OUTBOUND 2

Semua orang sudah turun dari bis masing-masing dan berkumpul di lapangan besar yang ada di sana, sudah berdiri beberapa tenda berukuran cukup besar dengan warna hijau army khas tentara.

Di sisi kanan adalah tenda para wanita, sedangkan di sisi kiri adalah tenda para pria. Semua orang masuk ke dalam tenda sesuai pembagian yang sudah di infokan saat di sekolah.

Kali ini semua murid di campur, tidak hanya teman sekelas mereka saja, tapi dalam satu tenda ada dua sampai tiga anak dari masing-masing kelas dan menjadikan mereka menjadi satu kelompok saat pelatihan dan games di mulai.

“Yah Jel, kita ga satu tenda dan satu kelompok huhuhu..” ucap Nurul yang sedih karena harus terpisah oleh sahabat karibnya itu.

“Apaan sih lo lebay deh Nur! Lagian tenda kita juga sebelahan, ga jauh!” ketus Anjali sambil menggelengkan kepalanya dan segera mengangkat tas bawaannya masuk ke dalam tendanya.

Mendengar ucapan Anjali membuat Nurul memanyunkan bibirnya dan ikut membawa tasnya ke arah berlawanan masuk ke dalam tendanya.

Para siswa dan siswi di suruh untuk beristirahat lebih dulu selama dua puluh lima menit, lalu semuanya di suruh berkumpul kembali ke lapangan utama yang berada tidak begitu jauh dari tenda.

Di dalam tenda, Anjali sibuk merapihkan pakaian dan kebutuhan lainnya ke dalam lemari kecil yang di sediakan di samping setiap tempat tidur, karena memang mereka akan berada di sana selama seminggu tanpa pulang ke rumah masing-masing.

Saat membuka tas miliknya, dia terkejut karena ada banyak sekali lotion anti nyamuk yang di masukkan ke dalam tasnya, Anjali sudah tahu kalau itu adalah kelakuan bundanya.

FLASHBACK

Malam hari setelah mengetahui Anjali akan pergi outbond untuk seminggu, bunda Anjali sangat sibuk untuk menyiapkan semua yang akan di butuhkan Anjali selama di sana.

“Ya ampun bun, bunda ngapain sih? Jeli bisa nyiapin barang Jeli sendiri kok.” Ucap Anjali yang pusing melihat bundanya sibuk mengeluarkan bajunya dari dalam lemari.

“Diem Jel, bunda aja! Kamu ga tau apa aja yang kamu butuhin nanti di sana.” Balas Claudia.

Anjali hanya menghela napas kasar sambil menggelengkan kepala pelan, dia akhirnya pasrah dengan apa yang bundanya siapkan, sedangkan dia masih fokus bermain game di ponselnya.

Namun Anjali yang tadinya sangat fokus bermain, seketika teralihkan saat melihat bundanya sedang memegang koper berukuran besar yang entah dari mana asalnya.

“Ya ampun bunda! Kenapa bunda bawa koper besar gitu? Bunda mau nyiapin aku outbond apa mau ngusir aku sih sebenernya?” tanya Anjali yang sudah tidak perduli lagi dengan game di ponselnya.

Anjali segera turun dari tempat tidurnya dan langsung menghampiri bundanya.

“Oh my god! Bunda, kenapa bunda bawain Jeli baju banyak banget?!” tanya Anjali kembali.

Dia baru sadar kalau baju yang di keluarkan bundanya sangat banyak, dan banyak baju yang tidak nyaman di pakai untuk acara lapangan, seperti dress, bagaimana bisa bundanya membawakan dress untuk di pakai Anjali saat melakukan outbond?

“Jel, kamu harus tetap terlihat cantik walaupun sedang pelatihan!” ucap Claudia.

“Kenapa Jeli harus terlihat cantik bun? Jeli pakai apa saja tetap terlihat cantik kan?” balas Anjali.

“Kamu benar sih! Tapi kamu tetap harus cantik karena Radit yang akan melatih kamu, jangan sampai dia ilfil melihat mu nanti di sana.” Jelas Claudia.

“Stop bun! Keluarin semuanya, atau Anjali ga akan bawa apa pun ke sana!” tegas Anjali.

