Dan dua puluh menit sejak Zeff menelpon menjadi sangat lama… ponsel terus dilihat menunggu berita dari Zeff.
Sebuah chat masuk…
Aku udah sampai.
Melody tersenyum lega kemudian bangkit hendak menjemput Zeff di bawah.
“Mau ke mana Mel?” Teriak Lindzy di tengah suara musik dan orang bernyanyi di panggung.
“Mau ke bawah sebentar,” Melody berujar sambil bergegas.
Melody setengah berlari tak peduli dengan wedges tinggi di kaki, lebih peduli pada hati yang sekarang terasa berbeda, seolah ada energi yang begitu kuat mendorongnya untuk melintasi ruangan dengan cepat.
Di luar cafe dia segera menemukan Zeff.
“Zeff…” Melody berhenti dengan wajah sangat sumringah full senyum menatap Zeff.
Zeff segera menghampiri, sempat bingung dengan ekspresi Melody yang biasanya melihat Zeff dengan padangan ketus dan garang.
“Kamu mabukk??” Zeff langsung merangkul bahu Melody dan menelisik wajah cerah ceria yang belum pudar.
“Hahh? Ihh, Anya, masak aku mabukk sih, gak ada minuman beralkohhol kali di atas,” Melody cemberut, tapi raut senang lebih dominan. Makanya Zeff belum percaya, dia mendekatkan hidungnya sambil menghirup-hirup.
“Iya sih, gak ada bau alkohhol,” tangan Zeff malah naik ke dahi, “jangan-jangan sakit?” Zeff masih investigasi lapangan.
“Anyaaaa, ihh, sebel jadinya,” Melody memegang pergelangan tangan Zeff lalu menurunkan dari dahinya.
“Aku sehat, normal, sadar. Kamunya yang aneh, udah cantik begini dibilang mabukk, dibilang sakit,” Melody ngedumel lalu mulai melangkah.
Zeff tetap merangkul bahunya dan ikut melangkah seirama. Logika segera sejalan dengan realita, sangat mungkin senyuman tadi tanda Melody senang dia datang ke sini, apalagi selain itu?
“Kamu bener sayang, kamu memang sangat cantik malam ini, senyummu membuat kamu terlihat bersinar, makanya aku sempat bingung, kamu beda aja… sering-sering senyum buatku ya?” Zeff berkata lembut, setengah berbisik di telinga Melody.
Dari jarak dekat Zeff bisa melihat semburat merah di wajah Melody, perkataan Zeff begitu manis, dia tersipu. Zeff tersenyum, tak memungkiri sesuatu yang asing merasuk dirinya semakin dalam, ekspresi di wajah itu selalu menunjukkan dengan baik apa yang ada dalam hati.
Terasa begitu menyenangkan saat mengetahui Ekspresi Melody di sampingnya sekarang menjadi jawaban bahwa mulai ada celah yang Melody buka pada pintu perjodohan mereka, dia telah menantikan ini.
Zeff tak tahan untuk mencium area terdekat, kepala Melody.
“Anyaaa… diliatin orang ihh,” bahu Melody seperti menusuk dada kiri Zeff. Suasana sangat ramai, dan mata Melody menangkap beberapa pasang mata sedang memandang kepo.
Zeff tertawa. Itu bukan suara keberatan seorang Melody, justru suara manja yang membuat dia ingin melakukan lebih. Tapi, dia harus waspada, karena mood seorang Melody selalu cepat berganti arah, dia hanya ingin menikmati Melody yang semanis ini dulu malam ini, terlalu membahagiakan.
Di lantai atas…
“Teman-teman… perkenalkan, ini Zeff,” dengan senyum malu-malu dan sedikit kikuk Melody memperkenalkan Zeff pada Nola dan Lindzy.
Dua sahabatnya membelalakkan mata, Lindzy sampai menutup mulutnya yang membulat menatap berganti-ganti wajah Zeff dan Melody, terutama perhatiannya tertuju pada rangkulan posesif pria tinggi dan tampan itu pada sahabatnya.
“Hai… aku Lindzy, ini pacarku Larry, kita duo L,” dengan supel Lindzy segera mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Zeff sambil tersenyum. Lalu secepatnya mata Lindzy segera beralih penuh tanya memandang Melody yang cengengesan.
“Aku Zeffanya Benyamin Gobel, calon suami Melody,” penuh percaya diri Zeff menyambut jabat tangan semua teman Melody.
“Aku Nola, ini Geo pacarku,” Nola berkata saat berjabat tangan.
“Yang ulang tahun siapa?” Zeff bertanya pada Melody saat mereka sudah duduk berdampingan.
“Rahel, tuh di sebelah sana, suaminya namanya Chandra,” Melody menjelaskan dengan telunjuk menunjuk Rahel yang sedang melayani tamunya. Tadi belum sempat membawa Zeff menyapa karena Rahel sedang dikerubutin saudara-saudaranya melakukan foto selfie.
Di hadapan mereka berdua, Nola dan Lindzy penasaran, terus bertanya tanpa suara setiap kali pandangan searah dengan Melody, dibalas senyum saja membuat mereka berdua tidak dapat menahan jiwa kepo mereka, terlebih saat memperhatikan satu tangan Melody yang terus digenggam oleh Zeff.
