Bertemu Keluarga

Dua orang wanita berbeda usia sedang dalam keadaan dilema. Mereka bagaikan tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar beberapa jam yang lalu.

Mereka dijemput oleh orang suruhan Peter untuk membawa mereka ke ibukota. Awalnya mereka tidak percaya ketika mendengar bahwa Peter masih hidup, sedangkan mayat Peter telah mereka kuburkan beberapa tahun yang lalu. Ketidakpercayaan itu seketika menghilang di saat mereka berbicara langsung dengan Peter melalui ponsel orang suruhannya.

Perasaan bahagia sang ibu tidak bisa dia gambarkan, ternyata ada kesalahan saat mereka menganggap bahwa Peter telah mati. Tanpa berpikir panjang, mereka tidak menolak untuk dibawa pergi ke ibukota. Rasa sakit ketika mengingat tentang kematian sang putra beberapa tahun ini seketika sirna digantikan dengan perasaan haru dan bahagia.

Mobil yang mereka naiki memasuki gerbang sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Perasaan kagum terukir di kedua wajah wanita berbeda usia tersebut. Dalam hati mereka bertanya, apakah ini adalah rumah tempat Peter bekerja? Lalu berpendapat bahwa majikan Peter sangat baik sehingga mengizinkan mereka untuk menemui Peter di rumah mewahnya.

Turun dari mobil, mereka dituntun untuk memasuki rumah mewah tersebut. Saat berjalan, ibu dan saudara Peter tidak bisa menghentikan gerakan kepala mereka yang melihat kagum kepada bangunan rumah mewah tersebut.

Pintu utama rumah terbuka dengan lebar, lalu menampakkan seorang pria yang selama ini dinyatakan mati oleh mereka. Pria itu nampak sangat bugar dan sehat bahkan terlihat sangat berbeda dari empat tahun yang lalu.

"Ibu!" Dari kejauhan Peter memanggil sang ibu dengan perasaan haru. Dia melangkah ke depan dengan begitu cepat agar bisa memeluk wanita yang telah melahirkannya itu.

"Benarkah ini putraku?" Wanita paruh baya itu berkata hampir tidak percaya. Gerakan tangannya menyentuh setiap inci wajah Peter diiringi dengan air mata yang terus jatuh membasahi pipinya.

Leri sang adik juga menangis haru ketika kembali melihat wajah sang kakak dengan nyata. Mereka saling berpelukan melepaskan rindu yang mendalam.

"Apa kamu bekerja di sini?" tanya sang ibu dengan polos sambil melihat ke sekeliling isi dari rumah mewah yang mereka masuki untuk bertemu dengan Peter.

"Aku bekerja di kota ini, ibu dan Leri akan tinggal bersamaku di sini!" Peter membuat sang ibu kebingungan dengan jawaban yang dia berikan.

"Apa majikanmu tidak akan marah jika kami tinggal di sini bersamamu? Ibu rasa itu sudah sangat keterlaluan." Sang ibu memberikan sebuah pernyataan ketidaksopanan jika dengan mudahnya menerima ajakan Peter.

"Tidak begitu, Bu. Ibu dan Leri akan tetap di sini, dan kalian akan menjadi nyonya di rumah ini."

"Peter, itu sama sekali tidak lucu. Ibu sudah sangat senang bisa melihatmu lagi."

"Bu, lihat itu!" tunjuk Leri kepada sang ibu. Sejak tadi dia hanya diam dan memperhatikan rumah mewah tersebut, dan ternyata dia menemukan sesuatu hal yang membuatnya sedikit curiga dan ingin bertanya.

"Apa itu fotomu? Kenapa majikanmu memajangnya?"

Peter tersenyum kecil mendengar sang ibu yang terus bertanya. Dia tidak ingin membuat ibu dan saudaranya menjadi kebingungan lagi, dan akhirnya memberitahu yang sebenarnya.

Setelah mendengar semua cerita darinya, sekarang dua wanita itu sudah mengerti dengan semuanya. Mereka semakin terkagum dan terharu mendengar perjuangan Peter hingga sampai ke titik ini.

"Kak Peter benar-benar seorang yang hebat," puji Leri dengan perasaan bangga.

"Semua ini juga milik kalian," beritahu Peter tanpa ragu. Ya, dia ingin membahagiakan keluarganya dengan semua yang dia dapat saat ini.

Di balik kebahagiaan yang mereka rasakan, tanpa mereka sadari, di tempat yang sama di ujung kota, terlihat seorang wanita masih berjuang dalam hidupnya. Beberapa minggu yang lalu dia baru saja mendapatkan masalah yang bertubi-tubi, sehingga membuatnya harus bekerja siang dan malam tanpa lelah.

