Empat Tahun Berlalu

"Berta!" bentak pria tua kepada seorang wanita muda di hadapannya. Wanita itu sedang memegang erat lengan kokoh seorang pria berwajah tampan, dan ketampanan pria itu tetap terpancar dengan segala bentuk model pakaian yang dia gunakan. Seperti saat ini, dia hanya memakai baju kaos yang membentuk tubuh kekarnya yang dipadukan dengan celana jeans panjang, meskipun hanya berpakaian sederhana seperti itu, dia tetap terlihat tampan.

"Kak, Peter, lihatlah! Papa tetap memarahiku." Wanita muda yang bernama Berta itu berkata dengan manja.

"Papa memarahiku karena kamu tidak mendengarkan perkataan, Papa. Kamu pikir Peter selalu mempunyai waktu untuk mengurusi setiap kerusuhan dan kenakalan yang kamu ciptakan?" tanya pria tua itu kepada putrinya.

"Kalau begitu, Papa harus mengizinkanku bersama Neil," jawab sang putri sedikit cemberut.

"Papa bukan tidak mengizinkan kalian berpacaran, tapi papa ingin kamu fokus untuk pendidikanmu lebih dulu," bantah pria paruh tua itu dengan tegas.

"Alasannya selalu begitu, lalu kapan aku akan menikmati masa mudaku," gerutu sang putri terhadap penjelasan papanya yang sudah sangat sering di dengar oleh kedua telinganya. "Ayo, kak Peter, temani aku, aku ingin berbagi cerita!" Wanita yang bernama Berta tersebut menarik tangan Peter untuk pergi dari hadapan papanya.

Peter tidak bisa menolak, apalagi wanita muda itu sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri. Mereka pergi meninggalkan pria paruh tua yang masih menahan geram melihat putri kesayangannya itu.

"Apa kamu lupa dengan peraturannya?" Peter berkata saat Berta mencoba membawanya masuk ke dalam kamar tidurnya.

"Tapi aku ingin bercerita dengan, kak Peter!" Berta seakan ingin melupakan peraturan yang dibuat oleh Peter kepadanya. Ya, Peter pernah membuat beberapa peraturan kepada Berta setelah dia resmi dijadikan sebagai saudara angkat dari Wanita muda ini. Dia tidak akan pernah masuk ke dalam kamar gadis muda itu.

"Kalau begitu, kita akan bercerita di tempat biasa," ajak Peter serta mengingatkan kepada Berta sebuah tempat yang menjadi tempat favorit mereka ketika saling berbagi cerita.

"Aku masih kesal dengan, Papa," tolak Berta tidak ingin mengalah.

"Kita akan bercerita besok!" Peter mengambil sebuah keputusan dan membuat Berta menampakkan kekesalannya dengan sikap manjanya.

"Kak ...." Berta berkata dengan manja dan ingin meluluhkan Peter supaya melanggar aturan yang pernah mereka sepakati.

"Tidak, aku tidak akan menjadi orang yang melanggar perjanjian itu," bantah Peter tidak ingin luluh dengan hasutan sang adik angkatnya.

Beberapa saat bedebat, akhirnya Berta mengalah karena Peter berjanji akan mendengarkan ceritanya di hari libur bekerja. Wanita muda itu sangat senang mendengarnya, karena di saat hari libur bekerja, dia bisa bersama Peter seharian dan akan membuat dia menyusun rencana untuk bertemu sang pujaan hatinya, yaitu seorang pria yang bernama Neil Bara. Namun hubungan mereka masih ditentang oleh sang papa karena sekarang dia difokuskan oleh sang papa untuk pendidikannya, karena dia akan menjadi pewaris perusahaan keluarganya.

Peter pergi meninggalkan kamar Berta setelah memastikan wanita itu tidak berontak lagi. Dia berencana akan pamit pergi kepada papa Berta yang dia yakin sekarang sedang berada di ruang kerjanya.

Akan tetapi, tebakan Peter tidaklah tepat ketika melihat pria tua yang di panggil Berta papa itu sedang duduk santai di ruang tamu dengan sebuah surat kabar di tangannya. Pria itu masih saja membaca surat kabar meski malam sudah semaki larut.