Tak ingin berlama-lama penasaran, Lindzy menarik lengan Melody, “kalian para pria silahkan saling mengakrabkan diri, kami mau mengambil makanan, kayaknya hidangan utama udah ada…”
Lalu di sebuah sudut yang sepi dari tamu mereka berhenti…
“Mel? Harus jelaskan, tadi aku udah merasa bersalah karena membuatmu sedih, ternyata oh ternyata, kamu menyimpan rahasia yaaa, calon suami? Udah lama dong move on? Atau jangan-jangan kamu duluan selingkuh hmm? Perasaan sebulan lalu masih posting foto Max di IGmu?” berondong si Lindzy yang paling kepo.
Melody tertawa, “ceritanya panjang…”
“Jelaskan sesingkat-singkatnya, aduuh Mel, ini sih lebih ganteng tahu gak sih?” cerocos Lindzy tak sabar.
Tatapan menuntut dua temannya membuat Melody akhirnya cerita.
“Zeff itu teman sejak kecil sebenarnya, orangtua kami sahabatan, dan gitu deh, mereka selalu menjodohkan kami… dan itu yang terjadi sekarang,” urai Melody menyingkat penjelasan dalam satu kalimat.
“Aduuh Mel, masih penasaran, gimana ceritanya? Jadi karena dijodohkan kamu putus dari Max?” Lindzy masih belum puas.
Melody terdiam sejenak, hati masih tertusuk setiap mengungkit Max, “Kami belum putus sebenarnya.“
Melepas sebuah helaan napas lalu Melody melanjutkan, “jadi, Zeff dan keluarganya datang menyatakan niat mereka, aku sih menolak itu, Zeff justru paling antusias. Aku pengen nikahnya sama Max aja, tapi waktu aku ngomong minta kepastian ke Max tentang kelanjutan hubungan kami, dia marah-marah… Dan karena hal itu sampai sekarang kami gak bertemu.”
“Mel… pantes kamu masih sedih saat bicara tentang Max, ya aku tahu cintamu sebesar apa. Tapi, udah ada yang pasti di depan mata, dia bilangnya calon suami, aduuh gimana sih, sweet banget tau gak,” ujar Lindzy sambil memandangi Zeff lagi dari tempat mereka berdiri.
“Tapi aku gak cinta,” Melody menjawab pelan.
“Ya astaga nona manis, cinta mah belakangan, nikah aja dulu baru jatuh cinta… cowoknya udah oke, meskipun dijodohkan kayaknya siap banget nikahin kamu… gak usah ragu ngambil keputusan… langsung cuzz nikah aja,” Lindzy menimpali dengan gemas.
“Pernikahan kami udah diurus sih, tapi...”
“Gak ada tapi-tapi ya… move on, move on, yang ini lebih segala-galanya dibanding Max, buka mata dong! Tinggalin Max! Dia gak pernah cinta sama kamu, aku pengen ngomong ini sejak lama tapi sungkan sama kamu. Dan Nola udah ngeliat dia sama cewek lain, berarti ya, Max yang selingkuh, cowok yang selingkuh mah gak berharga Mel,” Lindzy penuh semangat.
Melody meringis, apa memang dia buta? Selama ini apapun perkataan sang mama, tak pernah mampu mengubah pandangannya tentang Max, sosok Max seolah selalu terlihat sempurna. Dan sahabat-sahabatnya punya penilaian yang sama ternyata, hanya mereka memang tidak pernah bilang dengan jujur saja.
Dia memang lambat dalam menetapkan hati. Semakin ke sini menjalani hari-hari dengan adanya Zeff, merasakan bagaimana Zeff sangat baik memperlakukan dirinya, entah kenapa belum mampu membangkitkan secuil pun rasa suka apalagi tentang rasa percaya pada Zeff.
Zeff tidak mencintainya, dia pun sama. Memulai dengan Max dulu dia yakin mereka sama-sama jatuh cinta, dan sekarang kondisinya seperti ini, cintanya masih menggantung.
Dia sangat takut, suatu saat Zeff akan melakukan hal yang sama seperti Max, mengabaikan dirinya, padahal tidak mungkin berpisah jika sudah terikat pernikahan.
Dan malam ini, secara sadar Melody mulai melihat Zeff, ada banyak kelebihannya memang... Tapi hati tidak kesetrum, tidak ada getaran di hati sekalipun tangan digenggam erat dan begitu posesif. Bukankah jika ada cinta, maka hati akan bicara?
Sepertinya Melody butuh pencerahan, dia punya pandangan idealis tentang dasar pernikahan, harus ada cinta, titik.
.
🐧
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Bunda Titin
makan tuh cinta !!!!
2024-04-15
1
ein
anyaa lebih kerennn
2024-03-24
0
Sri Astuti
makan cinta hampa itu sengsara Mel. udah jelas Max lbh perhatikan Gina dan bukan blm siap nikahin kamu.. Max mmg ga ada cinta lagi sm kamu.. dia sdh pindah ke lain hati
2024-03-10
0