Hari outbond pun akhirnya tiba, Anjali, Nurul beserta rombongan kelasnya sudah berkumpul di halaman sekolah dan siap untuk berangkat ke lokasi outbond.
Outbond di adakan di asrama tentara yang memang memiliki tempat khusus untuk pelatihan peserta outbond, ternyata memang tempat itu sudah sering di jadikan tempat untuk pelatihan warga sipil.
“Jel, lo udah siap mental belom?” tanya Nurul sambil menyenggol lengah sahabatnya itu.
“Siap mental buat apa? Buat pelatihan?” Anjali balik bertanya.
“Buat di latih sama calon misua.” Balas Nurul dengan berbisik agar tidak bisa di dengar oleh siapa pun.
“Nur! Gila lo kalo ngomong mulutnya ga bisa di rem!” Anjali kesal dan langsung menoleh ke sekelilingnya muntuk memastikan kalau tidak ada orang yang mendengar ucapan Nurul tadi.
“Ya elah Jel, ga ada yang denger kok santai aja.” Nurul mencoba untuk menenangkan sahabatnya.
Anjali hanya menghela napas kasar sambil menggelengkan kepalanya pelan, dia sudah tidak sanggup lagi meladeni tingkah sahabatnya itu.
“Lo siap ga Jel?” tanya Nurul yang masih penasaran.
“Siap lah! Kenapa mental gue harus ga siap?” balas Anjali dengan santainya.
“Kan di latih sama ayang.”
“Gila lo! Lagian dia ga akan ngelatih lah, pasti anak buahnya yang ngelatih kita.” Jelas Anjali.
“Yah, siapa tau aja dia mengajukan diri karena mau melatih calonnya sendiri.” Goda Nurul.
“Diem deh lo! Dengerin tuh guru kita mau ngomong!” ketus Anjali yang langsung memfokuskan tatapannya kepada wali kelas mereka yang sedang memberikan arahan untuk murid-muridnya.
“Bersenang-senanglah dan jangan sampai terluka!” tegas wali kelas mereka yang di balas serentak oleh para muridnya.
Setelah memberikan arahan, para wali kelas menyuruh murid-murid mereka masuk ke dalam bis sesuai dengan kelas mereka masing-masing.
Seperti biasa, Anjali dan Nurul duduk bersama. Nurul merengek meminta duduk di dekat jendela, sedangkan Anjali hanya bisa pasrah menuruti keinginan sahabatnya itu.
Dalam sekejap, bis yang mereka naiki baru saja berjalan beberapa kilometer, namun Nurul sudah terlelap di alam mimpinya.
Sedangkan Anjali memutuskan untuk mengeluarkan ponsel dan headphone nya untuk mendengarkan lagu sebagai pengobat rasa bosannya.
Drrtt,, drrtt.. getaran ponsel Anjali membuat sang pemilik ponsel yang awalnya sedang mendengarkan lagu sambil memejamkan kedua matanya langsung membuka matanya untuk melihat pesan masuk yang ada di ponselnya.
Anjali mengerutkan kening melihat nomor asing yang mengirim pesan padanya.
+62.... : “Sudah sampai mana?”
Itu adalah isi pesan yang masuk di dalam ponselnya.
“Ini nomor siapa? Orang iseng kali ya?” gumam Anjali yang memilih untuk mengabaikan pesan masuk itu.
Namun lagi-lagi, nomor tersebut mengirimkan pesan lagi ke ponsel Anjali membuat Anjali yang awalnya mengabaikan pesan itu mau tidak mau akhirnya melihat ponselnya dan dia mengerutkan keningnya saat melihat pesan dari nomor yang sama.
+62.... : “Kenapa tidak membalas pesan saya? Kamu mau di pecat jadi calon istri ya?!”
Tentu saja sekarang Anjali sudah tahu siapa yang mengirim pesan kepadanya, itu adalah pesan yang berasal dari Radit, entah dari mana laki-laki itu mendapatkan nomor ponselnya.
Anjali : “Dapet nomer aku dari mana?”
+62.... : “Aku tidak menerima pertanyaan di balik pertanyaan!”
Cih! Anjali benar-benar kesal dengan jawaban Radit, dia akhirnya menjawab dengan benar sudah sampai di mana bis yang dia naiki.
Karena memang asrama yang akan mereka kunjungi tempatnya lumayan jauh dari sekolah, jaraknya kurang lebih sekitar satu jam.
Setelah menjawab pertanyaan Radit dengan benar, barulah laki-laki itu sudah tidak mengirim pesan lagi kepadanya dan akhirnya Anjali bisa memejamkan kedua matanya dengan tenang.
Akhirnya, setelah kurang lebih satu jam perjalanan, bis yang di naiki Anjali dan juga rombongannya sudah memasuki asrama tentara yang terlihat ramai dengan tentara-tentara yang menyambutnya.
“Wih, gagah-gagah bener ye! Doa dulu ah, siapa tau jodoh gue salah satu dari mereka hehehe.” Ucap Nurul yang ternyata juga sudah terbangun dari tidurnya.
“Giliran cowok aja lo, melek! Dari tadi sepanjang jalan tidur terooss!” ketus Anjali kesal.
Mendengar omelan Anjali membuat Nurul hanya bisa terkekeh, dia memang baru saja bangun saat bis sudah memasuki asrama dan begitu tercengang dengan penampakan para prajurit tampan yang ada di sana untuk menyambut mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments