Di perusahaan ketika waktu jam bekerja hampir tiba, Peter didatangi oleh Berta sang adik angkat. Seperti biasa, kedatangan Berta membuat Peter yakin bahwa sebelumnya dia telah bertemu dengan sang pujaan hatinya, karena perusahaan tempat Neil kekasih Berta hampir berdekatan dengan perusahaan milik Peter.
"Kak Peter, Neil sudah sangat serius kepadaku, dia bahkan ingin mengajakku untuk menikah," beritahu Berta dengan perasaan senang bercampur bingung.
"Dia sangat nekad," ejek Peter yang membuat Berta memasang raut wajah masam.
"Kak Peter sudah berjanji untuk selalu mendukungku," protes Berta karena Peter mengoloknya.
"Ya, aku akan selalu mendukungmu, tapi sekarang aku masih belum bisa meluluhkan paman supaya merestui hubungan kalian," jelas Peter kepada gadis manja itu. Sekarang dia hanya bisa mengawasi Berta, karena pria tua yang menjadi orangtua Berta itu sudah menegaskan kepadanya tidak akan merestui hubungan sang putri sebelum gadis muda itu bisa memimpin perusahaan yang akan diwariskan kepadanya. Sementara itu, sang putri saat ini masih saja terus bersikap sesukanya tanpa peduli dengan keinginan sang papa karena dia tidak ingin belajar untuk menjadi pemimpin di perusahaan sang papa. Dia hanya ingin menikmati masa mudanya lebih dulu tanpa memikirkan pekerjaan, apalagi semua kebutuhannya selama ini telah terpenuhi dengan baik, jadi dia tidak perlu memikirkan tentang pekerjaan lagi.
"Kau bisa menikah dengannya, tapi kau harus belajar dengan serius tentang perusahaan," lanjut Peter mengingatkan.
"Kak Peter, aku masih muda, kenapa hrus dibebani sesuatu seberat itu, aku tidak sanggup, Kak. Aku ingin menikmati masa muda dulu, coba lihat Leri, aku ingin sepertinya yang tidak harus memikirkan pekerjaan seberat itu," protes Berta lagi. Dia membandingkan dirinya dengan Leri. Dia sedikit cemburu dengan adik dari saudara angkatnya itu yang bisa melakukan apa pun tanpa harus memikirkan pekerjaan dan harus belajar lagi di umur mereka yang sama.
"Kau tidak bisa membandingkan dengannya. Leri tidak sama sepertimu, karena sejak dulu Leri tidak melanjutkan pendidikan sepertimu." Peter tetap berkata dengan lembut tanpa menyakiti perasaan Berta dengan nasihat yang dia berikan. Di tidak menyangkan Berta membandingkan dirinya dengan Leri sang adik. Jika Berta terus membandingkan dirinya dengan Leri, sampai kapan pun dia tidak akan pernah bisa menggantikan posisi papanya di perusahaan. Padahal tuntutan hidup antara dia dan Leri sangat jauh berbeda.
Setelah lama mendengarkan keluh kesah sang adik angkat, Peter mengajak Berta untuk pulang karena waktu bekerja sudah berakhir.
Berta mengikuti Peter pulang ke rumahnya karena dia ingin bertemu dengan Leri dan sang ibu. Peter sama sekali tidak keberatan, dan dia akan memberitahu kepada sang paman bahwa Berta bersamanya agar pria tua itu tidak mengkhawatirkan putrinya.
Jika bersama Berta, suasana di dalam mobil Peter tidak akan pernah terasa sunyi karena celotehan gadis muda itu yang terus saja bercerita. Peter yang telah terbiasa dengan keadaan itu, hanya akan menjadi pendengar setia dan sesekali akan memberikan masukan ataupun kritikan yang menurutnya perlu dia berikan untuk merespon cerita dari Berta.
Sesampainya di rumah kediaman Peter, mereka disambut oleh sang ibu dan Leri dengan bahagia.
"Apa kalian baru pulang kencan?" goda Leri kepada Berta.
"Kau gila?" jawab Berta dengan suara yang sedikit kuat. Peter juga sempat mendengarkan pertanyaan Leri tersebut. Namun dia tidak terlalu mempedulikannya.
"Jika kalian menikah, aku pasti akan mendapatkan keponakan yang lucu." Leri telah terus saja menggoda Berta.
"Aku lapar, apa ada sesuatu di sini?" tanya Berta mengalihkan pembicaraan.
Tiba-tiba Leri tersenyum.