"Grace, istirahatlah! Kau akan menjadi penghuni rumah sakit jika terus memaksakan diri seperti ini."

Wanita itu adalah Grace yang beberapa tahun lalu memutuskan untuk pergi ke ibukota dan mengadu nasibnya di sana. Tidak jauh berbeda dari kehidupannya sebelum pergi ke ibukota, dia tetap mengerjakan pekerjaan apa pun yang ditawarkan kepadanya, karena mencari pekerjaan di ibukota ternyata jauh lebih sulit daripada di daerahnya. Namun karena kegigihannya, dalam beberapa tahun terakhir, Grace akhirnya mendapatkan pekerjaan tetap di sebuah restoran sebagai tukang cuci piring. Akan tetapi, bekerja sebagai tulang cuci piring di restoran tersebut tidaklah semudah yang dia bayangkan. Bahkan beberapa minggu terakhir, dia mendapatkan sebuah masalah besar. Dia harus mengganti rugi beberapa lusin piring makan yang tidak sengaja dia pecahkan dari sebuah rak piring berukuran besar. Hampir setengah dari persedian piring di restoran tersebut pecah karena kesalahannya. Jadi, sekarang dia harus membayarkan semua uang gajinya dalam beberapa bulan ke depan untuk membayar ganti rugi pring yang dia pecahkan.

Dia mencari pekerjaan yang lain ketika pulang bekerja dari restoran tersebut, karena dia harus membayar uang kontrakan dan kebutuhannya yang lain di setiap bulannya. Sekarang dia bekerja siang dan malam agar bisa bertahan hidup di ibukota ini.

"Aku harus menyelesaikannya, karena aku tidak bisa terlambat untuk pekerjaanku yang selanjutnya." Grace tidak mendengarkan nasihat rekannya. Dia terus bekerja agar dia bisa berpindah tempat dengan cepat.

"Tapi kamu juga harus memperhatikan dirimu yang sudah tinggal tulang belulang ini," tunjuk wanita rekannya kearah tulang selangka Grace yang sangat menonjol.

"Aku masih baik-baik saja, apa kau lupa jika hidup di ibukota sangat kejam bagi orang miskin sepertiku, jadi aku harus bekerja agar bisa bertahan hidup di sini." Apa pun yang dikatakan oleh rekannya, Grace akan membantah dengan prinsip hidup yang telah dia tanamkan pada dirinya.

Sang rekan hanya menggelengkan kepala mendengar setiap jawaban dari Grace. Dia tidak menyalahkan prinsip hidup yang dipegang oleh Grace, akan tetapi dia hanya kasihan melihatnya. Grace memang tidak bisa disamakan dengannya ataupun dengan rekan kerja mereka yang lainnya, karena Grace berbeda dari mereka semua yang hanya hidup sendiri tanpa ada keluarga satu orang pun seperti mereka. Jadi, Grace harus berjuang sendiri untuk hidupnya, karena tidak ada tempatnya untuk mengadukan nasib dirinya.

Grace melepaskan seragam yang dia pakai di restoran tersebut, lalu bergegas pergi menuju tempat dia bekerja selanjutnya.

Saat ini dia sedikit terlambat karena banyaknya pekerjaan yang sedang dia kerjakan di restoran.

Bruk!

"Aaaauuuf, ini sangat sakit!" Grace berbicara sendiri ketika dia tiba-tiba menabrak sebuah tong sampah berbahan besi karena terburu-buru sehingga membuat rasa sakit di jari kakinya.

Akibat kakinya yang sakit, Grace harus berjalan dengan pelan, karena jika dia memaksa, maka sakit di kakinya semakin terasa.

"Apa kautahu bahwa kau sudah terlambat selama setengah jam?" Grace sedang berhadapan dengan seorang wanita bertubuh gendut. Dia adalah atasan Grace di tempatnya bekerja saat ini.

"Maafkan aku, Nyonya. Aku mendapat sebuah kecelakaan kecil sebelum tiba di sini." Grace memberitahu alasan keterlambatannya.

"Gajimu akan tetap dipotong sesuai dengan waktu keterlambatanmu," ucap wanita gendut itu dengan tegas.

Grace hanya bisa menerima konsekuensinya, karena sejak awal begitulah peraturan kerja yang dia setujui. Ini adalah kali keberapa dia mendapatkan pemotongan uang gajinya, karena sebelumnya dia sering terlambat masuk akibat banyaknya pekerjaan di restoran.

