Meninggalkan rumah

Peter telah keluar dari rumah dengan membawa sebuah tas ransel di punggungnya. Tidak ada kata perpisahan yang dia ucapkan kepada Grace, dan begitu pun sebaliknya.

Sementara itu, Grace masih duduk santai sambil melanjutkan makannya yang sempat tertunda karena bertengkar dengan sang suami. Dia tidak peduli lagi tentang kepergian Peter, bahkan dia sendiri yang mengusir pria tersebut dari rumah mereka. Dia benar-benar sudah tidak sanggup jika terus hidup bersama Peter. Hampir enam tahun mereka hidup bersama, dia tidak pernah merasakan hidup dengan kebutuhan yang cukup, bahkan dia harus ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Satu hal yang membuat dia sudah tidak bisa bertahan lagi, yaitu karena Peter adalah seorang pria yang memilih dalam melakukan pekerjaan. Sementara itu, tinggal di daerah mereka haruslah berpandai-pandai dalam hidup, karena selain pekerjaan sulit untuk di dapatkan, harga semua kebutuhan yang diperlukan sehari-hari sedikit lebih mahal dari daerah yang lain. Jika Peter terus berusaha prinsip memilih dalam bekerja, maka selamanya dia juga akan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Maka dari itu, lebih baik dia hidup sendiri dan memenuhi kebutuhannya daripada harus bersuami tetapi tidak bisa membuatnya sesikit lebih tenang, bahkan pria tersebut lebih banyak bergantung hidup dengannya.

Dia tidak peduli kemana Peter akan pergi. Tebakannya, Peter pasti akan pergi ke rumah orangtuanya yang tinggal berjarak sedikit jauh dari rumah mereka.

Di sisi lain, Peter terus berjalan menjauh dari rumah mereka dengan pikiran yang dipenuhi dengan rasa marah dan benci kepada Grace. Dia tidak bisa menerima ketika Grace terlalu merendahkan dan menghinanya sebagai seorang pria. Selama ini Grace sudah sering mengatakan hinaan itu kepadanya, tetapi dia masih bisa menahannya karena Grace hanya mengatakannya dengan sebuah sindiran. Akan tetapi, kali ini Grace secara terang-terangan mengatakan hal itu kepadanya.

Tidak ada tempat lain yang akan dituju oleh Peter saat ini selain dari rumah orangtuanya. Dia sudah berniat akan pergi kesana setelah memutuskan untuk keluar dari rumah mereka. Dia tidak bertahan lebih lama untuk tinggal di rumah mereka, karena dia menyadari bahwa rumah itu mereka beli dari hasil uang yang mereka kumpulkan bersama, tetapi uang yang dikumpulkan oleh Grace jauh lebih banyak darinya, dan hampir mendominasi harga rumah tersebut. Uang yang dia kumpulkan hanya bisa sebagai uang tambahan dari kekurangan uang yang dikumpulkan oleh Grace.

Peter melihat ke kiri dan ke kanan, bahkan sesekali melihat ke arah belakang. Dia ingin mencari sebuah tumpangan agar bisa sampai lebih cepat ke rumah orangtuanya, dia seakan tidak sanggup untuk terus berjalan di tengah teriknya matahari yang bagaikan membakar dirinya tanpa pelindung sedikit pun.

Kemarahan Peter semakin menggebu karena ternyata dia tidak bisa menemukan satu orang pun yang bisa membawanya untuk lebih cepat sampai di rumah orang tuanya. Dia mencoba merogoh saku celana panjang yang dia gunakan, tetapi hingga tangannya mencapai dasar dari kantong tersebut, dia tidak menemukan sesuatu yang dia cari karena pada dasarnya dia tidak memilikinya. Dia hanya mengharapkan sebuah keajaiban datang kepadanya agar kantong celana yang dia periksa ada sesuatu yang dia dapatkan. Namun ternyata harapannya sama sekali tidak terkabul karena semua kantong celana yang dia periksa tidak memiliki sesuatu yang saat ini sangat dia butuhkan.

Peter terus berjalan dan sesekali berhenti untuk berteduh karena tidak tahan dengan panasnya cuaca yang membuatnya meleleh seperti sebuah makanan yang dipanaskan. Kakinya mulai terasa kebas dan tidak sanggup lagi untuk dia ayunkan untuk bisa menambah jarak tempuh perjalanannya. Namun dia tetap harus melangkah supaya tiba di kediaman orangtuanya.