"Ayo kita makan malam bersama, kami sedang menunggu kak Peter kembali untuk makan malam," ajak Leri dengan penuh semangat.
Mereka akhirnya menuju ruang makan bersama. Sementara itu, Peter terlebih dahulu membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.
Sejak tadi Grace berada di ruang makan sedang menata makanan yang telah dia masak untuk dihidangkan di atas meja. Dia diperintahkan oleh Ibu Peter memasak makanan untuk makan malam mereka.
Berta melihat kearah Grace dengan lekat ketika sedang menghidang makanan. Sepertinya dia mengingat sesuatu setelah melihat Grace.
"Kenapa wanita tidak tahu malu ini ada di sini?" tanya Berta dengan tidak percaya.
"Apa kau mengenalnya?" sambung Leri ingin memastikan.
"Aku tahu dia adalah mantan istri, kak Peter. Kenapa dia ada di sini?" tanya Berta semakin penasaran.
"Dia bekerja sebagai pelayan di sini!" beritahu Leri dengan ekspresi mengejek. Sementara itu, Grace tidak peduli dengan Berta sama sekali. Dia terus melakukan pekerjaanya tanpa ingin tahu siapa Berta sebenarnya. Dia masih bisa mengingat bahwa gadis muda inilah yang pernah menyerangnya.
"Kenapa kak Peter membiarkannya di sini?" Berta penasaran dengan alasannya.
"Kak Peter masih mempunyai hati untuk memungutnya. Itu pertanda bahwa kak Peter adalah orang yang baik. Tidak seperti wanita tidak tahu diri ini yang tega mengusir kak Peter dulu dari rumahnya." Lari berbicara begitu banyak membuat Grace sedikit terenyuh meski dia menyampaikan dengan cara menyindir.
Tak tak tak!
Suara langkah kaki Peter terdengar mendekat kearah ruang makan. Dia ikut bergabung untuk makan malam bersama keluarganya.
Mereka semua dilayani oleh Grace. Mereka sama sekali tidak bergerak sedikit pun untuk mengambil makanannya, dan semua dilakukan oleh Grace.
"Aku ingin yang itu!" tunjuk Berta setelah Grace mengisi piringnya dengan makanan.
Grace tanpa membantah mengambilkan makanan yang diinginkan oleh Berta. Setelah Grace memberinya, Berta kembali bersuara.
"No, no, no! Sepertinya yang itu lebih baik," tunjuk Grace kepada makanan yang lain.
"Aku tidak suka makanan ini!" Kemudian Leri ikut bersuara. "Ambilkan yang lain untukku!" perintah Leri. Grace beralih kepada Leri setelah menyelesaikan permintaan Berta. Namun setelah selesai dari Leri, Berta kembali bersuara dan protes kepada makanannya.
Grace kembali melayani Berta setelah dari Leri, tetapi Leri juga kembali bersuara dan ingin mengganti makanannya. Mereka terus melakukan itu dalam waktu yang lama sehingga membuat Grace harus bergerak dengan cepat. Sepertinya mereka melakukannya dengan sengaja untuk mengerjai Grace. Hal yang sama juga dilakukan oleh sang ibu mertua, dan membuatnya terus berpindah dari sisi ke tiga orang tersebut secara bergantian. Sementara itu, Peter hanya membiarkan apa yang dilakukan oleh keluarganya kepada Grace tanpa ingin menghentikan mereka.
Aaak!
Tring!
Peter meletakkan sendok di tangannya ke atas piring sehingga mengeluarkan bunyi yang kuat.
"Maaf, aku tidak sengaja," beritahu Grace. Dia benar-benar tidak sengaja karena bergerak dengan terburu-buru.
Peter tidak bersuara, tetapi raut wajahnya menggambarkan kemarahan.
"Kau melakukannya dengan sengaja!" tuduh Leri.
"Apa kau tidak memiliki mata? Orang sebesar kak Peter tidak bisa kaulihat dengan jelas," sambung Berta mengejek Grace, sedangkan Peter masih tidak bersuara.
"Aku be ...." Grace tidak bisa melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba dia merasakan ada air yang membasahi rambutnya hingga membuat pakaiannya menjadi basah karena ternyata Peter telah menyiramnya dengan air yang ada di meja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
lisa siti mariyah
keluarga gila semua.. greget aku kak re..
semoga ada yg menolong grace dan mencitai grace.. biar cepet pergi dari keluarga gila itu tor
2024-02-27
1
Lin yun
thor,kmu buat ku greget..
lanjut..
2024-02-26
1