Peter Menghilang

Sejak kepergian Peter dari rumah sang paman, semua orang tidak mengetahui kabarnya lagi. Sang paman sudah mencarinya ke setiap tempat hingga membuat sebuah pencarian dengan cara menyebarkan foto dan informasi tentang Peter, akan tetapi kabar Peter juga tidak dia dapatkan.

Dia merasa menyesal karena telah berdebat dengan Peter saat itu, mungkin jika dia tidak emosi dan lebih sabar, sekarang Peter masih tetap tinggal bersamanya.

Menghilangnya Peter sudah dia beritahu kepada saudaranya, dan dia sempat di marahi oleh sang kakak karena telah mengabaikan putranya.

"Kau seorang paman yang kejam!" hardik ibunya Peter kepada pria yang mendatangi rumah mereka satu hari yang lalu. Ya, sang paman merasa sangat bersalah dan memutuskan untuk menemui ibu Peter.

"Aku hanya mengingatkannya supaya bisa bertahan dalam pekerjaannya," jawab sang adik membela diri.

"Tetapi caramu salah, dan putraku hanya ingin menjaga harga dirinya karena dia tidak melakukannya!" Ibu Peter telah mendengar cerita dari sang adik tentang masalah pekerjaan yang dialami oleh Peter, dan dia membenarkan keputusan yang diambil oleh putranya. Akan tetapi dia kecewa kepada saudaranya karena ikut membenarkan cara mereka demi untuk mempertahankan pekerjaan tersebut dan rela dihina dan disalahkan atas kesalahan yang tidak dilakukan.

"Ya, dia marah kepadaku karena menyuruhnya untuk bertahan, aku juga mengaitkan masalah itu dengan kehidupannya bersama mantan istrinya," jujur sang paman mengakui kesalahannya di depan saudara perempuannya yang tidak lain adalah ibu Peter sendiri.

Mendengar sang adik mengatakan hal tersebut, ibu Peter menjadi murka.

"Ini semua karena wanita sialan itu," umpat wanita paruh baya tersebut. Ya, jika tidak karena Grace, mungkin sekarang Peter masih berada di sini bersamanya. Menurutnya, orang yang paling bersalah dalam hilangnya Peter saat ini adalah Grace. Jika wanita yang menjadi istri putranya tersebut tidak menghina dan merendahkannya, Peter tidak akan berangkat ke ibukota, tidak akan mendapatkan penghinaan dari rekan kerjanya, tidak bertengkar dengan sang paman dan tidak akan menghilang.

Saat ini mereka sangat khawatir karena Peter pergi tanpa membawa uang sepeser pun, bahkan dia belum mengenal dengan jelas keadaan ibukota.

...****************...

Di sisi lain, Grace baru saja selesai membersihkan diri. Hari ini dia mendapatkan tawaran pekerjaan untuk membersihkan sebuah rumah yang telah lama ditinggalkan oleh penghuninya. Seperti biasa, dia akan menggunakan pakaian yang akan menutupi seluruh tubuhnya agar kulitnya tidak langsung disengat oleh panasnya matahari karena dia akan pergi dengan berjalan kaki. Pakaian itu juga berfungsi untuk menjaga tubuhnya agar tidak langsung disentuh oleh debu kotor saat dia bekerja nantinya.

Tuk tuk tuk!

"Grace keluar kamu!" Terdengar suara teriakan seorang wanita dari luar rumah sambil mengetuk pintu seakan ingin menghancurkan pintu rumahnya.

Grace yang baru saja berkemas merasa terkejut, selama dia tinggal di rumah ini, belum pernah ada seseorang yang begitu kejam mengetuk pintu rumahnya yang sudah rapuh itu dengan sangat kuat.

Grace tidak sempat berkemas dengan sempurna, karena dia harus membukakan pintu tersebut lebih dulu agar seseorang di luar sana menghentikan ketukannya.

Kleeeek!

"Wanita sialan, kamu harus bertanggung jawab!"

Aaaakkk!

Grace tidak sempat menghindar saat orang yang berada di balik pintu rumahnya itu langsung menyerangnya dengan mencekik lehernya. Dia juga tidak sempat bertanya apa yang terjadi sehingga ibu mertuanya ini melakukan penyerangan kepadanya. Dia mencoba untuk menahan kedua tangan sang ibu mertua agar tidak menekan lehernya dengan keras, karena saat ini dia sudah kesulitan untuk bernafas.

Raut wajah ibu Peter begitu garang dengan kemarahannya yang terus menyala sehingga membuat Grace menjadi tidak bisa melawan untuk menyelamatkan dirinya. Dalam kekalutan itu, Grace bisa melihat beberapa orang tetangganya datang mendekat kearah mereka dan mencoba untuk memisahkan ibu Peter darinya.