"Kak, Peter!" panggil seorang wanita muda yang sedang memetik beberapa tangkai tanaman sayur yang tumbuh di halaman rumah mereka.

Peter hanya melihat wanita itu dengan tatapan lelahnya. Saat ini dia tidak ingin menyahut sapaan itu terlebih dahulu. Dia ingin masuk ke dalam rumah dan ingin memasukkan segalon air ke dalam tubuhnya untuk melepaskan rasa dahaga yang membuat tenggorokannya sangat kering karena berjalan di teriknya hari dalam jarak tempuh yang jauh.

Jakun yang terlihat menonjol di batang leher Peter bergerak turun naik dengan cepat saat dia meneguk air yang dia minum. Tak cukup hanya satu gelas, dia berulang kali menuangkan air ke dalam gelasnya setelah sebelumnya meneguk air di dalamnya dengan rakus. Hingga gelas ke tujuh, Peter baru merasakan kepuasan dari rasa hausnya. Dia duduk di sebuah kursi kayu sambil menenangkan dirinya yang sudah kenyang karena terlalu banyak minum air.

"Kenapa kak Peter datang sendiri? Dimana kak Grace?" tanya seorang wanita yang menyapanya sebelum masuk ke dalam rumah orangtuanya. Dia adalah saudara perempuannya Peter yang bernama Leri dan tinggal berdua bersama ibunya di rumah ini.

"Kau tidak perlu menanyakan wanita itu lagi!" jawab Peter disertai dengan raut wajahnya yang marah.

"Kenapa dengan kalian?" Tiba-tiba seorang wanita paruh baya muncul, dan dia adalah ibu Peter yang sejak tadi sedang membuat makanan di dapur.

Sang ibu dan saudara perempuannya menatap heran kearah Peter. Mereka penasaran dan ingin tahu apa yang telah terjadi.

Peter akhirnya bercerita kepada mereka, dan ternyata setelah mendengar cerita darinya, sang ibu sangat marah, dia merasa Grace sudah sangat keterlaluan karena telah menghina putranya. Dia mengakui bahwa Peter memang jarang bekerja, namun semua itu karena sulitnya mendapatkan pekerjaan di tempat tinggal mereka. Dia tidak masalah dengan alasan kenapa Peter memilih dalam pekerjaan yang ditawarkan kepadanya, karena dia mengetahui apa sebenarnya yang menjadi keahlian sang anak dalam bekerja.

"Mulai sekarang, jangan pernah sebut namanya lagi dihadapanku!" ancam Peter kepada ibu dan adiknya.

"Aku akan mengingat semua penghinaannya itu, dan tidak akan melupakannya," sambung sang ibu yang merasa kasihan dengan putranya.

...****************...

Sementara itu di rumahnya, Grace sedang menikmati waktu kesendiriannya tanpa Peter. Dia yakin bahwa pria yang statusnya masih menjadi suaminya itu sekarang telah berada di rumah orangtuanya.

Sudah sejak lama dia memendam perasaan jengkel di hatinya melihat Peter sang suami, dan sekarang dia sudah menumpahkan semuanya, bahkan pria itu memilih pergi dari rumah mereka daripada harus mengatakan dia akan berusaha untuk mencari pekerjaan dan akan memenuhi kebutuhan mereka.

Dalam hidupnya, Grace hanya mempunyai Peter sang suami sebagai keluarganya, karena dia adalah seorang anak tunggal dari orangtuanya yang sudah sejak lama pergi meninggalkannya. Sebelum menikah dengan Peter, dia sudah bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri. Dia berharap ketika menikah dengan Peter akan mengurangi kesulitan hidupnya yang selama ini terus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi apa yang dia harapkan menjadi sebuah kekeliruan karena ternyata setelah menikah pun dia masih harus bekerja keras.

Beruntungnya sekarang dia memiliki rumah meski sebuah rumah tua yang sudah rapuh. Dia berani mengusir Peter karena merasa dia berhak atas rumah ini. Seandainya mereka masih tinggal bersama orangtua Peter saat ini, mungkin dia yang akan terusir.