“Jeli ga perduli bagaimana penilaian bang Radit sama Jeli nanti, kalau memang bang Radit beneran sama Jeli, dia akan terima apa pun penampilan Jeli!” lanjutnya.

“Tapi Jel...”

“Udah bun, lebih baik bunda keluar aja ya, siapin makan malam aja, Jeli bisa nyiapin keperluan Jeli sendiri kok.” Ucap Anjali.

Claudia akhirnya mengalah, dia membiarkan Anjali untuk menyiapkan keperluannya sendiri, sedangkan dia keluar dari kamar putrinya itu untuk memasak makan malam.

Namun, tanpa sepengetahuan Anjali, Claudia memasukkan beberapa lotion anti nyamuk ke dalam tas putrinya itu saat dia sudah tertidur lelap.

FLASHBACK END

Anjali lagi-lagi hanya bisa menghela napas panjang, bundanya itu memang terlalu berlebihan. Dulu waktu Arnold akan pendidikan juga bundanya sangat heboh menyiapkan semua keperluan Arnold.

“Aaaa!!” teriak salah satu room mate Anjali .

Anjali langsung menoleh ke arah suara, dan ternyata siswi itu ketakutan saat melihat belalang yang ada di dekat tempat tidurnya.

Awalnya Anjali diam saja, karena sudah pasti yang lain akan membantu mengusir belalang itu. Tapi siapa sangka kalau ternyata hampir semua orang yang ada di sana ketakutan dan mulai berteriak satu per satu saat belalang itu loncat ke sana ke mari.

Melihat hal itu membuat Anjali jengah, bagaimana bisa hanya karena belalang saja semua orang berteriak seperti ada maling.

Akhirnya dengan kasar Anjali menaruh pakaian yang tadi sedang dia pegang ke atas tempat tidurnya dan berjalan menghampiri para siswi yang masih histeris.

Tanpa banyak bicara, Anjali langsung mengambil belalang itu dengan tangan kosong dan langsung membuangnya ke luar tenda namun sedikit jauh dari tendanya.

Setelah membuang belalang itu, Anjali berbalik dan terkejut saat melihat Radit dan beberapa temannya melihat apa yang tadi terjadi.

Anjali yang awalnya terkejut langsung bersikap biasa saja, tentu saja Radit dan teman-temannya pasti menghampiri tenda mereka karena teriakan para siswi yang heboh tadi.

Anjali berjalan melewati Radit begitu saja, dia kembali masuk ke dalam tendanya di sambut dengan tepuk tangan dari siswi yang ada di dalam tenda.

“Wah! Kamu hebat sekali!!” seru semua orang membuat Anjali hanya bisa tersenyum tipis.

Anjali kembali duduk di tempat tidurnya sambil mengelap tangannya menggunakan tissu basah miliknya.

“Apa ada yang terluka?” tanya para tentara yang tadi ada di depan tenda Anjali.

“Tidak ada om!” seru para siswi serempak.

“Baik kalau begitu, setelah ini kalian harus berkumpul di lapangan utama, cepat bersiap!”

“Siap om!”

Setelah para tentara itu pergi, para siswi langsung bergosip memuji ketampanan dan kegagahan para tentara tadi.

“Yang paling ganteng tuh yang tadi itu, Radit! Namanya Radit!” seru seseorang membuat Anjali sedikit menguping karena penasaran.

“Dih, kok lu tau kalo namanya Radit?” tanya yang lain.

“Tau lah! Kan ada namanya di baju mereka, lagian yang namanya Radit itu ketuanya deh!”

“Iya emang keren banget ya dia! Mau ga ya sama kita yang masih SMA gini?”

“Makanya ayo di coba, kalo ga di coba kita ga akan tau dia mau apa ngga sama anak SMA!”

Semua orang tertawa mendengar ucapan salah satu siswi, lalu semuanya bersiap masing-masing karena waktunya hanya kurang lima menit lagi.

“Cih! Pake pelet apaan si bang Radit sampe di taksir banyak cewek!” gumam Anjali sambil tersenyum sinis.

Ini contoh tempat tidur Jeli dan yang lainnya yaa...

Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!