"Andai ada pekerjaan yang tidak harus menguras uang gajiku, aku pasti akan bekerja dengan giat, asalkan gajiku tidak terkuras." Grace berkata dengan lirih berharap mendapatkan pekerjaan seperti yang dia inginkan, karena saat ini pekerjaan yang dia lakukan selalu mempertaruhkan uang gajinya, sedangkan dia sangat membutuhkan uang tersebut.

Episodes
1 Pertengkaran
2 Meninggalkan rumah
3 Berangkat Ke Ibukota
4 Pergi Dari Rumah Paman
5 Peter Menghilang
6 Berita Kematian Peter
7 Empat Tahun Berlalu
8 Bertemu Keluarga
9 Pertemuan
10 Dendam Yang Tak Terlupakan
11 Wanita Tidak Tahu Malu
12 Grace Kembali Menganggu
13 Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14 Menjadikan Grace Pelayan
15 Tugas Pelayan
16 Mengerjai Grace
17 Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18 Bekerja Hingga Larut Malam
19 Uang Gaji Pertama
20 Hubungan Berta Dan Peter
21 Berdua Dengan Berta Di kamar
22 Permintaan Papa Berta
23 Menghukum Grace
24 Meninggalkan Grace Di luar
25 Grace Meminta Cuti
26 Mengunjungi Rumah Lama
27 Menginap
28 Mengetahui kisah hidup Grace
29 Berita Pertunangan Peter
30 Melampiaskan Kemarahan
31 Wanita Murahan
32 Grace Hamil
33 Memberitahu Keluarga Berta
34 Grace Masuk Rumah Sakit
35 Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36 Memakan Makanan Pembelian Grcae
37 Kelahiran Bayi
38 Tentang Hansen
39 Ancaman Peter
40 Grace Memutuskan Pergi
41 Melaporkan Grace
42 Berta Kecelakaan
43 Berubah Sejak Kepergian Grace
44 Melihat Grace
45 Memperhatikan Hansen
46 Grace Di Tangkap
47 Kembali Ke Rumah Peter
48 Penyekapan Peter
49 Grace Ingin Kabur
50 Peter Yang Sebenarnya
51 Grace Menemui Peter
52 Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53 Kembali Ke Panti
54 Tentang Surat Cerai
55 Pernyataan Hansen
56 Tugas Baru
57 Pakaian Grace
58 Pergi Bersama
59 Menemani Peter Makan Malam
60 Perlengkapan Untuk Grace
61 Menyalahkan Peter
62 Membantu Leri
63 Peter Sakit
64 Merawat Peter
65 Bahagia Tetapi Sakit
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pertengkaran
2
Meninggalkan rumah
3
Berangkat Ke Ibukota
4
Pergi Dari Rumah Paman
5
Peter Menghilang
6
Berita Kematian Peter
7
Empat Tahun Berlalu
8
Bertemu Keluarga
9
Pertemuan
10
Dendam Yang Tak Terlupakan
11
Wanita Tidak Tahu Malu
12
Grace Kembali Menganggu
13
Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14
Menjadikan Grace Pelayan
15
Tugas Pelayan
16
Mengerjai Grace
17
Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18
Bekerja Hingga Larut Malam
19
Uang Gaji Pertama
20
Hubungan Berta Dan Peter
21
Berdua Dengan Berta Di kamar
22
Permintaan Papa Berta
23
Menghukum Grace
24
Meninggalkan Grace Di luar
25
Grace Meminta Cuti
26
Mengunjungi Rumah Lama
27
Menginap
28
Mengetahui kisah hidup Grace
29
Berita Pertunangan Peter
30
Melampiaskan Kemarahan
31
Wanita Murahan
32
Grace Hamil
33
Memberitahu Keluarga Berta
34
Grace Masuk Rumah Sakit
35
Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36
Memakan Makanan Pembelian Grcae
37
Kelahiran Bayi
38
Tentang Hansen
39
Ancaman Peter
40
Grace Memutuskan Pergi
41
Melaporkan Grace
42
Berta Kecelakaan
43
Berubah Sejak Kepergian Grace
44
Melihat Grace
45
Memperhatikan Hansen
46
Grace Di Tangkap
47
Kembali Ke Rumah Peter
48
Penyekapan Peter
49
Grace Ingin Kabur
50
Peter Yang Sebenarnya
51
Grace Menemui Peter
52
Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53
Kembali Ke Panti
54
Tentang Surat Cerai
55
Pernyataan Hansen
56
Tugas Baru
57
Pakaian Grace
58
Pergi Bersama
59
Menemani Peter Makan Malam
60
Perlengkapan Untuk Grace
61
Menyalahkan Peter
62
Membantu Leri
63
Peter Sakit
64
Merawat Peter
65
Bahagia Tetapi Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!