suami dan anak sambungnya saat ini.

Dengan langkah gontai Vyora keluar dari kamar untuk mencari Giselle. Ia dapat bernapas lega setelah melihat Giselle yang terlihat nyaman dalam gendongan Ina.

“Pagi bu,” sapa Ina yang ditanggapi oleh senyuman Vyora.

“Pagi bi,” balas Vyora seraya mengambil alih Giselle yang telah wangi. Ia mengedarkan pandangannya sebelum bertanya, “Mas Arga mana bi kok nggak keliatan?"

“Oh pak Arga kalau jam segini bisanya lagi joging bu. Sebentar lagi juga kembali.”

Tepat setelah Ina menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan sosok Arga yang begitu bersinar dengan keringat yang membasahi wajah serta pakaiannya. Pria itu berjalan mendekati Vyora yang tengah duduk di meja makan seraya memangku Giselle.

“Abis joging mas?”

Pertanyaan Vyora hanya dibalas oleh anggukan singkat dari Arga. Pria itu sepertinya sedang tak berminat mengobrol. Ia segera mengambil beberapa sendok nasi goreng buatan Ina dan segera memakannya.

Well, Vyora tak keberatan jika ia hanya ditanggapi oleh gestur tubuh. Baginya yang terpenting adalah pria itu dapat tenang dan tak mengeluarkan ocehannya dengan suara bariton yang dapat mengguncangkan rumah ini. Pun karena ia juga sudah lapar, ia ingin cepat mengambil nasi. Namun deringan ponsel menginterupsi atensinya.

Arga memberikan lirikan bombastisnya saat mendengar dering telepon itu, “Saya nggak suka ada telepon di meja makan!” tegasnya yang membuat Vyora menghela napas.

Wanita itu segera beranjak untuk mengangkat teleponnya. Namun suara Arga kembali menghentikan langkahnya, “Mau kemana kamu?” tanya pria itu.

Dengan kesal Vyora menunjukkan layar ponselnya ke hadapan Arga, “Nih temen aku nelpon. T.E.M.E.N. Mas bilang nggak boleh telponan di ruang makan kan? Ya udah aku pergi dari sini biar bisa ngangkat telepon temenku.”

“Tapi saya belum mengizinkan kamu menerima telepon itu.”

Huft! Vyora memutar bola matanya jengah. Sekali lagi pertanyaan muncul di otaknya, bagaimana Meysa bisa tahan dengan pria yang posesif dan semaunya ini? Apakah sekarang mengangkat telepon juga dilarang di rumah ini? Ia sungguh tak suka dikekang seperti ini!

“Terus sekarang mas mau nya apa? Mas mau aku juga putus hubungan sama temen aku gitu?” debat Vyora yang sudah sangat lelah dengan sifat Arga.

“Kalau memang harus kenapa nggak?”

Perdebatan mereka tak luput dari perhatian Ina dan beberapa pelayan lainnya. Beberapa dari mereka langsung berbisik. Samar-samar Vyora mendengar bahwa beberapa pelayan itu sedang membandingkannya dengan Meysa yang tak pernah meninggikan suara di rumah ini. Sungguh membuatnya semakin kesal.

Namun bukan Vyora namanya jika ia langsung menjaga sikap setelah mendapatkan komentar negatif. Ia pun semakin memperlihatkan perbedaannya dengan Meysa. Masih dengan menggendong Giselle ia pun kembali berucap, “Kalau mas mau punya istri yang nggak ketemu sama orang, nggak ngobrol sama orang, mas nikah aja sama manekin pasti diem aja nggak banyak tingkah!”

“Kamu berani sama saya?!”

Pertanyaan Arga dibarengi oleh terputusnya sambungan telepon itu. Vyora menghembuskan napasnya, bahkan sekarang berkomunikasi dengan sahabatnya pun terasa sangat sulit. Tanpa menghiraukan Arga, ia menatap layar hitam itu sedih. Namun tiba-tiba layar itu kembali menyala dan menampilkan sebuah notifikasi.

Ra tugas lo ketumpahan kopi. Sama bapaknya di suruh ulang cepetan deh lo ke kampus

Setelah membaca pesan itu, Vyora seperti orang linglung yang bingung harus melakukan apa Ia sangat panik saat ini. Pada akhirnya ia segera menitipkan Giselle kepada Ina dan segera berlari menuju kamarnya untuk mengambil tas. Rambutnya ia cepol asal-asalan dan hanya mengoleskan lip gloss ke bibirnya agar tak terlihat pucat.

Selanjutnya Vyora kembali berlari menuruni anak tangga untuk keluar dari rumah itu. Namun langkahnya terhenti ketika Arga yang sudah menunggu di depan pintu menahan tangannya.

Wanita itu menghentakkan kakinya dengan kesal, “Kenapa lagi sih mas?! Ini aku lagi buru-buruuuu."

“Kamu mau kemana?”

“Kampus,” singkat Vyora seraya memainkan ponselnya untuk memesan taksi.

Namun tangan Arga langsung merebut ponsel itu hingga membuat Vyora memukul lengannya dengan keras, “Balikin nggak! Mas plis jangan sekarang!” sungut wanita itu.

Seolah tuli, pria itu malah memasukkan ponsel Vyora ke dalam saku celananya dan menyuruh supir untuk mengambilkan kunci mobilnya. Selanjutnya ia pun menarik Vyora menuju mobil tersebut, “Masuk,” titahnya.

“Hah?”

“Saya bilang masuk. Kamu bilang buru-buru kan.”

Wanita itu tak lagi mendebat. Ia segera masuk kedalam mobil dan meminta suaminya untuk mengemudikannya dengan cepat. Ia tak peduli dengan siapa ia pergi sekarang karena yang ia pedulikan saat ini hanyalah cara agar cepat datang ke kampus dan mengurus tugasnya.

Setelah perjalan kurang dari sepuluh menit, mereka pun akhirnya sampai di depan gedung kampus. Tepat sebelum membuka pintu, Vyora kembali berbalik menatap Arga, “Mas langsung pulang aja karena aku masih lama.”

Setelah keluar dari mobil, Vyora segera berlari untuk menemui dosen yang kebetulan sedang berjalan keluar gedung. Ia berlari secepat kilat dan mencegat dosen itu.

Dengan napas ngos-ngosan ia pun berkata, “Bapak perkenalkan saya Vyora yang tugasnya tadi nggak bapak terima. Pak itu saya ngerjainnya berhari-hari nggak tidur lo pak masa gara-gara kesalahan yang nggak saya perbuat saya jadi harus ngulang.”

Dosen paruh baya itu pun terlihat tak suka mendengar protes mahasiswinya. Ia pun menghembuskan napasnya, “Terus kamu mau nyalahin siapa? Saya karena nggak sengaja numpahin kopi ke kertas kamu?”

Sebagai mahasiswi semester 5 DKV, tugas lukis yang dikerjakannya dalam waktu beberapa hari itu memiliki tingkat kesulitan yang tinggi sehingga ia tak sanggup jika harus mengulangnya dari nol apalagi karena kesalahan yang diperbuat oleh dosennya sendiri!

Dengan tegas Vyora mengangguk, “Kan memang bapak yang numpahin kopinya di tugas saya.”

“Berani kamu ya! Kalau gitu saya langsung kasih nilai kamu E. Kamu tidak perlu mengulang tugas itu tapi sampai ketemu di semester berikutnya ketika kamu mengulang mata kuliah ini,” jelas dosen itu sebelum meninggalkan Vyora.

“Bapak tunggu….”

“Pak Asrul?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!