Malam semakin larut, dan keadaan restoran sudah mulai sepi. Grace memutuskan untuk kembali ke bagian belakang dan melanjutkan tugasnya mencuci piring, sedangkan para rekannya sudah kembali lebih dulu.
Pertemuannya dengan Peter telah hilang dari pikirannya, karena sekarang dia sedang berpikir tentang tempat tinggalnya. Dia tidak tahu harus kemana setelah pulang dari restoran ini. Membayangkan dia akan tinggal dijalanan lagi membuatnya menjadi takut. Dia sedikit trauma dengan kehidupan jalanan di ibukota bagi seorang wanita sepertinya. Banyak para preman dan orang-orang jahat yang tidak memiliki hati sehingga tanpa perasaan melakukan hal buruk kepada wanita yang hidup di jalanan. Dulu dia hampir merasakan peristiwa kejahatan para preman jalanan, tetapi dia masih memiliki takdir baik karena bisa lolos dari kejaran para preman tersebut.
Sejak tadi dia terus memikirkan hal ini, tetapi dia masih belum menemukan solusinya.
Di tempat para pengunjung restoran tersebut, Berta dan Peter terus bercerita tanpa mengingat waktu. Sebelum restoran ini tutup, mungkin mereka tidak akan beranjak pergi karena masih asyik bercerita.
Mereka akhirnya menyudahi ceritanya ketika seorang pelayan mendekat dan mengatakan kepada mereka bahwa restoran akan ditutup.
Berta dan Peter menyimpan senyum karena merasa lucu dengan tingkah mereka yang tidak menyadari bahwa ternyata restoran tersebut hanya menyisakan mereka berdua, bahkan sebagian para karyawannya sudah kembali pulang.
"Papa sudah menghubungiku beberapa kali," ujar Berta sambil melihat ponselnya.
"Aku juga lupa memberitahu bahwa kau sedang bersamaku." Peter merasa bersalah karena telah melupakan bahwa seharusnya dia memberi kabar kepada papa Berta.
"Aku akan menghubunginya!" Berta memutuskan untuk menghubungi papanya dan memberitahu bahwa dia sedang bersama Peter.
Berta dan Peter memasuki mobil dan akan pergi meninggalkan restoran. Namun sebelum mereka benar-benar masuk ke dalam mobil, sebuah suara menegur Peter dan menghentikan gerakannya yang ingin memasuki mobil.
"Peter!"
Berta ikut menolehkan kepala untuk melihat siapa orang yang telah menyapa Peter. Dia mengerutkan keningnya dengan raut wajah bingung karena yang memanggil Peter adalah pelayan restoran yang mereka temui tadi.
"Apa kau tidak ingin menyapaku?" Grace dengan berani bertanya kepada Peter. Sedangkan Peter masih terdiam tanpa suara dan menatap Grace dengan heran bercampur marah. "Kau lupa kalau kita masih berstatus suami-istri," lanjut Grace berkata. Dia tanpa malu mengingatkan tentang hubungan mereka dan membuat Peter begitu jijik mendengarnya.
"Aku tidak mengenalmu," jawab Peter acuh dan memberikan kode kepada Berta yang sejak tadi hanya tercengang melihat Grace untuk masuk ke dalam mobil.
"Oh, ayolah Peter, kau jangan pura-pura melupakanku, aku masih menjadi istrimu karena kau belum memberikan surat cerai kepadaku. Jangan karena telah menjadi kaya dan sukses kau melupakanku, bahkan kau telah mendapatkan gadis muda ini."
Peter melebarkan bola matanya, gerakannya kembali terhenti. Sementara itu, Berta yang masih bisa mendengar perkataan Grace juga menghentikan gerakannya yang ingin masuk ke dalam mobil.
"Apa kau istrinya, kak Peter?" tanya Berta dengan raut wajah menyelidiki.
"Ya, aku adalah istrinya, Peter!" Grace menjawab dengan rasa bangga.
"Dasar wanita tidak tahu malu, apa kau sekarang menyesal? Dulu kau mencampakkannya, sekarang kau bagai pengemis yang tidak tahu malu," umpat Berta dengan suaranya yang kuat. Ya, dia sudah mengetahui cerita masa lalu Peter dan ikut membenci dan menyalahkan istri Peter. Dia tidak menyangkan kalau malam ini dia bisa bertemu dengan wanita itu.
