Kediaman orangtua Peter telah dikerumuni oleh banyak orang. Keesokan harinya setelah ibu Peter menyerang Grace di rumahnya, dia dikabari oleh sang adik bahwa Peter telah ditemukan di sebuah jalanan yang sangat jarang dilalui para pengendara bahkan pejalan kaki dalam keadaan tidak bernyawa. Daerah itu termasuk daerah yang sangat sepi bahkan tidak berpenghuni, dan di sana terdapat banyak beberapa binatang yang berlalu lalang karena tidak jauh dari daerah tersebut ada sebuah hutan.
Mayat Peter terlihat sangat mengenaskan hingga tidak bisa dikenali beritahu sang paman, mungkin karena telah terlalu lama dan tidak ada yang menemukannya hingga ada beberapa binatang yang mencoba mencabik dagingnya. Sang paman meyakini itu adalah Peter dengan bukti tas ransel yang dibawa Peter berada di dekat mayatnya dengan keadaan isinya yang sudah berhamburan keluar.
Ibu dan saudara Peter sangat terpukul dengan kematiannya. Mereka tidak menyangka bahwa kepergian Peter ke ibukota menjadi akhir dari hidupnya.
Sementara itu, Grace merasa tidak tenang berada di rumahnya. Dia baru mengetahui alasan kenapa orang-orang menatapnya dengan aneh. Bahkan saat dia berjalan kembali pulang, beberapa orang yang melihatnya sengaja mendatanginya dan bertanya secara terang-terangan kepadanya tentang kematian Peter, lalu menghubungkan dengan kepergian Peter karena mendapatkan penghinaan darinya.
Sebenarnya orang-orang hanya mendengarkan cerita dari sebelah pihak, yaitu hanya cerita dari orangtua Peter, sedangkan Grace sendiri tidak pernah menceritakan perihal tentang kehidupan rumah tangganya kepada siapa pun. Jika orang lain bertanya pun, dia tidak akan menceritakannya.
Sekarang dia sedikit gelisah, bahkan dia masih belum membersihkan diri setelah tiba di rumah. Dia masih terlihat kotor dengan pakaiannya yang nampak sangat berdebu.
Setelah lama merasa gelisah tanpa tahu harus bagaimana, akhirnya dia memutuskan untuk pergi melayat ke rumah orangtua Peter. Dia datang kemungkinan bukan lagi sebagai istri dari seorang pria yang bernama Peter tersebut, melainkan menjadi seseorang yang pernah mengenal Peter, itulah alasan kenapa dia harus datang untuk melayat.
Saat berangkat, Grace mendapatkan sebuah tumpangan dari seorang pria paruh baya yang dikenalnya. Pria itu juga ingin pergi melayat, dan sepanjang perjalanan mereka, dia tidak pernah bertanya kepada Grace tentang semuanya. Sepertinya dia adalah seorang pria tua yang tidak ingin ikut campur dengan prihal orang lain, dan itu membuat Grace sedikit senang.
Setibanya di rumah orangtua Peter, Grace nampak ragu untuk mendekat, rasanya dia ingin berbalik dan pergi saja. Dia tidak bisa menyembunyikan wajahnya dari semua orang yang sedang melihat kedatangannya. Bagaimanapun, banyak orang yang sudah mengenalnya sebagai istri Peter.
Kaki Grace terasa semakin berat untuk melangkah ketika melihat ibu dan saudara perempuan Peter sedang berpelukan sambil menangis. Mereka belum melihat kedatangannya sama sekali. Akan tetapi, dalam sekian detik, tiba-tiba adik iparnya menatap nyalang kearahnya, karena dia sudah mengangkat wajahnya dari memeluk sang ibu.
"Untuk apa kamu datang ke sini wanita sialan?" ujar sang adik ipar dengan suara yang kuat sehingga membuat semua orang menatap kearahnya. Ibu Peter yang sejak tadi hanya tertunduk, juga sudah menatap kearah Grace dengan wajahnya yang dipenuhi dengan air mata.
"Pergi! Jangan pernah injakkan kakimu ke sini, kamu adalah seorang pembunuh!" hardik sang adik ipar. Saat ini dia sudah mendekat kearah Grace.
"Ak ...."
