Suasana masih gelap, akan tetapi Grace sudah membuka matanya dari tidurnya yang nyenyak. Sebagian pinggir pakaiannya terasa basah karena terkena siraman air hujan yang turun tidak berhenti.
Grace meregangkan otot-ototnya tanpa peduli dengan pakaiannya yang basah. Sejak dia keluar dari rumah sewanya, dia hanya membawa satu tas berukuran sedang yang berisi beberapa pakaiannya. Merasa kehidupan yang belum adil terhadapnya, dia tidak berpikir untuk melengkapi banyak kebutuhan hidup dengan membeli berbagai macam barang yang menurutnya tidak terlalu penting. Dalam hidupnya, dia hanya berharap bisa memenuhi kebutuhan perutnya agar tidak kelaparan serta bisa memiliki tempat yang aman. Sedangkan kebutuhan yang lain, dia sama sekali tidak peduli.
Grace melangkah pergi meninggalkan rumah mewah Peter, dia sempat membangunkan sang penjaga supaya membuka pintu gerbang untuknya. Tatapan mata penjaga yang masih berat membuat dia tidak banyak bertanya dan membiarkan Grace pergi dengan tenang.
Grace melangkah dengan rasa bahagia karena dia sudah menemukan sebuah tempat yang aman untuk dia tinggali, meskipun harus mempertaruhkan harga dirinya kepada Peter. Dia hanya ingin terhindar dari preman jalanan yang selalu berkeliaran di ibukota.
Seperti biasa, Grace akan pergi bekerja ke restoran, dan hari ini dia adalah orang yang datang paling cepat bahkan restoran tersebut belum dibuka. Sambil menunggu, Grace membeli sebuah roti untuk mengisi perutnya dari hasil uang lembur yang dia dapat kemarin. Uang itu mungkin hanya bisa bertahan selama empat hari untuk dia belikan makanan. Sampai saat ini dia masih mengganti kerugian dengan uang gajinya, sehingga dia benar-benar tidak memiliki uang gaji yang dia terima lagi.
Di sisi lain, Peter baru saja selesai sarapan pagi bersama ibunya dan Leri. Kedatangan Grace ke rumah mereka semalam tidak disadari oleh ibunya dan Leri karena mereka telah hanyut ke alam mimpi, sehingga pagi ini mereka tidak bertanya tentang apa pun.
Peter akan berangkat ke perusahaan, namun saat dia keluar dari rumah, dia tidak menemukan sosok Grace. Untuk memastikan kembali, dia melihat ke sekeliling halaman dan setiap sudut rumahnya, tetapi Grace sama sekali tidak terlihat dimana pun.
Dari tempatnya berdiri, Peter memanggil sang penjaga yang telah bersiap untuk membukakan pintu gerbang kepada tuannya.
"Dimana dia?" tanya Peter dengan suaranya yang dingin.
"Apa tuan bertanya tentang wanita semalam?" Sang penjaga ingin memastikan.
Peter tidak menjawab, namun sang penjaga sudah mendapatkan jawabannya.
"Dia sudah pergi sejak tadi ketika hari masih gelap," jawab sang pengawal memberitahu.
Peter merasa aneh dengan jawaban dari sang pengawal. Tetapi karena Grace benar-benar telah pergi, dia tidak peduli lagi, meski dalam hati dia masih bertanya apa sebenarnya maksud Grace.
Tiba di perusahaan Peter ingin menghubungi seorang pengacara untuk mengurus surat cerai mereka. Dia tidak ingin Grace dengan mudah dan tanpa rasa malu mengatakan bahwa mereka masih berstatus sebagai suami-istri karena tidak ada surat cerai yang mereka tandatangani sebelumnya. Sebelum menghubungi pengacara tersebut, Peter mengingat sesuatu, dan akhirnya membatalkan niatnya untuk membuat surat cerai mereka.
Peter tersenyum jahat ketika sesuatu muncul di benaknya.
Ketenarannya di dunia bisnis membuatnya bisa melakukan apa pun dengan uang yang dia miliki. Dia menghubungi beberapa pengawalnya untuk mencaritahu tentang restoran tempat Grace bekerja.
Dalam waktu yang tidak lama, semua informasi tentang restoran tersebut telah dia dapatkan dari para pengawalnya. Bahkan semua tempat Grace bekerja telah dia ketahui. Selanjutnya dia memerintahkan kepada pengawalnya untuk membuat jadwal bertemu dengan pemilik restoran tersebut.
...****************...
