Setelah membawa Berta kembali, Peter langsung pergi tanpa singgah lebih dulu karena malam sudah larut.
Dalam perjalanan menuju rumah, Peter terbayang akan kejadian satu jam yang lalu. Tangannya memegang setir mobil dengan kuat karena kemarahan yang menjalar di hatinya.
Dia tidak menyangkan bahwa Grace nekad untuk menghampirinya dengan tanpa malu, bahkan mengingatkan tentang hubungan mereka yang belum bercerai. Ya, dia sedikit kaget saat Grace mengungkit tentang hubungan mereka. Dia menyadari bahwa mereka belum menandatangani surat cerai meski empat tahun sudah berlalu. Grace terlihat seperti wanita tidak tahu diri yang ingin kembali dengannya ketika mengetahui bahwa dia telah menjadi seorang yang sukses dan kaya setelah dulu dia menghina dan merendahkannya.
Mobil Peter telah memasuki daerah rumahnya, keadaan di sekitar sudah terlihat sangat sepi dan tidak ada orang yang terlihat lagi.
Dari jauh Peter sudah bisa melihat bagunan rumah mewahnya yang menjulang tinggi. Lampu mobil Peter menyorot terang kearah depan dan memperlihatkan seseorang yang berdiri di depan gerbang rumahnya. Peter melihat tajam dari dalam mobil, ingin memastikan siapa yang berdiri di depan rumahnya. Dalam hati dia bertanya, pengemis mana yang masih meminta-minta sampai selarut ini?
Orang itu berbalik menghadap ke arah samping karena merasakan seseorang akan datang, dan betapa terkejutnya Peter ketika mengetahui bahwa orang itu adalah Grace.
Seorang penjaga membuka pintu gerbang ketika mobi Peter telah tiba. Sementara itu, Grace langsung mengikuti dari arah belakang tanpa bisa ditahan oleh sang penjaga.
Peter menghentikan laju mobilnya dan keluar dari dalam.
"Maaf, Tuan. Nyonya ini ingin bertemu, Anda," jelas sang pengawal. Dia sedikit merasa bersalah karena telah membiarkan Grace masuk ke dalam.
"Peter, biarkan aku tinggal di rumahmu!" Grace berkata tanpa malu, sama seperti ketika di restoran sebelumnya.
Peter tersenyum miring, sekarang dia yakin bahwa Grace sedang menyesal dan ingin kembali bersamanya setelah mengetahui di menjadi orang yang sukses.
"Bawa dia pergi jauh dari rumahku!" perintah Peter kepada sang penjaga.
Grace nampak panik ketika sang penjaga mulai menarik tangannya. Sejak awal dia datang sang penjaga tidak memberikan izin kepadanya untuk masuk ke dalam, karena dia yakin bahwa Grace adalah seorang pengemis gila yang mengaku sebagai istri Peter.
"Peter, aku akan mengumumkan di media bahwa aku adalah istrimu, kau akan malu jika semua orang mengetahuinya," ancam Grace.
Grace benar-benar melakukan segala cara agar Peter menerimanya. Dia melakukan perlawanan sehingga dia terlepas dari tawanan sang penjaga.
Dia menjauh, lalu mengeluarkan ponselnya.
"Aku akan melakukannya! Aku akan berhenti jika kau mengizinkanku untuk tidur di sini, kau boleh menyuruhku tidur diman pun, bahkan di bagian luar rumahmu!"
Permintaan Grace membuat Peter sedikit bingung, namun selanjutnya bibirnya kembali tertarik mengukir senyum mengejek penuh arti.
Suara gemuruh terdengar berdentum, angin malam mulai bergerak sedikit kencang, setitik demi setitik rintik hujan mulai turun dari atas.
"Biarkan dia tidur di luar sini, kau jangan pernah mengasihani dan menolongnya nanti." Peter memberi peringatan kepada sang penjaga, lalu kembali masuk ke dalam mobilnya dak melaju menuju parkir meninggalkan Grace yang masih berdiri.
Grace yang mendengar peringatan Peter kepada sang penjaga mendapatkan hasil dari kenekatannya. Dia merasa aman meski hanya tidur di luar rumah Peter. Dia sengaja melakukan ini dengan merendahkan harga dirinya seakan mengemis kepada Peter. Dia hanya tidak ingin tidur di jalanan karena masih trauma dengan kehidupan yang dulu pernah dia jalani di jalanan. Dia ketakutan melihat tiga pria yang berdiri di sudut jalan ketika keluar dari restoran, apalagi suasana telah sepi. Dia nekat mendekat kearah Berta dan Peter, berharap tiga pria yang berada di sudut jalan itu pergi menjauh, namun ketiga pria itu tidak beranjak hingga Peter memanggil polisi. Dia merasa aman ketika melihat para polisi tersebut, akhirnya dia mengalah dan keluar dari mobil Peter bahkan setelah Berta melakukan kekerasan kepadanya.
Sebelum keluar dari restoran, dia sudah mencari informasi tentang Peter, dan ternyata dia menemukan alamat tempat tinggal Peter yang berada tidak jauh dari restoran. Seketika sebuah ide muncul dalam pikirannya, karena dia sedang berpikir keras untuk mencari tempatnya tidur malam ini. Pada akhirnya dia nekad pergi ke rumah Peter tanpa rasa malu.
Meski hanya tidur di luar rumah, dia sudah merasa sangat nyaman daripada dia harus tidur di jalanan. Setidaknya, tidur di luar rumah Peter tidak ada preman jalanan yang datang menganggunya. Dia benar-benar trauma dan tidak akan pernah lagi memutuskan untuk tidur sembarangan di jalanan.
Rintik hujan yang turun semakin bertambah banyak dan semakin lebat disertai dengan gemuruh dan kilat yang bergantian. Grace meringkuk menahan dingin di luar rumah mewah Peter, namun itu sama sekali tidak membuatnya marah dan sedih, karena dia lebih mementingkan keamanan dirinya. Rasa lelah setelah bekerja seharian hingga lembur membuat Grace dengan cepat masuk ke alam mimpi meski di alam nyatanya suara gemuruh terdengar kuat hingga sesekali petir menyambar menerangi suasana malam bagaikan siang. Air hujan sesekali membasahi wajahnya karena terbawa angin yang kencang, namun Grace tetap tenang dalam tidurnya.
Sementara itu di dalam rumah mewah tersebut, di sebuah kamar yang nampak besar dengan semua perlengkapannya yang mewah dan lengkap, Peter sedang merasakan kepuasan di hatinya mengingat suasana di luar yang begitu dingin bahkan sedikit mencekam karena sambaran kilat dan suara gemuruh.
Dulu dia sering merasakan keadaan malam yang mencekam seperti itu, bahkan tanpa selimut. Dia membiarkan Grace di sana karena mengetahui hujan akan turun. Dia ingin Grace merasakan penderitaan yang dia alami selama ini, bahkan ini belum seberapa dari yang dia rasakan dulu.
Peter berdiri di depan sebuah cermin dan menatap penuh marah kepada dirinya yang terlihat dari pantulan cermin. Emosinya bergejolak melihat bekas luka yang yang memenuhi tubuhnya. Perasaan itu semakin menggila ketika mengingat bahwa di luar sana ada Grace yang mungkin sedang menahan rasa dingin bahkan sudah dibasahi air hujan yang turun sangat lebat.
Peter berpindah dari depan cermin, lalu menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang tidurnya yang terasa empuk dan nyaman untuk ditiduri. Sementara di luar rumah mewahnya seorang wanita juga tidur dengan nyaman dan tidak peduli pada keadaan alam yang tidak bersahabat dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments