PERTUNANGAN

“Alamak! Keceplosan!” batin Anjali sambil menelan salvila nya.

“Keceplosan? Jangan bilang kamu beneran artis ya?” tanya radit dengan tatapan menyelidik dan kening yang berkerut.

“Hahaha, artis? Yang bener aja deh! Emang kamu percaya kalo aku artis?” tanya Anjali dengan canggung.

Mendengar jawaban Anjali yang canggung malah membuat Radit semakin merasa kalau memang ada apa-apa.

“Kamu serius artis Jel? Atau youtuber?” tanya Radit yang membuat Anjali semakin terkejut.

Yah, sebenarnya Anjali adalah selebgram dan juga youtuber yang lumayan terkenal, namun orang tuanya tidak ada yang tau, karena kalau sampai mereka tau pasti Anjali takut dia akan di marahi dan di suruh untuk berhenti melakukan hal itu.

“Apaan sih bang! Sebenernya kamu di sini mau ngapain sih? Bunda ga pernah ngizinin laki-laki selain ayah dan abang masuk ke dalam kamarku!” ucap Anjali kesal.

“Oke kalo kamu masih ga mau cerita, aku juga ga maksa kok.” Balas Radit.

“Aku di sini udah ijin sama bunda kamu, aku cuma mau ngajak kamu bicara aja kok.” Lanjutnya.

Anjali sudah semakin santai dan saat ini dia langsung berjalan duduk di tepi tempat tidurnya dan memberikan akses jalan untuk Radit.

Radit tersenyum tipis dan langsung duduk di sofa yang ada di sana, dia tersenyum melihat Anjali yang masih memasang wajah kesal.

“Jadi, apa yang mau kamu omongin?” tanya Anjali to the point.

“Oke, Anjali, aku cuma mau mengenal kamu lebih baik aja kok, karena pertunangan kita ini bener-bener singkat dan aku ingin kamu memberitahu aku tentang kamu.” Ucap Radit.

“Apa yang mau kamu tau? Kamu udah tau aku Anjali Geraldyn, aku siswa SMA kelas dua belas.” Jawab Anjali.

“Apa kesibukan kamu selama ini?”

“Kesibukan? Aku ga sesibuk itu, aku sekolah, kadang hangout sama temen-temen sebentar terus langsung pulang ke rumah, ga ada lagi yang bisa aku lakukan.” Jelas Anjali.

“Kamu ga ikut ekskul atau apapun itu?” tanya Radit.

“Aku suka olahraga apa pun itu, tapi aku ga suka ikut ekskul.” Jawab Anjali.

“Kenapa?”

“Aku lebih suka tidur di rumah dari pada harus panas-panas berolahraga.”

“Hah? dasar aneh!”

“Lagian kenapa sih nanya begitu? Emang ekspektasi bang Radit tuh apa? Abang mau aku aktif kegiatan osis dan lain-lain gitu?” tanya Anjali.

“Engga juga kok, kamu suka olahraga aja udah cukup, karena nanti kalo udah jadi istri abang kamu akan banyak acara olahraga dengan ibu-ibu yang lain.” Ucap Radit yang membuat Anjali seketika mematung.

“I-istri?” gumam Anjali dengan tatapan kosong.

“Ya, istri karena kita akan menikah! Bukankah itu memang tujuan pertunangan ini? Aku ga mau sampai nanti mamaku drop karena mendengar kita gagal menikah.” Ucap Radit.

Anjali seketika tersadar, lalu dia menoleh menatap Radit dengan wajah yang serius.

“Jujur sama aku, sebenernya kamu ini suka sama aku diem-diem kan?” tanya Anjali.

“Kalo aku suka kenapa? kalo aku ga suka kenapa?” tanya Radit dengan wajah yang menyebalkan.

“Kalo kamu ga suka sama aku, ga mungkin kamu mau bertunangan dengan tujuan menikah.” Balas Anjali.

“Yah, bisa jadi sih! Aku juga ga tau kenapa aku tertarik aja waktu awal ketemu kamu.”

“Ih, tau gitu kemarin aku ga pake pakaian kayak gitu!” ketus Anjali.

“Kenapa? bukannya kemarin kamu pake baju itu karena mau menarik perhatianku?” tanya Radit dengan senyum smirk nya.

“Engga! niat awalku itu aku mau buat kamu dan orang tua kamu ilfil sama aku.”

“Sorry ya karena ga sesuai harapan.”

“Ish! Nyebelin banget sih jadi orang!” gerutu Anjali.

“Asal kamu tau ya, aku ini sebenernya udah punya pacar tau! Ayah sama bunda jodohin aku karena mereka ga setuju aku pacaran sama dia!” ucap Anjali.

