Dendam Yang Tak Terlupakan

Sore yang masih panas membuat karyawan di perusahaan malas untuk pulang lebih cepat. Mereka memilih untuk bersantai sambil menunggu hawa panas sedikit berkurang.

Di gedung perusahaan paling tinggi, Peter sedang berdiri menghadap kearah dinding perusahaan yang berbahan kaca sehingga dia bisa melihat keadaan luar dari ruangannya.

Matanya menatap lurus ke depan sambil menghisap sebatang rokok di mulutnya. Beberapa tahun ini, dia telah menjadi seseorang pecandu rokok ketika pikirannya sedang kalut.

Meski matanya melihat suasana ke luar jendela, namun bukan itulah yang menjadi fokusnya. Dia nampak termenung, tetapi pikirannya sedang dipenuhi oleh kepingan puzzle masa lalu yang lama-kelamaan menjadi satu.

Pertemuannya dengan Grace pada siang terik tadi, membuat dendam lama yang selama ini tersimpan di hatinya kembali membara. Tidak ada rasa kasihan sedikit pun ketika dia melihat Grace diperlakukan seperti itu, bahkan dia merasa sangat puas dan bahagia melihatnya.

Dia sempat melihat keterkejutan Grace ketika melihatnya. Mungkin wanita itu tidak percaya ketika mengetahui bahwa sebenarnya dia masih hidup.

Peter terus terdiam menatap lurus ke depan, dan sesekali mengganti rokok yang telah habis dia hisap. Tanpa dia sadari, persediaan rokoknya hanya tinggal setengah dari satu kotak.

Lamunan Peter terganggu karena mendengar suara ponselnya yang berbunyi. Melihat pemanggilnya, dia bergegas untuk pergi karena saat ini Berta sedang membutuhkan pertolongannya.

Peter membawa mobil sendiri tanpa seorang supir, dia ingin segera tiba di tempat dimana Berta berada. Laju mobilnya membelah jalanan yang sepi oleh pengendara karena dia mengambil jalan pintas agar sampai lebih cepat.

Di persimpangan jalan, dia memelankan laju mobilnya karena telah melihat keberadaan Berta. Sebuah mobil yang sangat dia kenali sedang berhenti di simpang jalan yang sepi. Pengemudinya tidak terlihat karena dia menyuruh pengemudi tersebut agar tetap berada di dalam mobil dan menunggunya tiba.

"Kak Peter!" Berta keluar dari dalam mobil lalu berlari menghampiri Peter dan tanpa ragu memeluknya.

"Tenanglah, aku sudah ada di sini." Peter mengelus pucuk kepala Berta untuk menenangkan gadis itu.

"Aku sangat takut," lanjut Berta memberitahu ketakutannya dengan posisi masih memeluk Peter dengan erat.

"Ayo, kita akan pergi, aku sudah menyuruh seseorang untuk memperbaiki mobilnya!" Peter membawa Berta ke dalam mobil miliknya dan mengajaknya pergi dari jalanan sepi itu.

Dalam perjalanan, Peter bertanya kenapa Berta bisa sampai tersesat di jalan sepi itu, ternyata sebelumnya dia sedang bertemu dengan Neil sang kekasih. Setelah mereka bertemu, dia mendapatkan panggilan mendesak dari temannya, lalu dia memilih pergi melalui jalan pintas itu supaya cepat tiba. Namun dalam perjalanan, tiba-tiba mobilnya mati. Akhirnya dia meminta tolong kepada Peter karena hanya Peter yang ada dalam pikirannya.

Berta tidak ingin kembali ke rumah lebih dulu. Dia mengajak Peter untuk singgah di sebuah tempat minum, karena dia ingin bercerita bersama Peter. Beberapa hari terakhir, mereka jarang bertemu karena kesibukan Peter dengan pekerjaannya. Berta memanfaatkan waktu saat ini untuk menahan Peter agar tidak pergi, dan menagih janji Peter yang akan mendengarkan ceritanya.

Mengingat janji yang pernah dia ucapkan, akhirnya Peter menerima ajakan Berta, kebetulan hari juga sudah mulai gelap, dia akan mengajak Berta untuk makan malam bersama.

Sementara itu di sebuah restoran tempatnya bekerja, Grace masih mencuci piring bersama beberapa orang rekannya. Hari ini pelanggan restoran begitu ramai sehingga piring kotor menjadi sangat banyak, dan Grace masih bertahan di restoran tersebut meski hari sudah mualai gelap.

"Tuan Peter sangat hebat, dia juga sangat tampan." Salah seorang rekan Grace berkata. Di ruangan tempat mereka bekerja terlihat sebuah televisi berukuran besar menempel di dinding sedang menyala dan memperlihatkan berita tentang penggusuran perumahan yang akan dijadikan tempat pusat perbelanjaan.

Grace menghentikan gerakan tangannya. Dia ikut melihat ke layar televisi bagaikan patung tanpa bergerak sedikit pun. Bola matanya tidak bergerak dan hanya fokus pada sosok pria yang terlihat di layar televisi tersebut.