"Apa dia sudah tidur?" tanya pria itu dengan suaranya yang mengintimidasi.

"Dia hanya berjanji," jawab Peter tidak pasti.

"Terima kasih telah menjaganya untukku!" Raut wajah pria tua itu nampak menahan rasa kekhawatirannya terhadap sang putri satu-satunya itu.

"Tidak, Paman. Seharusnya paman tidak perlu berterima kasih kepadaku, karena itu sudah menjadi tanggungjawabku saat ini." Peter tidak terima jika pria tua itu terus berterima kasih dengan sesuatu yang dia lakukan, karena sebenarnya itu sudah menjadi tanggungjawabnya saat pria tua ini menolongnya, dan karena pria tua inilah dia bisa menjadi Peter yang sekarang. Tentang Berta, dia telah berjanji akan menjaga wanita muda itu untuk selamanya.

"Apa kau ingin minum segelas kopi?" tanya pria tua itu. Tawaran segelas kopi itu menandakan bahwa dia meminta Peter untuk ikut duduk bersamanya.

"A ...."

Ucapan Peter terhenti karena mendengar suara ponselnya yang berbunyi. Dalam beberapa detik, dia melihat kearah pria tua yang masih duduk di sofa itu.

"Silahkan, kamu tidak perlu sungkan padaku," sindirnya dengan halus kepada Peter.

Peter merasa sangat tidak hormat jika menjawab panggilannya ketika sedang berbicara dengan pria tua ini. Namun karena pria tua itu telah menyuruhnya, dia memutuskan untuk menjawab panggilannya.

Raut wajah Peter nampak berubah ketika benda bercahaya itu menempel ke telinganya. Ekspresi yang terukir di wajahnya melukiskan sesuatu yang mendalam. Beberapa menit berbicara di ponselnya, Peter kembali bergabung bersama pria tua itu.

"Apa keluargamu sudah mengetahuinya?" lanjut pria tua itu bertanya.

"Ya, orang suruhanku telah datang menjemput mereka, dan saat ini mereka sedang dalam perjalanan," jawab Peter dengan tenang.

"Apa kau masih tidak ingin menginjakkan kaki ke sana?" Dia ingin memastikan jawaban Peter setelah empat tahun berlalu.

Peter tidak menjawab, karena pertanyaan itu mengingatkannya kepada seorang wanita yang sangat dia benci hingga saat ini. Ingatan masa lalu itu tidak pernah dia lupakan, dan karena itulah dia berjuang hidup sendiri selama ini dengan penuh rintangan dan duka yang mendalam sehingga sekarang dia menjadi seorang CEO di perusahaan yang dia bangun dengan tangannya sendiri di ibukota ini, dan semua perjuangannya tidak lepas dari budi baik seorang pria tua yang ada di hadapannya saat ini.

Empat tahun yang lalu, setelah pergi dari rumah sang paman, dia hidup di jalanan karena tidak ada tempat yang bisa dia tinggali. Dia tidak mengenal siapa pun di ibukota ini, akan tetapi dia tetap tidak ingin kembali ke rumah sang paman meski tidak ada lagi tempat yang dia tuju.

Hidup di jalanan membuat sejarah kelam dan pahit dalam hidupnya. Dia harus berjuang melawan kerasnya hidup di ibukota tanpa keluarga. Masa itu dia tidak luput dari para preman jalanan yang ingin menguasai, bahkan setiap malam dia tidak pernah bisa tidur dengan tenang. Tinggal di ibukota, orang-orang tidak di izinkan untuk tidur sembarangan, dan ternyata tempatnya para orang yang hidup dijalanan telah disediakan pada sebuah kawasan yang jauh dari pemukiman agar tidak menganggu tatanan kota, sehingga dia harus ikut bergabung bersama mereka karena dia tidak mempunyai tempat tinggal.

Setelah lama hidup dijalanan yang penuh dengan kesakitan, Peter mencoba mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan untuk hidupnya, karena tekad dan kegigihannya, akhirnya dia mendapatkan pekerjaan. Namun pada suatu malam, dia kembali mendapatkan perlakuan yang tidak adil karena dituduh melakukan suatu kecurangan yang tidak dia lakukan. Dia diusir bagaikan seekor binatang meski sudah mengatakan kebenarannya.