"Kenapa menyerangnya?" Seseorang bertanya kepada wanita paruh baya tersebut setelah berhasil menariknya. Sementara itu, Grace berusaha untuk mengatur nafasnya dan mencoba untuk menahan rasa sakit di lehernya.

"Dia harus bertanggungjawab, karena dia, putraku sekarang menghilang dan tidak ada kabarnya!" Ibu Peter memberitahu. Ternyata dia tidak bisa menerima berita tentang kehilangan putranya yang sampai sekarang masih belum ditemukan, dan dia merasa sangat terpukul.

"Kenapa menyalahkanku? Bukankah dia tinggal bersama kalian?" tanya Grace. Dia masih bingung dengan tuduhan ibu Peter, karena sepengetahuannya Peter tinggal bersama mereka setelah dia usir dari rumah.

"Dia pergi ke ibukota setelah kau mengusirnya, sekarang dia menghilang dan tidak ada kabarnya, dan ini semua karena kau wanita sialan!" Pekik ibu Peter dan ingin menyerang Grace kembali. Namun gerakannya ditahan oleh para tetangga yang sudah ramai berkumpul bersama mereka.

Ibu Peter menangis sambil berbicara sendiri tanpa ada yang bertanya. Dia seakan menumpahkan isi hatinya yang sangat merisaukan putranya. Dari cerita tersebut, orang-orang akhirnya mengetahui alasan kenapa saat ini Grace dan Peter tidak bersama lagi. Sebelumnya mereka pernah bertanya kepada Grace, tetapi Grace tidak pernah memberitahu alasannya. Namun sepertinya setelah mendengarkan cerita ibu Peter, mereka ikut menyalahkan Grace karena sikapnya yang menghina dan merendahkan Peter. Sepengetahuan mereka, Peter bukanlah orang yang seperti dia tuduhkan karena mereka juga pernah melihat Peter bekerja dalam keseharianya.

Grace memaklumi pandangan orang-orang tersebut terhadap sikapnya kepada Peter, karena mereka tidak mengetahui bagaimana sebenarnya kehidupan rumah tangga yang dia jalani bersama Petet selama ini.

Sejak kejadian itu, banyak orang yang menyalahkan Grace atas sikapnya yang mengusir Peter dari rumah, bahkan cerita rumah tangganya sudah tersebar, ditambah dengan berita kehilangan Peter yang sampai sekarang masih belum ditemukan oleh keluarganya.

Berita kehilangan Peter membawa kekalutan dalam pikirannya, dan membuat dia tidak bisa fokus dalam bekerja. Beberapa kali dia tersandung bahkan dijatuhi beberapa barang yang sedikit berat karena tidak fokus. Akan tetapi dia terus melanjutkan pekerjaannya hingga selesai dengan sempurna.

"Huufffff!" Grace membuang nafasnya dengan kasar sambil duduk di depan rumah yang baru saja dia bereskan. Hari ini dia kembali membersihkan rumah tersebut karena kemarin dia belum menyelesaikannya. Setelah ini, dia harus pergi menemui seseorang yang akan membayar upahnya bekerja, karena orang tersebut tidak datang mengawasinya.

Grace mengistirahatkan tubuhnya dalam waktu yang lama hingga peluh yang tadi membasahi pakaiannya telah kering dengan sendirinya. Setelah merasa sedikit bertenaga kembali, Grace akhirnya pergi meninggalkan rumah tersebut dan mengambil upahnya

Dalam perjalanan, Grace bisa melihat tatapan aneh orang-orang kepadanya. Dia tidak mengerti kenapa orang-orang tersebut menatapnya seperti itu, bahkan sesekali mereka nampak berbisik saat melihatnya.

Grace terus melangkah hingga dia tiba di sebuah rumah yang dia tuju. Di sana terlihat beberapa orang yang sedang duduk saling berbagi cerita, dan salah satunya adalah orang yang akan dia temui.

"Apa kau telah menyelesaikannya?" tanya seorang pria bertubuh gempal.

Grace mengangguk tanda membenarkan pertanyaan pria gempal itu. Setelah itu, pria gempal itu berdiri dari duduknya, lalu menyuruh Grace untuk menunggu karena dia akan masuk ke dalam rumah untuk mengambil upah yang akan dia berikan kepada Grace.

"Apa dia adalah istrinya, Peter?" Terdengar suara bertanya dari salah seorang teman yang ditinggalkan oleh pria gempal itu.

"Apa kau adalah istrinya, Peter?" tanya salah satu dari mereka.

Grace menatap heran kearah kumpulan pria tersebut. Dia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya, karena setelah dia mengusir Peter dari rumah, dia rasa mereka bukanlah sepasang suami-istri, apalagi Peter tidak pernah datang menemuinya lagi.