Peter nampak memasuki restoran tempat dimana Grace bekerja, beberapa karyawan restoran tersebut sempat melihatnya dan membuat suasana di bagian belakang restoran tempatnya para karyawan menjadi heboh. Dalam beberapa hari ini, mereka terlalu sering melihat Peter berkunjung ke restoran mereka, dan itu membuat mereka menjadi senang dan bahagia.
Peter telah berada dalam sebuah ruangan khusus sebagai tempat sang pemilik restoran. Mereka duduk secara berhadapan dan Peter membicarakan tentang tujuan kedatangannya.
Tidak banyak yang disampaikan oleh Peter, namun sang pemilik restoran bisa memahaminya dengan baik.
Dia menyetujui sesuatu yang telah dibicarakan oleh Peter, karena yang diminta oleh Peter bukanlah sesuatu yang bisa merugikan restorannya, bahkan dia mendapatkan sebuah keuntungan yang dijanjikan oleh Peter.
Selesai berbicara dengan pemilik restoran, Peter langsung pergi karena sesuatu yang diinginkannya telah tercapai. Saat keluar dari restoran tersebut, dia tidak bertemu dengan Grace, tetapi dia yakin sebentar lagi wanita itu akan mendapatkan sebuah berita yang membuatnya terkejut.
Melakukan hal dengan uang yang dimiliki adalah sesuatu yang sangat mudah di ibukota ini. Kita akan menjadi penguasa jika memiliki uang yang banyak, sehingga bisa melakukan apa pun yang kita inginkan. Peter bisa merasakannya dari dulu, sejak dia terus diperlakukan orang-orang dengan tidak adil, hanya sedikit orang yang mempunyai hati dan bisa mengasihani orang lain di tempat ini.
Grace baru saja menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna. Sebelum dia pergi, dia di panggil oleh pemilik restoran. Grace merasa heran dan bertanya-tanya, karena dalam beberapa hari ini dia tidak membuat suatu kesalahan. Biasanya setiap karyawan yang dipanggil karena mereka membuat suatu kesalahan, akan tetapi setelah dia berpikir keras, dia benar-benar tidak membuat kesalahan apa pun dalam beberapa hari ini.
"Kautahu kenapa aku memanggilmu?" tanya pria yang berbadan sedikit gemuk, dia adalah orang yang memiliki restoran ini.
"Maaf, Tuan. Aku sama sekali tidak mengetahuinya," beritahu Grace dengan jujur.
Sang pemilik restoran hanya mengangguk, lalu melanjutkan perkataannya.
Grace terpaku saat mendengar perkataan sang pemilik restoran. Dia juga bertanya tentang alasannya, namun sang pemilik restoran tersebut memberikan jawaban yang menurutnya tidak masuk akal.
"Kenapa begitu? aku tidak melakukan kesalahan apa pun, bahkan aku tidak menerima gaji sepeser pun karena harus mengganti rugi dari sebuah kesalahan yang aku lakukan." Grace tidak terima atas pemberhentian dirinya. Ya, dia baru dikeluarkan oleh sang pemilik restoran dari pekerjaannya.
"Kau tidak perlu menggantinya lagi, tetapi kau dikeluarkan dari pekerjaan ini," lanjut pria pemilik restoran tersebut tetap dengan keputusannya.
Bagaimana pun Grace ingin membela diri dan mempertahankan pekerjaannya, dia akan tetap kalah dari sang pemilik restoran.
Grace menyeret langkah kakinya keluar dari restoran setelah berpamitan dengan beberapa rekannya. Mereka melihat iba kearahnya, namun mereka juga tidak bisa berbuat sesuatu untuk menolong, karena keputusan ini langsung diputuskan oleh sang pemilik restoran.
Seperti biasa, Grace akan bekerja kembali di tempat berikutnya. Dia akan memutar otak kembali untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang baru. Tetapi dia sudah kalah meski masih dalam berpikir. Semua orang sedang berlomba untuk mencari pekerjaan, sehingga sedikit sulit untuk mendapatkannya.
Hal yang sama didapatkan oleh Grace ketika tiba di tempat kerjanya yang berikutnya dengan alasan karena dia sering datang terlambat. Tidak ada yang peduli padanya dan mendengarkan keluhannya, sehingga saat ini dia benar-benar tidak memiliki pekerjaan lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Arina Sabrina
dia perempuan..kalau org jahat dapat hbis kena pelecehan dan dirampok, she's still ur wife thoo..
2024-04-05
1
lisa siti mariyah
jangan kepedean peter tak ada niatan grace kembali kepadamu dia hanya butuh tempat yg aman untuk dia tinggali..
2024-02-27
0