Tidak hanya diusir, tetapi dia mendapatkan kekerasan fisik sehingga membuat dia menerima banyak luka di tubuhnya, bahkan luka yang dia dapat ketika tinggal di jalanan masih belum sembuh sepenuhnya.

Di malam kejadian pengusiran itu, ternyata membawanya bertemu dengan Berta. Waktu itu Berta sedang dikejar oleh beberapa pria berandalan. Berta meminta tolong kepadanya saat dia sedang menahan rasa sakit di tubuhnya. Awalnya dia tidak peduli dan mengacuhkan Berta, tetapi rasa sakit di hatinya kembali menggebu, dia ingin melampiaskan kemarahannya. Tanpa berpikir lagi, dia berlari kearah beberapa pria yang ingin melecehkan Berta. Dalam keadaan marah dan membabi buta, dia melampiaskan kemarahannya kepada beberapa pria tersebut dan akhirnya bisa menyelamatkan Berta dari cengkraman mereka.

Dari aksi penyelamatan Berta itu membawanya bertemu dengan seorang pengusaha terkenal di ibukota yang merupakan orangtua Berta. Melihat keadaannya, papa Berta ingin membalas budi kepadanya dengan cara memberinya pekerjaan. Akan tetapi awal bekerja bersama keluarga Berta, dia juga mendapatkan perlakuan yang tidak adil, namun dia tidak ingin lagi menjadi kambing hitam dalam setiap masalah yang tidak dia lakukan. Dia terus berjuang untuk membuktikan bahwa dia tidak melakukan kesalahan, dan beruntungnya keluarga Berta berlaku adil dan mau mendengarkan pembelaan dirinya.

Kegigihannya yang terus berjuang, membuat orangtua Berta mempercayainya, bahkan dia dijadikan sebagai seorang pengawal bagi putri mereka satu-satunya yang selama ini berprilaku sesukanya. Dia menjadi pengawal yang tegas, bahkan dia tidak sungkan untuk memarahi Berta jika dia berprilaku buruk, karena dia teringat akan saudara perempuannya. Akhirnya dia benar-benar menjaga dan menyayangi Berta bagaikan seorang saudara.

Dalam waktu dua tahun bekerja dengan keluarga Berta, selain menjadi pengawal untuk Berta, tanpa diketahui oleh mereka, dia mencoba untuk membuka usaha sendiri dari hasil uang gaji yang dia kumpulkan. Sedikit demi sedikit usahanya mengalami kemajuan, dan dia sudah bertekad akan mengembangkan usahanya dengan jerih payanya sendiri tanpa melibatkan orang lain di dalamnya. Namun pada akhirnya dia juga berterus terang kepada keluarga Berta tentang usahanya, karena dia ingin belajar dari papa Berta.

Di saat usahanya mulai berkembang, disitulah Berta kehilangan mamanya. Kepergian sang mama membuat Berta sangat terpukul, dan dialah orang yang selalu berada di dekat Berta untuk menenangkan gadis muda itu, karena tetap bekerja menjadi pengawal untuk gadis muda itu. Meski dia mempunyai banyak pekerjaan, tetapi dia tetap akan meluangkan waktu jika Berta membutuhkannya. Melihat ketulusannya dalam menjaga Berta, dia akhirnya dijadikan sebagai anak angkat oleh papa Berta, dan sejak saat itu, dia telah berjanji akan selalu menjaga Berta sampai kapan pun.

Lama Peter terdiam dan termenung tanpa kata saat kisah lalu memenuhi pikirannya. Dia akhirnya tersadar kembali di saat mendengar suara ponselnya yang berbunyi kembali.

"Kau boleh pergi, sepertinya putriku benar-benar telah mengacaukan pekerjaanmu!" pria tua itu berkata dengan rasa bersalahnya. Jika bukan karena putrinya, mungkin Peter sekarang sedang bekerja dengan tenang.

"Aku minta maaf, Paman. Tapi mereka benar-benar sedang membutuhkanku," jawab Peter.