Terpopuler

Comments

lisa siti mariyah

lisa siti mariyah

sebagai lelaki peter kurang tanggungjawab, kasian istrinya 😌

2024-02-19

1

lihat semua
Episodes
1 Pertengkaran
2 Meninggalkan rumah
3 Berangkat Ke Ibukota
4 Pergi Dari Rumah Paman
5 Peter Menghilang
6 Berita Kematian Peter
7 Empat Tahun Berlalu
8 Bertemu Keluarga
9 Pertemuan
10 Dendam Yang Tak Terlupakan
11 Wanita Tidak Tahu Malu
12 Grace Kembali Menganggu
13 Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14 Menjadikan Grace Pelayan
15 Tugas Pelayan
16 Mengerjai Grace
17 Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18 Bekerja Hingga Larut Malam
19 Uang Gaji Pertama
20 Hubungan Berta Dan Peter
21 Berdua Dengan Berta Di kamar
22 Permintaan Papa Berta
23 Menghukum Grace
24 Meninggalkan Grace Di luar
25 Grace Meminta Cuti
26 Mengunjungi Rumah Lama
27 Menginap
28 Mengetahui kisah hidup Grace
29 Berita Pertunangan Peter
30 Melampiaskan Kemarahan
31 Wanita Murahan
32 Grace Hamil
33 Memberitahu Keluarga Berta
34 Grace Masuk Rumah Sakit
35 Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36 Memakan Makanan Pembelian Grcae
37 Kelahiran Bayi
38 Tentang Hansen
39 Ancaman Peter
40 Grace Memutuskan Pergi
41 Melaporkan Grace
42 Berta Kecelakaan
43 Berubah Sejak Kepergian Grace
44 Melihat Grace
45 Memperhatikan Hansen
46 Grace Di Tangkap
47 Kembali Ke Rumah Peter
48 Penyekapan Peter
49 Grace Ingin Kabur
50 Peter Yang Sebenarnya
51 Grace Menemui Peter
52 Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53 Kembali Ke Panti
54 Tentang Surat Cerai
55 Pernyataan Hansen
56 Tugas Baru
57 Pakaian Grace
58 Pergi Bersama
59 Menemani Peter Makan Malam
60 Perlengkapan Untuk Grace
61 Menyalahkan Peter
62 Membantu Leri
63 Peter Sakit
64 Merawat Peter
65 Bahagia Tetapi Sakit
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pertengkaran
2
Meninggalkan rumah
3
Berangkat Ke Ibukota
4
Pergi Dari Rumah Paman
5
Peter Menghilang
6
Berita Kematian Peter
7
Empat Tahun Berlalu
8
Bertemu Keluarga
9
Pertemuan
10
Dendam Yang Tak Terlupakan
11
Wanita Tidak Tahu Malu
12
Grace Kembali Menganggu
13
Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14
Menjadikan Grace Pelayan
15
Tugas Pelayan
16
Mengerjai Grace
17
Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18
Bekerja Hingga Larut Malam
19
Uang Gaji Pertama
20
Hubungan Berta Dan Peter
21
Berdua Dengan Berta Di kamar
22
Permintaan Papa Berta
23
Menghukum Grace
24
Meninggalkan Grace Di luar
25
Grace Meminta Cuti
26
Mengunjungi Rumah Lama
27
Menginap
28
Mengetahui kisah hidup Grace
29
Berita Pertunangan Peter
30
Melampiaskan Kemarahan
31
Wanita Murahan
32
Grace Hamil
33
Memberitahu Keluarga Berta
34
Grace Masuk Rumah Sakit
35
Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36
Memakan Makanan Pembelian Grcae
37
Kelahiran Bayi
38
Tentang Hansen
39
Ancaman Peter
40
Grace Memutuskan Pergi
41
Melaporkan Grace
42
Berta Kecelakaan
43
Berubah Sejak Kepergian Grace
44
Melihat Grace
45
Memperhatikan Hansen
46
Grace Di Tangkap
47
Kembali Ke Rumah Peter
48
Penyekapan Peter
49
Grace Ingin Kabur
50
Peter Yang Sebenarnya
51
Grace Menemui Peter
52
Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53
Kembali Ke Panti
54
Tentang Surat Cerai
55
Pernyataan Hansen
56
Tugas Baru
57
Pakaian Grace
58
Pergi Bersama
59
Menemani Peter Makan Malam
60
Perlengkapan Untuk Grace
61
Menyalahkan Peter
62
Membantu Leri
63
Peter Sakit
64
Merawat Peter
65
Bahagia Tetapi Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!