ADA APA TANTE?

“Jelii!!” teriak Andre dengan nada marah.

“Apa ayah?” tanya Anjali yang sudah berdiri di ruang tamu sambil tersenyum manis.

Radit dan kedua orang tuanya masih terlihat bengong menatap penampilan Anjali saat ini, lalu beberapa saat kemudian Radit tersenyum tipis melihat tingkah Anjali.

“Yaampun Jel, kamu apa-apaan sih? Kenapa kamu memakai pakaian seperti itu!?” tanya Claudia.

Semua orang syok melihat Anjali memakai pakaian bolong-bolong berwarna hitam dengan rambut di kucir dua dan di gulung, dia seperti orang yang ingin pergi ke club malam.

“Kenapa bun? Kata bunda aku harus dandan yang cantik kan? Ini aku udah dandan yang cantik banget loh.” Ucap Anjali dengan santainya.

“Ga apa-apa tante, Radit suka kok tipe cewek kayak Anjali.” Sahut Radit tiba-tiba yang membuat semua orang menoleh ke arahnya termasuk Anjali yang terkejut sambil mengerutkan keningnya heran.

“Suka?” tanya Claudia.

“Iya tante, Anjali seperti tipe wanita yang selalu Radit idamkan, iyakan pa, ma?” ucap Radit kepada papa dan mamanya yang masih menatapnya dengan tatapan aneh.

“Hah? I-iya, jeng biarin Radit sama Anjali ngobrol dulu, siapa tau mereka saling tertarik dengan kepribadian mereka masing-masing.” Ucap Mutia dengan canggung.

“Tunggu tante! Jeli mau ganti baju dulu!” ucap Anjali.

“Ga usah! Aku suka kamu yang seperti ini.” Sahut Radit yang saat ini sudah berdiri dan berjalan mendekati Anjali.

Anjali menoleh ke arah abangnya seperti meminta pertolongan, namun Arnold yang di mintai pertolongan hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil memijat keningnya yang tidak pusing, dia mengerutuki kebodohan adiknya.

“Dasar abang nyebelin.” Gerutu Anjali pelan namun masih bisa di dengar oleh Radit yang ada di depannya.

Radit tersenyum tipis mendengar Anjali menggerutu, dia berpikir kalau Anjali sangat lucu dengan tingkah randomnya.

Sedangkan di sisi lain, Claudia, Andre dan Arnold merasa malu dengan tingkah Anjali yang seperti cewek barbar begitu.

“Maaf ya jeng Mutia, om Sandi, biasanya Jeli ga kayak gitu kok.” Ucap Claudia yang merasa bersalah.

“Ga apa-apa jeng, kita tau kok kalo masih muda gitu masih membara, dia juga pasti seperti itu untuk menunjukkan protes.” Balas Mutia.

Semua orang mengangguk setuju, untung saja Mutia dan Sandi bisa mengerti akan tingkah Anjali yang masih kekanak-kanakan.

Di taman belakang, Radit sudah duduk di bangku taman dekat kolam renang, dia duduk dengan santai di bangku taman itu sambil menatap Anjali yang masih memanyunkan bibirnya.

Anjali berdiri tepat di hadapan Radit dengan wajah cemberut dan kedua tangannya di silangkan di depan.

“Hei, om! Ngapain sih ngajak aku ke sini?” tanya Anjali dengan ketus.

“What?! Om?” Radit tidak percaya dengan panggilan Anjali untuknya.

“Ya om, panggilan itu emang yang paling cocok buat orang yang beda tiga belas tahun dariku kan?” ucap Anjali dengan nada yang menyebalkan.

“Ya ya, aku tau kamu hanyalah anak kecil yang bertingkah kekanakan.” Balas Radit.

“Kekanakan? Oh ya! Makanya lebih baik kamu membatalkan perjodohan kita dan dapatkan wanita yang lebih dewasa!” ucap Anjali.

“Apa kamu pikir bisa dengan mudah mengubah keputusan orang tua kita?” tanya Radit.

Mendengar pertanyaan dari Radit membuat Anjali diam, dia memikirkan apa yang di katakan oleh laki-laki yang ada di hadapannya ini, dia tidak tau bagaimana orang tua Radit, tapi dia tau betul kalau orang tuanya pasti tidak akan mmemngubah keputusan mereka.

“Terus maksudnya, kita harus tetap menikah?” tanya Anjali.

“Ya, kita harus tetap menikah mungkin setelah kamu lulus sekolah nanti.” Balas Radit.

“Tapi pernikahan itu bukan buat main-main om!”

Mendengar Anjali memanggilnya dengan sebutan ‘om’ membuat telinga Radit terasa panas dan hampir meledak.

“Oke! Pertama, bisa ga sih jangan panmggil aku om?!” ucap Radit.

“Terus mau panggil apa? Bang Radit?” tanya Anjali.

“Setidakya begitu lebih baik dari pada om!” balas Radit.

Anjali hanya menghela napas kasar sambil memutar bola matanya malas.

“Ya ya, bang Radit! So, apa rancana kamu bang?” tanya Anjali.

“Aku tau pernikahan itu bukan buat main-main, dan kamu pikir tentara itu setelah menikah akan mudah berpisah hanya karena menemukan orang baru?” tanya Radit.

“Jadi maksudnya? Kita harus beneran menikah? Terus gimana sama masa depan aku? Aku masih mau kuliah, kerja dan lain-lain.” Ucap Anjali.

“Aku ga bisa masak, aku masih kekanakan, aku belum bisa jadi istri yang baik tau!” lanjutnya.

“Tentu saja, tidak ada jalan lain, kita harus tetap menikah agar semua orang damai, masalah masak dan lain-lain bisa di atur.” Balas Radit.

“Terus aku harus membusuk sebagai istri kamu gitu? Aku ga mau! Aku hanya ingin menikah dengan orang yang aku cintai!” ketus Anjali.

“Terserah saja, kamu bisa mencoba untuk membujuk orang tuamu lagi kok, aku akan berterimakasih padamu kalau kita tidak jadi mmenikah.” Balas Radit.

“Oke! Lihat aku, aku akan membuat orang tuamu juga membenciku!” seru Anjali.

“Dengan apa? Dengan cara seperti sekarang ini?” tanya Radit sambil tertawa remeh.

“Liat aja nanti!” ketus Anjali yang langsung berjalan cepat masuk kembali ke dalam rumah.

Melihat Anjali yang sepertinya sangat percaya diri membuat Radit khawatir dan langsung berjalan mengikuti Anjali.

Anjali berjalan dengan santainya ke dalam rumah dan berdiri di hadapan semua orang, membuat semua mata tertuju kepadanya.

“Hai sayang, gimana ngobrolnya sama bang Radit?” tanya Mutia dengan ramah.

“Ehmm,, tante..” ucap Anjali dengan lemah lembut sambil menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri seperti anak kecil yang sedang menginginkan sesuatu.

“Iya sayang, ada apa?” tanya Mutia kembali.

Sedangkan orang tua Anjali dan Arnold sudah paham betul kalau Anjali pasti menginginkan sesuatu.

“Kayaknya Anjali sama bang Radit ga bisa menikah deh tante, bang Radit ga suka sama Jeli, dia bilang kalo Jeli masih kekanak-kanakan.” Ucap Anjali memelas.

Benar bukan? Kekhawatiran Radit ternyata memang benar-benar terjadi, karena Anjali memakai namanya untuk membatalkan perjodohan ini.

“Radit! Apa benar yang di katakan Anjali?” tanya Mutia dengan wajah menyelidik.

“Engga ma, malah Anjali yang bilang kalo dia ga mau menikah sama om-om kayak Radit!” balas Radit.

Anjali terkejut karena Radit mengatakan hal itu kepada orang tuanya, Anjali seketika merasa tidak enak karena menganggap Radit sebagai om-om.

“E-engga tante, itu cuma bercanda aja kok hehe.” Ucap Anjali dengan canggung karena merasa bersalah.

“Jeli, kamu jangan pake nama orang lain buat nyari alesan deh, bunda tau kalo kamu yang mau membatalkan perjodohan ini! Dan kamu pasti sudah tau bukan apa jawaban ayah dan bunda?” tanya Claudia.

Habis sudah! Anjali sudah tidak bisa kabur lagi, mau tidak mau dia harus menerima perjodohan ini karena tatapan orang tuanya sudah sangat tajam ke padanya.

“Beri Jeli waktu, semua ini begitu tiba-tiba buat Jeli yang masih mau bersenang-senang sama teman-teman.” Ucap Anjali.

Mutia tau betul bagaimana perasaan Anjali, karena dia juga dulu seperti Anjali. Akhirnya Mutia tersenyum dan langsung menggenggam tangan Anjali.

“Sayang, bisakah tante bicara sama kamu?” tanya Mutia.

Anjali hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah yang kebingungan karena tidak tau kenapa Mutia tiba-tiba mau mengajaknya berbicara.

Anjali dan Mutia langsung berjalan ke taman belakang tempat tadi Anjali dan Radit mengobrol.

“Ada apa tante?” tanya Anjali yang sudah duduk di sebelah Mutia.

Terpopuler

Comments

peace v

peace v

lanjutttt

2024-02-18

1

Wahyu Dwi

Wahyu Dwi

lanjut thorrrr

2024-02-17

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!