Episodes
1 Pertengkaran
2 Meninggalkan rumah
3 Berangkat Ke Ibukota
4 Pergi Dari Rumah Paman
5 Peter Menghilang
6 Berita Kematian Peter
7 Empat Tahun Berlalu
8 Bertemu Keluarga
9 Pertemuan
10 Dendam Yang Tak Terlupakan
11 Wanita Tidak Tahu Malu
12 Grace Kembali Menganggu
13 Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14 Menjadikan Grace Pelayan
15 Tugas Pelayan
16 Mengerjai Grace
17 Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18 Bekerja Hingga Larut Malam
19 Uang Gaji Pertama
20 Hubungan Berta Dan Peter
21 Berdua Dengan Berta Di kamar
22 Permintaan Papa Berta
23 Menghukum Grace
24 Meninggalkan Grace Di luar
25 Grace Meminta Cuti
26 Mengunjungi Rumah Lama
27 Menginap
28 Mengetahui kisah hidup Grace
29 Berita Pertunangan Peter
30 Melampiaskan Kemarahan
31 Wanita Murahan
32 Grace Hamil
33 Memberitahu Keluarga Berta
34 Grace Masuk Rumah Sakit
35 Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36 Memakan Makanan Pembelian Grcae
37 Kelahiran Bayi
38 Tentang Hansen
39 Ancaman Peter
40 Grace Memutuskan Pergi
41 Melaporkan Grace
42 Berta Kecelakaan
43 Berubah Sejak Kepergian Grace
44 Melihat Grace
45 Memperhatikan Hansen
46 Grace Di Tangkap
47 Kembali Ke Rumah Peter
48 Penyekapan Peter
49 Grace Ingin Kabur
50 Peter Yang Sebenarnya
51 Grace Menemui Peter
52 Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53 Kembali Ke Panti
54 Tentang Surat Cerai
55 Pernyataan Hansen
56 Tugas Baru
57 Pakaian Grace
58 Pergi Bersama
59 Menemani Peter Makan Malam
60 Perlengkapan Untuk Grace
61 Menyalahkan Peter
62 Membantu Leri
63 Peter Sakit
64 Merawat Peter
65 Bahagia Tetapi Sakit
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pertengkaran
2
Meninggalkan rumah
3
Berangkat Ke Ibukota
4
Pergi Dari Rumah Paman
5
Peter Menghilang
6
Berita Kematian Peter
7
Empat Tahun Berlalu
8
Bertemu Keluarga
9
Pertemuan
10
Dendam Yang Tak Terlupakan
11
Wanita Tidak Tahu Malu
12
Grace Kembali Menganggu
13
Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14
Menjadikan Grace Pelayan
15
Tugas Pelayan
16
Mengerjai Grace
17
Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18
Bekerja Hingga Larut Malam
19
Uang Gaji Pertama
20
Hubungan Berta Dan Peter
21
Berdua Dengan Berta Di kamar
22
Permintaan Papa Berta
23
Menghukum Grace
24
Meninggalkan Grace Di luar
25
Grace Meminta Cuti
26
Mengunjungi Rumah Lama
27
Menginap
28
Mengetahui kisah hidup Grace
29
Berita Pertunangan Peter
30
Melampiaskan Kemarahan
31
Wanita Murahan
32
Grace Hamil
33
Memberitahu Keluarga Berta
34
Grace Masuk Rumah Sakit
35
Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36
Memakan Makanan Pembelian Grcae
37
Kelahiran Bayi
38
Tentang Hansen
39
Ancaman Peter
40
Grace Memutuskan Pergi
41
Melaporkan Grace
42
Berta Kecelakaan
43
Berubah Sejak Kepergian Grace
44
Melihat Grace
45
Memperhatikan Hansen
46
Grace Di Tangkap
47
Kembali Ke Rumah Peter
48
Penyekapan Peter
49
Grace Ingin Kabur
50
Peter Yang Sebenarnya
51
Grace Menemui Peter
52
Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53
Kembali Ke Panti
54
Tentang Surat Cerai
55
Pernyataan Hansen
56
Tugas Baru
57
Pakaian Grace
58
Pergi Bersama
59
Menemani Peter Makan Malam
60
Perlengkapan Untuk Grace
61
Menyalahkan Peter
62
Membantu Leri
63
Peter Sakit
64
Merawat Peter
65
Bahagia Tetapi Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!