Kepercayaan yang sejak tadi terpatri di hatinya semakin membawanya kepada sebuah keyakinan bahwa pria yang dia lihat siang tadi adalah Peter. Ditambah dengan namanya yang sama dan tidak berubah.

"Aku sangat kagum dengannya, selain hebat, dia adalah pria yang sangat kaya," lanjut beberapa rekan Grace memuji Peter.

Grace sedikit bingung dengan keadaannya. Kenapa Peter bisa hidup kembali, sedangkan dia sudah dikabarkan telah mati sejak empat tahun yang lalu. Peter yang dia lihat saat ini sangat jauh berbeda dengan yang dulu meski dia masih bisa mengenalinya.

"Grace! Kau menumpahkan air krannya," pekik seorang wanita yang berpakaian sama dengannya.

Grace terperanjat hingga badannya sedikit terangkat. Dia bergerak dengan cepat untuk mematikan kran air yang telah memenuhi bak piring kotornya.

"Orang seperti kita tidak akan bisa mendapatkan orang seperti tuan Peter, Grace. Jadi jangan terlalu berharap untuk bisa mendapatkannya. Melihatnya secara nyata pun aku belum pasti apakah kita bisa melihatnya." Grace mendapatkan sindiran seakan dia sama dengan mereka yang mengagumi Peter.

Grace kembali melanjutkan pekerjaannya dengan pikirannya yang penuh dengan peristiwa yang terjadi hari ini. Apalagi dia masih berpikir keras dimana dia akan tidur malam ini, karena dia sudah tidak memiliki tempat tinggal lagi.

"Hai, apakah ada yang ingin lembur hari ini?" Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang datang dari sebelah ruangan tempat Grace dan para rekannya.

"Aku!" Grace menjawab dengan cepat. Mengingat hari ini dia tidak bekerja di tempat yang lain, dia menyetujui untuk bekerja lembur di restoran. Jika lembur begini, dia akan mendapatkan uang di luar dari gajinya, dan bisa digunakan untuk kebutuhannya.

"Aku sudah yakin kau adalah orangnya," tebak seseorang itu. "Baiklah, sekarang kau layani pelanggan yang berada di meja no 10, karena karyawan yang lain belum datang, dan di luar pelanggan masih sangat ramai."

Grace mengikuti perintah yang dikatakan, lembur yang dimaksud adalah dia akan menjadi pelayan tambahan untuk malam ini, dan pekerjaan mencuci piring akan dia lanjutkan setelah restoran tutup.

Dari jauh grace sudah melihat meja yang akan dia tuju, dan di sana terlihat dua orang berbeda jenis kelamin sedang duduk saling berhadapan. Grace menebak itu adalah pasangan kekasih karena melihat gadis muda yang menghadap kearahnya, sementara pria yang bersamanya membelakangi arah Grace berjalan.

Grace semakin mendekat kearah mereka dengan sebuah alat tulis di tangannya. Gadis muda yang dia lihat nampak sedang bercerita dengan semangat kepada sang kekasih yang ada di depannya. Rasanya Grace tidak ingin menganggu mereka karena melihat keseriusan gadis itu bercerita meski dia tidak tahu apa yang dibahas oleh mereka.

"Maaf menganggu waktu kalian." Grace berkata dengan sopan. Gadis muda yang sejak tadi dia perhatikan langsung menghentikan bicaranya dan melihat kearah Grace yang berdiri di bagian samping mereka. Sedangkan pria yang bersamanya sedang melihat kearah bawah untuk melihat ponsel di tangannya.

"Aku ingin pesan kimbab," kata gadis muda itu memesan makanannya.

Grace menulisnya dengan cepat di sebuah buku kecil yang dia bawa.

"Apa pesanan, kak Peter?"

Grace tanpa sengaja menjatuhkan pulpen di tangannya ketika mendengar nama Peter disebut, dan itu membuat Peter mengangkat kepalanya dan melihat kearah Grace yang bergerak untuk mengambil pulpennya yang sudah berada di lantai.

Waktu terasa berhenti ketika Grace kembali berdiri dan melihat kearah Peter yang sedang menatapnya. Tergambar perasaan yang berbeda di antara mereka. Grace menatap Peter dengan rasa tidak percayanya, sedangkan Peter menatapnya dengan rasa benci dan dendam di hatinya yang tidak pernah surut ketika mendengar nama Grace, apalagi telah melihatnya dalam jarak yang sangat dekat seperti ini.

"Kak Peter, sebutkan pesanannya, jangan membuat pelayan ini menunggu terlalu lama," tegur Berta yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi di antara mereka.

"Pesankan saja untukku seperti biasa," jawab Peter mengalihkan pandangannya dari Grace. Mulutnya terasa sangat berat bahkan menolak untuk berbicara dengan Grace.

Berta akhirnya membuat pesanan untuk Peter, dan ditulis oleh Grace dengan sangat pelan. Jarinya seperti tidak bisa bergerak saat mencoba menulis pesanan tersebut. Selesai menulis semua pesanan dengan perasaan yang kacau, Grace bergegas untuk ke bagian pemesanan makanan agar pesanan mereka disediakan oleh orang dibagian dapur.