Plak!
Sebuah tamparan melekat di pipi Grace sebelum dia sempat berbicara.
Grace merasakan perih dibagian pipinya, tetapi dia mencoba untuk menahannya.
"Pergi kau wanita pembunuh!" Teriak sang adik ipar lagi.
"Aku ...."
Plak!
Kembali sebuah tamparan hinggap di pipinya, dan kali ini Grace memegang pipinya yang terasa perih.
"Kau pembunuh, kau yang telah membunuh saudaraku, karena kau yang telah membuatnya pergi," jelas sang adik ipar dengan murka hingga dia kembali menyerang Grace dengan cara membabi buta.
Grace merasa orang-orang yang berada di sana tidak peduli dengan apa yang telah dilakukan saudara Peter kepadanya, karena tidak ada satu orang pun yang datang untuk menolongnya dari cengkraman wanita yang lebih muda darinya tersebut.
"Leri, hentikan!" Suara ibu Peter terdengar memanggil saudara Peter yang bernama Leri itu dengan suaranya yang kuat. "Ayo kita pergi, mayat kakakmu lebih penting daripada kamu harus melayani wanita sial ini!" Sang ibu berkata.
Leri menghentikan aksinya yang membabi buta karena mendengar teguran dari sang ibu. Ternyata di depan rumah mereka telah menunggu sebuah mobil yang akan membawa mereka ke ibukota. Mereka akan pergi ke ibukota karena mayat Peter akan dimakamkan di sana.
Grace baru mengetahui tentang hal pemakaman itu, sehingga dia tidak bisa berbuat apa pun lagi. Dia hanya tercenung saat semua orang membantu mengurusi keberangkatan mereka, hingga mobil yang menjemput keluarga Peter tersebut hilang dari pandangan mata mereka semua yang datang melayat.
Grace tidak sempat mengucapkan kata maaf kepada keluarga Peter. Ya, dia sempat merasa bersalah karena telah mengusir Peter dari rumah. Jika dia tidak menghinan dan mengusir Peter saat itu, mungkin sekarang Peter masih hidup. Dia merasa menyesal telah melakukan semuanya, tetapi semua sudah terlambat untuk dia sesali karena semuanya telah terjadi tanpa bisa dihentikan lagi.
...****************...
Kematian Peter ternyata membuat dampak buruk yang sangat besar bagi kehidupan Grace. Semua orang menyalahkan dia, bahkan mereka juga ikut mengatakan bahwa dia adalah seorang pembunuh. Meski bukan dia yang membunuh Peter secara langsung, tetapi dia dianggap pembunuh karena dialah yang membuat Peter pergi ke ibukota untuk mencari pekerjaan.
Setiap hari hidup Grace semakin sulit, karena tidak ada lagi orang yang memanggilnya untuk bekerja. Biasanya dia akan mendapatkan pekerjaan sekecil apa pun itu karena orang-orang mengetahui bahwa dia akan mengerjakan pekerjaan apa pun yang diberikan kepadanya.
Selain kehidupannya yang semakin sulit, orang-orang seperti mengucilkannya, hingga hampir tidak ada orang yang mau menyapanya.
Keadaan itu membuat Grace semakin tersiksa, kemana pun dia pergi, pasti dia akan mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang-orang, hingga pada suatu waktu Grace memutuskan untuk pergi dari daerahnya dan mencari pekerjaan di tempat lain.
Berbekal uang yang tinggal sedikit, Grace memberanikan diri pergi dan meninggalkan rumahnya. Kehidupan yang dia jalani di daerahnya ini sudah tidak nyaman untuknya, dan jalan terbaik adalah dia harus pergi mencari kehidupan baru di tempat lain agar bisa menyambung hidupnya.
Grace tidak tahu apakah tempat baru yang dia tuju akan membawa kehidupan yang lebih baik untuknya, akan tetapi dia mencoba untuk berpikir positif. Dia berharap semoga di sana dia akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tetapi jika dia tidak bisa mendapatkannya, maka dia sudah bertekad untuk kembali mengerjakan apa pun seperti sebelumnya agar dia bisa mendapatkan uang untuk bertahan hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
lisa siti mariyah
kasian banget grace kak Rere😢😢
2024-02-22
1