“Aku setuju! Lebih baik di akhiri sekarang dari pada sudah terlanjur.” Ucap Radit.

“Terlanjur? Terlanjur apa?” tanya Anjali.

“Aku udah tau dari Arnold kok, kamu dan pacar kamu beda keyakinan kan? Itulah kenapa lebih baik di sudahi dari sekarang dari pada terlanjur cinta dan kalian malah sama-sama tersakiti.” Jelas Radit.

“Ga ada orang tua yang mau menjerumuskan anaknya, semua orang tua mau yang terbaik buat anaknya, tapi emang seorang anak selalu merasa menjadi korban keegoisan orang tuanya.” Lanjutnya.

Mendengar ucapan Radit membuat Anjali terdiam, dia bahkan baru ingat kalau dia dan Calvin memang beda keyakinan, apakah itu alasan orang tuanya tidak menyetujui hubungan mereka? Jadi orang tuanya tidak setuju bukan karena Calvin masih kuliah?

Sedangkan di lantai bawah, Arnold dan orang tuanya terkejut akan kehadiran seseorang yang tidak mereka undang, bahkan Anjali sudah mewanti-wanti untuk tidak memberitahunya.

“N-Nurul?” ucap Arnold yang masih terpaku di tempatnya.

“Abang Arnold? Ya ampun bang ga usah gitu ngeliatinnya ah kan jadi malu aku.” Ucap Nurul salah tingkah.

“K-kamu ngapain di sini? Jeli nyuruh kamu dateng?” tanya Arnold.

“Engga bang, aku cuma mau nengok Jeli, dia kan jarang banget sakit jadi aku khawatir dia tiba-tiba sakit, terus ponselnya juga mati.” Jelas Nurul.

“Oh iya bang, kenapa rame banget gini di sini? Lagi ada acara ya bang? Oh iya, tadi juga tante bilang Jeli lagi di make up.” Ucap Nurul yang membuat Arnold gugup.

Nurul menatap wajah kakak sahabatnya itu, dia merasa ada yang mencurigakan dan seketika kedua matanya melotot membuat Arnold terkejut.

“Bang? Abang nikah ya!?” ucap Nurul tiba-tiba.

“Huhuhu, abang nikah diem-diem ya makanya Jeli ga mau kasih tau aku? Pasti Jeli takut aku potek-potek huhuhu.” Ucap Nurul dengan pura-pura menangis.

Walaupun Nurul selalu menunjukkan ketertarikannya kepada Arnold, tapi dia tidak menyukai Arnold sebagai laki-laki, Nurul hanya kagum dengan Arnold yang tampan baik dan sangat sopan.

“Engga! siapa juga yang nikah si Rul.” Ucap Arnold menyangkal.

“Terus acara apa? Ga mungkin kan Jeli yang nikah, dia kan masih kecil.”

“Ya ini emang acaranya Jeli, tapi bukan acara pernikahan.” Sahut Claudia.

“Bukan acara pernikahan? Jeli ulang tahun? Tapi kan ulang tahunnya udah lewat tante.” Balas Nurul.

“Ini acara pertunangan Jeli.” Balas Claudia dengan santainya.

“Bun!” ucap Arnold yang di balas gelengan pelan oleh Claudia.

“Kita ga bisa terus nutupin hal ini di saat sudah tertangkap basah bang.” Ucap Claudia.

Arnold hanya menghela napas berat, laki-laki itu sudah tau kalau Anjali pasti akan jadi reog habis ini.

“A-apa? Haha, bercanda kan? Kalian bercanda kan?” tanya Nurul yang wajahnya seketika syok.

“Kami serius Nurul, Anjali sudah bertunangan sekarang.” Ucap Arnold yang akhirnya memberitahu Nurul.

“Sekarang di mana Jeli?”

“Di kamarnya.”

“Boleh Nurul naik kan?” tanya Nurul yang di balas anggukan oleh Claudia.

Dengan segera Nurul berlari masuk ke dalam rumah melewati para tamu undangan tanpa memperdulikan mereka semua.

Saat ini yang di pikirkan Nurul hanyalah Anjali yang sudah bertunangan, bagaimana bisa sahabatnya itu tidak memberitahu dia tentang acara penting ini.

“Bun, kan di kamar Jeli ada bang Radit.” Ucap Arnold.

“Ya ampun! Iya bunda lupa bang!” sahut Claudia sambil menepuk keningnya.

“Ga apa-apa lah biar kenalan sekalian, semoga aja bang Radit ga stress ngurus dua bocil itu.” Balas Arnold.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***