Grace mencoba menenangkan dirinya, dan samar-samar dia mendengar beberapa pelayan di restoran sedang berbisik membicarakan Peter yang memilih makan di restoran ini.

Grace masih mengingat bagaimana Peter menatapnya. Tatapan Peter sangat mudah dia artikan, karena dia sangat mengenal Peter. Ya, itu adalah sebuah tatapan kemarahan dan dendam.

Episodes
1 Pertengkaran
2 Meninggalkan rumah
3 Berangkat Ke Ibukota
4 Pergi Dari Rumah Paman
5 Peter Menghilang
6 Berita Kematian Peter
7 Empat Tahun Berlalu
8 Bertemu Keluarga
9 Pertemuan
10 Dendam Yang Tak Terlupakan
11 Wanita Tidak Tahu Malu
12 Grace Kembali Menganggu
13 Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14 Menjadikan Grace Pelayan
15 Tugas Pelayan
16 Mengerjai Grace
17 Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18 Bekerja Hingga Larut Malam
19 Uang Gaji Pertama
20 Hubungan Berta Dan Peter
21 Berdua Dengan Berta Di kamar
22 Permintaan Papa Berta
23 Menghukum Grace
24 Meninggalkan Grace Di luar
25 Grace Meminta Cuti
26 Mengunjungi Rumah Lama
27 Menginap
28 Mengetahui kisah hidup Grace
29 Berita Pertunangan Peter
30 Melampiaskan Kemarahan
31 Wanita Murahan
32 Grace Hamil
33 Memberitahu Keluarga Berta
34 Grace Masuk Rumah Sakit
35 Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36 Memakan Makanan Pembelian Grcae
37 Kelahiran Bayi
38 Tentang Hansen
39 Ancaman Peter
40 Grace Memutuskan Pergi
41 Melaporkan Grace
42 Berta Kecelakaan
43 Berubah Sejak Kepergian Grace
44 Melihat Grace
45 Memperhatikan Hansen
46 Grace Di Tangkap
47 Kembali Ke Rumah Peter
48 Penyekapan Peter
49 Grace Ingin Kabur
50 Peter Yang Sebenarnya
51 Grace Menemui Peter
52 Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53 Kembali Ke Panti
54 Tentang Surat Cerai
55 Pernyataan Hansen
56 Tugas Baru
57 Pakaian Grace
58 Pergi Bersama
59 Menemani Peter Makan Malam
60 Perlengkapan Untuk Grace
61 Menyalahkan Peter
62 Membantu Leri
63 Peter Sakit
64 Merawat Peter
65 Bahagia Tetapi Sakit
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pertengkaran
2
Meninggalkan rumah
3
Berangkat Ke Ibukota
4
Pergi Dari Rumah Paman
5
Peter Menghilang
6
Berita Kematian Peter
7
Empat Tahun Berlalu
8
Bertemu Keluarga
9
Pertemuan
10
Dendam Yang Tak Terlupakan
11
Wanita Tidak Tahu Malu
12
Grace Kembali Menganggu
13
Membuat Grace Kehilangan Pekerjaan
14
Menjadikan Grace Pelayan
15
Tugas Pelayan
16
Mengerjai Grace
17
Tugas Yang Banyak Untuk Grace
18
Bekerja Hingga Larut Malam
19
Uang Gaji Pertama
20
Hubungan Berta Dan Peter
21
Berdua Dengan Berta Di kamar
22
Permintaan Papa Berta
23
Menghukum Grace
24
Meninggalkan Grace Di luar
25
Grace Meminta Cuti
26
Mengunjungi Rumah Lama
27
Menginap
28
Mengetahui kisah hidup Grace
29
Berita Pertunangan Peter
30
Melampiaskan Kemarahan
31
Wanita Murahan
32
Grace Hamil
33
Memberitahu Keluarga Berta
34
Grace Masuk Rumah Sakit
35
Menjadikan Grace Pelayan Pribadi
36
Memakan Makanan Pembelian Grcae
37
Kelahiran Bayi
38
Tentang Hansen
39
Ancaman Peter
40
Grace Memutuskan Pergi
41
Melaporkan Grace
42
Berta Kecelakaan
43
Berubah Sejak Kepergian Grace
44
Melihat Grace
45
Memperhatikan Hansen
46
Grace Di Tangkap
47
Kembali Ke Rumah Peter
48
Penyekapan Peter
49
Grace Ingin Kabur
50
Peter Yang Sebenarnya
51
Grace Menemui Peter
52
Cara Hansen Menghalangi Grace Pergi
53
Kembali Ke Panti
54
Tentang Surat Cerai
55
Pernyataan Hansen
56
Tugas Baru
57
Pakaian Grace
58
Pergi Bersama
59
Menemani Peter Makan Malam
60
Perlengkapan Untuk Grace
61
Menyalahkan Peter
62
Membantu Leri
63
Peter Sakit
64
Merawat Peter
65
Bahagia Tetapi Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!