Grace nampak terperanjat ketika mendengar Berta menyerangnya dengan perkataannya. Namun dia tetap mempertahankan diri untuk mendekati Peter.
"Aku akan ikut bersamamu, aku dengar kau memiliki rumah mewah di sini, bahkan kau telah menjadi seorang CEO terkenal."
Grace melangkah mendekat kearah mobil Peter, lalu dengan cepat dia membuka pintu mobil bagian belakang dan masuk ke dalamnya tanpa sempat ditahan oleh Peter karena dia berdiri berseberangan dengan Grace.
"Hei, apa yang kamu lakukan?" teriak Berta dengan kuat. Peter ikut terkejut dengan apa yang dilakukan Grace. Dari pintu yang berbeda, Berta dan Peter sama-sama membuka pintu mobil bagian belakang dan ingin menarik Grace untuk keluar. Namun sebelum mereka berhasil, Grace lebih dulu berpindah ke sisi mobil paling belakang, sehingga mereka kesulitan untuk menariknya keluar.
"Apa yang kau lakukan, ha?" Akhirnya Peter membuka suara.
Grace tidak duduk di kursi mobil, tetapi dia memilih untuk berjongkok ke arah bawah seperti orang yang sedang bersembunyi. Sesekali matanya melihat kearah luar. Dari mobil itu, dia masih bisa melihat bahwa tiga orang pria yang dia lihat saat keluar dari restoran masih berdiri di sudut jalan.
"Bawa aku ke rumahmu!" pinta Grace tanpa malu.
"Keluar dari mobilku!" pinta Peter dengan suaranya yang dingin.
"Aku tidak akan keluar dari sini," tegas Grace mengatakan. "Aaaaaaaaa!" Grace berteriak karena merasakan rambutnya ditarik oleh Berta dengan kuat.
"Keluar, kalau tidak, aku akan menarikmu secara paksa." Berta sudah murka dan menarik rambut Grace dengan begitu kuat. Peter hanya membiarkan Berta tanpa mengasihani Grace yang sudah merasa kesakitan.
Peter keluar dari mobil lalu mengeluarkan ponselnya dan menekan layarnya. Tidak lama kemudian, Peter melihat sebuah mobil polisi mendekat kearah mereka.
"Berta, hentikan! Tidak perlu mengotori tangan untuk mengusir wanita tidak tahu malu ini, biarkan mereka yang mengurusnya." Peter menunjukkan kepada Berta tiga orang petugas kepolisian yang turun dari mobil mereka.
Berta melepaskan tangannya dari rambut Grace, lalu ikut keluar dari mobil. Sementara itu, Grace yang masih di dalam mobil sedang menahan rasa sakit di kepalanya.
"Tolong keluarkan wanita gila itu dari mobilku!" beritahu Peter kepada petugas kepolisian yang sengaja dia panggil.
Melihat petugas kepolisian tersebut, Grace akhirnya mengalah karena dia tidak ingin berurusan dengan mereka. Dia keluar dari mobil Peter dalam keadaan rambutnya yang berantakan.
Polisi tersebut menganggap Grace benar-benar seorang wanita gila karena melihat penampilannya yang berantakan sehingga mereka memberikan nasihat kepadanya. Sedangkan Peter tidak peduli lagi dan melajukan mobilnya meninggalkan Grace bersama tiga orang petugas polisi itu setelah mengucapkan terima kasih kepada mereka.
"Maaf, Pak, saya tidak akan mengulanginya lagi, dia sangat mirip dengan suamiku, makanya saya berbuat nekad." Grace meminta maaf kepada petugas kepolisian dan tidak ingin memperpanjang masalahnya. Dia tahu bahwa berurusan dengan polisi di ibukota ini tidaklah mudah.
Sebelum para polisi tersebut pergi meninggalkannya, Grace meminta tolong kepada mereka untuk menunggunya memesan sebuah taxi, karena dia melihat beberapa pria jalanan itu masih berdiri di sudut jalan sambil bercerita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
lisa siti mariyah
kasian grace thor, lingkungan peter orang jahat semua, yg salah peter malah menyalakan grace dengan semua keadaan 😢
2024-02-27
1