"Apa kau sudah mendengar beritanya?" lanjut mereka lagi.

Grace bisa menebak bahwa mereka bertanya tentang kehilangan Peter.

"Sebaiknya kamu pergi melayat, anggap saja itu adalah tanda penghormatan terakhirmu sebagai istrinya.

Grace yang awalnya biasa saja sedikit terperanjat karena mendengar kata terakhir dari salah satu kumpulan para pria itu.

Episodes
1 Pertengkaran
2 Meninggalkan rumah
3 Berangkat Ke Ibukota
4 Pergi Dari Rumah Paman
5 Peter Menghilang
6 Berita Kematian Peter
7 Empat Tahun Berlalu
8 Bertemu Keluarga
9 Pertemuan
10 Dendam Yang Tak Terlupakan
11 Wanita Tidak Tahu Malu
12 Grace Kembali Menganggu
13 Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14 Menjadikan Grace Pelayan
15 Tugas Pelayan
16 Mengerjai Grace
17 Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18 Bekerja Hingga Larut Malam
19 Uang Gaji Pertama
20 Hubungan Berta Dan Peter
21 Berdua Dengan Berta Di kamar
22 Permintaan Papa Berta
23 Menghukum Grace
24 Meninggalkan Grace Di luar
25 Grace Meminta Cuti
26 Mengunjungi Rumah Lama
27 Menginap
28 Mengetahui kisah hidup Grace
29 Berita Pertunangan Peter
30 Melampiaskan Kemarahan
31 Wanita Murahan
32 Grace Hamil
33 Memberitahu Keluarga Berta
34 Grace Masuk Rumah Sakit
35 Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36 Memakan Makanan Pembelian Grcae
37 Kelahiran Bayi
38 Tentang Hansen
39 Ancaman Peter
40 Grace Memutuskan Pergi
41 Melaporkan Grace
42 Berta Kecelakaan
43 Berubah Sejak Kepergian Grace
44 Melihat Grace
45 Memperhatikan Hansen
46 Grace Di Tangkap
47 Kembali Ke Rumah Peter
48 Penyekapan Peter
49 Grace Ingin Kabur
50 Peter Yang Sebenarnya
51 Grace Menemui Peter
52 Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53 Kembali Ke Panti
54 Tentang Surat Cerai
55 Pernyataan Hansen
56 Tugas Baru
57 Pakaian Grace
58 Pergi Bersama
59 Menemani Peter Makan Malam
60 Perlengkapan Untuk Grace
61 Menyalahkan Peter
62 Membantu Leri
63 Peter Sakit
64 Merawat Peter
65 Bahagia Tetapi Sakit
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pertengkaran
2
Meninggalkan rumah
3
Berangkat Ke Ibukota
4
Pergi Dari Rumah Paman
5
Peter Menghilang
6
Berita Kematian Peter
7
Empat Tahun Berlalu
8
Bertemu Keluarga
9
Pertemuan
10
Dendam Yang Tak Terlupakan
11
Wanita Tidak Tahu Malu
12
Grace Kembali Menganggu
13
Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14
Menjadikan Grace Pelayan
15
Tugas Pelayan
16
Mengerjai Grace
17
Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18
Bekerja Hingga Larut Malam
19
Uang Gaji Pertama
20
Hubungan Berta Dan Peter
21
Berdua Dengan Berta Di kamar
22
Permintaan Papa Berta
23
Menghukum Grace
24
Meninggalkan Grace Di luar
25
Grace Meminta Cuti
26
Mengunjungi Rumah Lama
27
Menginap
28
Mengetahui kisah hidup Grace
29
Berita Pertunangan Peter
30
Melampiaskan Kemarahan
31
Wanita Murahan
32
Grace Hamil
33
Memberitahu Keluarga Berta
34
Grace Masuk Rumah Sakit
35
Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36
Memakan Makanan Pembelian Grcae
37
Kelahiran Bayi
38
Tentang Hansen
39
Ancaman Peter
40
Grace Memutuskan Pergi
41
Melaporkan Grace
42
Berta Kecelakaan
43
Berubah Sejak Kepergian Grace
44
Melihat Grace
45
Memperhatikan Hansen
46
Grace Di Tangkap
47
Kembali Ke Rumah Peter
48
Penyekapan Peter
49
Grace Ingin Kabur
50
Peter Yang Sebenarnya
51
Grace Menemui Peter
52
Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53
Kembali Ke Panti
54
Tentang Surat Cerai
55
Pernyataan Hansen
56
Tugas Baru
57
Pakaian Grace
58
Pergi Bersama
59
Menemani Peter Makan Malam
60
Perlengkapan Untuk Grace
61
Menyalahkan Peter
62
Membantu Leri
63
Peter Sakit
64
Merawat Peter
65
Bahagia Tetapi Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!